Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

BEDAH KISI-KISI DAN PENULISAN SOAL MATA PELAJARAN


SEJARAH UN DAN USBN SMA TAHUN 2020

Oleh:
Muhjam Kamza, S.Pd., M.Pd
198912072017031101

Disampaikan dalam kegiatan Bedah Kisi-kisi dan Penulisan Soal Mata Pelajaran
UN dan USBN SMA di Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Kabupaten Pidie
dan Pidie Jaya, 03 s.d 07 Maret 2020
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada alam semesta ini. Terutama dalam lindungan
dan bimbingan kasih sayang-Nya sehingga dapat terselesaikan laporan kegiatan Bedah Kisi-kisi
dan Penulisan Soal Mata Pelajaran UN dan USBN SMA di Cabang Dinas Pendidikan Wilayah
Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya yang dilaksanakan pada 03 s.d 07 Maret 2020.
Shalawat beriring salam semoga tetap tercurah untuk junjungan Nabi Besar Muhammad
SAW, yang telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.
Adapun sebab pembuatan laporan ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai
jalannya kegiatan tentang pemberian pemahaman kepada guru-guru Mata Pelajaran Sejarah di
Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya tentang membedah kisi-kisi dan menulis soal Mata Pelajaran
UN dan USBN SMA. Semoga laporan ini dapat memenuhi tujuannya dan bermanfaat bagi yang
memerlukan.

Banda Aceh, Maret 2020

Muhjam Kamza, S.Pd., M.Pd

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Tujuan Pelatihan ........................................................................................................... 1
B. Jadwal Pelatihan ........................................................................................................... 1
BAB II URAIAN MATERI ...................................................................................................... 2
A. Pengantar Penilaian Hasil Belajar ................................................................................. 2
B. Taksonomi Bloom dan Level Soal .................................................................................. 6
BAB III HASIL DAN LUARAN PELATIHAN ........................................................................ 15
A. Kisi-kisi Soal USBN Sejarah .......................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 17
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Pelatihan
Kegiatan bedah kisi-kisi dan penulisan soal mata pelajaran UN dan USBN SMA ini
dimaksud untuk melatih guru mata pelajaran Sejarah untuk menyusun kisi-kisi dan soal pilihan
ganda yang akan digunakan pada UN 2019/2020 mendatang.
B. Jadwal Pelatihan
Kegiatan bedah kisi-kisi dan penulisan soal mata pelajaran UN dan USBN SMA
berlangsung selama 5 hari pada tanggal 03 s.d 07 Maret 2020 di Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah Kabupaten Pidie dan Pidie Jaya. Adapun jadwal pelaksanaan kegiatan Bedah Kisi-kisi
dan Penulisan Soal Mata Pelajaran UN dan USBN SMA ditunjukkan seperti pada Tabel 1.1
sebagai berikut.
Tabel 1.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Rangakaian Bulan Maret
No Ket
Kegiatan 3 Mar 4 Mar 5 Mar 6 Mar 7 Mar
Pengantar penilaian hasil belajar,
1
tasonomi Bloom dan level soal

2 Bedah kisi-kisi soal

penyusisnan kisi-kisi soal sesuai mata


3
pelajaran
Presentasi hasil penyusisnan kisi-kisi
4
soal sesuai mata pelajaran
Penyemapurnaan kisi-kisi penulisan
5
berdasarkan hasil presentasi

6 Kaedah penyusunan soal pilihan ganda

7 Penyusunan soal pilihan ganda

Presentasi hasil penyusunan soal


8
pilihan ganda
Finalisasi soal, print out hasil
penyusunan soal, dan pengumpulan
9
soal dalam bentuk soft file hasil kerja
tiap mata pelajaran

1
BAB II
URAIAN MATERI

A. Pengantar Penilaian Hasil Belajar


Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan.Penilaian merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran Dengan
melakukan penilaian, pendidik sebagai pengelola kegiatan pembelajaran dapat mengetahui
kemampuan yang dimiliki peserta didik, ketepatan metode mengajar yang digunakan, dan
keberhasilan peserta didik dalam meraih kompetensi yang telah ditetapkan Berdasarkan hasil
penilaian, pendidik dapat mengambil keputusan secara tepat untuk menentukan langkah yang
harus dilakukan selanjutnya. Hasil penilaian juga dapat memberikan motivasi kepada peserta
didik untuk berprestasi lebih baik.
Penilaian yang dilakukan harus memiliki asas keadilan yang tinggi. Maksudnya peserta
didik diperlakukan sama sehingga tidak merugikan salah satu atau sekelompok peserta didik
yang dinilai. Selain itu, penilaian tidak membedakan latar belakang sosial ekonomi, budaya.
bahasa, gender, dan agama. Penilaian juga merupakan bagian dari proses pendidikan yang
dapat memicu dan memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi meraih tingkat yang
setinggi-tingginya sesuai dengan kemampuannya.
Ditinjau dari sudut profesionalisme tugas kependidikan, kegiatan penilaian merupakan
salah satu ciri yang melekat pada pendidik profesional. Seorang pendidik profesional selalu
menginginkan umpan balik atas proses pembelajaran yang dilakukannya. Hal tersebut
dilakukan karena salah satu indikator keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh tingkat
keberhasilan yang dicapai peserta didik. Dengan demikian, hasil penilaian dapat dijadikan tolok
ukur keberhasilan proses pembelajaran dan umpan balik bagi pendidik untuk meningkatkan
kualitas proses pembelajaran yang dilakukan. Ada tiga istilah yang terkait dengan konsep
penilaian yang digunakan untuk mengetahui keberhasilan belajar peserta didik. yaitu
pengukuran, pengujian, penilaian, dan evaluasi.
Pengukuran adalah suatu proses pemberian skor atau angka-angka terhadap suatu
keadaan atau gejala berdasarkan aturan-aturan tertentu. Sudaryono (2014) memberikan
definisi pengukuran (measurement) merupakan suatu diskripsi kuantitatif tentang keadaan

2
suatu hal sebagaimana adanya, atau tentang perilaku yang tampak pada seseorang, atau tentang
prestasi yang diberikan oleh seorang peserta didik.
Penilaian (assessment) adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa
digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian
mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian
merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik
seseorang atau sesuatu. Penilaian mencakup semua proses pembelajaran. Oleh karena itu,
kegiatan penilaian tidak terbatas pada karakteristik peserta didik saja, tetapi juga mencakup
karakteristik metode mengajar, kurikulum, fasilitas, dan administrasi sekolah. Instrumen
penilaian dapat berupa tes tertulis, tes lisan, lembar pengamatan, pedoman wawancara, tugas
rumah, dan sebagainya. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil
pengukuran atau kegiatan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian kemajuan belajar
peserta didik.
Evaluasi (evaluation) adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau
membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan atau program telah tercapai (Gronlund, 1985
dalam Djaali 2000). Hasil dari kegiatan evaluasi adalah bersifat kualitatif. Berdasarkan
beberapa pengertian pengukuran, penilaian dan evaluasi yang telah dibahas di atas jelas bahwa
evaluasi, penilaian dan pengukuran merupakan tiga konsep yang berbeda. Namun demikian
dalam praktek terutama dalam bidang pendidikan ketiga konsep tersebut sering dipraktekkan
dalam satu rangkaian kegiatan
1. Tujuan Penilaian Hasil Belajar
Ada beberapa tujuan yang dapat dicapai melalui penilaian hasil belajar, seperti yang
dikemukakan oleh Sudjana (2005) yang menyebutkan bahwa tujuan penilaian hasil belajar
sebagai berikut:
a. Mendeskripsikan kecakapan belajar siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan
kekurangannya dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.
Dengan pendeskripsian kecakapan tersebut dapat diketahui pula posisi kemampuan
peserta didik dibandingkan dengan peserta didik lainnya.
b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah, yakni seberapa
jauh keefektifannya dalam mengubah tingkah laku peserta didik ke arah tujuan
pendidikan yang diharapkan.
c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan
penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta sistem
pelaksanaannya.

3
d. Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak satuan pendidikan kepada
pihak yang berkepentingan.
2. Fungsi Penilaian Hasil Belajar
Fungsi penilaian hasil belajar antara lain sebagai berikut.
a. Fungsi formatif, yaitu penilaian yang dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung
dapat memberikan umpan balik baik bagi guru maupun peserta didik apakah
kompetensi dasar dan standar kompetensi telah tercapai.
b. Fungsi sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan pada akhir semester atau kwartal,
sebagai hasilnya akan diketahui sampai sejauh mana pengetahuan, sikap, dan
keterampilan sebagai suatu tujuan yang telah tercapai.
c. Fungsi diagnostik, yaitu penilaian berfungsi untuk mengungkapkan kesulitan-kesulitan
peserta didik. Proses ini dapat dilakukan pada permulaan PBM, selama PBM
berlangsung atau pada akhir PBM.
d. Fungsi selektif, yaitu dengan fasilitas terbatas, maka evaluasi dapat dipakai untuk
menyeleksi masukan (input), guna disesuaikan dengan ruangan, tempat duduk atau
fasilitas lain yang tersedia.
e. Fungsi motivasi, yaitu pelaksanaan penilaian dapat memberikan motivasi kepada
peserta didik untuk berprestasi yang lebih tinggi.
3. Prinsip Penilaian Hasil Belajar
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam melakukan penilaian. Setidaknya
ada 7 prinsip yang harus diperhatikan oleh guru atau pengajar yang pada intinya menjadi faktor
pendukung penunjang dalam melakukan kegiatan penilaian.
a. Prinsip berkesinambungan (continuity)
Kegiatan penilaian hasil belajar yang baik adalah penilaian yang dilaksanakan secara
terus menerus (continu), artinya guru harus selalu memberikan penilaian kepada peserta didik
sehingga kesimpulan yang diambil akan lebih tepat. Penilaian yang dilakukan secara teratur,
terencana dan terjadwal maka memungkinkan bagi guru untuk memperoleh informasi yang
dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik dari awal
hingga akhir program pembelajaran.
b. Prinsip menyeluruh (comprehensive)
Penilaian hasil belajar dapat dikatakan terlaksana dengan baik apabila penilaian
tersebut dilaksanakan secara utuh dan menyeluruh, mencakup keseluruhan aspek tingkah laku
siswa, baik aspek berfikir (cognitive domain), aspek nilai atau sikap (affective domain),
maupun aspek keterampilan (psychomotor domain) yang ada dimasing-masing siswa.

4
c. Prinsip objektivitas (objectivity)
Prinsip obyektivitas ini terutama berhubungan dengan alat penilaian yang digunakan.
Maksudnya, alat penilaian yang digunakan hendaknya mempunyai tingkat kebebasan dari
subjektivitas atau bias pribadi guru yang bisa mengganggu. Suatu penilaian dikatakan memiliki
objektivitas apabila dalam pelaksanaannya tidak ada factor subjektif yang mempengaruhi, baik
yang menyangkut bentuk penilaian maupun dari pihak penilai sendiri.
d. Prinsip validitas (validity)
Validitas atau kesahihan merupakan suatu konsep yang menyatakan bahwa alat
penilaian yang dipergunakan benar benar dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas
merupakan ketepatan, misalnya untuk mengukur besarny partisipasi siswa dalam proses
pembelajaran, bukan diukur melalui nilai yang diperoleh saat ulangan, tetapi dilihat melalui
kehadiran, konsentrasi pada saat belajar, dan ketepatan dalam menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh guru dalam arti relevan dengan permasalahannya.
e. Prinsip reliabilitas (reliability)
Reliabilitas adalah suatu pengukuran sejauh mana pengukuran tersebut tanpa bias
(bebas kesalahan -error free) dan karena itu menjamin pengukuran yang lintas waktu
dan lintas berbagai item dalam instrumen (Sudaryono, 2014). Dalam kata lain keandalan suatu
pengukuran merupakan suatu indikasi mengenai stabilitas dan konsistensi dimana instrumen
mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan sebuah pengukuran. Artinya hasil dari
suatu penilaian yang dilakukan menunjukkan suatu ketepatan ketika diberikan kepada para
siswa yang sama dalam waktu yang berlainan.
f. Prinsip penggunaan kriteria
Penggunaan kriteria yang diperlukan dalam penilaian adalah pada saat memasuki
tingkat pengukuran dengan menggunakan standar mutlak (penilaian acuan patokan) maupun
pengukuran dengan standar relatif (penilaian acuan norma). Dalam penilaian acuan patokan,
misalnya apabila siswa diberi 100 soal dan setiap soal memiliki bobot 1, maka kedudukan siswa
ditentukan berdasarkan jumlah jawaban yang benar terhadap pertanyaan tersebut. Apabila
angka 70 dianggap bahwa siswa telah menguasai materi maka siswa dinyatakan berhasil apabila
mendapat angka 70 atau lebih. Sedangkan penilaian acuan norma dilakuikan dengan
membandingkan nilai yang diperoleh seorang siswa dengan nilai siswa-siswa lainnya diklas
tersebut.
8. Prinsip kegunaan
Prinsip kegunaan ini menyatakan bahwa penilaian yang dilakukan hendaklah
merupakan sesuatu yang bermanfaat, baik bagi siswa maupun bagi pelaksana atau guru.

5
Apabila pelaksanaan penilaiani hanya akan menyusahkan siswa, tanpa ada manfaat bagi dirinya
secara pedagogis, maka sebaiknya penilaian Itu tidak dilakukan. Kemanfaatan ini diukur dari
aspek waktu, biaya dan fasilitas yang tersedia maupun jumlah siswa yang akan mengikutinya
B. Taksonomi Bloom dan Level Soal
Taksonomi berasal dari bahasa Yunani taxis yang berarti pengaturan dan nomos yang
berarti ilmu pengetahuan (Yaumi, 2013:88). Taksonomi adalah sistem klasifikasi (Santrock,
2007: 468). Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari
klasifikasi atau juga dapat berarti ilmu yang mempelajari tentang klasifikasi. Taksonomi
merupakan suatu tipe sistem klasifikasi yang berdasarkan data penelitian ilmiah mengenai hal-
hal yang digolongkan-golongkan dalam sistematika itu. Konsep Taksonomi Bloom
dikembangkan pada tahun 1956 oleh Benjamin S. Bloom., seorang psikolog bidang pendidikan
beserta dengan kawan-kawannya. Pada tahun 1956, terbitlah karya "Taxonomy of Educational
Objective Cognitive Domain", dan pada tahu 1964 terbitlah karya “Taxonomy of Educational
Objectives, Affective Domain", dan karyanya yang berjudul "Handbook on Formative and
Summative Evaluation of Student Learning" pada tahun 1971 serta karyanya yang lain
"Developing Talent in Young People" (1985). Taksonomi ini mengklasifikasikan sasaran atau
tujuan pendidikan menjadi tiga domain (ranah kawasan): kognitif, afektif, dan psikomotor
(Winkel, 1987:149) dan setiap ranah tersebut dibagi kembali ke dalam pembagian yang lebih
rinci berdasarkan hierarkinya. Beberapa istilah lain yang juga meggambarkan hal yang sama
dengan ketiga domain tersebut yang secara konvensional telah lama dikenal taksonomi tujuan
pendidikan yang terdiri atas aspek cipta, rasa, dan karsa (Idris dan Jamal, 1992:32). Selain itu,
juga dikenal istilah penalaran, penghayatan dan pengamalan.
1. Dimensi Proses Kognitif
Ranah kognitif merupakan segi kemampuan yang berkaitan dengan aspek-aspek pengetahuan,
penalaran, atau pikiran (Dimyati dan Mudjiono, 2009: 298). Bloom membagi tanah kognitif
kedalam enam tingkatan atau kategori, yaitu:
A. Pengetahuan (knowlegde)
Pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan
dalam ingatan. Pengetahuan yang disimpan dalam ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui
bentuk ingatan mengingat (recall) atau mengenal kembali (recognition). Kemampuan untuk
mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi,
prinsip dasar, dan sebagainya.

6
b.Pemahaman (comprehension)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menangkap makna dan arti
tentang hal yang dipelajari. Adanya kemampuan dalam menguraikan isi pokok bacaan;
mengubah data yang disajikan dalam bentuk tertentu ke bentuk lain. Kemampuan ini setingkat
lebih tinggi daripada kemampuan.
C. Penerapan (application)
Kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode untuk menghadapi suatu
kasus atau problem yang konkret atau nyata dan baru. Kemampuan untuk menerapkan
gagasan, prosedur metode, rumus, teori dan sebagainya. Adanya kemampuan dinyatakan dalam
aplikasi suatu rumus pada persoalan yang dihadapi atau aplikasi suattu metode kerja pada
pemecahan problem baru. Misalnya menggunakan prinsip. Kemampuan ini setingkat lebih
tinggi daripada kemampuan.
d. Analisis (analysis)
Di tingkat analisis, sesorang mampu memecahkan informasi yang kompleks menjadi
bagian-bagian kecil dan mengaitkan informasi dengan informasi lain. Kemampuan untuk
merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan atau
organisasinya dapat dipahami dengan baik. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi daripada
kemampuan
e. Sintesis (synthesis)
Kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan atau pola baru. Bagian-bagian
dihubungkan stu sama lain. Kemampuan mengenali data atau informasi yang harus didapat
untuk menghasilkan solusi yang dibutuhkan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam
membuat suatu rencana penyusunan satuan pelajaran. Misalnya kemampuan menyusun suatu
program kerja. Kemampuan ini setingkat lebih tinggi daripada kemampuan.
F. Evaluasi (evaluation)
Kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap mutu materi pembelajaran,
argumen yang berkenaan dengan sesuatu yang diketahui, dipahami, dilakukan, dianalisis dan
dihasilkan. Kemampuan untuk membentuk sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan
pertanggungjawaban pendapat berdasarkan kriteria tertentu. Misalnya kemampuan menilai
hasil karangan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menentukan penilaian terhadap sesuatu.

7
Gambar 2.1 Tingakatan dalam Poses Kognitif

Pada tahun 1994, salah seorang murid Bloom yang bernama Lorin W. Anderson beserta
rekannya merevisi Taksonomi Bloom (Uno, 2010: 15). Alasan Anderson beserta rekannya
merevisi Taksonomi Bloom sebab adanya kebutuhan untuk memadukan pengetahuan
pengetahuan dan pemikiran baru dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan pendidikan.
Selain itu, taksonomi merupakan sebuah kerangka berpikir khusus yang menjadi dasar untuk
mengklasifikasikan tujuan-tujuan pendidikan. Dengan diadakannya revisi, menurut Anderson
taksonomi yang baru ini merefleksikan bentuk sistem berpikir yang lebih aktif dan akurat
dibandingkan dengan taksonomi sebelumnya dalam menciptakan tujuan-tujuan pendidikan
(Yaumi, 2013:92).
Revisi yang dilakukan ini khusus dalam domain kognitifnya. Hasil revisian nya
dipublikasikan pada tahun 2001 dalam buku yang berjudul "A Taxonomy for Learning.
Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives" yang
disusun oleh Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl. Dalam revisi ini, ada perubahan kata
kunci dengan mengubah penamaan yang semula menggunakan kategori kata benda menjadi
kata kerja. Masing-masing kategori masih diurutkan secara hierarkis dari urutan terendah ke
yang lebih tinggi. Pada ranah kognitif kemampuan berpikir analisis dan sintesis diintegrasikan
menjadi analisis saja. Dari jumlah enam kategori pada konsep terdahulu tidak berubah
jumlahnya, sebab Anderson dan Krathwohl memasukkan kategori baru yaitu creating yang
sebelumnya tidak ada. Creating atau mencipta merupakan tingkatan tertinggi dalam sistem
berpikir yang harus terintegrasi dalam tujuan pembelajaran.

8
Revisi pada aspek kemampuan kognitif dipilah menjadi dua dimensi, yaitu dimensi
pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Dimensi pengetahuan dalam proses belajar memuat
objek ilmu yang disusun dalam empat jenis pengetahuan yakni pengetahuan faktual,
pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif (Anderson
dan Krathwohl, 2010:398). Sedangkan dimensi proses kognitif memuat enam tingkatan, yaitu
mengingat, mengerti, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta (Uno, 2010:15).
Perubahan terminologi yang dilakukan Anderson dan Krathwohl, antara lain: (1) tingkatan pada
Taksonomi Bloom yang lama menggunakan kata benda sedangkan Anderson dan Krathwohl
mengubahnya menjadi kata kerja, (2) tingkatan terendah Taksonomi Bloom pada tingkatan
pengetahuan diganti dengan mengingat, yang sekarang menggunakan kata kerja, (3) tingkat
komprehensi dalam Taksonomi Bloom diubah menjadi memahami dan sintesis juga diubah
menjadi mencipta, (4) urutan sintesis atau mencipta dan evaluasi atau mengevaluasi terdapat
penukaran posisi.

Gambar 2.2 Tingkatan Revisi Taksonomi Bloom

9
Gambar 2.3 Perbedaan Antara Taksonomi Bloom lama dan Refisinya

Dalam gambar di atas terlihat perbedaan istilah dan jenis. Selain itu, ada reassure
tingkat kompetensi dan menambahkan satu istilah untuk kompetensi kognitif tertinggi yaitu
mencipta Anderson dan Krathwohl berasumsi bahwa kemampuan mensintesis merupakan
kompetensi tertinggi karena merupakan akumulasi dari kelima komponen lainnya. Dengan
alasan itu, mereka memindahkan kompetensi tersebut di puncak tingkatan ranah kognitif,
namun mengubah istilah menjadi mencipta, Jadi, Taksonomi Bloom baru versi Krathwohl pada
ranah kognitif terdiri dari enam level: remembering (mengingat), understanding (memahami),
applying (menerapkan), analyzing (menganalisis, mengurai), evaluating (menilai) dan
creating (mencipta), Revisi Krathwohl ini sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar
yang sering kita kenal dengan istilah C1 sampai dengan C6, Berikut disajikan tabel klasifikasi
instruksi-instruksi yang umum digunakan dalam soal/pertanyaan sesuai kategori Taksonomi
Bloom.

10
Gambar 2. 4 Klasifikasi instruksi instruksi Dalam Soal/Pertanyaan Sesuai
Kategori Taksonomi Bloom

11
Klasifikasi pada tabel diatas merupakan instruksi-instruksi yang dapat digunakan dalam
soal atau pertanyaan, Instruksi tersebut diubah dalam bentuk kata kerja yang biasanya disebut
dengan kata kerja operasional (KKO) sehingga soal/pertanyaan setiap tahapan pada Taksonomi
bloom disesuaikan dengan KKO tersebut. Selain itu level kognitif merupakan tingkat
kemampuan peserta didik secara individual maupun kelompok yang dapat dijabarkan dalam
tiga level kognitif. Level 1 menunjukkan tingkat kemampuan yang rendah yang meliputi
pengetahuan dan pemahaman (knowing). Level 2 menunjukkan tingkat kemampuan yang lebih
tinggi yang meliputi penerapan (applying), dan level 3 menunjukkan tingkat kemampuan tinggi
yang meliputi penalaran (reasoning), Pada level 3 ini termasuk tingkat kognitif analisis,
sintesis, dan evaluasi. Ketiga level ini dapat dihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1: Tiga Level Dimensi Kognitf

A. Level 1 : Peserta pada level ini memiliki kemampuan standar minimum dalam menguasai
pelajaran (Knowing):
● Memperlihatkan ingatan dan pemahaman dasar terhadap materi pelajaran dan dapat
paling tidak dengan satu cara,
● Memperlihatkan tingkatan dasar dalam pemecahan masalah dalam pembelajaran,
● Memperlihatkan pemahaman dasar terhadap grafik-grafik, label-label, dan materi visual
lainnya.
● Mengkomunikasikan fakta-fakta dasar dengan menggunakan terminologi yang sederhana.

12
B. Level 2 : Peserta didik pada level ini memiliki kemampuan aplikatif (Applying).
● Memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap materi pelajaran dan dapat
mengaplikasikan gagasan-gagasan dan konsep-konsep dalam konteks tertentu.
● Menginterpretasi dan menganalisis informasi dan data.
● Memecahkan masalah-masalah rutin dalam pelajaran.
● Menginterpretasi grafik-grafik, tabel-tabel, dan materi visual lainnya.
● Mengkomunikasikan dengan jelas dan terorganisir penggunaan terminology.
C. Level 3 : Peserta didik pada level ini memiliki kemampuan penalaran dan logika
(Reasoning).
● Memperlihatkan pengetahuan dan pemahaman yang luas terhadap materi pelajaran dan
dapat menerapkan gagasan-gagasan dan konsep-konsep dalam situasi yang familiar,
maupun dengan cara yang berbeda.
● Menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi gagasan-gagasan dan informasi yang
faktual.
● Menjelaskan hubungan konseptual dan informasi yang faktual.
● Menginterpretasi dan menjelaskan gagasan-gagasan yang kompleks dalam pelajaran
● Mengekspresikan gagasan-gagasan nyata dan akurat dengan menggunakan terminologi
yang benar.
● Memecahkan masalah dengan berbagai cara dan melibatkan banyak variabel.
● Mendemonstrasikan pemikiran-pemikiran yang original.
2. Dimensi pengetahuan
A. Pengetahuan faktual
Pengetahuan Faktual yaitu pengetahuan tentang elemen dasar yang harus diketahui siswa
untuk mengenal suatu disiplin ilmu atau untuk menyelesaikan masalah dalam disiplin ilmu
tersebut.
● Pengetahuan tentang terminologi yaitu pengetahuan tentang label atau simbol verbal
dan non verbal (angka, tanda, kata, gambar, dll).
● Pengetahuan tentang detail-detail dan elemen-elemen yang spesifik, misalnya
pengetahuan tentang peristiwa, lokasi, orang, tanggal, sumber informasi, dll.
B. Pengetahuan Konseptual
Pengetahuan Konseptual yaitu hubungan timbal balik antara elemen-elemen dasar dalam
suatu struktur yang memungkinkan elemen-elemen tersebut berfungsi secara bersama-sama.
● Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori/ penggolongan: pengertian shalat,
pengertian segitiga, dll

13
● Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi: hukum-hukum fisika dasar, hukum shalat
jum'at, dll.
● Pengetahuan tentang teori, model dan struktur: teorema Pythagoras, teori evolusi, dll.
C. Pengetahuan Prosedural
Pengetahuan Prosedural yaitu pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu. Rangkaian
langkah yang harus diikuti.
● Pengetahuan tentang ketrampilan dalam bidang tertentu dan algoritma, misalnya:
melukis, tata cara shalat, algoritma dalam menyelesaikan persamaan kuadrat, dll
● Pengetahuan tentang teknik dan metode dalam bidang tertentu, misalnya: metode
penelitian PTK, teknik dalam kritik sastra, dll.
● Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan harus emnggunakan prosedur
yang tepat, mislanya: kriteria dalam menulis esai apa yang mesti ditulis, kriteria apa saja
yang harus dipenuhi dalam menggunakan statistik uji-t, dll.
D. Pengetahuan Metakognitif
Pengetahuan metakognisi secara umum seperti kesadaran dan pengetahuan tentang
kognisinya itu sendiri.
● Pengetahuan strategis yaitu pengetahuan tentang strategi belajar dan berfikir serta
pemecahan masalah, misalnya mengulang-ulang informasi, menuliskan garis besar ide,
Yang menuliskan dalam bentuk diagram, menilai diri sendiri, all
● Pengetahuan tentang tugas kognitif, termasuk pengetahuan kontekstual dan kondisional
misalnya: menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan,
memecahkan masalah (problem solving), memilih strategi pemecahan masalah,
menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil
keputusan yang tepat.
● Pengetahuan tentang diri sendiri kesadaran akan kemampuan dirinya, mislanya:
menggambarkan kemampuan dirinya sudah memahami bagian materi yang ini tetapi
belum memahami pada bagian yang itu, dll.

14
BAB III
HASIL KEGIATAN

KISI-KISI SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS) SEMESTER GANJIL

Satuan Pendidikan : SMA Semester / Tahun Pelajaran : I (Ganjil) 20../20..

Kelas / Peminatan : X / Peminatan Nama Guru Penyusun :


Mata Pelajaran : SEJARAH Email / Telp :
Dimensi proses kognitif : level C4, C5 atau C6 Pilihan ganda : 30 soal (Peminatan)
Dimensi pengetahuan : faktual, konseptual, prosedural atau metakognitif Essay / Uraian : 5 soal

Setiap mapel 20% soal klasifikasi HOTs (High Order Thinking Skill) indikator level C4, C5, atau C6

Sumber Dimensi
Materi Bentuk No. Dimensi
No Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Belajar/ Text Indikator Soal Proses
Pembelajaran Soal Soal Pengetahuan
book Kognitif

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3.1. Menganalisis - Siswa dapat menjelaskan Pengertian sejarah Hermawan.2016. - Menjelaskan pengertian PG 1 C4 Konseptual
pengertian history dari Sejarah. Jakarta history dari bahasa Yunani.
keterkaitan konsep
bahasa Yunani. Timur: Yudistira
manusia hidup dalam - Menjelaskan pengertian
- Siswa dapat menjelaskan sejarah menurut Roeslan PG 2 C5 Prosedural
ruang dan waktu.
pengertian sejarah menurut Abdul Gani.
Roeslan Abdul Gani.
Mardikaning sih,
3.2. Menganalisis konsep Rini. Sumaryanto. - Menjelaskan peranan
- Siswa dapat menjelaskan PG 3 C4 Konseptual
manusia hidup dalam Tri Karyanti.2013. manusia dalam
peranan manusia dalam Sejarah 1 Solo: PT sejarah
perubahan dan sejarah Wangsa Jatra
Manusia hidup dalam
berkelanjutan. ruang, waktu, Lestari - Menyebutkan fenomena PG 4 C4 Konseptual
- Siswa dapat menyebutkan
fenomena dari aspek waktu perubahan, dan dari aspek waktu yang
yang dikaji dalam sejarah berkelanjutan dikaji dalam sejarah
3.3. Menganalisis menurut Kuntowijoyo.
menurut Kuntowijoyo.
keterkaitan peristiwa
sejarah tentang - Siswa dapat menjelaskan - Menjelaskan keterkaitan
keterkaitan manusia, manusia, ruang dan waktu PG 5 C4 Konseptual
manusia dimasa lalu ruang, dan waktu
untuk kehidupan - Menjelaskan konsep PG 6 C5 Prosedural
- Siswa dapat menjelaskan perubahan dalam sejarah
masa kini konsep perubahan dalam
sejarah

15
Sumber Dimensi
Materi Bentuk No. Dimensi
No Kompetensi Dasar Tujuan Pembelajaran Belajar/ Text Indikator Soal Proses
Pembelajaran Soal Soal Pengetahuan
book Kognitif

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
- Siswa dapat menjelaskan Ruang lingkup sejarah - Menjelaskan konsep PG 7 C4 Konseptual
konsep berkelanjutan berkelanjutan dalam sejarah
dalam sejarah
- Menjelaskan manfaat PG 8 C4 Prosedural
- Siswa dapat menjelaskan mempelajari sejarah untuk
manfaat mempelajari kehidupan masa kini
sejarah untuk kehidupan
masa kini
- Menjelaskan manfaat PG 9 C5 Prosedural
mempelajari sejarah
- Siswa dapat menjelaskan
terhadap identitas
manfaat mempelajari kepribadian bangsa.
sejarah terhadap
identitas/- kepribadian
bangsa

16
DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2008. Guru Profesional Menguasai Metode dan Terampil Mengajar.
Bandung:
Fachruddin dan Ali. 2009. Pengembamgan Profesionalitas Guru. Jakarta: Gaung Persada
Press
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
----2006. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Istarani dan Intan Pulungan. 2015. Ensiklopedia Pendidikan Jilid I. Medan: Media Persada.
Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Uno, Hamzah B. 2010. Profesi Kependidikan Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di
Indonesia. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

17
LAMPIRAN
Foto Kegiatan

18
19

Anda mungkin juga menyukai