Anda di halaman 1dari 2

MODUL PESANTREN RAMADHAN

Hari/Tanggal : Senin, 18 Maret 2024


Pertemuan : 1 Pertemuan
Alokasi Waktu : 25 menit

Hafalan Surah adab ketika dibacakan Al-Qur’an

َ ُ َ ۡ ُ ۡ ُ َّ َ َ ْ ُ َ َ ُ َ ْ ُ َ ۡ َ ُ َ ۡ ُ ۡ َ ُ َ
Q.S. Al-A’raf: 204
٢٠٤ ‫نصتوا لعلكم ترَحون‬ ِ ‫ِإَوذا ق ِرئ ٱلقرءان فٱست ِمعوا َلۥ وأ‬
204. Dan apabila dibacakan Al Quran, maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah
dengan tenang agar kamu mendapat rahmat.

Materi Fiqih

5 Jenis Air dan Hukumnya untuk Bersuci


1. Air Mutlak
Air mutlak merupakan air yang bisa digunakan untuk bersuci. Contoh dari air mutlak adalah air
hujan, air sumur, air sungai, air telaga, air laut, embun, serta air es dan salju.

Dari Abu Hurairah, Nabi SAW bersabda,


"Air laut itu suci, (dan) halal bangkainya," (HR Tirmidzi).

2. Air Musta'mal
Yang kedua adalah air musta'mal, yaitu air yang telah digunakan untuk bersuci. Jenis air ini bisa
digunakan untuk berwudhu dan mandi besar, namun terdapat perbedaan pendapat terkait hukum
air musta'mal.

Sebagian ulama berpandangan air musta'mal suci dan bisa digunakan untuk thaharah. Namun,
sebagian lainnya menyatakan air jenis ini suci tapi tidak boleh dipakai bersuci.

3. Air Musyammas
Selanjutnya adalah air musyammas yaitu air yang terpapar sinar Matahari dalam wadah yang
terbuat dari selain emas dan perak. Air musyammas hukumnya makruh jika digunakan untuk
bersuci.

4. Air Mudhaf
Air mudhaf adalah air yang asalnya dari buah dan sejenisnya, seperti air kelapa, air perasan
jeruk, dan lain sebagianya. Begitu pula dengan air mutlak yang bercampur dengan benda lain,
seperti kopi, teh, atau gula. Hukum dari air mudhaf hukumnya suci namun tidak menyucikan.
Dengan demikian, air mudhaf tidak boleh digunakan untuk bersuci.

5. Air Mustanajjis
Terakhir ialah air mustanajjis. Jenis air ini merupakan air mutlak yang telah terkena najis,
karenanya air tersebut tidak dapat digunakan bersuci jika sudah berubah sifatnya. Baik dari segi
bau, warna, dan rasanya.

Apabila salah satu dari ketiga sifat tersebut tidak berubah, para ulama sepakat bahwa jenis air
tersebut tidak dapat digunakan untuk bersuci.

Materi Aqidah Akhlak

Bahayanya menyebarkan berita bohong/hoax


Dalam kehidupan kita, mungkin kita sering mendengar bahkan mendapat postingan dari teman
dan kenalan via WA, BBM, facebook, Instagram, twitter, dan lain sebagainya terkait berbagai
informasi. Diantara informasi tersebut terkadang ada informasi yang tidak akurat bahkan informasi
tersebut adalah informasi bohong (berita hoax). Maka sebagai orang yang menerima informasi
semacam itu, hendaknya kita berhati-hati dan bijak untuk menyikapinya.

Sebenarnya apa yang harus kita lakukan ketika menerima informasi atau berita hoax? Hal yang
pertama perlu kita lakukan jangan buru-buru menyebarkan atau memposting ulang informasi yang
kita terima kepada orang lain. Baca dan cek terlebih dahulu kebenaran dari berita yang kita terima
atau tabayyun. Karena jika kita langsung menceritakannya kepada orang lain atau memposting
ulang berita hoax tersebut kepada yang lain, maka akan dapat berdampak negatif dan merugikan
pihak-pihak tertentu.

Tidak jarang, gara-gara berita hoax tersebut bisa merusak nama baik orang lain. Bisa menimbulkan
permusuhan, perselisihan, pertengkaran bahkan bisa menimbulkan perpecahan. Maka berhati-
hatilah, jangan sampai kita menjadi salah satu orang yang suka menyebarkan berita bohong.

Terkait hal tersebut sebenarnya sudah ada tuntunannya di dalam Al Quran Surah Al Hujurat ayat
6, yang artinya “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu
kaum tanpa mengetahui keadaan yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS.
Al Hujurat:6).

Maksud dari ayat di atas adalah bahwa janganlah kita menerima begitu saja berita dari orang lain
(fasik) sampai kita melakukan tabayyun alias mencari kebenaran dari berita yang kita terima
tersebut.

Anda mungkin juga menyukai