Disusun Oleh :
Ni Putu Jovanka Angelina
P07220322001
1. Definisi
Puerperium (masa nifas) adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Kejadian yang terpenting dalam nifas adalah
involusi dan laktasi (Saifuddin, 2006),
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali pada keadaan
tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota keluarga baru (Mitayani, 2009).
Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai
6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2005). Wanita yang melalui periode puerperium
disebut puerpura.
Jadi masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai alat alat
reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6
minggu atau 40 hari.
1. Perdarahan: Perdarahan postpartum adalah manifestasi klinis yang umum terjadi selama
masa nifas. Normalnya, setelah persalinan, ibu mengalami perdarahan vaginal yang
disebut lochia. Lochia terdiri dari darah, lendir, dan jaringan yang tersisa dari plasenta.
Volume dan warna lochia berubah seiring waktu, tetapi perdarahan yang berlebihan atau
terus-menerus perlu dipantau karena dapat mengindikasikan adanya masalah seperti
atonia uterus atau retensi sisa plasenta.
2. Kontraksi Uterus: Kontraksi uterus adalah fenomena normal yang terjadi selama masa
nifas untuk membantu uterus kembali ke ukuran dan bentuknya sebelum kehamilan.
Kontraksi ini dapat menyebabkan rasa nyeri yang mirip dengan rasa sakit saat
menstruasi.
3. Nyeri Pinggang dan Perut: Nyeri pada daerah pinggang dan perut adalah gejala umum
yang dialami oleh banyak wanita selama masa nifas. Nyeri ini dapat disebabkan oleh
kontraksi uterus, penyesuaian otot-otot, atau bahkan ketegangan otot karena posisi dan
gerakan selama proses persalinan.
4. Perubahan Mood: Fluktuasi hormon yang signifikan selama masa nifas dapat
menyebabkan perubahan mood, seperti perasaan sedih, cemas, atau sensitivitas yang
berlebihan. Ini adalah reaksi normal terhadap perubahan fisik dan hormonal yang terjadi
setelah kelahiran.
Tindakan Pencegahan
Untuk mengurangi risiko komplikasi dan memastikan pemulihan yang lancar selama masa
nifas, tindakan pencegahan berikut direkomendasikan:
4. Pathway
5. Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan masa nifas melibatkan serangkaian tindakan medis dan non-medis yang
bertujuan untuk memantau kesehatan ibu dan memfasilitasi proses pemulihan. Berikut adalah
beberapa aspek utama dari penatalaksanaan masa nifas:
1. Pemeriksaan Kesehatan Ibu: Setelah persalinan, ibu perlu dipantau secara teratur oleh
tenaga medis untuk memantau tanda-tanda vital, pemeriksaan perineum (jika terjadi
robekan atau luka saat persalinan), dan penilaian perdarahan pasca persalinan.
2. Perawatan Perineum: Jika terjadi robekan atau episiotomi selama persalinan,
perawatan yang tepat terhadap perineum sangat penting untuk mencegah infeksi dan
mempercepat penyembuhan. Ini mungkin meliputi membersihkan luka secara teratur,
memberikan analgesik untuk mengurangi nyeri, dan memberikan instruksi tentang
perawatan luka yang baik.
3. Perawatan Payudara: Ibu perlu diberikan pendidikan dan dukungan dalam menyusui,
termasuk teknik menyusui yang benar, posisi yang nyaman, dan cara mengatasi
masalah yang mungkin timbul seperti puting lecet atau engorgement payudara.
4. Perhatian terhadap Kesehatan Mental: Masa nifas juga merupakan waktu yang rentan
terhadap masalah kesehatan mental seperti baby blues atau bahkan depresi postpartum.
Oleh karena itu, penting untuk memberikan dukungan emosional dan psikologis
kepada ibu serta menyediakan akses ke layanan kesehatan mental yang sesuai jika
diperlukan.
5. Edukasi dan Perencanaan Keluarga: Selama masa nifas, penting bagi ibu dan
keluarganya untuk menerima edukasi tentang perawatan diri, perubahan yang
mungkin terjadi dalam tubuh dan emosi ibu, serta perencanaan keluarga dan
kontrasepsi pasca persalinan
B. Proses Keperawatan