Disusun Oleh :
Kelompok V
UNIVERSITAS GARUT
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-NYA kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini
kami buat untuk memperdalam lagi pemahaman kami mengenai “Ijtihad”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir penyelesaian,
semoga Allah SWT, senantiasa memberikan perlindungan dan bimbingan
kepada kita semua. Aamiin.
Kelompok V
ii
DAFTAR ISI
Hal
2. 4 Contoh Ijtihad………………………………......................... 11
A. Kesimpulan ............................................................................... 12
B. Saran …………………………………………..…………............... 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Tapi sebagai salah satu agama terbesar didunia, umat islam juga
sering dihadapkan dengan berbagai permasalahan,terutama yang
berkaitan dengan syara atau ibadah. Oleh karena itu, selain
menggunakan Al Quran dan Sunnah, ulama juga menggunakan ijma
dan qiyas sebagai instrumen untuk membantu memecahkan masalah
umat.
Selain itu, Para ulama juga harus melakukan Ijtihad dalam mencari
solusi permasalahan yang dihadapi umat islam. Berbagai perbedaan
mahzab yang kita kenal saat ini merupakan hasil dari Ijtihad. Kita tahu
tidak ada yang salah dari mahzab-mahzab tersebut karena itu semua
merupakan hasil terbaik dari para mujtahid untuk menemukan hukum
terbaik.
1. 2 Rumusan Masalah
1. 3 Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Artinya :
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara
kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul
1. Ijma
Ijtihad dalam bentuk ijma, memiliki arti yaitu kesepakatan
para ulama untuk menetapkan hukum agama berdasarkan
Al-Qur’an dan Hadits dalam perkara yang terjadi. Hasil dari
ijma yaitu berupa fatwa atau keputusan yang diambil secara
bersama oleh para ulama dan ahli agama yang memiliki
wewenang untuk diikuti oleh seluruh umat
2. Qiyas
Selain bentuk ijma, ada juga bentuk dari ijtihad yaitu qiyas.
Qiyas itu adalah menggabungkan atau menyamakan yang
artinya yaitu menetapkan hukum dalam suatu perkara yang
baru yang belum pernah masa sebelumnya, akan tetapi
memiliki kesamaan seperti sebab, manfaat, bahaya, serta
berbagai aspek dalam perkara sebelumnya, sehingga hal itu
dihukumi sama.
3. Maslahah Mursalah
Maslahah Mursalah merupakan salah satu bentuk dari ijtihad.
Maslahah Mursalah memiliki pengertian yaitu cara untuk
menetapkan hukum yang berdasarkan atas pertimbangan
kegunaan dan maslahatnya atau manfaatnya.
4. Istishab
Istihab artinya yaitu suatu tindakan dalam menetapkan suatu
ketetapan sampai ada alasan yang mengubahnya.
5. Sududz Dzariah
Sududz dzariah yaitu bagian dari ijtihad. Yang artinya yakni
memutuskan suatu hal yang hukumnya mubah, makruh atau
haram demi kepentingan umat.
6. Urf
Urf memiliki makna yakni tindakan dalam menentukan
apakah masih boleh adat istiadat atau tradisi dan kebebasan
masyarakat setempat dapat berjalan selama tidak
bertentangan dengan aturan prinsip dengan Al-Qur’an dan
Hadist.
7. Istihsan
Istihsan yaitu tindakan dengan meninggalkan satu hukum
yang lain disebabkan adanya suatu dalil syarat yang
mengharuskan untuk meninggalkannya.
Hukum melakukan ijtihad bagi orang yang telah memenuhi syarat dan
kriteria ijtihad:
Dasar dari ijtihad adalah Al Quran dan Sunnah. Jadi para ulama
tidak sembarang menentukan hukum dari suatu permasalahan.
10
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa ijtihad
adalah mencurahkan semua kemampuan dalam segala perbuatan.
Dalam ushul fiqh, para ulama ushul fiqh mendefinisikan ijtihad secara
berbeda-beda. Misalnya menurut Imam Al-Ghazali ijtihad meupakan
upaya maksimal seorang mujtahid dalam mendapatkan pengetahuan
tentang hukum-hukum syara. Kedudukan ijtihad sebagai sumber hukum
islam adalah sebagai sumber hukum ketiga setelah Al-Quran dan Al-
Hadist. Jenis-jenis ijtihad antara lain adalah: ijma’, qiyas, mashalihul
mursalah, istishab, sududz dzariyah, urf,dan istishan.
B. SARAN
Istilah yang dapat kami paparkan dalam makalah ini, yang tentunya
pembahasan tentang ijtihad. Pada pembahasan tersebut kami selaku
pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membaangun. Kami juga mengharapkan makalah ini sangat
bermanfaat untuk kami khususnya danpembaca umumnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kumpulanpengertian.com
https://id.m.wikipedia.org
https://bersamadakwah.net
https://dalamislam.com
https://kumparan.com
https://ejournal.iai-tribakti.ac.id,index.php/tribakti/article/download/173/140/
13