Word Advokasi, Kemitraan Dan Pemberdayaan Masyarakat
Word Advokasi, Kemitraan Dan Pemberdayaan Masyarakat
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Ega Oktaviani
165B2022003
1
PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. Atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materi.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini kedepan.
Ega Oktaviani
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................2
A. Pengertian Advokasi............................................................................................4
C. Prinsip Advokasi..................................................................................................6
F. Pengertian Kemitraan.........................................................................................10
G. Prinsip Kemitraan...............................................................................................11
R. Kegiatan..............................................................................................................19
ii
S. Manajemen Kegiatan KIA..................................................................................21
A. Kesimpulan......................................................................................................12
B. Saran................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
Hal ini sejalan dengan pendapat Shardlow (1998) sebagaimana dikutip oleh
Adi bahwa pengertian pemberdayaan, pada intinya membahas bagaimana individu,
kelompok, ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka. (Adi,
2008).
1
program yang tidak berkelanjutan dan justru menimbulkan ketergantungan
masyarakat; dan ketidakberdayaan dapat disebabkan oleh kondisi struktural
masyarakatnya yang mengandung unsur diskriminasi dan dominasi.
B. Tujuan
Menurut departemen kesehatan RI (2007) tujuan advokasi adalah :
a) Tujuan umum
b) Tujuan khusus
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Advokasi
Pengertian Advokasi merupakan upaya atau proses yang strategis dan
terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait
(stakeholders). WHO (1989) di kutip dalam UNFPA dan BKKBN (2002)
menggunkan “advocacy is a combination on individual and social action design to
gain political commitment, policy support, social acceptance and systems support
for particular health goal or programme”. (Heri D. J. Maulana, 2009)
Jadi advokasi adalah kombinasi kegiatan individu dan sosial yang dirancang
untuk memperoleh komitmen, dukungan kebijakan, penerimaan sosial dan sistem
yang mendukung tujuan atau program kesehatan tertentu.
Advokasi akan lebih efektif bila dilaksanakan dengan prinsip kemitraan, yaitu
dengan membentuk jejaring advokasi atau forum kerjasama. Pengembangan
kemitraan adalah upaya membangun hubungan para mitra kerja berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan dan saling memberi manfaat. Sehingga advokasi kemitraan
berarti mempertahankan, berbicara serta mendukung seseorang untuk
mempertahankan ide dan kerja sama dengan berbagai pihak.
5
organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, tokoh-tokoh berpengaruh
dan tenar, dan kelompok potensial lainya dimasyarakat. Semuanya bukan hanya
berpotensi mendukung, tetapi juga menentang atau berlawanan atau merugikan
kesehatan (misalnya industry rokok).
Pelaku advokasi kesehatan adalah siapa saja yang peduli terhadap upaya
kesehatan , dan memandang perlu adanya mitra untuk mendukung upaya tersebut.
Pelaku advokasi dapat berasal kalangan pemerintah, swasta, perguruan tinggi,
organisasi profesi, organisasi berbasis masyarakat/agama, LSM, dan tokoh
berpengaruh.
C. Prinsip Advokasi
Beberapa prinsip prinsip dibawah ini bisa dijadikan pedoman dalam melakukan
advokasi, yaitu sebagai berikut:
a. Realitas
Memilih isu dan agenda yang realistis, jangan buang waktu kita untuk sesuatu
yang tidak mungkin tercapai.
b. Sistematis
c. Taktis
Advokasi tidak mungkin bekerja sendiri, jalin koalisi dan aliansi terhadap
sekutu. Sekutu dibangun berdasarkan kesamaan kepentingan dan saling percaya.
d. Strategis
6
e. Berani
Jadikan isu dan strategis sebagai motor gerakan dan tetaplah berpijak pada
agenda bersama.
3. Membangun kemitraan
7
kelompok yang bekerja sama yang bertujuan untuk mencapai tujuan umum yang
sama/hampir sama.
4. Memobilisasi massa
5. Membangun kapasitas
Masalah atau isu advokasi perlu dirumuskan berbasis data atau fakta.
Data sangat penting agar keputusan yang dibuat berdasarkaninformsi yang
tepat dan benar. Data berbasis fakta sangat membantu menetapkan masalah,
mengidentifikasi solusi dan menentukan tujuan yang realistis. contoh:
paradigm sehat, Indonesia sehat 2010, anggaran kesehatan.
8
menguntungkan kesehatan. Dalam mengidentifikasi sasaran, perlu ditetapkan
siapa saja yang menjadi sasaran, mengapa perlu advokasi, apa
kecenderunganya, dan apa harapan kita kepadanya.
9
F. Pengertian Kemitraan
Di Indonesia istilah Kemitraan atau partnership masih relative baru, namun
demikian prakteknya di masyarakat sebenarnya sudah terjadi sejak zaman dahulu.
Sejak nenek moyang kita telah mengenal istilah gotong royong yang sebenarnya
esensinya kemitraan.
Dari defenisi ini terdapat tiga kata kunci dalam kemitraan, yaitu: Kerjasama
antar kelompok, organisasi dan Individu Bersama-sama mencapai tujuan tertentu
(yang disepakati bersama) Saling menanggung resiko dan keuntungan.
Pentingnya kemitraan atau partnership ini mulai digencarkan oleh WHO pada
konfrensi internasional promosi kesehatan yang keempat di Jakarta pada tahun 1997.
Sehubungan dengan itu perlu dikembangkan upaya kerjasama yang saling
memberikan manfaat. Hubungan kerjasama tersebut akan lebih efektif dan efisien
apabila juga didasari dengan kesetaraan.
Mengingat kemitraan adalah bentuk kerjasama atau aliansi, maka setiap pihak
yang terlibat didalamnya harus ada kerelaan diri untuk bekerjasama dan melepaskan
kepentingan masing-masing kemudian membangun kepentingan bersama. Oleh
karena itu membangun kemitraan harus didasarkan pada hal-hal berikut:
10
b) Saling mempercayai dan menghormati
d) Kesediaan berkorban baik waktu, tenaga maupun sumber daya yang lain.
G. Prinsip Kemitraan
Dalam membangun Kemitraan ada tiga prinsip kunci yang perlu dipahami
oleh masing-masing anggota kemitraan yaitu :
11
H. Pengertian Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan, memampukan
masyarakat sehingga mampu untuk hidup mandiri.
12
Setiap pembangunan kesehatan hendaknya pemerintah/petugas kesehatan
menggunakan prinsip bekerja untuk dan bersama masyarakat. Maka akan
meningkatkan motivasi dan kemampuan masyarakat karena adanya bimbingan,
dorongan, serta alih pengetahuan dan keterampilan dari tenaga kesehatan kepada
masyarakat.
13
kemampuan atau kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri, bukan kegiatan
yang segala sesuatunya diatur dan disediakan oleh pemerintah maupun pihak lain.
Kemampuan (potensi) yang dimiliki oleh masyarakat dapat berupa hal-hal berikut :
a. Tokoh-tokoh masyarakat.
b. Organisasi kemasyarakatan.
c. Dana masyarakat.
14
pembangunan kesehatan akan menumbuhkan rasa tanggung jawab dan ikut
memiliki dari masyarakat.
f. Pengetahuan masyarakat.
h. Pengambilan keputusan.
15
2. Saling memahami kemampuan masing-masing (kapasitas unit atau
organisasi
3. Saling menghubungi secara proaktif (linkage)
4. Saling mendekati, bukan hanya secara fisik tetapi juga pikiran dan
perasaan (empati, proximity)
5. Saling terbuka, dalam arti kesediaan untuk dibantu dan membantu
(opennes)
6. Saling mendorong atau mendukung kegiatan (synergy)
7. Saling menghargai kenyataan masing-masing (reward).
16
f) Pengembangan teknologi tepat guna (community technology), misalnya
penyederhanaan deteksi dini kanker dan ISPA. G
g) Peningkatan manajemen atau proses pengambilan keputusan (community
decision making) misalnya, pendekatan edukatif.
17
P. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi
dan anak balita serta anak prasekolah. Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA
merupakan upaya memfasilitasi masyarakat untuk membangun sistem kesiagaan
masyarakat dalam upaya mengatasi situasi gawat darurat dari aspek non klinis terkait
kehamilan dan persalinan
2. Tujuan Khusus,
a) Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku) dalam
mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan
teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan keluarga, Desa
Wisma, penyelenggaraan Posyandu dan sebagainya.
18
b) Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah
secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, Desa Wisma, Posyandu
dan Karang Balita, serta di sekolah TK.
c) Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas dan ibu menyusui.
d) Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bagi ibu hamil, ibu bersalin,
ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan anak balita.
e) Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita, anak
prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dalam keluarganya.
R. Kegiatan
Pemeliharaan kesehatan ibu hamil dan menyusui serta bayi, anak balita dan
anak prasekolah.
1. Sistem pencatatan-pemantauan.
2. Sistem transportasi-komunikasi.
19
3. Sistem pendanaan.
Karena itu Pemberdayaan Masyarakat bidang KIA ini berpijak pada konsep-konsep
berikut Ini :
20
S. Manajemen Kegiatan KIA
Pemantauan kegiatan KIA dilaksanakan melalui Pemantauan Wilayah
Setempat - KIA (PWS-KIA) dengan batasan:
1) Indikator Akses
2) Indikator Cakupan Ibu Hamil
3) Indikator Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
4) Indikator Penjaringan Dini Faktor Resiko oleh Masyarakat
5) Indikator Penjaringan Faktor resiko oleh Tenaga Kesehatan
6) Indikator Neonatal.
21
Untuk ini dipilih cakupan (coverage) dalam pemantauan secara teknis
dengan memodifikasinya menjadi indikator efektivitas program yang lebih
dimengerti oleh para penguasa wilayah.
Kedua indikator tersebut harus secara rutin dijabarkan per bulan, per desa serta
dipergunakan dalam pertemuan-pertemuan lintas sektoral untuk menunjukkan desa-
desa mana yang masih ketinggalan. Pemantauan secara lintas sektoral ini harus
diikuti dengan suatu tindak lanjut yang jelas dari para penguasa wilayah perihal:
peningkatan penggerakan masyarakat serta penggalian sumber daya setempat yang
diperlukan.
22
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Advokasi, kemitraan, dan pemberdayaan masyarakat merupakan strategi yang
penting dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat. Advokasi kesehatan
adalah upaya strategis untuk memperoleh dukungan dan komitmen dari berbagai
pihak terkait, termasuk para pembuat kebijakan, media massa, dan masyarakat
umum, untuk mencapai tujuan atau program kesehatan tertentu. Prinsip advokasi
melibatkan realisme, perencanaan sistematis, taktik yang bijaksana, strategi yang
efektif, keberanian, dan kerjasama kemitraan yang saling menguntungkan.
Pelaku advokasi berasal dari berbagai latar belakang, termasuk pemerintah,
swasta, perguruan tinggi, LSM, dan tokoh masyarakat. Sasaran advokasi meliputi
berbagai pihak yang dapat memberikan dukungan atau menentang upaya kesehatan,
termasuk pengambil keputusan di pemerintahan, lembaga perwakilan rakyat, mitra
swasta, media massa, organisasi profesi, dan LSM.
Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat agar dapat hidup mandiri, terutama dalam konteks kesehatan. Tujuannya
adalah untuk memberdayakan masyarakat agar dapat mengatasi masalah kesehatan
dengan menggunakan sumber daya yang dimiliki sendiri. Langkah-langkah
pemberdayaan masyarakat meliputi identifikasi masalah, mendiagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi.
Kemitraan adalah kerjasama formal antara individu, kelompok, atau organisasi
untuk mencapai tujuan tertentu dengan saling menguntungkan. Landasan kemitraan
meliputi saling memahami, saling menghubungi, saling mendekati, saling terbuka,
saling mendukung, dan saling menghargai. Pengembangan kemitraan melibatkan
penjajagan, penyamaan persepsi, pengaturan peran, komunikasi intensif, pelaksanaan
kegiatan, dan pemantauan.
Strategi pemberdayaan masyarakat mencakup meningkatkan kesadaran,
mengembangkan sumber daya, mengembangkan pengetahuan, meningkatkan
keterlibatan, dan meningkatkan manajemen sumber daya secara terbuka. Kegiatan
pemberdayaan masyarakat termasuk pemeliharaan kesehatan ibu dan anak, deteksi
dini faktor risiko, pemantauan tumbuh kembang balita, imunisasi, pengobatan,
kunjungan rumah, dan bimbingan kepada taman kanak-kanak.
12
B. Saran
Perlu dilakukan upaya lebih lanjut untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya kesehatan ibu dan anak. Ini bisa dilakukan melalui penyuluhan,
kampanye publik, dan program-program pendidikan yang menyasar berbagai lapisan
masyarakat.
Perlu ditingkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan ibu dan anak
yang berkualitas. Ini termasuk memperluas jaringan layanan, meningkatkan kualitas
layanan yang tersedia, serta memberikan pendidikan dan dukungan kepada penyedia
layanan kesehatan.
Menggalang dukungan dan sumber daya dari berbagai pihak, termasuk dana,
fasilitas, dan tenaga kerja, untuk mendukung program-program kesehatan ibu dan
anak. Ini termasuk memanfaatkan dana swasta, donasi, dan bantuan luar negeri yang
tersedia.
13
Dengan menerapkan saran-saran ini, diharapkan dapat tercapai peningkatan yang
signifikan dalam kesehatan ibu dan anak serta pembangunan kesehatan masyarakat
secara keseluruhan.
14
DAFTAR PUSTAKA
RAHA (2014). Asuhan kebidanan pada ny. “n” dengan ketuban pecah dini.
http://repository.uinsu.ac.id/932/5/Bab4%20advokasi.pdf
https://repository.kemkes.go.id/book/17
https://id.scribd.com/presentation/538489528/PART-2-Advokasi
https://www.slideshare.net/MiftahChannel/advokasi-kemitraan-dan-pemberdayaan-
masyarakatpptx
http://materi-paksyaf.blogspot.com/2014/04/advokasi-kemitraan-dan-
pemberdayaan.html?m=1
https://repository.theprakarsa.org/media/publications/647-bagaimana-
mengembangkan-strategi-advokas-0727b398.pdf
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/1._ADVOKASI_.ppt
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/bayan/article/download/124/113
https://learningpartnership.org/sites/default/files/resources/pdfs/Booklet
%203%20Mengembangkan%20Strategi%20Advokasi%20yang%20Efektif.pdf
https://redlineindonesia.org/dasar-advokasi/
15