Sapkekerasan Pada Anak Dan Perempuan Jian Heryanto
Sapkekerasan Pada Anak Dan Perempuan Jian Heryanto
Oleh :
Jian heryanto (E2214401042)
A. Analisis Situasi
1. Latar Belakang
Kekerasan sering terjadi di masa sekarang menjadi perhatian semu
a negara. Kekerasan terhadap anak dan perempuan secara klinis didefinisi
kan sebagai perilaku yang dilakukan seseorang kepada orang lain yang m
enyebabkan kerugian fisik dan mental. mental. Negara-negara paling keja
m di dunia adalah negaranegara miskin dan berkembang, terutama Afrika
dan India. Pada tahun 1993, Majelis Umum PBB mengadopsi Deklarasi A
nti Kekerasan terhadap Perempuan yang dirumuskan oleh Komisi Status
Perempuan pada tahun 1992. Tingginya angka kekerasan terhadap peremp
uan dan anak menuntut pemerintah untuk merespon dalam hal melindungi
perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan.
PBB, dimana dalam pasal 1 disebutkan bahwa, kekerasan terhadap
perempuan, mencakup setiap perbuatan kekerasan atas dasar perbedaan ke
lamin, yang mengakibatkan atau dapat mengakibatkan kerugian atau pend
eritaan terhadap perempuan baik fisik, seksual maupun psikis, termasuk a
ncaman kekuatan tersebut, paksaan dan perampasan kemerdekaan secara s
ewenang wenang, baik yang terjadi dalam kehidupan yang bersifat publik
maupun privat. Secara jelas pengertian kekerasan ini kemudian dapat dilih
at dalam konvensi tentang penyiksaan dan perlakuan kejam, tak berperike
manusiaan dan merendahkan. Di Indonesia, kekerasan terhadap anak dan
perempuan merupakan masalah yang mengkhawatirkan. Padahal, peremp
uan dan anak harus dilindungi oleh seluruh anggota masyarakat karena ter
golong orang yang lebih lemah dan sering menjadi korban kekerasan.
Berbicara mengenai perlindungan dan hak anak, bangsa Indonesia
sendiri sebenarnya telah menaruh perhatian khusus terhadap anak sejak ta
hun 1945 dalam Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia pasal
28B ayat 2, yang mengamanatkan bahwa setiap anak memiliki hak untuk
hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari keker
asan dan diskriminasi.
C. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan ibu – ibu dan remaja putri di
Desa Payungsari mampu mengatasi cara penanganan kekerasan pada anak
dan perempuan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
a. Ibu – ibu dan remaja putri mengetahui pengertian kekerasan pada
anak dan perempuan
b. Ibu – ibu dan remaja putri mengetahui penyebab kekerasan pada anak
dan perempuan
c. Ibu – ibu dan remaja putri mengetahui bentuk – bentuk kekerasan
pada anak dan perempuan
d. Ibu – ibu dan remaja putri mengetahui tanda dan gejala kekerasan
pada anak dan perempuan
e. Ibu – ibu dan remaja putri mengetahui dampak kekerasan pada anak
dan perempuan
f. Ibu – ibu dan remaja putri mengetahui cara penanganan kekerasan
pada anak dan perempuan
g. Ibu – ibu dan remaja putri mengetahui kontribusi tenaga Kesehatan
terhadap kekerasan pada anak dan perempuan
D. Materi
1. Pengertian kekerasan pada anak dan perempuan
2. Penyebab kekerasan pada anak dan perempuan
3. Bentuk – bentuk Kekerasan pada Anak dan Perempuan
4. Tanda dan gejala atau alasan kekerasan pada anak dan perempuan
5. Dampak Kekerasan pada Anak dan Perempuan
6. Cara penanganan kekerasan pada anak dan perempuan
7. Kontribusi tenaga Kesehatan terhadap kekerasan pada anak dan
perempuan
E. Media
1. Leafleat
2. Laptop
3. Proyektor (Power point)
F. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi Tanya Jawab
G. Kegiatan penyuluhan
5. Menjelaskan dampak
kekerasan pada anak
dan perempuan
6. Menjelaskan
cara penanganan
kekerasan pada anak
dan perempuan
7. Menjelaskan kontribusi
tenaga Kesehatan
terhadap kekerasan
pada anak dan
perempuan
H. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Sasaran hadir di tempat penyuluhan sesuai waktu yang dijadwalkan
b. Penyelenggaraan dilaksanakan di Aula Desa Payungsari
c. Ruang kondusif untuk kegiatan
d. Peralatan memadai dan berfungsi
e. SDM memadai
2. Evaluasi Proses
a. Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan yang diberikan
b. Tidak ada sasaran yang meninggalkan tempat penyuluhan sampai ac
ara berakhir
c. Sasaran mengajukan pertanyaan dan dapat menyimpulkan hasil peny
uluhan
3. Evaluasi Hasil
Kegiatan penyuluhan berlangsung pada hari Senin 05 Juni 2023 di
Aula Desa Payungsari. Kegiatan ini adalah Penyuluhan kesehatan yang
bertemakan “Kekerasan pada anak dan perempuan” dengan responden k
urang lebih sejumlah 30 orang. Para ibu – ibu dan remaja putri Desa Pa
yungsari dapat bertambah ilmu pengetahuannya dan dapat mempraktek
an untuk kehidupan sehari-hari baik disekolah maupun di rumah terlihat
pada ibu – ibu dan remaja putri Desa Payungsari yang semangat dan ant
usias dalam memberikan pertanyaan pada saat penyuluhan berlangsung.
Materi Penyuluhan
A. Pengertian Kekerasan
Menurut pasal 89 KUHP melakukan kekerasan adalah
mempergunakan tenaga atau kekuatan jasmani tidak kecil secara yang
tidak sah misalnya memukul dengan tangan atau dengan segala macam
senjata, menepak, menendang dsb.
Kekerasan berarti penganiayaan, penyiksaan, atau perlakuan salah.
Menurut WHO (dalam Bagong. S, dkk, 2000), kekerasan adalah
penggunaan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman atau tindakan
terhadap diri sendiri, perorangan atau sekelompok orang atau masyarakat
yang mengakibatkan atau kemungkinan besar mengakibatkan
memar/trauma,kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan atau
perampasan hak.
Awal mulanya istilah tindak kekerasan pada anak atau child abuse
dan neglect dikenal dari dunia kedokteran.
Sekitar tahun 1946, Caffey-seorang radiologist melaporkan kasus
cedera yang berupa gejala-gejala klinik seperti patah tulang panjang yang
majemuk (multiple fractures) pada anak-anak atau bayi disertai
pendarahan subdural tanpa mengetahui sebabnya (unrecognized trauma).
Dalam dunia kedokteran, istilah ini dikenal dengan istilah Caffey
Syndrome (Ranuh, 1999).
Barker (dalam Huraerah, 2007) mendefinisikan child abuse
merupakan tindakan melukai berulang-ulang secara fisik dan emosional
terhadap anak yang ketergantungan, melalui desakan hasrat, hukuman
badan yang tak terkendali, degradasi dan cemoohan permanen atau
kekerasan seksual.