Anda di halaman 1dari 6

APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA SITUASI KLINIS VI:

KATHARINE KOLCABA’S THEORY OF COMFORT

OLEH :

NI MADE MEZHA ANINDYA PRABHASWARI (213221289)

KELAS B14-B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
TAHUN 2021
APLIKASI TEORI KEPERAWATAN PADA SITUASI KLINIS :
KATHARINE KOLCABA’S THEORY OF COMFORT

A. Katharine Kolcaba’s Theory of Comfort


Teori kenyamanan atau comfort dikembangkan Katharine Kolcaba pada tahun 1990.
Teori ini lebih mengedepankan kenyamanan sebagai kebutuhan semua manusia. Kenyamanan
ialah kebutuhan yang diperlukan pada rentang sakit hingga sehat dan kenyamanan merupakan
label tahap akhir dari tindakan terapeutik perawat kepada pasien (Wirastri, 2014). Terdapat
beberapa asumsi yang mendasari teori kolkaba yaitu (Alligood, 2017):

1. Setiap individu menunjukkan respons holistik terhadap stimulus kompleks yang


diterima.
2. Kenyamanan adalah hasil holistik yang ingin dicapai oleh setiap individu dan erat
kaitannya dengan disiplin keperawatan.
3. Kenyamanan adalah kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan dan harus dipenuhi oleh
setiap individu. Hal ini merupakan usaha aktif.
4. Pencapaian kenyamanan seorang individu memberikan kekuatan bagi pasien dalam
membentuk setiap kesadaran terkait kesehatan dirinya.
5. Pasien yang menunjukan kesadaran terkait kesehatan dirinya yang tinggi cenderung
memiliki kepuasan tersendiri dengan asuhan yang diperoleh.
6. Integritas, institusi didasari oleh orientasi siswa nilai penerima asuhan. Sama pentingnya
orientasi terhadap promosi kesehatan, asuhan holistik dalam konteks keluarga dan
pemberi asuhan.

Secara umum dituliskan Kolcaba di dalam teori comfort yang dikembangkannya


menyebutkan adanya holistic comfort yang merupakan sebuah bentuk kenyamanan yang
mencakup tiga tipe kenyamanan yaitu relief, ease, dan transcendence. Relief diartikan sebuah
kondisi resipien yang memerlukan penanganan spesifik dan segera, ease dimaknai kondisi
tenteram atau kepuasan hati dari pasien yang terjadi karena hilangnya ketidaknyamanan fisik
yang dirasakan pada semua kebutuhannya, sedangkan transcendence didefenisikan sebagai
keadaan seorang individu yang dapat mengatasi masalah dari ketidaknyamanan yang terjadi.
Kolcaba sendiri, memandang bahwa kenyamanan merupakan kebutuhan dasar seseorang yang
bersifat holistic yang meliputi kenyamanan fisik, psikospiritual, sosiokultural, dan lingkungan
(Utami, 2016).
Menurut Kolkaba ada 4 konteks kenyamanan yaitu (yuminah, 2014; Alligood, 2017):

1. Kebutuhan rasa nyaman fisik (physical comfort)

Adalah kebutuhan karena penurunan mekanisme fisiologis yang terganggu atau berisiko
karena suatu penyakit. Physical comfort atau disebut juga dengan kenyamanan fisik
meliputi kebutuhan pasien akan status hemodinamik (kebutuhan cairan, elektrolit,
pernafasan, suhu tubuh, eliminasi, sirkulasi, metabolisme, nutrisi dan lain-lain)

2. Kebutuhan akan psikospiritual (psychospiritual comfort)


Adalah kebutuhan terhadap kepercayaan diri, kepercayaan dan motifasi yang bertujuan
agar pasien atau keluarga dapat bangkit atau meninggal dengan damai. psycospiritual
comfort atau kenyamanan psokospiritual atara lain adalah kebutuhan dihadirkan
rohaniawan, kecemasan, ketakutan, berdoa dengan perawat atau lain sebagainya,
kemudian juga ada persepsi terhadap suatu penyakit dan terhadap hidup dan pengalaman
hidup.
3. Kebutuhan rasa nyaman sosiokultural (sosiocultural comfort)
Adalah kebutuhan penentraman hati, dukungan, bahas tubuh yang positif dan perawatan
yang dilihat dari segi budaya. Kebutuhan ini dipenuhi melalui Sociocultural comfort bisa
disebut juga dengan kenyamanan sosial budaya yang meliputi nutrisi klien di rumah sakit,
keuangan, kebutuhan pendidikan kesehatan dan informasi mengenai kesehatan
klien.coaching atau pemberian pendidikan kesehatan (informasi), promosi, pelatihan,
mendapat informasi perkembangan yang berhubungan dengan prosedur pulang dari rumah
sakit dan rehabilitasi.
4. Kebutuhan rasa nyaman lingkungan (enviromental comfort)
Kebutuhan ini meliputi kerapian lingkungan, lingkungan yang sepi, perabotan yang
nyaman, bau lingkungan minimum dan keamanan lingkungan. Tingkatan yang dapat
dilakukan perawat meliputi mengurangi kebisingan, memberikan penerangan yang cukup,
dan mengurangi gangguan pada saat tidur. Perawat juga harus memperhatikan
privasi dari seorang klien, kebisingan, pencahayaan, tempat tidur yang nyaman
dan lain sebagainya.

B. Aplikasi Teori Keperawatan : Katharine Kolcaba’s Theory of Comfort


Kenyamanan fisik berhubungan dengan mekanisme sensasi tubuh dan homeostatis,
yang mencakup penurunan kemampuan tubuh di dalam merespon suatu penyakit atau prosedur
invasif. Beberapa pilihan untuk memenuhi masalah kenyamanan ini ialah memberikan obat,
merubah posisi, kompres hangat dingin, maupun sentuhan terapeutik. Kenyamanan
psikospiritual sendiri dikaitkan dengan keharmonisan hati dan ketenangan jiwa, yang mampu
difasilitasi dengan memfasilitasi kebutuhan interaksi dan sosialiasi pasien dengan orang-orang
terdekat selama perawatan dan melibatkan keluarga secara aktif dalam proses kesembuhan
pasien.

Kebutuhan kenyamanan sosiokultural berhubungan degan hubungan interpersonal,


keluarga dan masyarakat yang mencakup kebutuhan pada informasi kepulangan atau discharge
planning dan perawatan yang disesuaikan dengan budaya yang dimiliki pasien. Ada beberapa
cara yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sosiokultural ialah menciptakan
hubungan terapeutik dengan pasien, tanpa memandang status sosial atau budaya menghargai
hak-hak pasien, memfasilitasi kerja tim dalam mengatasi kemungkinan adanya konflik antara
proses penyembuhan dengan kebudayaan pasien, serta berupaya mendorong pasien
mengekspresikan perasaannya. Sedangkan kebutuhan kenyamanan terakhir ialah kebutuhan
kenyamanan lingkungan yang berkaitan dengan menjaga kerapian dan kebersihan lingkungan,
membatasi pengunjung dan terapi saat pasien beristirahat serta memberikan lingkungan yang
aman bagi pasien (Utami, 2016).

Instrumen pengkajian pada teori Kolcaba telah disusun untuk mengukur tingkat
kenyamanan klien dan keluarga, memvalidasi sehingga dapat membantu perawat untuk
menyusun intervensi kenyamanan (Tomey & Alligood, 2010). Kelebihan dari teori comfort ini
bahwa outcome pasien bisa diukur. Teori kenyamanan Kolcaba bisa juga diterapkan dalam
asuhan keperawatan anak karena bersifat sederhana dan tidak terhalang oleh budaya. Hal ini
menyebabkan teori kenyamanan bisa dimodifikasi seluas-luasnya sesuai kebutuhan klien
masing-masing (March & McCormack, 2009).

Sesuai dengan falsafah keperawatan secara umum yaitu memandang klien secara
holistik bio-psiko-sosio-kultural-spiritual, teori Kolcaba cocok diterapkan dalam setting
keperawatan anak karena kenyamanan tidak hanya berfokus pada anak sesuai konsep
atraumatic care tetapi juga berpusat pada keluarga (family centered care).

Demam merupakan gejala yang sering dialami oleh anak dengan penyakit infeksi.
Kondisi demam tinggi berdampak merugikan anak. Demam tinggi membuat anak tidak nyaman
dan orang tua cema. . Teori Comfort dari Kolcaba dapat memberikan solusi dalam pemenuhan
rasa nyaman pada pasien. Asuhan keperawatan pada anak demam dengan mengaplikasikan
teori comfort kolcaba berfokus pada pemenuhan kebutuhan kenyamanan. Asuhan keperawatan
dilakukan berdasarkan tahapan comfort yaitu pengkajian (kenyamanan fisik, psikospirit ual,
lingkungan dan sosiokultural), merumuskan diagnosa keperawatan, menetapkan intervensi
(berdasarkan standar comfort, coaching, dan comfort food for the soul, implementasi, dan
evaluasi.

Berdasarkan kasus yang dibahas intervensi yang diberikan untuk masalah keperawatan
peningkatan suhu tubuh (demam) antara lain mengupayakan penurunan suhu tubuh,
mempertahankan lingkungan sejuk dan nyaman, meningkatkan istirahat, memberikan asupan
cairan dan nutrisi adekuat serta menurunkan kecemasan anak dan orang tua menggunakan
konsep family centered care. Teori Comfort Kolcaba dapat diterapkan dalam asuhan anak
demam. Lebih baik untuk meningkatkan kenyamanan fisik, psokospiritual, lingkungan dan
sosiokultural sehingga terlihat bahwa ke empat aspek kenyamanan harus saling mendukung
untuk pencapaian kenyamanan secara holistik
DAFTAR PUSTAKA

Utami, K. C. 2016. Integrasi Teori/Model Kenyamanan (Kolcaba) Pada Ruang Perawatan


Resiko Tinggi

Alligood. 2017. Pakar Teori Keperawatan Dan Karya Mereka. Elsevier: Singapore

Risnah, dkk. 2020. Falsafah Dan Teori Keperawatan Dalam Integrasi Keilmuan. Alauddin
University Press : Gowa

Tomey, A.M., & Alligood, M.R. (2010). Nursing theorist and their work (7th ed). St. Louis:
Mosby Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai