Anda di halaman 1dari 14

Nama : Hanum Sabila Rusyda

NIM : 2302080013

KEUNGGULAN SYARIAT ISLAM

Abstrak

Artikel ini membahas tentang keunggulan syariat Islam atas aturan agama lain atau paham
lain. Adanya keinginan masyarakat muslim dunia kembali untuk tetap menggunakan syariat
lslam, setelah sebelumnya hukum buatan manusia (wadh’iyah) lebih dominan diterapkan dari
syariat lslam. Konsep keunggulan syariat Islam dapat ditinjau dari berbagai perspektif,
termasuk dalam bidang pencipta, budaya, hukum, perkembangan zaman, politik, ibadah,
kemanusiaan, spiritual, ekonomi, aqidah, akhlak. Dengan prinsip-prinsip inilah lslam
mengatur kehidupan manusia, agar segala sikap dan pandangan hidupnya dapat diterima oleh
manusia lainnya.
Kata Kunci: Syariat Islam, keunggulan, hukum, prinsip

Abstract

This article discusses the superiority of Islamic law over the rules of other religions or other
ideologies. There is a desire among the world's Muslim community to continue using Islamic
law, after previously man-made law (wadh'iyah) was more dominantly applied than Islamic
law. The concept of superiority of Islamic law can be viewed from various perspectives,
including in the fields of creator, culture, law, contemporary developments, politics, worship,
humanity, spiritual, economics, aqidah, morals. It is with these principles that Islam regulates
human life, so that all attitudes and views of life can be accepted by other humans.
Keywords: Islamic Sharia, virtue, law, principle

PENDAHULUAN

Syariat adalah hukum Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW pada abad yang
lalu telah mengalami hambatan dan tantangan. Sampai saat ini bahwa syariat lslam adalah
hukum dan peraturan yang sesuai dan selaras bagi kehidupan manusia di seluruh pelosok
permukaan bumi sampai akhir jaman. Hal ini tidak terlepas dari adanya keutamaan dan
keistemawaan syariat lslam itu sendiri. Bulan Ramadhan yang telah diturunkan Al-Qur’an
(syariat lslam) sebagai pedoman hidup manusia dan menjelaskan petunjuk dan pembeda (antara
hak dan bathil) (Q.S. Al-Baqarah: 185).

Pelaksanaan syariat lslam pada jaman Rasulullah SAW telah membawa kesan bagi
umat akhir jaman (muta’akhirin). Akan tetapi pada masa sekarang ini akibat dari kolonialisme
dan penindasan bangsa lain atas berbagai negara yang mayoritas penduduknya muslim, hukum
buatan manusia (wadh’iyah) lebih dominan diterapkan dari syariat lslam. Namun demikian
terlihat adanya keinginan masyarakat untuk tetap menggunakan syariat lslam, terutama di
wilayah setelah banyak negara mayoritas berpenduduk muslim yang merdeka seperti
lndonesia, Malaysia, lran, Pakistan dan lain-lain.

Penelitian dan pembahasan mengenai keutamaan syariat lslam yang dilakukan oleh
para pakar hukum baik di Barat maupun di Timur untuk mencari nilai positif yang dibawa oleh
syariat lslam dan mampu menjawab tantangan jaman. Penelitian ini juga berupaya melihat
apakah hukum lslam ini memiliki nilai lebih bila dibandingkan dengan hukum hukum buatan
manusia yang patut diakui sebagai hukum dan pedoman hidup untuk manusia kapanpun dan di
manapun mereka berada.

PEMBAHASAN

Syariat lslam berasal dari dua kata, yaitu Syariat dan lslam. Dari segi bahasa syariat
berasal dari kata, syari’ yang berarti tempat berjalan, jalan yang lurus, aliran mata air tempat
orang-orang datang dan mengambil airnya untuk diminum. Syariat secara terminologis berarti
sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan
sesama manusia, dan hubungan manusia dengan alam. Syariat berisi aturan-aturan hukum yang
merupakan implementasi dari kandungan Al-Qur’an dan Sunnah. Syariat adalah hukum yang
mengatur kehidupan manusia di dunia dalam rangka menggapai bahagia di dunia dan akhirat
sebagaimana firman Allah dalam Q. S. Al-Baqarah: 201 yang artinya: Dan di antara mereka
ada orang yang berdoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di
akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka”.

Kata lslam menurut bahasa berasal dari kata aslama, yang berarti tunduk, patuh, dan
berserah diri. Islam adalah nama dari agama wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Rasul-
Rasul-Nya yang berisi wahyu Allah untuk disampaikan kepada manusia. Islam berisi hukum-
hukum Allah yang mengatur manusia agar mendapat keselamatan, damai dan sejahtera.
Menurut istilah, syariat lslam adalah aturan beragama dan hukum yang Allah SWT tetapkan
bagi para hamba-Nya. Hukum ini dinamakan dengan syariat karena manusia seperti air yang
menghidupkan jasmani. Syari’at lslam juga bermakna hukum-hukum yang ditetapkan Allah
melalui Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
Keunggulan syariat lslam antara lain :

1. Bidang Pencipta

Al-Rabbaniyah berasal dari masdar Rabbun yang berarti pencipta, pengatur, pendidik.
Yang dimaksud dengan Al-Rabbaniyah adalah hukum atau peraturan lslam buatan sang
Pencipta (Rabb). Hukum ini bukan manusia yang dan berbagai macam campuran hasil cipta
manusia. Hukum Al-Rabbaniyah dibuat oleh Allah yang Maha Pencipta dan Maha Kuasa atas
segala apa yang ada di alam raya.Hukum lslam bersumber dari Allah SWT yang tidak terbatas
pada sesuatu masa tertentu, tetapi sesuai dengan perkembangan jaman, waktu, ruang, dan
musim tidak mempunyai pengaruh dan kuasa untuk merubah prinsip dan dasar Syariat lslam.

Syariat lslam mengatur hidup manusia agar benar-benar menepati kehendak Allah
SWT. Untuk memberikan ajaran dan arahan yang sesuai, Allah SWT mengangkat Nabi dan
Rasul untuk membimbing dan mengajarkan syariat-Nya. Tiap-tiap ummat mempunyai rasul,
maka apabila telah datang rasul mereka diberikan keputusan antara mereka dengan adil dan
mereka sedikitpun tidak dianiaya. (QS. Yunus: 5)

Allah SWT menegaskan bahwa bagi umat manusia akan diturunkan utusan yang akan
memberikan mereka peringatan, ancaman, kabar gembira, arahan, dan petunjuk bagaimana
menjalankan hukum lslam sesuai dengan yang diridhoi Allah. Tidak ada satupun ummat
melainkan telah ada seorang pemberi peringatan. (QS. Fathir: 23) Dengan demikian sumber
hukum dan peraturan lslam adalah Allah yang menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad
SAW dengan lafaz dan makna yaitu Al-Qur’an, ataupun dengan makna tanpa lafaz yaitu
Sunnah Rasul-Nya yang memberikan penjelasan tentang wahyu Allah SWT. Dari kedua
sumber ini maka lahirlah sumber-sumber hukum dan peraturan lainnya, seperti ijma’ , qiyas,
masalih mursalah, dan istihsan.

Menurut Abdul Qadir Audah, ada tiga perbedaan antara hukum buatan manusia (wad’iyah),
dengan hukum Allah (Syar’iyah), yaitu :

a. Hukum wad’iyah adalah buatan manusia sedangkan syariah lslam berasal dari Allah
dan keduanya memberikan gambaran sebagaimana sifat-sifat pembuatnya
b. Hukum wad’iyah terbatas ruang dan waktu sedangkan syariah lslam tetap kekal hingga
akhir jaman dan tidak menerima perubahan serta pergantian
c. Masyarakat yang membuat hukum itu menyesuaikannya dengan adat dan panutan
mereka, sedangkan syariah lslam tidak dibuat oleh masyarakat umum sehingga dapat
membangun suatu masyarakat manapun dan dibaik, negeri yang menjadi contoh bagi
negeri-negeri lainnya.

Hukum lslam mengatur hidup manusia agar sesuai dengan kehendak Allah SWT, dan
sesuai dengan kehendak fitrah manusia karena Allah Maha mengetahui dan lebih bijaksana
tentak kehendak, kebutuhan dan fitrah manusia dari pada manusia itu sendiri. Maka tegakkan
dirimu kepada agama (syariah) yang lurus, tetaplah pada fitrah Allah yang telah menciptakan
manusia menurut fitrahnya. Itulah agama (syariah) yang benar, tetapi kebanyakan manusia
tidak mengetahui. (QS. Ar-Rum:13)

Manusia yang ingin menggapai dan mencapai bahagia dunia dan akhirat wajib
menggunakan hukum Allah. Manusia yang mau menggunakan hukum Allah mendapat garansi
akan mendapat ketenangan, kedamaian, sejahtera lahir batin, dan bahagia di akhirat kelak.
Manusia yang melaksanakan hukum lslam dengan tulus ikhlas semata-mata karena Allah dan
patuh karena beberapa alasan :

a. Mereka mengetahui dan meyakini bahwa Allah SWT adalah Maha kuasa dan berkuasa
untuk mengubah ciptaan-Nya sesuai yang dikehendaki-Nya, sedangkan manusia adalah
makhluk yang lemah dan terbatas kemampuannya. Mereka mengetahui bahwa Allah
SWT yang paling tahu kebaikan buat hamba-Nya, Maha Bijaksana sehingga apapun
akan tampak sesuai dan serasi, mendapatkan kebaikan bukan keburukan.
b. Manusia adalah makhluk yang tidak mungkin mencapai tingkat yang sempurna
walaupun memiliki peradaban, ilmu, dan teknologi yang tinggi.
c. Manusia adalah makhluk yang dapat berubah karena lingkungan, perasaan, hawa
nafsu,warisan adat istiadat dari leluhurnya dan kepercayaan yang diyakininya.

2. Bidang Budaya

Al-Alamiyah berarti universal, bahwa segala hukum dan asas syariat lslam memiliki
sifat universal, insaniyah yaitu rahmat bagi seluruh alam, hidayah untuk seluruh manusia di
muka bumi ini dan diturunkan untuk segenap umat manusia. Syariat lslam tidak terbatas untuk
satu etnis manusia saja atau untuk satu daerah saja di muka bumi, akan tetapi untuk sekalian
manusia, suku, bangsa, warna kulit, bahasa, dan daerah.

Semua manusia sama kedudukannya dan tidak ada kelebihan antara satu dengan lainnya
kecuali yang paling taqwa. Keutamaan syariat lslam yang kedua ini adalah hukum Allah dibuat
oleh manusia. Hukum buatan manusia bersifat subyektif, dapat dipengaruhi oleh berbagai
situasi dan kondisi, seperti lebih mementingkan diri sendiri, kelompok, suku, golongan, dan
partai politiknya.

Seluruh syariat lslam ditegakkan di atas dasar persamaan. Semua wajib tunduk dan
patuh kepada Hukum Allah. Dalam syariat lslam, kedudukan seluruh manusia sama dalam
bidang taklif, hukum dan pengadilan. Segala ketentuan hukum dan sanksi tetap harus
dijalankan, suku, ras, kasta, dan semuanya juga akan sama dalam memperoleh hak dan
menunaikan kewajiban.

3. Bidang Hukum

Syumul berarti menyeluruh atau sifatnya melingkupi keseluruhan. Syariat lslam


melingkupi semua hukum dan peraturan di segala sudut dari berbagai sudut pembentukan,
pembinaan serta perbaikan hukum tersebut. Hukumnya menyeluruh dan melingkupi segala
unsur unsur kehidupan, baik berkenaan dengan keyakinan (aqidah), ibadah, akhlak, perilaku,
kehidupan pribadi, masyarakat luas, dan permaslahan umum seperti perdana, pidana, peradilan,
kenegaraan, ekonomi, politik, dan lain-lain.

Syariat lslam meliputi seluruh aspek kehidupan dan aktifitas manusia. Peraturan dan
hukum yang mengatur kehidupan pribadi, berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa, bernegara,
mengatur hubungan manusia dengan sesama, manusia dengan Pencipta alam semesta, manusia
dengan alam sekitar, dan manusia dengan alam sekitar, serta seluruh makhluk lainnya.
Mengatur hubungan antara rakyat dan pemerintah, antara muslim dan non muslim, antara
negara dengan negara, dan antara dunia fana dengan akhirat yang kekal. Pelaksanaan syariat
lslam tidak boleh dipisah-pisahkan karena bersifat kulli (kaaffah), totalitas, menyeluruh, bukan
sebagian saja. Wahai orang yang beriman masuklah kalian ke dalam agama lslam (syariah
lslam) secara menyeluruh dan jangan kalian mengikuti langkah- langkah (hukum) syaithan,
sungguh dia musuh yang nyata bagi kalian (QS. Al-Baqarah:120).

Jika syariat lslam dilaksanakan sebagian saja, maka bertentangan dengan nas Al-Qur’an
yang berbunyi : Apakah kamu beriman kepada sebagian isi dan ingkar kepada sebagian yang
lain. Tiada lain balasan orang-orang yang berbuat demikian (ingkar) dari pada kamu kecuali
kehinaan dalam hidup di dunia, dan di hari kiamat akan mendapat siksa yang pedih. (QS. Al-
Baqarah: 85)
Syariat lslam merupakan peraturan yang meliputi seluruh aspek kehidupan yang
menjelaskan keimanan, dasar keyakinan, dan aturan yang berhubungan dengan keesaan Allah
kepada jalan kebersihan jiwa dan raga. Syariat lslam secara totalitas ini dapat dibagi pada tiga
aspek, yaitu :

a. Hukum yang berkaitan dengan keimanan dan kepercayaan (aqidah). Hukum ini
dinamakan l’tiqadiyah, bidang kajiannya dalam ilmu kalam (tauhid)
b. Hukum yang berkaitan dengan akhlak (tasawwuf), seperti bersikap jujur, amanah,
menepati janji. Hukum ini dinamakan dengan hukum akhlaqiyah, dan bidang kajiannya
dalam ilmu akhlak (tasawwuf)
c. Hukum yang berkaitan dengan perbuatan manusia dalam hubungan dengan Tuhan dan
sesama manusia. Hukum ini dinamakan dengan hukum a’maliyah yang bidang
kajiannya ilmu fiqih.

Hukum ibadah mengatur hubungan manusia dengan Allah, seperti sholat dan puasa,
dan hukum muamalah mengatur hubungan sesama manusia. Hukum muamalat terbagi atas :

1. Hukum yang berkaitan dengan keluarga, seperti pernikahan, perceraian, adopsi disebut
hukum privat.
2. Hukum yang berkaitan dengan harta benda, seperti jual beli (bisnis), sewa, gadai,
tanggungan, dan lain-lain disebut hukum dagang (hukum perdata).
3. Hukum yang berkaitan dengan pelanggaran, perbuatan jahat, dan lain-lain disebut
hukum pidana.
4. Hukum yang berkaitan dengan kehakiman, persidangan, persaksian, dan lain-lain
disebut hukum acara peradilan.
5. Hukum yang berkaitan dengan keuangan dan pengurusan harta disebut hukum
ekonomi.
6. Hukum yang berkaitan dengan perang, hubungan dengan non muslim disebut ilmu
politik.
7. Hukum yang berkaitan dengan hak-hak dasar dan kewajiban seseorang dalam hidup
bermasyarakat dan bernegara disebut hukum hak asasi manusia.
4. Bidang Perkembangan Zaman

Hukum lslam adalah hukum yang orisinal dan baku, tidak berubah akibat perubahan
dan perkembangan jaman. Hukum lslam tidak dapat disaingi oleh seluruh hukum buatan
manusia yang ada di dunia ini, karena benar-benar berasal dari sang Pencipta alam semesta
berupa wahyu Ilahi.

Syariat lslam bersumber dari wahyu yang menggariskan usul (dasar), kaidah,
memperjelas maksud dan tujuan, membawa manusia menjadi qudwah (contoh teladan),
menerangkan jalan, dan menjadi petunjuk jalan yang lurus. Allah memprogram Syariat lslam
untuk manusia dan kemanusiaan (al-ishlah). Metode yang digunakan berbeda dengan
penerapan hukum dunia lainnya. Tujuan dari syariat lslam yaitu peribadatan kepada Allah
SWT, dan untuk mengharap ridho Allah.

Syariat lslam tidak berubah dengan perubahan jaman itu (khulud), bukan berarti tidak
dapat memenuhi kepentingan dan kebutuhan manusia pada jaman tertentu, akan tetapi
hukumnya tetap dan tidak berubah-ubah, menolak penyimpangan, pemalsuan, dan campur
aduk perubahan yang dilakukan oleh tangan kotor. Syariat lslam Allah SWT tetapkan melalui
Rasul-Nya, dan Allah pula menjaga-Nya, sebagaimana firman Nya: Sungguh telah Kami
turunkan Al-Qur’an (syariat lslam) dan Kami yang menjaganya. (QS. Al-Hijr: 9)

5. Bidang Politik

Politik Islam merupakan penghadapan Islam dengan kekuasaan dan negara yang
melahirkan sikap dan prilaku politik (political behavior) serta budaya politik (political culture)
yang berorientasi pada nilai-nilai Islam Sikap dan prilaku serta budaya politik yang memakai
kata sifat Islam, menurut Taufik Abdullah, bermula dari suatu kepribadian moral dan doktrinal
terhadap keutuhan komunitas spiritual Islam

Islam meletakkan politik sebagai satu cara penjagaan urusan umat (ri'ayah syu-ÃQ al-ummah).
Islam dan politik tidak boleh dipisahkan, kerana Islam tanpa politik akan melahirkan
terbelenggunya kaum muslimin yang tidak mempunyai kebebasan dan kemerdekaan
melaksanakan syariat Islam. Begitu pula politik tanpa Islam, hanya akan melahirkan
masyarakat yang mengagungkan kekuasaan, jabatan, bahan, dan duniawi saja, kosong dari
aspek moral dan spiritual. Oleh kerana itu, politik dalam Islam sangat penting bagi
mengingatkan kemerdekaan dan kebebasan melaksanakan syariat Islam boleh diwadahi oleh
politik

Syariat Islam memiliki beberapa keunggulan dalam bidang politik, antara lain:

1. Keadilan dan Keseimbangan: Prinsip-prinsip hukum Islam didasarkan pada keadilan


dan keseimbangan. Prinsip-prinsip ini mencakup perlindungan hak asasi manusia,
pemberian hak yang sama bagi semua individu, serta penegakan hukum yang adil.
2. Kesatuan dan Kebangsaan: Islam mengajarkan kesatuan dan solidaritas umat manusia
tanpa memandang ras, suku, atau bangsa. Hal ini dapat memperkuat hubungan sosial
dan politik dalam masyarakat serta mengurangi konflik antar etnis atau kelompok.
3. Konsultasi (Shura): Islam mendorong prinsip-prinsip konsultasi dalam pengambilan
keputusan politik. Prinsip shura memungkinkan partisipasi aktif dari berbagai pihak
dalam proses pembuatan keputusan, sehingga memastikan representasi yang lebih adil
dan legitimasi yang kuat.
4. Perlindungan Hak-hak Individu: Syariat Islam memberikan perlindungan hak-hak
individu, termasuk hak atas kebebasan berpendapat, kebebasan beragama, dan hak atas
properti. Hal ini membantu mencegah penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah atau
elit politik.
5. Pemerintahan yang Transparan dan Akuntabel: Islam mendorong pemerintahan yang
transparan dan akuntabel. Pemerintah diharapkan bertanggung jawab kepada rakyat dan
terbuka terhadap pertanggungjawaban atas tindakan dan kebijakannya.

Keunggulan-keunggulan ini menunjukkan bahwa syariat Islam dapat memberikan


kontribusi yang signifikan dalam membangun sistem politik yang adil, stabil, dan
berkelanjutan. Namun, implementasi yang efektif memerlukan pemahaman yang mendalam
tentang prinsip-prinsip Islam serta komitmen untuk menerapkannya secara konsisten dalam
kehidupan politik dan sosial.

6. Bidang Ibadah

Syariat lslam berdasarkan pada kemudahan dan tidak membebani manusia. Allah SWT.
Allah tidak membebani kewajiban yang menyulitkan manusia dalam pelaksanaan syariat lslam.
Kewajiban yang diberikan sesuai dengan kemampuan, Allah SWT berfirman : Allah tidak ingin
menjadi kesulitan bagi kamu.(QS. Al-Maidah: 6), Allah menghendaki kemudahan bagi kamu,
dan tidak menghendaki kesulitan bagi kamu (QS. Al-Baqarah: 185), Allah tidak memberatkan
manusia, kecuali apa yang sanggup dipikulnya (QS. Al-Baqarah: 206).

Kemudahan pelaksanaan syariat lslam dari tiga aspek, yaitu : ibadah, syariah, dan uqubah.

a. Ibadah.

Sholat wajib dilakukan lima oleh setiap muslim aqil balig. Salah satu rukunnya
dilakukan dengan berdiri tegap. Apabila tidak mampu berdiri, boleh sambil duduk. Apabila
tidak mampu duduk boleh sambil tidur, apabila tidur tidak mampu maka dengan kedipan mata.
Dalam perjalanan (musafir) jauh minimal dua marhalah (78 km) shalat fardhu bisa dijama’ dan
qoshor. Begitu pula dengan ibadah yang lainnya tidak dibebani melakukannya jika tidak kuasa
karena keterbatasan dirinya.

b. Syariat lslam

Hanya menggariskan bahwa pernikahan dianggap sah apabila dihadiri oleh kedua
mempelai, wali, dan saksi bukan dengan mahar yang mahal yang membebani mempelai pria.
Mahar hukumnya wajib bagi mempelai pria untuk diberikan kepada mempelai wanita. Adapun
besarnya mahar sesuai dengan kemampuan mempelai wanita.

c. Uqubah.

Hukuman qishosh bagi orang melakukan pembunuhan maka harus dibunuh, hukum
harus dilaksanakan dengan adil, tetapi manakala keluarga korban atau ahli waris yang terbunuh
memaafkan maka si pembunuh terbebas dari hukum dengan membayar diyat (uang darah) yang
besar nominalnya sesuai kesepakatan kedua belah pihak.

7. Bidang Kemanusiaan

Syariat lslam memperhatikan kemaslahatan dan kebaikan manusia dan peri


kemanusiaan. Syariat lslam tidak membedakan manusia dari segi bangsa, negara, suku, etnis,
warna kulit, bahasa, status sosial, dan lain-lain. Hukum lslam menyatakan bahwa manusia
adalah umat yang satu. Oleh karena itu pemeliharaan terhadap kemaslahatan manusia adalah
sama. Firman Allah SWT: Sesungguhnya inilah umatmu (sekalian manusia) umat yang satu,
dan Allah adalah Rab kalian (QS. AL-Anbiya’: 92)

Maslahat manusia dapat ditinjau dapat ditinjau dari tiga jenis, yaitu
a. Dharuriyat, yaitu kebutuhan yang mesti (mutlak) ada bagi manusia, berupa
pemeliharaan agama, jiwa, akal, keturunan dan kehormatan.
b. Hajiyat, yaitu kebutuhan manusia yang apabila tidak ada akan dapat menimbulkan
kesulitan baginya.
c. Tahsiniyat, yaitu kebutuhan manusia yang disesuaikan dengan kebiasaan dan
keindahan, seperti kewajiban keindahan berpakaian dalam shalat, menutup aurat, dan
lain-lain.

8. Bidang Spiritual

Syariat lslam selalu memperhatikan keseimbangan antara material dan spiritual.


Keseimbangan (tawazun) dalam syariat lslam bersifat moderat dan seimbang. Seimbang antara
dunia dan akhirat, antara individu dan kolektif, antara tanggung jawab dan kebebasan, antara
hak dan kewajiban, dan antara jasmani dan rohani.

Islam memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki berbagai karakter dan
perangai yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya (Annas ajnas). Manusia tidak
sama dengan malaikan dan tidak sama dengan hewan. Manusia butuh sandang, pangan, papan,
kawin, dan kenikmatan dunia lainnya. Bahkan dalam lslam mencari kebutuhan itu sebagai
bentuk ibadah. Dalam lslam pernikahan adalah ibadah, begitu pula mencari adalah jihad.
Firman Allah SWT: Dan mereka membuat kepasturan, Kami tidak memerintahkan demikian
kepada mereka. (QS. Al-Hadid: 27) Dan dengan demikian Kami telah menjadikan kalian umat
yang pertengahan agar menjadi saksi atas perbuatan manusia. (QS. Al-Baqarah:143)

Maka Allah yang Maha Mengetahui sudah pasti menurunkan hukum yang sesuai
dengan kondisi manusia. Syariat lslam bukan hanya ajaran dan memperhatikan masalah
kebendaan dan keduniaan yang secara naluri manusia mempunyai kecenderungan kesana.

9. Bidang Ekonomi

Ekonomi Islam dalam tiga dasawarsa ini mengalami kemajuan yang pesat, baik dalam
kajian akademis di perguruan tinggi maupun dalam praktek operasional. Dalam bentuk
pengajaran, ekonomi Islam telah dikembangkan di beberapa universitas baik di negara-negara
muslim, maupun di negara-negara barat, seperti USA, Inggris, Australia dan lain-lain. Dalam
bentuk praktek, ekonomi Islam telah berkembang dalam bentuk lembaga perbankan dan juga
lembaga-lembaga Islam non bank lainnya. Sampai saat ini, lembaga perbankan dan lembaga
keuangan Islam lainnya telah menyebar ke 75 negara termasuk ke negara barat.3 Di indonesia,
perkembangan ekonomi Islam juga telah mengalami kemajuan yang pesat. Pembelajaran
tentang ekonomi Islam telah di ajarkan di beberapa perguruan tinggi negeri maupun swasta.
Perkembangan ekonomi islam telah mulai mendapatkan momentum sejak didirikannya Bank
Muamalat pada tahun 1992.4 Berbagai Undang-Undang yang mendukung tentang sistem
ekonomi tersebut mulai dibuat, seperti UU No. 7 tahun 1992 Tentang Perbankan sebagaimana
yang telah di ubah dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 dan Undang-Undang Nomor
23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia (BI) yang dalam Pasal 10, menyatakan bahwa BI dapat
menerapkan policy keuangan berdasarkan prinsip-prinsip Syariah. yariat Islam memiliki
beberapa keunggulan dalam bidang ekonomi, antara lain:

1. Keadilan dan Keseimbangan: Prinsip-prinsip ekonomi Islam didasarkan pada keadilan


dan keseimbangan. Misalnya, konsep zakat yang mengharuskan umat Islam
memberikan sebagian dari kekayaan mereka kepada yang membutuhkan, sehingga
membantu mengurangi kesenjangan ekonomi.
2. Larangan Riba: Islam melarang praktik riba atau bunga yang dikenakan pada pinjaman
uang. Hal ini membantu mencegah eksploitasi dan memastikan distribusi kekayaan
yang lebih merata dalam masyarakat.
3. Kewirausahaan dan Investasi: Islam mendorong kewirausahaan dan investasi, asalkan
dilakukan dengan cara yang halal. Hal ini termasuk dalam konsep mudharabah
(kerjasama investasi), musharakah (kerjasama modal), dan muzara'ah (pertanian
berbagi hasil).
4. Keterbukaan dan Keterampilan Berdagang: Islam mendorong umatnya untuk terlibat
dalam perdagangan dan bisnis, asalkan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah. Islam
menghargai keterampilan dalam perdagangan dan memberikan panduan tentang
bagaimana melakukan transaksi yang adil dan jujur.
5. Penekanan pada Tanggung Jawab Sosial: Konsep zakat dan sedekah dalam Islam tidak
hanya membantu mengurangi kesenjangan ekonomi, tetapi juga menekankan tanggung
jawab sosial dan kepedulian terhadap mereka yang kurang beruntung dalam
masyarakat.
Keunggulan-keunggulan ini membuat prinsip-prinsip ekonomi Islam menjadi relevan
dan penting dalam konteks ekonomi global saat ini, terutama dalam menghadapi tantangan
kesenjangan ekonomi, ketidakadilan, dan masalah-masalah sosial lainnya.

10. Bidang Aqidah

Syariat lslam saling berkaitan antara aqidah dan kehidupan nyata, sesuai dengan konsep
lslam yaitu hidup untuk ibadah, oleh karena segala kegiatan akan dinilai ibadah apabila selalu
diniati untuk mencari ridho Allah. Firman Allah SWT: Dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia supaya mereka beribadah kepada-Ku. (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Aqidah yang bersemayam di hati manusia harus diwujudkan dalam perbuatan nyata.
Islam tidak hanya membahas masalah ruhaniyah, tetapi juga harus direalisasikan dalam
perbuatan (amal). Dalam hukum lslam perbuatan tidak boleh lepas dari unsur aqidah yaitu
keesaan Allah (aqidah) yang berdampak dalam kehidupan. Firman Allah SWT: Sungguh shalat
itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar. (QS. Al-Ankabut: 45)

Yusuf Qordowi, menjelaskan bahwa syariat lslam itu mempunyai ciri robbaniyatul
wijhah. Dalam hukum lslam selalu ada keterkaitan antara manusia dengan pencipta-Nya,
sehingga tujuan syariat lslam adalah agar manusia selalu mengingat dan patuh kepada Allah
SWT dalam seluruh aspek kehidupannya. Selain itu hukuman atau balasan yang ada dalam
syariat lslam bukan saja hubungannya dengan masalah dunia nyata saja, tetapi juga terkait
dengan keimanan akan akhirat. Seorang yang buat baik atau buruk akan mendapat balasan
kelak di akhirat, sehingga perhatian utamanya adalah balasan hukuman yang berat dan takut
kepada Allah sebagai Pencipta yang Maha Mengetahui

11. Bidang Akhlaq

Syariat lslam selalu memandang perbuatan baik dan menjadi barometer dan standar
nilai atas segala aspek kehidupan manusia. Suatu hukum dianggap baik bila hukum itu akan
membuat bertambah baik perilaku manusia, tetapi sebaliknya jika suatu hukum dianggap buruk
bila hukum itu akan membuat bertambah buruk perilaku manusia.

Islam menyuruh para pemeluknya untuk hidup bersih diri dan lingkungan, sehat jasmani dan
rohani, makan minum yang bersih, halal, dan baik. Ini menunjukkan bahwa syariat lslam
memandang manusia memiliki sopan santun, tata krama dalam kehidupan sehari-hari. Manusia
dilarang memakan najis, bangkai, darah, binatang bertaring dan binatang terlarang dan
menjijikkan, karena dapat merusak pribadi manusia. Manusia yang selalu memakai narkoba,
miras, dan barang haram lainnya cenderung akan bersikap kasar dan buruk. Bahkan manusia
yang mabuk denga zat adiktif dan minuman keras biasanya lebih ganas dan buas dari binatang
buas bahkan lebih sesat.

PENUTUP

Berdasarkan paparan di atas jelas sekali tergambar bahwa penegakan syariat Islam di
Indonesia telah dimulai beberapa tahun silam dan mengalami perkembangan yang pesat pada
masa pertumbuhannya. Dari waktu ke waktu praktek syariat Islam mencatat keunggulan-
keunggulan yang semakin mengokohkan kehebatan bangunan sistemnya. Sudah selayaknyalah
semua komponen bangsa Indonesia memberikan apresiasi dan support positif menuju
penegakan syariat Islam dalam rangka mengantarkan Indonesia pada kemamkmuran yang
dicita-citakan.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an

Abdul Qadir Audah, At-Tasyri’ al-Juna’i fil lslam, Kairo, Darut Turats,

Abdul Qadir Audah, lslam dan Perundang-undangan, terj H. Firdaus AN, Jakarta, CV. Mulya,
1966

Abdul Karim Zaidan, Al-Madkhul Lidirasah As-Syarial Al-lslamiyah, Beirut, Muassasah Al-
Risalah, 1990

Abdullah Nasih Ulwan, Al-lslam, Syari’atuz Zaman wal Makan, Kairo, Darus Salam, 1993

Ali Mansur, Al-Madkhol lil ulum Al Qonuniyah wal fiqhi lslam, (Beirut, Darul Fath, 1971

Muh. Salam Mazkur, At-Ta’rif bis Syariah Al-lslamiyah, Kairo, Maktabah lslamiyah, 1964

Muhammad Qutub, Al-lnsan Baina Al-Madiyah wal lslam, Kairo, Dar al Syarq, 1982

Muhammad Hamidullah, Pengantar Studi lslam, Jakarta, Bulan Bintang, 1974 Subhi
Mahmashoni, Al Du’ain Al Khuluqiyah Li Al Qowanin Al-Syar’iyah, Beirul, Dar llmi,
1979

T.M Hasbi Ashiddiqi, Falsafah Hukum lslam, Jakarta, Bulan Bintang, 1975

Yusuf Qordowi, Syariatul lslam, Beirut, Al-Maktabah Al Arabiyah, 194

Anda mungkin juga menyukai