(RPP)
Oleh: Reni Yuliyani
B. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca bahan ajar, peserta didik dapat memahami konsep gempa bumi dan
tindakan pengurangan resiko sebelum, pada saat, dan pasca bencana sesuai ancaman
bencana di daerahnya dengan baik. (Literasi)
2. Melalui tayangan video dan informasi dari BMKG, peserta didik dapat
membandingkan pengaruh kekuatan gempa dan kedalaman pusat gempa terhadap
kerusakan akibat gempa dengan baik. (Literasi dan Critical Thinking)
3. Melalui diskusi kelompok dengan panduan LKPD, peserta didik dapat menganalisis
ancaman bencana yang dapat terjadi di daerahnya dengan baik. (Colaboration dan
Critical Thinking)
4. Melalui kerjasama antar anggota kelompok dengan panduan bahan ajar, peserta didik
dapat membuat gagasan tertulis tentang upaya pengurangan resiko sebelum, pada saat,
dan pasca bencana sesuai ancaman bencana di daerahnya dengan baik. (Creativity dan
Colaboration)
5. Melalui presentasi dan pemeragaan, peserta didik dapat mengomunikasikan gagasan
tertulis yang terdapat pada LKPD tentang upaya pengurangan resiko sebelum, pada
saat, dan pasca bencana sesuai ancaman bencana di daerahnya dengan baik.
(Communication)
C. Langkah-langkah Pembelajaran
Atau barcode
Motivasi
7. Menanyangkan video tentang Rumah Miring Akibat
Gempa Cianjur
https://www.youtube.com/watch?v=adTV2wEg3wU
Tujuan
8. Peserta didik menyimak tujuan dan manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam power point.
(TPACK)
Kegiatan Pembelajaran dan Teknik Penilaian
9. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang
kegiatan dan teknik penilaian yang akan dilakukan dalam
pembelajaran hari ini
Inti Orientasi Pada Masalah 6 menit
1. Peserta didik mengamati berita yang ditayangkan oleh
guru mengenai gempa yang terjadi di Kabupaten
Cianjur dan gempa yang terjadi di Kabupaten Garut.
(TPACK-Literasi)
2. Peserta didik membandingkan perbedaan kedua berita
tersebut mengenai perbedaan akibat yang ditimbulkan
(Critical Thinking)
3. Setelah membandingkan gambar, peserta didik
diarahkan untuk menentukan rumusan permasalahan
sebagai berikut. (Critical Thinking)
a. Mengapa kerusakan akibat gempa di Kabupaten
Cianjur lebih parah dibandingkan dengan
Kabupaten Garut?
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
D. Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Kompetensi Sikap
1) Sikap Spiritual menggunakan jurnal observasi
2) Sikap sosial menggunakan jurnal observasi
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan menggunakan unjuk kerja
c. Penilaian Kompetensi Pengetahuan menggunakan tes tertulis
2. Instrumen Penilaian
a. Intrumen Penilaian Sikap (Terlampir)
b. Intrumen Penilaian Keterampilan (Terlampir)
c. Intrumen Penilaian Pengetahuan (Terlampir)
E. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Remedial
a. Pembelajaran ulang, jika 50% atau lebih peserta didik mendapatkan nilai di bawah
KKM
b. Bimbingan kelompok dengan pemanfaatan tutor sebaya, jika kurang dari 50%
peserta didik di bawah KKM
2. Pengayaan
a. Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi
pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas
mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
b. Pengayaan dilakukan dengan memberikan tugas kelompok maupun tugas individu
Disusun Oleh
Reni Yuliyani, S.Pd.Si
NAMA KELOMPOK
1 .................................................................
2 .................................................................
3 .................................................................
4 .................................................................
5 .................................................................
GEMPA BUMI
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca bahan ajar, peserta didik dapat memahami konsep gempa
bumi dan tindakan pengurangan resiko sebelum, pada saat, dan pasca
bencana sesuai ancaman bencana di daerahnya dengan baik. (Literasi)
2. Melalui eksperimen sederhana dan kajian literatur , peserta didik dapat
membandingkan pengaruh kekuatan gempa dan kedalaman pusat gempa
terhadap kerusakan akibat gempa dengan baik. (Literasi dan Critical
Thinking)
3. Melalui diskusi kelompok dengan panduan LKPD, peserta didik dapat
menganalisis ancaman bencana yang dapat terjadi di daerahnya dengan baik.
(Colaboration dan Critical Thinking)
4. Melalui kerjasama antar anggota kelompok dengan panduan bahan ajar,
peserta didik dapat membuat gagasan tertulis tentang upaya pengurangan
resiko sebelum, pada saat, dan pasca bencana sesuai ancaman bencana di
daerahnya dengan baik. (Creativity dan Colaboration)
5. Melalui presentasi, peserta didik dapat mengomunikasikan gagasan tertulis
yang terdapat pada LKPD tentang upaya pengurangan resiko sebelum, pada
saat, dan pasca bencana sesuai ancaman bencana di daerahnya dengan baik.
(Communication)
Analisis Gempabumi Cianjur (Jawa Barat) Mw 5.6 Tanggal 21
November 2022
Ibrahim. 24 Nov 2022. https://www.bmkg.go.id/berita/?p=42632&lang=ID&tag=cianjur
Tanggal 21 November 2022 siang hari (13:21:10 WIB) telah terjadi gempabumi
Mw 5.6 di daerah Cianjur, Jawa Barat. Berdasarkan data BMKG, hingga tanggal
22 November 2022 telah tercatat 140 gempa-gempa susulan (aftershocks)
dengan magnitudo 1.2-4.2 dan kedalaman rata-rata sekitar 10 km, dimana 5
gempa diantaranya dirasakan oleh masyarakat sekitar. Gempabumi utama
(mainshock) Mw 5.6 berdampak dan dirasakan di kota Cianjur dengan skala
intensitas V-VI MMI (Modified Mercalli Insensity); Garut dan Sukabumi IV-V
MMI; Cimahi, Lembang, Kota Bandung, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor
dan Bayah dengan skala intensitas III MMI; Tangerang Selatan, Jakarta dan
Depok dengan skala intensitas II-III MMI (Gambar 1). Menurut informasi
sementara dari BNPB sampai tanggal 22 November 2022 pukul 17.00 WIB
bahwa gempabumi ini menimbulkan 268 korban jiwa dan lebih dari 2.000
rumah mengalami kerusakan.
BPBD Jawa Barat: 3 Kecamatan di Garut Terdampak Gempa Magnitudo 6,1
3 Desember 2022
pikiran-rakyat.com-4 Desember 2022, 10:19 WIB
Gempa magnitudo 6,1 yang mengguncang Kabupaten Garut, Sabtu 3 Desember 2022
tercatat berdampak pada 3 kecamatan di wilayah tersebut, berdasarkan laporan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat.
Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Jawa Barat
pada Sabtu malam, melaporkan dari tiga kecamatan tersebut, ada lima desa di
Kabupaten Garut yang terdampak gempa. Adapun ketiga wilayah tersebut di antaranya
Kecamatan Pakenjeng, Kecamatan Cikelet, dan Kecamatan Selaawi.
Dari tiga daerah tersebut, diperoleh data adanya kerusakan sebanyak enam unit rumah,
lima unit rumah terdampak, dan satu unit sarana pendidikan rusak ringan.
Kemudian, jumlah korban dilaporkan sebanyak 1 orang, dengan status luka ringan dan
sudah mendapat tindakan medis dari Puskesmas.
Koordinator Pusdalops PB BPBD Jawa Barat, Hadi Rahmat, mengatakan gempa Garut
yang berpusat pada titik 7,49 LS, 107,58 BT atau 46 Km barat daya Garut di kedalaman
106 km dirasakan hingga Kabupaten Pangandaran, Kota Banjar, Kabupaten Ciamis, Kota
dan Kabupaten Tasikmalaya.
Sementara itu, Bupati Garut Rudi Gunawan melaporkan berdasarkan asesmen BPBD dan
para camat, gempa di wilayahnya tidak menyebabkan adanya korban jiwa.
"Kami juga ke daerah terdampak di Kecamatan Bungbulang sudah dicek, dan semuanya
sudah memberikan laporan pada camat, hampir semua kepala desa, terutama yang ada
di Garut bagian selatan yang dekat dengan laut itu tidak ada korban jiwa," kata Rudy
Gunawan melalui siaran pers di Garut, Minggu, dikutip dari Antara.
Sejumlah rumah yang terdampak pun dinilai ringan, berupa retak-retak hingga plafon
yang roboh. Kerusakan tersebut saat ini tengah dilakukan asesmen oleh jajaran terkait.
Dalam keterangannya, Rudi memastikan kondisi di Garut, terutama di wilayah selatan
yang menjadi titik pusat gempa, khususnya yang dekat dengan kawasan pantai dan
berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, secara keseluruhan aman terkendali.
Namun, ada sedikit kekhawatiran yang dirasakan masyarakat Garut setelah gempa itu,
yakni potensi gempa bumi susulan yang tidak bisa diprediksi kapan terjadi.
Analisislah perbedaan kedua informasi di atas dengan mengisi tabel
berikut!
Kekuatan Kedalaman
Daerah (Magnitudo) (Hiposentrum) Lokasi Efek
Terjadi
Gempa Gempa
Gempa Nilai Kategori Nilai Kategori
Cianjur
Garut
Hasil Pengamatan
Guncangan/Akibat
Lingkaran
Pelan Sedang Kuat
Kesimpulan
KESIMPULAN
Berdasarkan analisis dan eksperimen sederhana yang Kalian
lakukan, coba simpulkan mengapa kerusakan akibat gempa di
Kabupaten Cianjur lebih parah dibandingkan dengan Kabupaten
Garut
MENILAI POTENSI BENCANA TEMPAT TINGGAL DAN
LINGKUNGAN SEKITAR
Perhatikanlah tempat tinggal sekitar Kalian, apakah
sekitar tempat kalian memiliki potensi bencana alam?
Mari kita nilai bersama. Jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut ini!
4.10.1. Membuat gagasan tertulis tentang upaya pengurangan resiko sebelum, pada saat, dan pasca
bencana sesuai ancaman bencana di daerahnya.
4.10.2. Mengomunikasikan gagasan tertulis tentang upaya pengurangan resiko sebelum, pada saat, dan
pasca bencana sesuai ancaman bencana di daerahnya
Tujuan Pembelajaran
1. Dengan membaca bahan ajar, peserta didik dapat menjelaskan peristiwa gempa bumi tindakan
pengurangan resiko sebelum, pada saat, dan pasca bencana sesuai ancaman bencana di
daerahnya dengan baik. (Literasi)
2. Melalui tayangan video dan informasi dari BMKG, peserta didik dapat membandingkan pengaruh
kekuatan gempa dan kedalaman pusat gempa terhadap kerusakan akibat gempa dengan baik.
(Literasi dan Critical Thinking)
3. Melalui diskusi kelompok dengan panduan LKPD, peserta didik dapat menganalisis ancaman
bencana yang dapat terjadi di daerahnya dengan baik. (Colaboration dan Critical Thinking)
4. Melalui kerjasama antar anggota kelompok dengan panduan bahan ajar, peserta didik dapat
membuat gagasan tertulis tentang upaya pengurangan resiko sebelum, pada saat, dan pasca
bencana sesuai ancaman bencana di daerahnya dengan baik. (Creativity dan Colaboration)
5. Melalui presentasi, peserta didik dapat mengomunikasikan gagasan tertulis yang terdapat pada
LKPD tentang upaya pengurangan resiko sebelum, pada saat, dan pasca bencana sesuai
ancaman bencana di daerahnya dengan baik. (Communication)
Kata Pengantar
Segala Puji dan Syukur kami panjatkan selalu kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
Rahmat, Taufiq, dan Hidayah yang sudah diberikan sehingga kami bisa
menyelesaikan bahan ajar yang berjudul “Gempa Bumi” dengan tepat waktu.
Tujuan dari penyusunan bahan ajar ini tidak lain adalah untuk membantu
peserta didik dalam memahami materi tentang gempa bumi.
Bahan ajar ini juga akan memberikan informasi secara lengkap mengenai
pengertian, macam, dan tindakan yang harus dilakukan sebelum, pada saat, dan
setelah terjadi gempa bumi.
Kami sadar bahwa penyusunan bahan ajar ini bukan merupakan buah hasil
kerja keras kami sendiri. Ada banyak pihak yang sudah berjasa dalam membantu
kami di dalam menyelesaikan bahan ajar ini. Kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan wawasan
dan bimbingan kepada kami sebelum maupun ketika menulis bahan ajar ini.
Kami juga sadar bahwa bahan ajar yang kami susun masih belum bisa dikatakan
sempurna. Maka dari itu, kami meminta dukungan dan masukan dari para
pembaca, agar kedepannya kami bisa lebih baik lagi di dalam menyusun sebuah
bahan ajar.
Pangandaran, 25 November 2020
Penyusun
ii
Daftar Isi
Judul i
Kata Pengantar ii
A Pergerakan Lempeng 1
C Gempa Bumi 4
F Mitigasi Bencana 10
Daftar Pustaka 12
iii
A. Pergerakan Lempeng
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, selain lempeng Nazca, lempeng Amerika Selatan dan Lempeng Afrika, di planet
bumi ini masih terdapat lempeng-lempeng lainnya. Lempeng-lempeng tersebut selalu bergerak karena adanya arus
konveksi atau arus panas pada lapisan astenosfer (mantel bumi). Pergerakan lempeng tersebut diklasifikasikan
menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut
1. Konvergen, merupakan pergerakan lempeng yang saling mendekati satu sama lain/ bertubrukan. Gerak
konvergen antara dua kerak benua menyebabkan pembentukan pegunungan (lipatan) misalnya pembentukan
Pegunungan Himalaya (interaksi lempeng India dengan Lempeng Eurasia). Gerak konvergen antara lempeng
benua dengan lempeng samudra menyebabkan penujaman sehingga terbentuk gunung api dan palung laut
misalnya pada Pegunungan Andes (interaksi lempeng Nazca dan lempeng Amerika Selatan).
2. Divergen, merupakan pergerakan lempeng yang saling menjauh. Gerakan ini menyebabkan pembentukan
punggung, samudera (mid ocean ridge).
3. Transform, merupakan pergerakan lempeng yang saling berpapasan yang dapat menimbulkan patahan secara
mendatar.
1
B. Lipatan dan Patahan
Lipatan dan patahan merupakan bentuk-bentuk permukaan bumi yang terbentuk akibat dari aktivitas lempeng yang
ada di dalam bumi. Bentuk- bentuk permukaan bumi tidak sama antara satu wilayah dengan wilayah lainnya.
Diantaranya ada gunung dan pegunungan, ada lembah, bukit dan perbukitan, jurang dan lain sebagainya. Hal
tersebut justru akan menambah keindahan keadaan di bumi. Lipatan dan patahan akan berkontribusi besar untuk
membentuk berbagai macam bentuk muka bumi tersebut. Adanya lipatan dan juga patahan ini akibat dari tenaga
yang berasal dari dalam bumi atau biasa kita sebut sebagai tenaga endogen.
Kita tentu pernah menidengar atau bahkan familiar dengan lipatan dan juga patahan. Lipatan atau Fold merupakan
suatu gelombang pada lapisan tanah yang terjadi karena adanya proses diatropisme atau proses pembentukan
lapisan bumi yang tidak tercampuri oleh aktivitas vulkanisme. Lipatan juga merupakan suatu struktur geologi yang
biasa kita jumpai pada batuan sedimen.
Sementara patahan merupakan bentuk permukaan bumi yang terjadi akibat adanya tekanan- tekanan tenaga
endogen yang cepat sehingga permukaan bumi tidak sempat melipat, sehingga muncullah patahan. Kita mungkin
kurang menyadari bahwa sebenarnya patahan dan lipatan ini juga terjadi di sekitar kita. Hal ini dibuktikan dengan
keadaan bumi kita yang tidak sama rata di bagian permukaannya. Maka dari itulah kita akan membahas mengenai
contoh lipatan dan patahan yang ada di permukana bumi.
Macam-macam patahan dan lipatan ini dikategorikan berdasarkan kriteria tertentu. Beberapa jenis dari patahan
dan lipatan antara lain sebagai berikut.
Macam Lipatan Berdasarkan Sumbunya
Lipatan tegak atau Symmetric Fold merupakan lipatan yang memiliki posisi bidang sumbu lipatan yang tegak
lurus dengan bidang bidang lipatan. Bidang sumbu ini juga membagi sinklin dan antiklin yang sama besar atau
simetris.
Lipatan miring atau Asymmetric Fold merupakan lipatan tegak yang mendapat tekanan secara terus menerus
sehingga bentuknya tidak tegak lagi, namun miring ke salah satu sisi.
Lipatan menggantung merupakan lipatan yang memiliki puncak yang menggantung.
Lipatan Isoklinal atau Isoclinal Fold merupakan lipatan yang mempunyai sumbu sejajar antara satu dengan yang
lainnya yang disebabkan adanya dorongan yang terjadi berkelanjutan.
Lipatan Rebah atau Overtuned Fold merupakan lipatan yang memiliki bentuk landai. Lipatan rebah ini
terbentuk karena adanya dorongan yang melintang dari satu arah.
Lipatan sesar sungkup atau Overthrust merupakan kelanjutan dari lipatan rebah yang mendapatkan penekanan
secara terus menerus.
2
Lipatan Berdasarkan Intensitasnya
Lipatan dibedakan berdasarkan pada intensitas lipatan, yang dibagi menjadi 7 jenis yakni sebagai berikut:
Lipatan terbuka merupakan lipatan yang terjadi aKibat adanya proses deformasi yang lemah, sehingga tidak
mengalami penebalan atau penipisan yang terjadi pada lapisan tanah.
Lipatan tertutup merupakan lipatan yang terjadi akibat proses deformasi yang kuat, sehingga mengalami
penebalan atau penipisan pada lapisan tanah.
Drag fold merupakan lipatan yang terjadi akibat adanya pergeseran antar lapisan tanah.
En enchelon fold merupakan sekelompok lipatan yang saling merebah satu dengan yang lainnya.
Culmination and depression merupakan lipatan yang mempunyai sudut runcing pada bagian arah yang
berlainan.
Synclinorium adalah lipatan yang sinklin utamanya terdiri dari beberapa lipatan lain yang memiliki ukuran
lebih kecil.
Anticlinorium merupakan lipatan dimana antiklin utamanya terdiri dari beberapa lipatan lain yang
mempunyai ukuran lebih kecil.
3
C. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan getaran yang terjadi di permukaan bumi yang disebabkan oleh lempengan bumi yang
bergerak sehingga terjadi pelepasan energi dari dalam perut bumi secara tiba-tiba yang biasanya diikuti dengan
terjadinya patahan/sesar (fault). Timbulnya patahan atau sesar tersebut karena adanya gerakan plat-plat
tektonik/lapis kerak bumi yang saling bertumbukan, bergeser atau saling menyusup satu dengan yang lain
(subduksi). Kebanyakan gempa Bumi disebabkan dari pelepasan energi yang tekanan yang semakin lama
tekanan tersebut semakin membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak
dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa Bumi akan terjadi.
Jenis-jenis Gempa Bumi
1. Menurut Proses Terjadinya
Gempa tektonik: terjadi karena tumbukan lempeng-lempeng di litosfer bumi karena tenaga tektonik.
Gempa vulkanik: terjadi akibat aktivitas gunung api. Gempa jenis ini hanya dirasakan di sekitar gunung api
sebelum dirinya meletus, saat terjadi letusan, dan beberapa saat setelah terjadi letusan.
Gempa runtuhan atau longsoran: gempa jenis ini terjadi karena adanya area kosong di bawah lahan yang
runtuh.
2. Berdasarkan Bentuk Episentrum
Gempa sentral: episentrum berbentuk titik
Gempa linear: episentrum berbentuk garis.
3. Berdasarkan Kedalaman Hiposentrum
Gempa bumi dalam: kedalaman hiposenter melebihi 300 km di bawah permukaan bumi
Gempa bumi menengah: kedalaman hiposenter berada di antara 60-300 km di bawah permukaan bumi
Gempa bumi dangkal: kedalaman hiposenter kurang dari 60 km di bawah permukaan bumi.
4. Menurut Jaraknya
Gempa sangat jauh: jarak episentrumnya di atas 10 ribu km
Gempa jauh: jarak episentrum di atas 10 ribu km
Gempa lokal, jarak episentrum kurang dari 10 ribu km.
5. Menurut Lokasi
Gempa daratan: episentrumnya terjadi di daratan
Gempa lautan: episentrumnya terjadi di dasar laut. Gempa jenis ini menimbulkan terjadinya tsunami.
4
D. Episentrum dan Hiposentrum Gempa
Hiposentrum
Gempa bumi adalah salah satu tenaga di bumi yang dapat memberikan akibat pada kehidupan manusia. Semakin
kuat dan semakin dekat dengan titik gempa, maka kerusakan yang ditimbulkan akan semakin besar. Pengertian
Hiposentrum adalah pusat titik gempa yang ada di dalam bumi. Hiposentrum diukur melalui gelombang seismik.
Gelombang seismik adalah gelombang elastik yang memancarkan getaran di dalam dan di permukaan bumi.
hiposentrum adalah pusat gempa. Sehingga lokasi hiposentrum adalah lokasi awal dari gempa bumi itu terjadi.
Gempa bumi yang terjadi akibat dari tektonisme dan vulkanisme pasti memiliki hiposentrum.
Tekanan yang ada di dalam bumi, akan menyebakan lapisan bumi bergetar, yang menghasilkan hiposentrum.
Semakin dekat hiposentrum, maka gempa akan semakin terasa, dan kerusakan yang ditimbulkan akan semakin
besar. Hiposentrum yang ada di laut dan semakin dekat dengat dengan permukaan dasar laut lebih berbahaya,
karena dapat menciptakan tsunami. Gempa bumi sendiri dibagi menjadi 3, berdasarkan kedalaman
hiposentrumnya. Pembagian tersebut adalah gempa bumi dangkal, gempa bumi sedang, dan gempa bumi dalam.
Gempa bumi dangkal jika hiposentrumnya berada pada kedalaman di atas 60 km dari permukaan bumi. Gempa
bumi tipe ini adalah gempa bumi yang merusak, karena hiposentrum berada dekat dengan permukaan bumi.
Gempa bumi sedang jika hiposentrumnya berada pada kedalaman antara 60 hingga 300 km dari permukaan
bumi. gempa ini tidak begitu merusak, karena titik hiposentrumnya tidak dekat dengan permukaan bumi.
Gempa bumi dalam jika hiposentrumnya berada pada kedalaman lebih dari 300 km dari permukaan bumi.
gempa ini tidak terasa dan tidak menghasilkan kerusakan pada permukaan bumi. gempa ini hanya dapat di
deteksi dengan memakai alat bantu untuk mendeteksi gempa.
5
Episentrum
Hiposentrum adalah titik pusat gempa di kedalaman bumi. Jadi hiposentrum berada di bawah permukaan bumi sedangkan
episentrum adalah titik pusat gempa di permukaan bumi yang tegak lurus dengan hiposentrum. Jadi bedanya episentrum ada
di atas permukaan bumi sedangkan hiposentrum di bawah permukaan bumi
Episentrum bertugas membawa sisa gelombang dan menyebarkannya. Dapat dikatakan, episentrum adalah medium yang
bertugas meneruskan getaran ke permukaan bumi. episentrum adalah hasil dari hiposentrum. Untuk mengukur letak
episentrum, diperlukan sebuah metode. Metode tersebut adalah metose LASKA. Metode LASKA adalah metode yang
menghitung selisih datangnya gelombang primer dan sekunder saat terjadinya gempa. Gempa bumi sendiri, dibedakan
menjadi dua, berdasarkan episentrumnya. Yaitu gelombang primer dan gelombang sekunder
Gelombang primer adalah gelombang yang merambat, dan berasal dari pusat gempa. Gelombang ini cepat, dan dapat
merusak.
Gelombang sekunder adalah gelombang yang merambat akan tetapi memiliki kecepatan yang lebih pelan. Gelombang ini
ada setelah gelombang primer. Kekuatan gelombang sekinder lebih lemah dari gelombang primer. Gelombang sekunder
tidak dapat merambat melalui lapisan cair
Delta B
= (( 2. 33’ 45’’ – 2. 30’ 15’’) – 1’) X 1.000 km
= (3’ 30’’ – 1’) X 1.000 km
=2’ 30’’ X 1.000 km
(2 X 1.000) + (30/60 X 1.000)
= 2.500 km
Artinya jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun B 2.500 km.
Delta C
= ((2. 36’ 15’’ – 2. 32’ 15’’) – 1’) X 1.000 km
= (4’ – 1’) X 1.000 km
= 3’ X 1.000 km
= 3.000 km
Artinya jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun C 3.000 km.
6
E. Skala Gempa Bumi
7
Skala Intensitas Gempabumi
SIG adalah Skala Intensitas Gempabumi. Skala ini menyatakan dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya
gempabumi. Skala Intensitas Gempabumi (SIG-BMKG) digagas dan disusun dengan mengakomodir keterangan
dampak gempabumi berdasarkan tipikal budaya atau bangunan di Indonesia. Skala ini disusun lebih sederhana
dengan hanya memiliki lima tingkatan yaitu I-V.
SIG-BMKG diharapkan bermanfaat untuk digunakan dalam penyampaian informasi terkait mitigasi gempabumi
dan atau respon cepat pada kejadian gempabumi merusak. Skala ini dapat memberikan kemudahan kepada
masyarakat untuk dapat memahami tingkatan dampak yang terjadi akibat gempabumi dengan lebih baik dan
akurat.
8
Magnitudo
Magnitudo adalah ukuran kekuatan gempa bumi yang menggambarkan besarnya energi seismik yang
dipancarkan oleh sumber gempa dan merupakan hasil pengamatan seismograf.
Sebelum menggunakan skala Magnitudo (M), BMKG menggunakan Skala Richter (SR). SR dikembangkan oleh
Charles Richter pada tahun 1934. SR merupakan skala pengukur kekuatan gempa yang paling terkenal dan luas
digunakan.
Seperti dikutip dari situs United States Geological Survey (USGS) atau Survei Geologi Amerika Serikat, SR juga
dikenal dengan sebutan Magnitudo Lokal (ML).
"Dalam praktiknya SR kini tidak digunakan lagi secara umum kecuali untuk gempa bumi lokal berkekuatan kecil,"
seperti yang dikutip dari USGS. SR disebut tidak memberikan perkiraan yang akurat untuk gempa bumi berskala
besar
Saat ini skala Magnitudo Momen (MW) atau M adalah ukuran yang lebih akurat untuk ukuran gempa. Secara
khusus, untuk gempa bumi sangat besar, skala Mw atau M memberikan perkiraan ukuran gempa yang paling
dapat diandalkan.
9
Mengapa Indonesia sering mengalami gempa bumi? hal ini karena letak Indonesia yang berada di jalur cincin api
dan memiliki banyak gunung berapi aktif. Gunung berapi aktif akan sering menimbulkan gempa yang disebut
dengan gempa vulkanik. Gempa Vulkanik menimbulkan banyak dampak atau akibat bagi bumi dan kehidupan
manusia. Selain karena terdapat banyak gunung, Indonesia sering terjadi gempa karena letaknya yang berada di
lempeng- lempeng bumi yang saling bergesekan.
Perhatikan gambar berikut, jalur tersebut merupakan terdapat banyak aktivitas, jalur ini dikenal dengan nama
“Ring of Fire” berupa jalur pergerakan lempeng-lempeng. Pada zona tersebut banyak terjadi pergerakan lempeng
konvergen, pada zona tersebut termasuk negera kita Indonesia, sudah sewajarnya apabila terjadi aktivitas seismik
berupa gempa bumi dan juga terdapat banyak gunung api. Oleh karena itu, kita perlu waspada akan resiko
terhadap letusan gunung api dan gempa tahu serta mengetahui bagaimana cara menghadapi .
10
F. Mitigasi Bencana
Bencana merupakan suatu permasalahan yang amat besar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia, yang
kemungkinan besar masih akan berlanjut di masa-masa yang akan datang. Penanganan bencana (khususnya
bencana alam) yang datang secara bertubi-tubi dan dalam skala yang besar seperti yang dialami oleh Indonesia
belakangan ini tentu tidak mudah.
Terdapat beberapa tahap dalam upaya penanggulangan bencana yaitu fase Pra Bencana, fase Tanggap Darurat
(saat Terjadi Bencana), dan fase Pasca Bencana. Di dalam Fase Pra Bencana dibedakan atas kondisi tidak ada
ancaman bencana dan kondisi potensi ancaman bencana. Pada kondisi ancaman bencana terdiri atas tahapan
perencanaan, mitigasi, dan tahap kesigapan. Pada fase tanggap darurat terdiri atas tahap kesiapan dan
penanganan korban. Pada fase pasca bencana terdiri atas pemulihan dan rekonstruksi. Gambar berikut
menunjukan tahapan-tahapan penanggulangan bencana.
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik
maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Mitigasi didefinisikan sebagai upaya yang ditujukan
untuk mengurangi dampak dari bencana,Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana,
baik melaluipembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuanmenghadapi ancaman
bencana(UU No 24 Tahun 2007, Bab I Ketentuan Umum, Pasal 1 angka 9), (PP No 21 Tahun 2008, Bab I Ketentuan
Umum, Pasal1 angka 6).
Mitigasi bencana merupakan langkah yang sangat perlu dilakukan sebagai suatu titik tolak utama dari
manajemen bencana. Ada 4 (empat) hal penting dalam mitigasi bencana, yaitu:
Tersedia informasi dan peta kawasan rawan bencana untuk tiap jenis bencana.
Sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana,karena
bermukim di daerah rawan bencana.
Mengetahui apa yang perlu dilakukan dan dihindari, serta mengetahui cara penyelamatan diri jika bencana
timbul, dan
Pengaturan dan penataan kawasanrawan bencana untuk mengurangi ancamanbencana.
Kalian perlu mengetahui ancaman bencana alam yang berada di daerah sekitar tempat tinggal Ananda,
mengenali tanda-tanda akan datangnya bencana serta memahami cara mempersiapkan diri jika bencana alam
tersebut terjadi. Berikut ini adalah beberapa bencana yang sering terjadi di Indonesia diantaranya adalah:
Letusan Gunung Api
Gempa Bumi
Tsunami
Banjir
AirBah (Banjir Bandang)
TanahLongsor
Kebakaran Hutan
Angin Putting Beliung (AnginTopan)
11
12
Daftar Pustaka
Widodo, Wahono, dkk. 2017. Buku Siswa Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Herlina, Lina dkk. 3 Desember 2020. IPA MODUL 10 Lapisan Bumi dan Ancaman Bencana Alam. diakses 24
November 2022 dari https://ditsmp.kemdikbud.go.id/ipa-modul-10-lapisan-bumi-dan-ancaman-bencana-alam/
Ayu Isti. 4 September 2022. Episentrum adalah Titik Permukaan Pusat Gempa, Ketahui Ciri-Cirinya. Diakses 24
November 2022 dari https://www.merdeka.com/jateng/episentrum-adalah-titik-permukaan-pusat-gempa-
ketahui-ciri-cirinya-kln.html
https://www.bmkg.go.id/gempabumi/antisipasi-gempabumi.bmkg
https://www.bmkg.go.id/gempabumi/skala-mmi.bmkg
13
Gempa Bumi
Kelas 7 Semester 2
Disusun Oleh
Reni Yuliyani, S.Pd.Si
Assalamualaikum, Bagaimana kabar kalian?
Sumber: Roboguru.com
Tujuan Pembelajaran
memahami konsep gempa bumi dan tindakan pengurangan resiko sebelum,
pada saat, dan pasca bencana sesuai ancaman bencana
membandingkan pengaruh kekuatan gempa dan kedalaman terhadap
kerusakan akibat gempa dengan baik
menganalisis ancaman bencana yang dapat terjadi
membuat gagasan tertulis tentang upaya pengurangan resiko sebelum, pada
saat, dan pasca bencana sesuai ancaman bencana
mengomunikasikan gagasan tertulis tentang upaya pengurangan resiko
sebelum, pada saat, dan pasca bencana sesuai ancaman bencana di daerahnya
Manfaat Pembelajaran
Melalui Kegiatan Pembelajaran ini diharapkan kalian dapat:
kerjasama
Menganalisis berita tentang
gempa bumi
Kegiatan Berkelompok mengerjakan LKPD
Presentasi dan simulasi
Bacalah berita berikut dengan
cermat!
Analisis Gempabumi Cianjur (Jawa Barat) Mw 5.6 Tanggal 21 November 2022
Ibrahim. 24 Nov 2022.
https://www.bmkg.go.id/berita/?p=42632&lang=ID&tag=cianjur
Tanggal 21 November 2022 siang hari (13:21:10 WIB) telah terjadi gempabumi Mw
5.6 di daerah Cianjur, Jawa Barat. Berdasarkan data BMKG, hingga tanggal 22
November 2022 telah tercatat 140 gempa-gempa susulan (aftershocks) dengan
magnitudo 1.2-4.2 dan kedalaman rata-rata sekitar 10 km, dimana 5 gempa
diantaranya dirasakan oleh masyarakat sekitar. Gempabumi utama (mainshock)
Mw 5.6 berdampak dan dirasakan di kota Cianjur dengan skala intensitas V-VI
MMI (Modified Mercalli Insensity); Garut dan Sukabumi IV-V MMI; Cimahi,
Lembang, Kota Bandung, Cikalong Wetan, Rangkasbitung, Bogor dan Bayah
dengan skala intensitas III MMI; Tangerang Selatan, Jakarta dan Depok dengan
skala intensitas II-III MMI (Gambar 1). Menurut informasi sementara dari BNPB
sampai tanggal 22 November 2022 pukul 17.00 WIB bahwa gempabumi ini
menimbulkan 268 korban jiwa dan lebih dari 2.000 rumah mengalami kerusakan.
BPBD Jawa Barat: 3 Kecamatan di Garut Terdampak Gempa Magnitudo 6,1 3 Desember 2022
pikiran-rakyat.com-4 Desember 2022, 10:19 WIB
Gempa magnitudo 6,1 yang mengguncang Kabupaten Garut, Sabtu 3 Desember 2022 tercatat berdampak pada 3 kecamatan di
wilayah tersebut, berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat.
Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) BPBD Jawa Barat pada Sabtu malam, melaporkan dari tiga
kecamatan tersebut, ada lima desa di Kabupaten Garut yang terdampak gempa. Adapun ketiga wilayah tersebut di antaranya
Kecamatan Pakenjeng, Kecamatan Cikelet, dan Kecamatan Selaawi.
Dari tiga daerah tersebut, diperoleh data adanya kerusakan sebanyak enam unit rumah, lima unit rumah terdampak, dan satu
unit sarana pendidikan rusak ringan.
Kemudian, jumlah korban dilaporkan sebanyak 1 orang, dengan status luka ringan dan sudah mendapat tindakan medis dari
Puskesmas.
Koordinator Pusdalops PB BPBD Jawa Barat, Hadi Rahmat, mengatakan gempa Garut yang berpusat pada titik 7,49 LS, 107,58 BT
atau 46 Km barat daya Garut di kedalaman 106 km dirasakan hingga Kabupaten Pangandaran, Kota Banjar, Kabupaten Ciamis,
Kota dan Kabupaten Tasikmalaya.
Sementara itu, Bupati Garut Rudi Gunawan melaporkan berdasarkan asesmen BPBD dan para camat, gempa di wilayahnya tidak
menyebabkan adanya korban jiwa.
"Kami juga ke daerah terdampak di Kecamatan Bungbulang sudah dicek, dan semuanya sudah memberikan laporan pada camat,
hampir semua kepala desa, terutama yang ada di Garut bagian selatan yang dekat dengan laut itu tidak ada korban jiwa," kata
Rudy Gunawan melalui siaran pers di Garut, Minggu, dikutip dari Antara.
Sejumlah rumah yang terdampak pun dinilai ringan, berupa retak-retak hingga plafon yang roboh. Kerusakan tersebut saat ini
tengah dilakukan asesmen oleh jajaran terkait.
Dalam keterangannya, Rudi memastikan kondisi di Garut, terutama di wilayah selatan yang menjadi titik pusat gempa,
khususnya yang dekat dengan kawasan pantai dan berbatasan dengan Kabupaten Cianjur, secara keseluruhan aman terkendali.
Namun, ada sedikit kekhawatiran yang dirasakan masyarakat Garut setelah gempa itu, yakni potensi gempa bumi susulan yang
tidak bisa diprediksi kapan terjadi.
CARI DI
BUKU
DISKUSIKAN BERSAMA
k
KELOMPOK
BUAT
RUMUSKAN KESIMPULAN
MASALAH
Gunung Berapi
Terima Kasih
Semoga Bermanfaat
Lampiran 1 Lembar Penilaian Sikap
Mata Pelajaran : IPA
Kelas : VII
Semester : Genap
Kurikulum : 2013
Tahun pelajaran : 2022/2023
Indikator
1. Berdoa sebelum dan sesudah menjalankan sesuatu
2. Memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut
3. Mengucapkan syukur ketika berhasil mengerjakan sesuatu
Kriteria Penilaian
Sangat Baik : Jika semua indikator terpenuhi
Baik : Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi
Cukup Baik : Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi
Kurang Baik : Jika hanya 0 indikator yang terpenuhi
Nama Kerjasama
No
siswa Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
1
2
3
4
5
Indikator
1. Aktif dalam Kelompok
2. Menghargai Pendapat Teman
3. Kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan
Kriteria Penilaian
Sangat Baik : Jika semua indikator terpenuhi
Baik : Jika hanya 2 indikator yang terpenuhi
Cukup Baik : Jika hanya 1 indikator yang terpenuhi
Kurang Baik : Jika hanya 0 indikator yang terpenuhi
Disiplin
No Nama siswa
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik
1
2
3
4
5
Indicator
1. Hadir di dalam kegiatan pembelajaran
2. Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditetapkan
3. Tidak mengganggu orang lain yang sedang belajar
Kriteria Penilaian
Indikator
Level Kunci Nomor
No Pencapaian Indikator Soal Soal Skor
Kognitif Jawaban Soal
Kompetensi
1 Memahami Disajikan ilustrasi C4 Perhatikan berita berikut! B 1 25
konsep gempa tentang terjadinya
bumi dan gempa bumi di Melihat Kembali Gempa Lombok 2018 dan Sejarah
tindakan Lombok. Kegempaannya
pengurangan Berdasarkan ilustrasi
Gempa Lombok 2018 merupakan fenomena yang langka
resiko sebelum, tersebut peserta didik
dan menarik untuk dipahami perilakunya. Pola seismisitas
pada saat, dan dapat menganalisis
pasca bencana penyebab gempa yang naik turun memberikan kepanikan dan kebingungan,
sesuai ancaman yang terjadi di terutama masyarakat yang bermukim di Lombok, Bali dan
bencana di Lombok Sumbawa. Setidaknya ada enam kejadian gempa bumi
daerahnya. yang memiliki magnitudo lebih dari 5,5. Gempa bumi
magnitudo 6,4 yang terjadi pada 29 Juli 2018 merupakan
awal dari rangkaian Gempa Lombok 2018. Secara
mekanisme kejadiannya, gempa ini dipicu oleh adanya
aktivitas sesar naik di utara Lombok.
https://regional.kompas.com/read/2018/09/23/11321551/m
elihat-kembali-gempa-lombok-2018-dan-sejarah-
kegempaannya?page=all.
2 Memahami Disajikan beberapa C4 Untuk mengurangi resiko ketika terjadi bencana gempa A 2 25
konsep gempa pernyataan tentang bumi maka kita dapat melakukan beberapa tindakan baik
bumi dan tindakan-tindakan sebelum terjadi gempa, pada saat gempa maupun pasca
tindakan untuk mengurangi gempa. Beberapa tindakan tersebut adalah ...
pengurangan resiko bencana 1) Ketika di luar ruangan, menjauhlah dari bangunan yang
resiko sebelum, gempa bumi, peserta berpotensi runtuh
pada saat, dan didik menganalisa 2) Selalu sedia P3K, senter dan makanan sebagai
pasca bencana tindakan yang harus persediaan darurat
sesuai ancaman dilakukan pada saat 3) Ketika dalam ruangan, carilah perlindungan dari
bencana di gempa terjadi reruntuhan
daerahnya 4) Pelajarilah lingkungan sekitar kita
5) Menjauhlah dari pantai, karena berpotensi tsunami
6) Keluar ruangan dengan teratur
Tindakan yang harus dilakukan ketika gempa terjadi adalah
...
A. 1, 3, dan 5
B. 1, 4, dan 5
C. 2, 3, dan 6
D. 3, 4, dan 6
3 Membandingkan Disajikan tabel C4 Perhatikan data tentang magnitudo dan kedalaman pada D 3 25
pengaruh perbandingan beberapa daerah berikut!
magnitudo dan
kekuatan gempa kedalaman Daerah Magnitudo Kedalaman (km)
dari
A 6 15
dan kedalaman gempa yang terjadi B 6 70
pada beberapa
pusat gempa C 5 10
daerah, peserta didik D 5 20
terhadap dapat menganalisis Berdasarkan tabel di atas, maka daerah yang mengalami
kerusakan akibat daerah mana yang kerusakan paling parah akibat gempa bumi adalah… .
mengalami
gempa. kerusakan gempa A. Daerah D
. yang paling parah B. Daerah C
C. Daerah B
D. Daerah A
4 Menganalisis Disajikan gambar C4 Perhatikan gambar berikut! B 4 25
ancaman jalur lempeng indo
Australia, peserta
bencana yang didik dapat
dapat terjadi di menganalisis
kemungkinan
daerahnya.
ancaman bencana
yang dapat
mengancam
daerahnya Sumber: https://daerah.sindonews.com/read/587904/701/lempeng-
indo-australia-dan-eurasia-paling-aktif-sebulan-picu-33-kali-gempa-di-
laut-selatan-1635909075
Garis berwarna merah pada gambar di atas menunjukkan
jalur lempeng yang berada di Indonesia. Berdasarkan
gambar tersebut, bencana yang mungkin terjadi di daerah
Pangandaran adalah… .