Anda di halaman 1dari 18

FAKULTAS PERTANIAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO


Alamat : Kampus 1 UMP Jl. Raya Dukuhwaluh Po. Box 292 Purwokerto
53182

MAKALAH SEMINAR PROPOSAL


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVIITAS
TENAGA KERJA PEMETIK TEH DI UNIT PERKEBUNAN BEDAKAH
PT. PERKEBUNAN TAMBI

USULAN SKRIPSI
Oleh:
Tsaltsa Rossy Muldyana
1804010009

Pembimbing 1 : Pujiati Utami, S.P., M.P.


Pembimbing 2 : Yusuf Enril Fathurrohman, S.P., M.Sc.
Hari/Tanggal : Senin, 28 Maret 2021
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia saat ini adalah salah satu negara yang menjadi produsen
sekaligus eksportir teh dunia. Perkebunan teh di Indonesia tersebar luas di
beberapa provinsi diantaranya terletak di provinsi Sumatera Utara mencapai 6,1
ribu dari luas lahan perkebunan teh di Indoensia, Sumatera Barat mencapai 3,7
ribu, Jambi 1,8 ribu, Jawa Barat mencapai 86,8 ribu, Jawa Timur mencapai 2,2
ribu dan Jawa Tengah memiliki luas mencapai 9,1 ribu (Badan Pusat Statistik,
2020).

Jawa Tengah merupakan provinsi yang memiliki perkebunan teh yang


tersebar hingga lima belas Kabupaten. Luas areal perkebunan teh di Jawa
Tengah pada tahun 2021 mencapai 9.005 Ha (Direktorat Jenderal Perkebunan,
2021). Produksi teh di Jawa Tengah mengalami kenaikan dalam empat tahun
terakhir (tahun 2017-2021), data produksi teh Jawa Tengah selama empat tahun
terakhir disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1. Tingkat produksi teh di Jawa Tengah tahun 2017-2021


No. Tahun Produksi (ton)
1 2017 12.441
2 2018 14.152
3 2019 14.363
4 2020 14.596
5 2021 14.616
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan 2021

Berdasarkan Tabel l. dapat dilihat bahwa produksi teh di Jawa Tengah


mengalami kenaikan setiap tahunnya, yaitu pada tahun 2017 sebesar 12.441
ton, tahun 2018 sebesar 14.152 ton, pada tahun 2019 sebesar 14.363 ton, tahun
2020 sebesar 14.596 ton dan pada tahun 2021 sebesar 14.616 ton. Produksi teh
di Jawa Tengah menduduki peringkat dua pada tahun 2021 dengan total
3

produksi teh 14.616 ton setelah provinsi Jawa Barat mencapai 89.218 ton
(Direktorat Jenderal Pertanian, 2021).

Produksi teh di Jawa Tengah di dukung dari beberapa agroindustri salah


satunya adalah PT. Perkebunan Tambi yang terletak di Kabupaten Wonosobo.
Kualitas teh tambi termasuk kedalam kualitas teh terbaik hal ini dibuktikan
dengan perkebunan teh telah memiliki sertifikat HACCP (Hazard Analysis
Critical Control Point) dan memiliki sertifikat RA (Rainforest Alliance).
Selain sertifikat tersebut teh tambi juga sudah meperoleh sertifikat Halal dari
MUI. PT. Perkebunan Tambi memiliki tiga unit perkebunan yaitu unit
perkebunan Bedakah dengan luas 310,87 ha, Unit Tanjungsari dengan luas
207,42 ha dan unit perkebunan Tambi dengan luas 256,46 ha. Dengan
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa unit perkebunan Bedakah
merupakan unit terbesar di PT. Perkebunan Tambi yang terletak di Desa
Tlogomulyo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Wonosobo. Berikut merupakan
data produksi pucuk teh kering dan produksi pucuk teh basah di UP Bedakah
dalam waktu lima tahun kebelakang yang disajikan dalam tabel 2 dan 3.

Tabel 2. Produksi Pucuk Teh kering UP Bedakah Tahun 2017-2021


No Tahun Produksi (kg)
1 2017 953.960
2 2018 1.021.687
3 2019 885.765
4 2020 1.120.879
5 2021 1.0082.510
Sumber : UP Bedakah PT. Perkebunan Tambi
Dari tabel 2. dapat diketahui bahwa produksi teh di Unit Perkebunan
Bedakah pada tahun 2017 hingga 2021 mengalami kenaikan yang fluktuatif.
Produksi pucuk teh kering dipengaruhi oleh proses produksi pucuk teh basah
yang mengalami penyusutan kadar air selama proses produksi. Pucuk teh basah
mengalami kenaikan yang fluktuatif dalam waktu 2017-2021, disajikan pada
Tabel 3.
4

Tabel 3. Produksi Pucuk Teh Basah UP Bedakah Tahun 2017-2021


No Tahun Produksi (kg)
1 2017 4.319.949
2 2018 4.677.685
3 2019 4.022.074
4 2020 5.177.456
5 2021 5.007.320
Sumber : UP Bedakah PT. Perkebunan Tambi
Berdasarkan Tabel 3. dapat dilihat bahwa produksi pucuk teh basah di
UP Bedakah yang menjadi bahan baku utama dalam memproduksi teh kering
dalam waktu lima tahun kebelakang mengalami kenaikan yang fluktuatif.
Menurut bagian produksi UP Bedakah, bahwa faktor yang mempengaruhi
produksi teh basah diakibatkan oleh dua faktor yaitu faktor alam dan faktor
SDM. Faktor SDM yang berpengaruh dalam produksi adalah faktor tenaga kerja
pemetik teh yang semakin berkurang setiap tahunnya.

Tenaga kerja pemetik teh di unit perkebunan Bedakah berperan penting


pada tingkat produksi teh yang di hasilkan. Jumlah tenaga kerja pemetik teh di
Unit Perkebunan Bedakah selama lima tahun terkahir disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah Tenaga Kerja Pemetik Teh UP Bedakah


No Tahun Jumlah Pemetik (orang)
1 2017 141
2 2018 139
3 2019 137
4 2020 136
5 2021 130
Sumber : UP Bedakah PT. Perkebunan Tambi
Data pada Tabel 4. terlihat bahwa dalam lima tahun terakhir yaitu pada
tahun 2017 hingga 2021 tenaga kerja pemetik teh mengalami penurunan yang
berdampak terhadap penurunan produktivitas tenaga kerja pemetik teh di UP
Bedakah.

Faktor tenaga kerja memegang peranan dalam mencapai tujuan


keberhasilan perusahaan dalam persaingan usaha, karena keberhasilan
perusahaan dipengaruhi oleh tingkat produktivitas. Pengertian produktivitas
merupakan perbandingan antara hasil (output) yang diperoleh dari masukan
5

(input) yang diberikan. Dapat diartikan produktivitas adalah hasil dari efisiensi
pengelolaan masukan dan efektifitas pencapaian sasaran. Produktivitas yang
tinggi dihasilkan dari efektifitas dan efisiensi yang tinggi (Bukit dkk, 2017).
Produktivitas tenaga kerja pemetik teh berkontibusi dalam mencapai tujuan
perusahaan yaitu dari segi mendapatkan keuntungan (Permata dan Eti
Suminartika, 2018).

Perkebunan Bedakah masih menggunakan pemetikan secara manual


untuk menjaga kualitas tehnya, tetapi UP Bedakah mengalami permasalahan
antara lain tenaga kerja pemetik teh semakin menurun setiap tahunnya. Hal ini
berdampak pada berkurangnya hasil pucuk teh basah untuk pengolahan teh
kering di UP Bedakah sehingga produksi teh kering ikut menurun. Peran penting
tenaga kerja pemetik teh adalah penyedia bahan baku untuk proses pengolahan
teh yang ada di UP Bedakah.

Melihat kondisi ini diperlukan upaya dan tindakan bagi UP Bedakah


untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja pemetik teh agar produktivitas pemetik
meningkat, hasilnya akan dapat meningkatkan produksi teh UP Bedakah.
Berdasarkan uraian permasalahan yang dijelaskan sebelumnya, terdapat
pembahasan yang cukup menarik untuk diteliti yaitu mengetahui bagaimana
tingkat produktivitas tenaga kerja pemetik teh serta mengidentifikasi faktor-
faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pemetik teh di UP
Bedakah PT. Perkebunan Tambi.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka masalah
yang perlu dirumuskan dalam penelitian antara lain :
1. Bagaimana profil tenaga kerja pemetik teh unit perkebunan bedakah PT.
Perkebunan Tambi ?
2. Bagaimana tingkat produktivitas tenaga kerja pemetik teh unit perkebunan
bedakah PT. Perkebunan Tambi ?
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pemetik teh
unit perkebunan bedakah PT. Perkebunan Tambi ?
6

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui profil tenaga kerja pemetik teh unit perkebunan bedakah
PT. Perkebunan Tambi.
2. Untuk mengetahui bagaimana tingkat produktivitas tenaga kerja pemetik teh
unit perkebunan bedakah PT. Perkebunan Tambi.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga
kerja pemetik teh unit perkebunan bedakah PT. Perkebunan Tambi.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan adalah sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai faktor–faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja
pemetik teh, serta diharapkan dapat menjadi sarana pengembangan ilmu
pengetahuan yang secara teoristis untuk dipelajari.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi penulis penelitian ini sebagai salah satu syarat kelulusan untuk
mendapatkan gelar Sarjana Pertanian dan untuk mengembangkan ilmu
yang telah diperoleh selama menempuh Pendidikan di Universitas
Muhammadiyah Purwokerto.
b. Bagi peneliti selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat memberi
kontribusi dalam pengembangan teori mengenai faktor–faktor yang
mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pemetik teh, bagi yang ingin
melanjutkan penelitian ini.
c. Bagi perusahaan diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam
meningkatkan produktivitas tenaga kerja pemetik teh.
E. Pembatasan Masalah dan Asumsi
1. Pembatasan Masalah
Berdasarkan hal tersebut sehingga penelitian ini harus dibatasi pada:
a. Lokasi penelitian bertempat di UP Bedakah PT. Perkebunan Tambi
Kabupaten Wonosobo.
7

b. Masalah yang diteliti adalah terkait dengan faktor-faktor yang


mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pemetik teh UP Bedakah PT.
Perkebunan Tambi.
c. Responden penelitian ini adalah tenaga kerja pemetik teh UP Bedakah
PT. Perkebunan Tambi Kabupaten Wonosobo.
2. Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas
tenaga kerja pemetik teh didapatkan dari hasil wawancara dengan
tenaga kerja pemetik teh
b. Tingkat produktivitas yang dihitung dalam produktivitas tenaga kerja
pemetik teh adalah dari jumlah hasil pemetik dan jam kerja.
c. Faktor-faktor yang berhubungan dengan produktivitas dipengaruhi dari
tingkat pendidikan, umur, tanggungan keluarga, upah dan pengalaman
bekerja.
F. Hipotesis
Ho : Faktor usia, pendidikan, pengalaman bekerja, tingkat upah, dan
tanggungan keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap
produktivitas tenaga kerja pemetik teh UP Bedakah PT. Perkebunan
Tambi Kabupaten Wonosobo.
Ha : Faktor usia, pendidikan, pengalaman bekerja, tingkat upah, dan
tanggungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap produktivitas
tenaga kerja pemetik teh UP Bedakah PT. Perkebunan Tambi Kabupaten
Wonosobo.
8

BAB II
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian dilaksanakan di Unit Perkebunan Bedakah PT. Perkebunan
Tambi Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara
purpossive dengan pertimbangan bahwa Unit Perkebunan Bedakah merupakan
unit perkebunan dan pabrik teh terbesar yang dimiliki PT. Perkebunan Tambi
dan menjadi unit perkebunan dengan jumlah karyawan pemetik teh terbanyak.
Penelitian akan dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2022, untuk
pengambilan data penelitian aka dilaksanakan pada bulan Maret sampai April
tahun 2022.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah ilmu yang mempelajari teknik dan cara dalam
penelitian untuk mendapatkan data dan tujuan untuk tujuan tertentu (Sugiyono,
2019). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono
(2019) metode kuantitatif merupakan jenis penelitian yang menghasikan
penemuan yang dapat dicapai dengan menggunakan metode statistik atau cara
lain dari pengukuran. Metode kuantitatif digunakan pada penelitian ini untuk
mengetahui pengaruh variabel independen yaitu tingkat pendidikan, umur, lama
bekerja, upah dan tanggungan keluarga terhadap variabel dependen yaitu
produktivitas tenaga kerja pemetik teh, dengan mengambil subjek tenaga kerja
pemetik teh Unit Perkebunan Bedakah PT. Perkebunan Tambi.
C. Jenis Data
A. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
penelitian yang menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data
langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari. Menurut
Sugiyono (2019) sumber data primer didapatkan melalui kegiatan
wawancara, observasi maupun pengamatan langsung dilapangan.
Pengambilan data primer dilakukan dengan observasi, wawancara dan
9

pengisisan kuisioner. kepada tenaga kerja pemetik teh. Data primer dalam
penelitian ini meliputi profil tenaga kerja pemetik teh, tingkat produktivitas,
faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas pada tenaga kerja, dan
kendala-kendala yang dihadapi tenaga kerja pemetik the di Unit Perkebunan
Bedakah PT. Perkebunan Tambi.
B. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung
lewat pihak lain seperti orang lain atau melewati dokumen, tidak langsung
diperoleh peneliti dari subjeknya (Sugiyono,2019). Dalam penelitian ini
pengmbilan data sekunder dapat dilakukan dengan mencari sumber data
terpercaya baik dari literatur, artikel, serta jurnal dan situs internet yang pada
nantinya dapat menjadi perbandingan dengan penelitian yang akan
dilakukan yaitu dengan penelitian terdahulu dan dengan adanya referensi
buku mengenai produktivitas tenaga kerja dan lainnya. . Data sekunder yang
dikumpulkan meliputi data produksi teh di Jawa Tengah tahun 2017-2021,
data prduksi teh pucuk basah dan kering UP Bedakah tahun 2017-2021, dan
data jumlah karyawan pemetik teh UP Bedakah PT. Perkebunan Tambi.
D. Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan langkah yang bertujuan untuk
mendapatkan data. Teknik pengumpulan data memiliki macam-macam sebagai
berikut:
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data penelitian
dengan cara tanya jawab secara langsung dengan subjek yang berkntribusi
langsung dengan objek yang diteliti (Sugiyono, 2019). Dalam penelitian ini
wawancara bertujuan untuk mendapatkan informasi secara langsung dari
pihak terkait mengenai umur, lama bekerja, tanggungan keluarga, upah
yang dihasilkan tenaga kerja pmetik teh Unit Perkebunan Bedakah PT.
Perkebunan Tambi.
10

2. Observasi
Menurut Sugiyono (2019) observasi yaitu proses pengamatan secara
menyeluruh dengan mencermati perilaku pada suatu kondisi tertentu.
Tujuan dari observasi untuk mendeskripsian mengenai perilaku manusia,
proses kerja dan aktivitas individu serta makna yang terjadi. Melakukan
pengamatan secara langsung terhadap obyek yang akan diteliti serta untuk
mendapatkan data yang sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan serta
berpartisipasi aktif pada semua kegiatan produksi teh di Unit Perkebunan
Bedakah PT. Perkebunan Tambi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan cara memperoleh data secara langsung
dari tempat penelitian, data yang diperoleh berupa laporan kegiatan, foto
dan video (Sugiyono, 2019). Namun dalam penelitian ini dokumentasi yang
dapat digunakan berupa data real di lapangan saat penelitian berlangsung
yakni di tenaga kerja pemetik teh Unit Perkebunan Bedakah PT. Perkebunan
Tambi.
4. Kuisioner
Kuisinoner merupakan alat yang digunakan dalam pengumpulan
data primer melalui metode survei untuk memperoleh data responden.
Menurut Sugiyono (2019), kuisioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada repsonden untuk dijawabnya. Kuisioner yang
digunakan berupa kuisioner terbuka. Menurut Sugiyono (2019) yaitu
sebuah pernyataan yang memungkinkan responden untuk menjawab
sedetail mungkin. Kuisioner terbuka memungkinkan orang untuk
mendeskripsikan apa yang ada di pikiran responden. Pada penelitian ini
kuisioner dibagikan kepada tenaga kerja pemetik teh UP Bedakah PT.
Perkebunan Tambi untuk mengisi pertanyaan yang ada di kuisioner.
E. Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik slovin.
Populasi pada penelitian ini adalah semua tenaga kerja pemetik teh Unit
11

Perkebunan Bedakah yang berjumlah 130 tenaga kerja pemetik teh.


Pengambilan sampel akan dilakukan secara acak dari jumlah pemetik yang ada
karena semua memiliki peluang untuk dijadikan sampel. Kriteria yang dapat
dijadikan sampel adalah tenaga kerja pemetik teh Unit Perkebunan Bedakah PT.
Perkebunan Tambi.
Jumlah responden ditentukan dengan menggunakan teknik slovin
dengan tingkat toleransi kesalahan 10%.
n= N
1 + N (a)²
Keterangan:
n = ukuran sampel/jumlah responden
N = ukuran populasi
a = toleransi kesalahan (a = 10%) didapatkan jumlah responden penelitian
sebanyak 60 responden.
Diketahui total jumlah tenaga pemetik teh adalah 130 orang yang terbagi
menjadi 6 blok. Hasil perhitungan sampel menggunakan rumus slovin jumlah
sampel yang diambil adalah 60 orang dengan keterangan setiap bloknya di
ambil berdasarkan hasil perhitungan. Pada blok Bismo diambil sampel
sebanyak 15 orang, Rinjani diambil sampel sebanyak 5 orang, Mandala 7 orang,
Argopuro 10 orang, Kembang 10 orang dan blok Muria diambil sampel 13
orang.
F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan penjelasan dari masing-masing


variabel yang digunakan dalam penelitian. Definisi operasional variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan adalah tingkat pendidikan terakhir yang di dimiliki tenaga


pekerja.
2. Umur adalah perhitungan usia berdasarkan kematangan biologis yang
dimiliki seseorang.
12

3. Pengalaman bekerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu
bekerja di suatu tempat.
4. Tanggungan keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang masih menjadi
tanggungan dari keluarga tersebut, baik itu saudara kandung maupun bukan
kandung tetapi masih satu rumah dan belum bekerja.
5. Upah adalah imbalan yang dibayarkan kepada pekerja sebagai balasa jasa
atau kompensasi yang dibayarkan menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang
besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
6. Produktivitas adalah hubungan antara output (barang/jasa) dengan input
(tenaga kerja, bahan, uang).
G. Analisis Data
Analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi beberapa rumusan
masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menganalisis rumusan masalah yang pertama yaitu mengenai profil
tenaga kerja pemetik teh tenaga kerja pemetik teh UP Bedakah PT.
Perkebunan Tmabi Kabupaten Wonosobo analisis data yang digunakan
adalah metode analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif
untuk mengetahui profil tenaga kerja pemetik teh UP Bedakah dengan
tabulasi sederhana. Tabulasi sederhana yang digunakan untuk
mempermudah dalam menggambarkan profil tenaga kerja pemetik teh UP
Bedakah PT. Perkebunan Tambi Kabupaten Wonosobo berdasarkan usia,
pendidikan, pengalaman bekerja, tingkat upah, dan tanggungan keluarga.
2. Untuk menganalisis rumusan masalah yang kedua yaitu mengenai tinggkat
produktivitas tenaga kerja pemetik teh UP Bedakah PT. Perkebunan Tambi
Kabupaten Wonosobo dengan cara menghitung produktivitas tenaga kerja
pemetik teh dengan menghitung rata-rata produksi pucuk petik/kg dalam
sehari, jumlah jam kerja dalam sehari/jam. Dalam sehari tenaga kerja
pemetik teh di UP Bedakah mengahabiskan waktu 3 hingga 5 jam untuk
memetic pucuk teh basah dengan rata-rata pucuk yang diperoleh setiap
orang 25-30kg per jam. Analisis data yang digunakan untuk mengetahui
13

tingkat produktivitas terhadap tenaga kerja pemetik teh menggunakan


analisis sederhana oleh (Kusyanto, 1991), melalui rumus berikut:

Produktivitas = jumlah produksi (kg)

jumlah satuan waktu kerja (jam)

3. Untuk menganalisis rumusan masalah yang ketiga yaitu mengenai faktor-


faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja pemetik teh UP
Bedakah PT. Perkebunan Tambi menggunakan analisis deskriptif,
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas, uji asumsi klasik dan regresi linier
berganda. Alat bantu yang digunakan dalam mengolah data yaitu SPSS 25.0
Data yang telah diperoleh menurut Sujarweni (2019) selanjutnya dianalisis
lebih lanjut untuk menguji hipotesis penelitian tentang apakah terdapat
hubungan yang signifikan antara usia, pendidikan, pengalaman bekerja,
tingkat upah dan jumlah tanggungan keluarga terhadap tingkat produktivitas
tenaga kerja pemetik teh UP Bedakah PT. Perkebunan Tambi. Adapun
metode analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi masalah nomor 3
adalah sebagai berikut:
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Menurut Suliyanto (2018) menyatakan validitas alat ukur untuk
memgetahui tingkat ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukuranya.
Dengan α = 5%, maka kriteria valid atau tidaknya setiap item
kuesioner sebagai berikut:
1) Kuesioner dinyatakan valid jika r hitung ≥ r tabel
2) Kuesioner dinyatakan tidak valid jika r hitung ≤ r tabel
b. Uji Reliabilitas
Instrumen realibilitas merupakan alat ukur untuk menghasilkan hasil
pengukuran yang tepat dan dapat di percaya. Pengukuran dapat
dikatakan dipercaya apabila pelaksanaan perhitungan dalam
14

beberapa kali terhadap kelompok objek yang sama diperoleh hasil


yang relatif sama atau aspek yang diukur belum berubah meskipun
tetap ada toleransi bila terjadi perbedaan. Semakin rendah derajat
toleransi perbedaan maka semakin reliabel alat ukur yang digunakan
(Suliyanto, 2018).
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji normalitas
Menurut Ghozali (2018) tujuan dari uji normalitas adalah untuk
menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau
residual memiliki distribusi yang normal. Uji statistik yang
digunakan yaitu uji statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov
(K-S) merupakan uji normalitas menggunakan fungsi distribusi
kumulatif Sulyanto (2011). Uji K-S dilakukan dengan membuat
hipotesis:
1) Ho : Data residual berdistribusi normal
2) Ha : Data residual berdistribusi normal
Nilai residual berstandarisasi berdistribusi normal jika K
hitung < K table atau nilai sig > alpha.
b. Uji multikolinieritas
Menurut Ghozali (2018) uji multikoliniearitas bertujuan untuk
menguji apakah model regresi ditemukan adanya kolerasi antar
variabel bebas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas dapat digunakan dengan menganalisa dan melihat
nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Pada
tolerancenya mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih
yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel lainya. Jadi nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =
1/tolerance). Nilai cuttof yang umum dipakai untuk menunjukan
adanya multikolinieritas adalah tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan
nilai VIF ≥ 10.
15

c. Uji heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2018) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
meneguji model regresi apakah terjadi ketidaksamaan variance dari
residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Gejala heteroskedastisitas ditunjukan oleh koefisien regresi dari
masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolut residualnya.
Jika nilai probabilitas lebih besar dari nilai alpha (sig > α), maka
dapat dipastikan model tidak mengandung gejala heteroskedastisitas
atau dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas apabila t hitung < t
tabel (Suliyanto, 2011).
3. Uji Analisis Data
model linear persamaan regresi linier berganda dinyatakan dalam bentuk
persamaan sebagai berikut:
Y = a + b₁X₁ + b₂X₂ + b₃X₃ + b₄X₄ + b₅X₅ + e
Keterangan :
Y = tingkat produktivitas (kg/jam)
a = konstanta
X₁ = usia (tahun)
X₂ = pendidikan (tahun)
X₃ = pengalaman bekerja (tahun)
X₄ = tingkat upah (rupiah/bulan)
X₅ = jumlah tanggungan keluarga (orang)
e = tingkat kesalahan (error)
b = koefisiensi regresi variabel bebas
sedangkan untuk uji statitik dilakukan melalui uji koefisien determinasi
(R²), Uji simultan (F) dan Uji parsial (t) sebagai berikut:
a. uji koefisien determinasi (R²)
Menurut Ghozali (2018) Koefisien Determinan (R²) bertujuan untuk
mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefsiensi determinasi adalah antara nol dan
16

satu. Adjusted R² merupakan evaluasi pada model regresi terbaik. Tidak


seperti R² nilai Adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel
bebas ditambahkan ke dalam model. Nilai Adjusted R² dapat bernilai
negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam
uji empiris di dapat nilai Adjusted R² negative, maka dianggap bernilai
nol. Secara sistemastis jika R2 = 0, maka Adjusted R2 = R2 = 1
sedangkan jika nilai R2 = 0, maka Adjusted R2 (1-k) (n-k). jika k > 1,
maka Adjusted R2 akan berganti.
b. Uji simultan (F)
Uji simultan F dilakukan untuk menunjukan semua variabel bebas yang
dimasukan dalam model yang memiliki pengaruh secara bersama
terhadap variabel terikat (Ghozali, 2018). Menurut suliyanto (2011)
penentu besarnya F hitung menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑅²(𝑘 − 1)
𝐹=
1 − 𝑅 2 /(𝑛 − 𝑘)

Keterangan :

F = Nilai F hitung

R² = Koefisien determinan

n = Jumlah observasi (ukuran sampel)

k = Jumlah variabel

1) Perumusan Hipotesis
Ho : β1, β2, β3, β4 β₅ = 0, artinya Usia, Pendidikan, Pengalaman
Bekerja, Tingkat Upah, Tanggungan Keluarga tidak berpengaruh
terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Pemetik Teh.
Ha : β1, β2, β3, β4 β₅ ≠ 0, artinya Usia, Pendidikan, Pengalaman
Bekerja, Tingkat Upah, Tanggungan Keluarga berpengaruh
terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Pemetik Teh.
2) Kriteria Pengujian
17

Ho ditolak jika Fhitung > Ftabel

Ho diterima jika FHitung ≤ Ftabel


c. Uji parsial (t)
Menurut Suliyanto (2011) nilai t hitung digunakan untuk menguji
apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel tergantung atau tidak. Suatu variabel akan memiliki pengaruh
yang berarti jika nilai t hitung variabel tersebut lebih besar dibandingkan
dengan nilai t tabel. Rumus yang digunakan untuk menghitung besar t
hitung adalah:
𝑏𝑗
𝑡=
𝑠𝑏𝑗

Keterangan :

t : Nilai t hitung

bj : Koefisien regresi

sbj : Kesalahan baku koefisien regresi


Kriteria yang digunakan adalah :
Ho : b1 ≤ 0 artinya, tidak ada pengaruh positif dan signifikan
secara parsial pada masing-masing variabel independen.
Ha : b1 > 0 artinya, ada pengaruh positif dan signifikan secara
parsial pada masing-masing variabel independen.
Sedangkan kriteria pengujinya adalah sebagai berikut:
a. Taraf signifikan (α = 0,05)
Jika sig ≤ 0,05 maka Ho diterima
Jika sig 0,05 maka Ho ditolak
b. Distribusi t dengan derajat kebebasan (n)
c. Apabila thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
d. Apabila thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
18

DAFTAR PUSTAKA

Analisis Perkebunan. 2021. Analisis Kinerja dan Prospek Komoditas Teh.


https://deplantation.com/radar/2021/01/analisis-kinerja-dan-prospek-
komoditas-teh/ (Diakses pada 15 Februari 2022).
Bukit dkk. 2017. Pengembangan Manajemen Sumber Daya Manusia.
https://www.pdfdrive.com/manajemen-sumber-daya-manusia-
e56851169.html (Diakses pada 22 Februari 2022).
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2021. https://www.pertanian.go.id/ (Diakses pada
15 Februari 2022).
Ghozali, Imam 2018.Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25
edisi 9. Semarang : Badan Peneliti Universitas Diponegoro.
Kusryanto, Bambang. 1991. Meningkatkan Produktivitas Karyawan. Jakarta: PT
Pustaka Binaman
Putri Permata Sari dan Eti Suminartika. 2018. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Produktivitas Pemetik di Perkebunan Teh Cibuni. ISSN : 1410-0029.
Suliyanto 2018. Metode Penelitian Bisnis untuk Skripsi, Tesis & Disertasi.
Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET.
Suliyanto 2018. “Ekonometrika Terapan : Teori & Aplikasi dengan SPSS”.
Yogyakarta : CV. ANDI OFFSET
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kauntitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung :
Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai