Anda di halaman 1dari 15

NORMALISASI HUBUNGAN DIPLOMATIK TURKI DAN

RUSIA PASCA PENEMBAKAN PESAWAT SU-24 RUSIA


OLEH PASUKAN UDARA TURKI PADA TAHUN 2015-
2016
1) 2)
Ni Nyoman Ayu Ratna Pramesti , Putu Ratih Kumala Dewi , A.A. Bagus Surya Widya
3)
Nugraha
123)
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana
1 2 3
Email: ayuratnapramesti@gmail.com , ratihkumaladewi@unud.ac.id , aabasuwinu@gmail.com

ABSTRACT
th
The shot down incident of Russian Su-24 aircraft by the Turkish Air Force on 24 November
2015 has suddenly disrupted the diplomatic relations between the countries. As the response of
the incident, Russia imposed economic sanctions on Turkey that affected Turkish capabilities to
pursue their national interest. Approximately 7 months after the incident, Turkey made an effort
to normalize their diplomatic relations with Russia, to reconcile their ties and restore the
cooperation between the countries. The normalization finally took place with the meeting of the
th
two country’s leaders in St. Petersburg, Russia, on 9 August 2016. The aim of this research is
to describe the factors that encouraged Turkey to normalize their diplomatic relations with
Russia after the shot down incident of Russian Su-24 aircraft that took the locus on 2015-2016.
This research was analyzed by Foreign Policy Decision Making (FPDM) concept, particularly on
the Domestic and International Factors.
Key words: Normalization, Diplomatic Relation, Turkey, Russia

1. PENDAHULUAN terjadi insiden penembakan pesawat yang


Hubungan yang kompleks antara Turki telah secara tiba-tiba memecah hubungan
dan Rusia bukanlah sebuah fenomena baru baik antara kedua negara. Penembakan
dalam hubungan internasional. Dinamika pesawat Sukhoi Su-24 milik Rusia oleh Jet
hubungan antara Turki dan Rusia diawali F-16 pasukan udara Turki pada 24
sejak peperangan Rusia-Turki (1877-1878) November 2015 kembali membawa
dan mulai memasuki babak baru yang hubungan kedua negara pada krisis baru.
harmonis ketika berakhirnya Perang Dingin Penembakan dilakukan dengan alasan
pada akhir abad ke-20. Hubungan bahwa pesawat Su-24 milik Rusia telah
diplomatik yang terjalin antara kedua negara melanggar batas wilayah udara Turki. Pada
pada masa ini telah menghasilkan berbagai saat yang sama, salah satu pilot pesawat
kerjasama produktif, meliputi kerjasama Rusia tersebut diduga terbunuh oleh
ilmiah, teknis, pendidikan, budaya, ekonomi, tembakan kelompok pemberontak Suriah
hingga kerjasama militer dan pertukaran saat terjun ke daratan. Turki segera
personel pasukan bersenjata (Aktürk, 2006, membawa masalah ini ke agenda NATO,
p. 340). menyatakan bahwa aksi mereka adalah
Hubungan baik antara Turki dan Rusia tindakan defensif dan menolak untuk
berlangsung cukup lama hingga akhirnya meminta maaf kepada pihak Rusia atas

1
tindakannya. Peristiwa ini juga membentuk sektor pertanian dan tekstil. Turki juga
persepsi Rusia akan keterlibatan Turki mengalami ancaman terjadinya krisis energi
dengan ISIL dan kelompok teroris lainnya di oleh karena sebagian besar kebutuhan gas
Suriah (Ersen, 2016, p. 2). Rusia alam mereka, sekitar hampir 60% diimpor
menanggapi hal ini dengan menyebut aksi oleh Rusia (Demir, 2015, p. 1). Adanya
Turki sebagai “tikaman dari belakang oleh restriksi wisata Rusia ke Turki ditambah
komplotan teroris” dan kemudian adanya penurunan julmah turis Eropa
mengumumkan sanksi ekonomi besar- karena serangan ISIS telah memberi
besaran terhadap Turki sebagai respon atas tekanan signifikan bagi pariwisata Turki
tindakan Turki tersebut (Aydintasbas, 2016, (Aydintasbas, 2016, p. 2). Bahkan
p. 2). perselisihan antara Turki dan Rusia tersebut
Sebagai reaksi atas ditembak jatuhnya tidak hanya mempengaruhi perekonomian
pesawat Rusia oleh Turki tersebut, Rusia Turki tetapi juga berpengaruh pada peran
mengumumkan sederet sanksi ekonomi dan pengaruh politk dan militer Turki dalam
terhadap Turki yang mempengaruhi relasi isu perdamian Suriah bersama koalisi
ekonomi bilateral kedua negara secara internasional pimpinan Amerika Serikat
signifikan. Sanksi ekonomi diberlakukan (Ersen, 2016, p. 3).
secara berkala, mulai dari diadakannya Pada Juni 2016, akhirnya Turki
restriksi pariwisata Turki, masalah ketenaga mengambil tindakan untuk melakukan
kerjaan Turki di Rusia, hingga restriksi impor normalisasi hubungan diplomatiknya dengan
produk pertanian dari Turki. Rusia telah Rusia. Turki mengirimkan surat pada Rusia
menghentikan jasa penerbangannya ke yang menyatakan penyesalan atas insiden
Turki dan menyerukan kepada perusahaan penembakan pesawat Su-24 milik Rusia
wisata Rusia untuk menghentikan penjualan oleh Jet F-16 milik Turki dan keiinginan
paket wisata yang memfasilitasi menginap di untuk segera mengembalikan hubungan
Turki. Selain itu, perusahaan-perusahaan Turki-Rusia kembali ke tingkat yang layak
Rusia juga dibatasi untuk memperkerjakan (Özertem, 2017, p. 127). Keinginan Turki
pekerja Turki, serta mencabut aturan visa untuk melakukan normalisasi kemudian
gratis untuk warga Turki di Rusia (Demir, direspon dengan bertemunya kedua
2015, p. 1). pemimpin negara di St. Petersburg, Rusia,
Pasca diberlakukannya sanksi Rusia pada 9 Agustus 2016 dengan agenda
terhadap Turki hubungan diplomatik antara meningkatkan hubungan ekonomi kedua
kedua negara secara efektif dibekukan. negara (Ersen, 2016, p. 3). Turki dan Rusia
Sanksi-sanksi tersebut telah memberi kemudian mulai kembali memperbaiki
tekanan bagi keadaan dalam negeri Turki. hubungan diplomatik mereka dengan
Turki mengalami kerugian besar akibat memberlakukan kembali kerjasama mereka
restriksi produk pertaniannya ke Rusia. Hal yang sempat terhenti akibat insiden
tersebut dikarenakan Rusia merupakan penembakan pesawat Su-24 milik Rusia
pasar utama bagi Turki terutama untuk oleh pasukan udara Turki tersebut.

2
Berdasarkan latar belakang tersebut keputusan Jepang pada kebijakan
penelitian ini akan membahas lebih jauh normalisasi dengan Cina. Selain itu,
tentang faktor-faktor yang mendorong Turki perkembangan konflik Sino-Soviet,
menormalisasi hubungan diplomatiknya dorongan Peking sendiri untuk diakui, serta
dengan Rusia pasca penembakan pesawat signifikansi khusus yang dilekatkan Cina
Su-24 milik Rusia oleh pasukan udara Turki pada hubungan yang lebih dekat dengan
pada tahun 2015 hingga 2016. Faktor-faktor Jepang, juga merupakan faktor signifikan
yang mendorong Turki untuk berupaya yang mempercepat proses pengambilan
menjalin kembali hubungan diplomatiknya keputusan untuk melakukan normalisasi
dengan Rusia tentunya berpengaruh dalam dengan Cina.
pengambilan keputusan Turki, serta Vishwanathan (1973) menggunakan
tentunya dilandasi oleh keinginan untuk analisa proses pengambilan keputusan
mengamankan kepentingan nasional Turki. kebijakan luar negeri untuk dapat
menjelaskan faktor yang mendorong
2. TINJAUAN PUSTAKA kebijakan normalisasi Jepang dengan Cina.

2.1. Kajian Pustaka Namun pada pembahasannya lebih banyak


menekankan pada proses yang dilalui
Kajian pustaka pertama yang
Jepang dalam merumuskan kebijakan
digunakan dalam penelitian ini adalah
normalisasi dengan Cina. Walaupun tidak
tulisan Savitri Vishwanathan (1973) yang
secara khusus dipetakan sebagai faktor
berjudul “Foreign Policy Decision-Making
internal dan eksternal, tulisan ini telah
Process in Japan: the Case of Normalization
memberi kontribusi untuk mengerti bahwa
of Relations with China”. Tulisan ini
faktor-faktor yang berasa dari luar negara
menganalisa faktor-faktor pada proses
atau negara lawan ikut berpengaruh dalam
pengambilan keputusan kebijakan luar
pembuatan keputusan kebijakan luar negeri.
negeri Jepang yang memungkinkan
Tulisan kedua yang digunakan adalah
pemimpin untuk mengambil inisiatif dan
tulisan Abdulah (2016) yang berjudul
keputusan yang tepat. Selain itu,
“Normalisasi Hubungan Diplomatik Inggris-
menganalisa peran kelompok kepentingan
Iran (2011-2015)”. Tulisan ini meneliti
dalam proses pengambilan keputusan serta
mengenai upaya yang dilakukan Inggris
seberapa jauh situasi internasional dan
menormalisasi hubungan diplomatiknya
status pergantian kekuasaan Jepang
dengan Iran pasca penyerangan terhadap
berkontribusi dalam perebutan inisatif
kedutaan Inggris di Tehran, Iran pada
Jepang.
November 2011. Abdulah (2016) juga
Pada penelitiannya Vishwanathan
meneliti mengenai faktor-faktor yang
(1973) menemukan bahwa fenomena
mendorong Inggris untuk melakukan
habatsu atau fraksi partai politik serta
menormalisasi tersebut.
konsep "otoritas konsensual" memainkan
Tulisan ini menggunakan teori decision
peranan penting dalam proses pengambilan
making dan konsep kepentingan nasional.

3
Membahas mengenai upaya Inggris dalam negara, karena kebijakan luar negeri dapat
menormalisasi hubungan diplomatiknya membuka relasi yang menguntungkan,
dengan Iran, namun tidak secara spesifik membangun kerjasama strategis antar
membahas mengenai faktor-faktor bangsa, memecahkan masalah suatu
pendorong Inggris menormalisasi hubungan negara, membangun kembali hubungan
diplomatiknya dengan Iran. Adapun negara yang merenggang, bahkan
kontribusi tulisan ini adalah memaparkan menjatuhkan sanksi terhadap negara lain.
bahwa normalisasi hubungan diplomatik Bagian utama dari analisa kebijakan luar
antara dua negara tidak bisa dilepaskan dari negeri adalah studi mengenai proses
unsur-unsur motivasi untuk mencapai pengambilan keputusan atau FPDM. Analisa
kepentingan nasional, selain itu mengenai proses pengambilan keputusan
memaparkan bahwa proses pembuatan menyediakan pendekatan-pendekatan untuk
kebijakan luar negeri cenderung melihat memahami bagaimana dan mengapa suatu
pada faktor-faktor yang menyebabkan aktor dalam sistem internasional berprilaku
kebijakan dikeluarkan. Abdulah (2016) seperti dalam kebijakan luar negeri mereka.
melihat bahwa proses pembuatan kebijakan Masalah keputusan dalam FPDM
luar negeri yakni dalam hal ini adalah biasanya terdiri dari satu set alternatif
normalisasi, dipengaruhi oleh faktor-faktor keputusan. Keputusan-keputusan tersebut
dari dalam maupun luar negara yang ditentukan oleh faktor-faktor yang
mempengaruhi kapabilitas nasional suatu mempengaruhi para pengambil kebijakan
negara. dalam merumuskan kebijakannya. Mintz dan
DeRouen (2010) membedakan penentu
2.2. Kerangka Konseptual keputusan kebijakan luar negeri menjadi
Tulisan ini menggunakan konsep empat determinan, yakni lingkungan
Foreign Policy Decision Making (FPDM) keputusan, faktor psikologis, faktor
dengan memfokuskan pada Domestic dan internasional dan faktor domestik. Yang
International Factors dalam FPDM. Konsep mana pada penelitian ini akan berfokus
ini dirasa cukup mampu untuk menjawab pada faktor domestik dan internasional
faktor-faktor yang dapat mendorong para untuk menjawab faktor pendorong Turki
pembuat kebijakan untuk memutuskan untuk melakukan normalisasi dengan Rusia.
melakukan normalisasi sebagai suatu Faktor internasional, oleh Mintz dan
bentuk kebijakan luar negeri Turki terhadap DeRouen (2010) dapat mempengaruhi
Rusia pasca insiden tahun 2015 silam. keputusan kebijakan luar negeri oleh karena
faktor internasional dapat menjelaskan
2.2.1. Foreign Policy Decision mengenai prilaku negara kawan dan negara

Making (FPDM) lawan dalam sistem internasional. Faktor


internasional meliputi deterrence, arm race,
Kebijakan luar negeri memiliki peranan
strategic surprise, formasi aliansi, dan tipe
penting dalam berjalannya kehidupan suatu
rezim negara lawan. Berbeda dengan faktor

4
internasional yang datang dari luar negara, untuk menormalisasi hubungan
faktor domestik dapat menjelaskan diplomatiknya dengan Rusia merupakan
mengenai faktor-faktor yang datang dari suatu tindakan diplomatik yang dilakukan
dalam negeri, yang dapat mendorong para Turki untuk menyesuaikan kepentingan-
pembuat kebijakan untuk membentuk kepentingan nasionalnya ketika dalam
keputusannya. Mintz dan DeRouen (2010) keadaan berkonflik dengan Rusia. Tekanan
menyebutkan bahwa faktor domestik dari dalam dan luar negeri akibat sanksi
meliputi kondisi ekonomi (diversionary Rusia mendorong Turki untuk memutuskan
tactics), kepentingan ekonomi, opini publik, mengembalikan hubungan diplomatik kedua
siklus pemilu, dan two-level games. negara agar dapat kembali ke tingkat yang
Situasi negara yang tidak kondusif layak. Diberlakukannya sanksi Rusia
akibat konflik, seperti misalnya situasi ketika terhadap Turki, serta diperburuk oleh
diberlakukannya sanksi, menjadi tekanan melemahnya pariwisata Eropa akibat
bagi para pengambil keputusan untuk serangan ISIS telah melemahkan kondisi
segera memformulasikan suatu kebijakan perekonomian Turki. Kondisi ekonomi yang
yang dapat mengembalikan kondusifitas melemah, kepentingan ekonomi yang
dalam negeri. Tekanan yang berasal baik terganggu, dan ketakutan Turki akan opini
dari faktor luar dan dalam negeri masyarakat yang dapat muncul akibat
menimbulkan alternatif-alternatif keputusan tekanan-tekanan pasca diberlakukannya
yang dapat diambil para pembuat kebijakan. sanksi telah mendorong Turki untuk
Para pembuat kebijakan di suatu negara melakukan normalisasi dengan Rusia.
selain dapat mengambil keputusan yang Peran dan pengaruh Turki di dunia
bersifat represif, seperti menjatuhkan sanksi internasional untuk ikut berpartisipasi dalam
tandingan atau perang, mereka juga misi perdamaian Suriah juga ikut terkena
berkemungkinan untuk menyelesaikan dampak perselisihannya dengan Rusia.
konflik melalui tindakan-tindakan diplomatik Selain itu, perselisihannya dengan Rusia
yang bersifat positif, yakni dengan tawar- juga dapat meningkatkan ancaman bagi
menawar, bernegosiasi dan juga mediasi Turki, mengingat Rusia merupakan negara
(Mintz & DeRouen, 2010, p. 140). Kebijakan kuat yang dapat mempengaruhi kehidupan
suatu negara untuk menyelesaikan konflik negara-negara, tidak hanya Turki tetapi juga
melalui tawar-menawar, bernegosiasi dan negara-negara lain di kawasan mereka.
mediasi inipun, seperti kebijakan luar negeri Oleh sebab itu sangat perlu bagi Turki untuk
pada umumnya, dilandasi oleh keinginan mengantisipasi munculnya peperangan
negara untuk melindungi kepentingan dengan Rusia serta membangun aliansi
nasional mereka. yang menguntungkan dengan Rusia melalui
Pada kasus normalisasi hubungan kerjasama-kerjasama militer maupun
diplomatik Turki dan Rusia pasca insiden ekonomi. Maka dari itu, normalisasi menjadi
penembakan pesawat Rusia oleh pasukan keputusan akhir yang diambil Turki demi
udara Turki tahun 2015 silam, kebijakan meminimalisir kerugian serta ancaman yang

5
dideritanya dengan mencoba membawa unik antara kedua negara. Turki dan Rusia
keadaan kedua negara kembali harmonis. merupakan dua negara besar di Benua
Eropa yang memilki pengaruh yang kuat di
3. METODELOGI PENELITIAN kawasannya. Turki dan Rusia telah
Penelitian ini berjenis deksriptif kualitatif, bertetangga dan berinteraksi satu sama lain
mendeskripsikan faktor-faktor yang pada wilayah luas yang membentang antara
pendorong Turki menormalisasi hubungan Laut Hitam dan Asia Tengah, serta antara
diplomatiknya dengan Rusia pasca Teluk Persia dan Mediteranian. Sebagai dua
penembakan pesawat Su-24 milik Rusia negara yang memiliki pengaruh yang kuat,
oleh pasukan udara Turki pada tahun 2015- Turki dan Rusia memiliki peluang untuk
2016. Dengan sumber data sekunder yang secara positif membentuk masa depan
diperoleh dari kumpulan referensi dan negara-negara di wilayah tersebut dengan
literatur terkait dengan penelitian ini seperti, berkontribusi pada perdamaian, stabilitas
laporan penelitian, tesis, skripsi dan jurnal dan peningkatan kesejahteraan mereka
buku serta website mengenai normalisasi (Karakullukçu & Trenin, 2014, p. 5).
hubungan diplomatik antara dua negara, Turki dan Rusia memiliki dinamika
khususnya antara Turki dan Rusia, yang hubungan yang fluktuatif dan kompleks,
dikumpulkan dengan teknik studi pustaka. yang memasuki babak baru yang harmonis
Unit analisis dalam tulisan ini adalah ketika berakhirnya Perang Dingin di akhir
negara, yakni Turki yang bertindak sebagai abad ke-20. Pada pertengahan tahun
pelaku kepentingan. Turki memformulasikan 1990an hubungan antara Turki dan Rusia
kepentingannya dalam sebuah kebijakan berkembang pesat, baik dalam urusan politik
luar negeri yakni melakukan normalisasi maupun ekonomi. Turki dan Rusia telah
hubungan diplomatik dengan Rusia pasca terlibat bersama dalam kerjasama politik dan
insiden penembakan pesawat Su-24 milik ekonomi bilateral hingga regional yang
Rusia. Kebijakan tersebut diambil oleh Turki menciptakan kerjasama-kerjasama strategis
dengan harapan dapat kembali menjalankan yang telah menciptakan kerangka penting
kerjasama-kerjasama strategis dengan untuk diskusi mengenai masalah politik dan
Rusia, sehingga Turki dapat mengamankan ekonomi bagi kedua negara.
kepentingan nasionalnya. Kerjasama-kerjasama strategis antara
Turki dan Rusia tersebut telah membangun
4. HASIL DAN PEMBAHASAN hubungan saling ketergantungan antara

4.1. Hubungan Diplomatik Turki- Turki dan Rusia. Rusia menjadi partner
dagang paling penting bagi Turki begitupula
Rusia Pra-insiden Penembakan
sebaliknya. Turki menjadi salah satu mitra
Pesawat Su-24 Rusia oleh
ekspor terbesar Rusia untuk sumber daya
Pasukan Udara Turki
gas alam, dan merupakan pasar ekspor
Kedekatan geografis antara Turki dan
terbesar kedua untuk sumber daya energi
Rusia telah membawa relasi hubungan yang
Rusia. Turki juga menjadi destinasi utama

6
bagi wisatawan Rusia (Magen & Penembakan pesawat Su-24 Rusia oleh
Lindenstrauss, 2013, p. 62). Aturan Jet F-16 Pasukan Udara Turki pada 24
perjalanan bebas visa yang diperkenalkan November 2015 telah memberi tekanan baru
pada 2010 juga disebutkan telah dan berimbas pada merenggangnya relasi
menyebabkan peningkatan nyata atas antara kedua negara. Insiden berawal ketika
kunjungan masyarakat Turki ke Rusia sebuah pesawat bomber Rusia Sukhoi Su-
(Karakullukçu & Trenin, 2014, p. 5). Selain 24, melakukan operasi di bagian tenggara
itu Rusia juga merupakan salah satu pasar Suriah, di daerah Yayladagi dekat
terbesar bagi perusahaan konstruksi Turki. perbatasan Turki dengan Suriah. Pesawat
Pada tahun 2014 perusahaan konstruksi Su-24 Rusia tersebut kemudian dicegat dan
Turki telah beroprasi di 44 negara, dengan dijatuhkan oleh misil udara yang
sekitar 277 proyek dan telah menghasilkan ditembakkan oleh Jet F-16 Pasukan Udara
22,8 miliar USD. Disebutkan bahwa 14,8% Turki dan jatuh di wilayah Suriah. Pilot dan
dari proyek tersebut berada di Rusia co-pilot pesawat tersebut mengaktifkan kursi
(Şimşek, Şimşek, & Zhanaltay, 2017, p. 2). ejeksi dan berhasil melarikan diri dari
Selain terjadi peningkatan pada relasi pesawat mereka yang dihancurkan. Namun,
dan kerjasama ekonomi, Turki dan Rusia salah satu pilot ditembak mati oleh pasukan
juga telah meningkatkan kerjasama dibidang pemberontak Suriah ketika hendak
militer. Rusia telah memasok peralatan- mendarat (Henry, 2016, p. 10). Insiden inilah
peralatan militer yang tidak dapat diperoleh yang kemudian melahirkan polemik baru
Turki dari aliansi Blok Baratnya (Aktürk, bagi Turki dan Rusia, yang mana kedua
2006, p. 340). Adanya impor senjata dari negara memiliki versi dan respon yang
Rusia ke Turki telah menjadikan Turki berbeda terkait insiden ditembak jatuhnya
sebagai negara anggota NATO pertama pesawat Su-24 Rusia tersebut.
yang membeli senjata dari Rusia (Özel, Tidak ada peraturan yang secara pasti
2016, p. 3). Kerjasama strategis antara Turki melarang penggunaan senjata dalam upaya
dan Rusia ini berlangsung cukup lama pencegatan state aircraft yang melanggar
hingga akhirnya hubungan antara kedua batas wilayah udara suatu negara. Pasal 3
negara kembali mengalami krisis. Insiden bis dari Konvensi Chicago 1944 hanya
penembakan pesawat Sukhoi Su-24 milik menyatakan bahwa negara memiliki
Rusia oleh Pasukan Udara Turki telah kewajiban hukum untuk tidak menggunakan
kembali merenggangkan hubungan antara senjata terhadap pesawat sipil dalam
Turki dan Rusia serta telah membekukan penerbangannya, dan di dalam hal
kerjasama-kerjasama strategis antara kedua melakukan prosedur pencegatan, negara
negara. berkewajiban untuk tidak membahayakan
jiwa manusia yang berada dalam pesawat,
4.1.1. Insiden Penembakan Pesawat serta pesawat yang diintersepsi itu sendiri
Su-24 Rusia oleh Pasukan Udara (Wibowo, 2014, p. 7-8). Maka dari itu dalam

Turki kasus penembakan yang dilakukan Turki

7
terhadap Su-24 Rusia, tindakan Turki tidak Penembakan Su-24 Rusia oleh
dapat secara jelas dinyatakan sebagai suatu Pasukan Udara Turki
tindakan yang salah oleh karena tindakan Selain menyebarkan propaganda, Rusia
tersebut dapat dilihat sebagai sebuah upaya juga mengeluarkan sanksi ekonomi besar-
pertahanan diri dari Turki atas state aircraft besaran terhadap Turki sebagai respon atas
Rusia yang terbang di wilayah udara mereka insiden penembakan pesawat Su-24 Rusia
dan juga mengingat bahwa tidak ada tersebut. Sanksi yang dijatuhkan Rusia
ketentuan jelas yang melarang penggunaan terhadap Turki telah secara signifikan
senjata terhadap state aircraft yang mempengaruhi kegiatan ekspor-impor dan
melanggar batas wilayah udara negara lain. pariwisata Turki. Sanksi ekonomi Rusia
Sesaat setelah insiden penembakan terhadap Turki diberlakukan sejak 1 Januari
tersebut, masing-masing negara, baik Turki 2016 dan diberlakukan secara berkala.
maupun Rusia menyatakan respon mereka. Sanksi yang dijatuhkan mulai dari
Pihak Turki menyebut aksi penembakan diadakannya restriksi pariwisata Turki,
yang mereka lakukan merupakan suatu masalah ketenaga kerjaan Turki di Rusia,
tindakan defensif dan membeberkan bukti- hingga restriksi impor produk pertanian dari
bukti bahwa mereka telah memperingatkan Turki (Demir, 2015, p. 1). Selain itu Rusia
pilot pesawat naas tersebut sebelum juga mencabut ketentuan visa gratis
ditembak jatuh (Ersen, 2017, p. 90-91). Di masyarakat Turki di Rusia (Bechev, 2016, p.
pihak Rusia, insiden tersebut telah 9).
menimbulkan respon negatif dari masyrakat Pasca diberlakukannya sanksi Rusia
dan pemerintah Rusia. Mereka menampik terhadap Turki hubungan diplomatik antara
bahwa pesawat mereka tidak melanggar kedua negara secara efektif dibekukan dan
batas wilayah udara Turki dan mereka tidak sanksi-sanksi tersebut telah memberi
pernah menerima peringatan berulang kerugian dan juga tekanan bagi keadaan
seperti yang dinyatakan Turki (Özel, 2016, dalam negeri Turki. Hal ini mengingat
p. 1). Insiden ini telah mengakibatkan kerjasama di sektor energi, konstruksi dan
demonstrasi besar-besaran di depan pariwisata merupakan ladang investasi
Kedutaan Turki di Moskow (Henry, 2016, p. utama antara Turki dan Rusia. Rusia juga
10-11). Rusia juga menyebut Turki telah merupakan salah satu mitra dagang utama
berkomplot dengan kelompok pemberontak Turki yang berada di posisi pertama sebagai
Suriah dan menebar propaganda tentang mitra impor antara tahun 2006-2014 dan
keterlibatan Turki dengan kelompok ISIS mitra ekspor ketujuh pada tahun 2014.
dan tindak korupsi yang dilakukan presiden Namun pada tahun 2015 pasca insiden
Erdogan (Aydintasbas, 2016, p. 2). penembakan pesawat Su-24 tersebut,
ekspor Turki ke Rusia menurun 39%
4.1.2. Sanksi Rusia dan Hubungan sementara impor turun 19% (Şimşek,
Diplomatik Rusia Pasca Insiden Şimşek, & Zhanaltay, 2017, p. 1). Tidak
hanya menimbulkan kerugian dan tekanan
8
di dalam negeri, akibat perselisihannya di Suriah. Normalisasi yang menjadi
dengan Rusia, Turki juga kehilangan peran keputusan akhir yang diambil oleh Turki,
dan pengaruh politik dan militernya dalam tentunya didasari oleh faktor-faktor yang
misi perdamian Suriah yang kemudian mendorong, baik berasal dari dalam
membawa celah ancaman bagi mereka. maupun luar negeri.
Dampak-dampak yang diakibatkan oleh
perselisihannya dengan Rusia sangat 4.2. Normalisasi Hubungan Diploma-
berpengaruh terhadap situasi Turki, baik tik Turki-Rusia
dalam negeri maupun prestisenya di dunia Demi meminimalisir kerugian dan juga
Internasional. Kerugian dan tekanan yang tekanan tersebut akhirnya Turki
dihasilkan telah mengancam stabilitas dalam memutuskan untuk membawa hubungan
negeri Turki dan kemampuannya untuk kedua negara kembali ke status yang layak
mengamankan kepentingan nasionalnya. dengan mengupayakan dilakukannya
Memperhitungkan hal tersebut, Turki normalisasi hubungan diplomatik dengan
berupaya untuk membawa hubungan kedua Rusia. Pada 12 Juni 2016, sekitar 7 bulan
negara ke tingkat yang layak dengan setelah terjadinya insiden penembakan
melakukan normalisasi hubungan diplomatik pesawat Rusia tersebut, Turki mengirimkan
dengan Rusia. inisiatifnya untuk melakukan normalisasi
Normalisasi hubungan diplomatik dengan Rusia dengan mengirimkan sebuah
mengembalikan keadaan relasi antara dua surat kepada pihak Rusia yang menyatakan
negara ke keadaan sebagaimana mestinya keinginan Turki untuk mengembalikan
sebelum kedua negara tersebut mengalami hubungan antara kedua negara (Özertem,
pemutusan hubungan. Upaya untuk 2017, p. 127). Namun surat tersebut tidak
melakukan normalisasi hubungan diplomatik mendapat respon oleh Rusia sehingga
dipandang sebagai suatu proses pengakuan proses untuk melakukan normalisasi belum
kebutuhan dan pengenalan langkah- dapat direalisasikan.
langkah, dalam upaya mengurangi atau Respon yang diinginkan Turki akhirnya
menyelesaikan ketegangan, perselisihan, tercapai pada surat kedua yang mereka
serta untuk mempromosikan peningkatan kirimkan kepada Rusia. Surat kedua yang
suatu hubungan, yang dilandasi oleh dikirimkan Turki kepada Rusia pada 24 Juni
kepentingan mendesak dari negara 2016 akhirnya mendapat respon dari Rusia,
bersangkutan (Totoda, 2017, p. 345). membuka kesempatan untuk diadakannya
Adanya upaya untuk melakukan normalisasi normalisasi antara kedua negara. Proses
diharapkan mampu menyelesaikan konflik normalisasi tersebut secara resmi dimulai
antara Turki dan Rusia secara positif oleh pihak Turki pada 27 Juni 2016, dan
sehingga dapat mengembalikan kerjasama- kedua pemimpin negara akhirnya bertemu
kerjasama strategis antara kedua negara untuk pertama kalinya pasca insiden
serta mengembalikan stabilitas ekonomi penembakan pesawat pada tanggal 9
Turki serta pengaruh politik dan militer Turki

9
Agustus 2016 di St.Patersburg, Rusia dapat meresahkan masyarakat dan memiliki
(Ersen, 2017, p. 95). tendensi untuk terjadinya permasalahan
yang lebih besar seperti krisis ekonomi yang
4.2.1. Faktor Domestik Pendorong dapat berujung pada demonstrasi dan
Normalisasi Turki-Rusia kekacauan.

Faktor kondisi ekonomi yang juga dilihat Pemberlakuan sanksi Rusia memberi

sebagai diversionary tactics dan kendala terhadap Turki untuk memenuhi

kepentingan ekonomi menjadi faktor kepentingan ekonominya. Sanksi Rusia

domestik utama yang mendorong keputusan terhadap Turki disektor pariwisata, seperti

Turki untuk melakukan normalisasi dengan pencabutan ketentuan bebas visa dan

Rusia. Hal tersebut dikarenakan sanksi- restriksi penerbangan, serta restriksi ekspor

sanksi yang dijatuhkan Rusia terhadap Turki produk pertanian Turki ke Rusia telah

utamanya menyasar pada kerjasama melemahkan pemasukan keuangan Turki.

ekonomi kedua negara dan juga kehidupan Perselisihan antara kedua negara juga

perekonomian Turki. Walaupun hanya memberi kendala terhadap pemenuhan

faktor-faktor tersebut yang terlihat menonjol kebutuhan energi Turki yang sangat

dalam mendorong terjadinya normalisasi, bergantung pada energi gas alam Rusia

faktor domestik lain seperti opini publik juga sebagai sumber daya listrik mereka, yakni

merupakan faktor lain yang mendorong sekitar 57% (Carrion, Abbas, Ibrahimov, &

keputusan Turki untuk menormalkan Ibrahim, 2016, p. 21). Hal inilah yang dapat

hubungannya dengan Rusia. Pada kasus membawa Turki pada ancaman krisis

normalisasi hubungan diplomatik Turki dan energi, khususnya gas alam. Kepentingan

Rusia ini faktor-faktor domestik tersebut juga Turki untuk membangun pembangkit listrik

memiliki kaitan satu sama lain dan juga tenaga nuklir juga tertunda akibat

saling mempengaruhi. perselisihannya dengan Rusia yang

Kondisi perekonomian yang memburuk merupakan partner kerjasamanya dalam

pasca diberlakukannya restriksi produk pembangunan pembangkit listrik tersebut.

pertanian Turki dan kerugian-kerugian Kondisi ekonomi yang memprihatinkan

akibat sanksi, telah memberi tekanan dan serta propaganda Rusia atas pemerintah

menyulitkan kehidupan para petani di Turki yang tersebar di masyarakat juga

seluruh wilayah Turki (Bechev, 2016, 9). memiliki potensi untuk memunculkan

Selain itu, tingkat kunjungan yang berkurang masalah lain dalam negeri, yakni seperti

secara signifikan pasca diberlakukannya kerusuhan dan kekacauan akibat reaksi dari

restriksi pariwisata yang berimbas pada opini negatif masyarakat. Opini negatif yang

penutupan lebih dari 400 hotel di Turki, serta berkembang di masyarakat pun dapat

pemulangan para pekerja Turki di Rusia mengancam kekuasaan pemerintah yang

juga mengakibatkan pertambahan jumlah berkuasa oleh karena opini publik dapat

pengangguran di Turki. Kerugian dalam memepengaruhi elektabilitas partai dan

skala besar dan banyaknya pengangguran


10
pemimpin yang berkuasa yang tentunya digolongkan sebagai kelompok teroris,
dapat mempengaruhi siklus pemilu. dengan hilangnya pengaruh politik dan
Faktor-faktor tersebut, yang datang dari militer mereka di Suriah. Perselisihan antara
kondisi ekonomi yang tidak kondusif, Turki dan Rusia juga telah mempengaruhi
kepentingan ekonomi yang terganggu, serta pasokan persenjataan Turki yang berimbas
ketakutan akan munculnya reaksi dari opini pada ketidak mampuan Turki untuk
negatif masyarakat, telah mendorong Turki melakukan arm race sehingga Turki gagal
untuk melakukan normalisasi hubungan untuk memberi efek deterensi khususnya
diplomatiknya dengan Rusia. Normalisasi terhadap musuh-musuhnya di Suriah. Dalam
sebagai upaya penyelesaian konflik hal ini, normalisasi yang diupayakan oleh
diharapkan dapat mengembalikan kondisi Turki terhadap Rusia didorong oleh
ekonomi dan kepercayaan masyarakat keinginan Turki untuk mendeterensi
terhadap pemerintah yang berkuasa. kelompok teroris dan pemberontak Suriah,
Kembalinya relasi yang menguntungkan dengan mendapatkan kembali kerjasama
serta kerjasama strategis antara Turki dan militer yang kuat serta peralatan
Rusia akan mengembalikan kapabilitas Turki persenjataan yang canggih dari negara kuat
mewujudkan kepentingan nasionalnya. sekelas Rusia.
Dengan demikian Turki juga akan dapat Upaya untuk menghindari kehancuran
keluar dari kondisi perekonomiannya yang dengan membentuk kembali hubungan
tidak stabil dan menghindarkan Turki dari aliansi dengan Rusia menjadi hal yang
kekacauan yang dapat timbul akibat opini penting bagi Turki. Walaupun Turki
yang berkembang masyarakat. tergabung dalam organisasi kuat seperti
NATO dan koalisi Amerika Serikat dalam
4.2.2. Faktor Internasional Pendorong misi perdamaian Suriah, Turki tetap tidak
Normalisasi Hubungan Diplo- dapat menanggulangi kerugian dan resiko

matik Turki-Rusia ancaman yang ditimbulkan perselisihannya


dengan Rusia. Bahkan keputusan Amerika
Faktor-faktor internasional seperti
Serikat untuk menambah bantuan untuk
deterrence, arm race, formasi aliansi,
pasukan YPG (Kurdish People Protection
strategic surprise dan faktor yang datang
Unit) di Suriah malah meningkatkan
dari rezim lawan, menjadi faktor-faktor
ancaman bagi Turki (Ersen, 2017, p. 96).
penting yang mendorong Turki untuk
Keuntungan yang dapat diterima Turki
menormalisasi hubungan diplomatiknya
dengan membangun aliansi dengan Rusia,
dengan Rusia. Perselisihannya dengan
seperti stabilitas nasional dan prestise
Rusia telah memunculkan keterbatasan bagi
sebagai ally dari Rusia, menjadikan formasi
Turki untuk melakukan deterensi terhadap
aliansi menjadi salah satu faktor yang
kelompok teroris dan pemberontak Suriah
mendorong para pembuat kebijakan Turki
seperti ISIS dan PKK (Kurdistan Worker’s
untuk memutuskan melakukan normalisasi
Party) Suku Kurdi yang oleh Turki
hubungan diplomatik dengan Rusia.

11
Keterbatasan yang diakibatkan oleh tersebut menjadi pendorong bagi Turki
strategic surprise juga dapat mendorong untuk melancarkan keinginannya untuk
suatu negara untuk melakukan sesuatu melakukan normalisasi dengan Rusia.
dalam kebijakan luar negeri mereka. Pada kasus normalisasi Turki dan Rusia,
Tindakan-tindakan dalam suatu kebijakan situasi Rusia yang sedang dalam embargo
luar negeri dapat membantu untuk Uni Eropa telah memberi peluang bagi Turki
menghindarkan dan mencegah dampak dari untuk mendapat persetujuan Rusia untuk
strategic surprise, atau bahkan dapat melakukan proses normalisasi. Hal tersebut
membantu suatu negara untuk melakukan dikarenakan, untuk dapat mengamankan
strategic surprise terhadap negara lain kepentingan ekonominya, khususnya di
terlebih dahulu (Mintz & DeRouen, 2010, p. kawasan Timur Tengah dan Laut Hitam,
125). Dalam kasus normalisasi hubungan mengembalikan hubungan kerjasama
diplomatik antara Turki dan Rusia, dengan Turki merupakan suatu hal penting
keputusan Turki untuk melakukan bagi Rusia, mengingat pengembalian
normalisasi dengan Rusia dalam kebijakan hubungan antara Turki dan Rusia memiliki
luar negerinya merupakan suatu bentuk dimensi regional yang kuat yang dapat
upaya Turki untuk menghindarkan dirinya membuat pengaruh signifikan di kawasan
terhadap dampak-dampak dari strategic mereka (Ersen, 2017, p. 95).
surprise, yakni sanksi yang dijatuhkan Selain itu respon Rusia terhadap
Rusia. Dengan mempertimbangkan keretakan relasi antara Turki dengan
keterbatasan waktu dan tekanan yang Amerika Serikat dan NATO juga turut
muncul akibat krisis dan ancaman yang mendorong Turki untuk mempercepat
dihasilkan sanksi-sanksi yang dijatuhkan proses normalisasi hubungan diplomatiknya
Rusia, memperbaiki relasi dengan Rusia dengan Rusia. Hal tersebut dikarenakan
menjadi alternatif keputusan yang diambil Rusia juga sedang berselisih dengan
Turki untuk meminimalisir resiko dan negara-negara anggota NATO yang ikut
kerugian yang dapat mereka terima. dalam sanksi Uni Eropa. Mengingat situasi
Faktor internasional lainnya yang datang dalam negeri Rusia yang melemah akibat
dari rezim Rusia juga turut mendorong Turki sanksi Uni Eropa, serta relasi yang dimiliki
untuk melakukan normalisasi dengan Rusia. antara Turki dan Rusia memiliki dimensi
Dengan mempertimbangkan faktor yang regional serta pengaruh yang kuat, Rusia
datang dari Rusia sebagai negara lawan, tentunya tidak akan melewatkan
baik kondisi maupun situasi yang dihadapi kesempatan untuk menjalin kembali
negara lawan, maka Turki akan dapat relasinya dengan Turki.
menerka keputusan apa yang akan diambil Faktor-faktor internasional seperti
oleh Rusia ketika Turki menyatakan detterence, arm race, formasi aliansi,
keinginannya melakukan menormalisasi strategic surprise dan faktor yang datang
hubungan diplomatiknya dengan Rusia. dari rezim lawan, menjadi faktor-faktor
Peluang disetujuinya upaya normalisasi penting yang mendorong Turki untuk

12
menormalisasi hubungan diplomatiknya melalui normalisasi hubungan diplomatik,
dengan Rusia. Perselisihannya dengan Turki dapat terhindar dari resiko ancaman
Rusia telah memunculkan keterbatasan bagi dan kerugian yang lebih besar atas sanksi-
Turki untuk melakukan deterensi terhadap sanksi yang dijatuhkan oleh Rusia.
kelompok teroris dan pemberontak Suriah Faktor internasional lainnya yang datang
seperti ISIS dan PKK Suku Kurdi, dengan dari rezim Rusia juga turut mendorong Turki
hilangnya pengaruh politik dan militer menormalisasi hubungan diplomatiknya
mereka di Suriah. Perselisihan antara Turki dengan Rusia. Rusia yang sedang dalam
dan Rusia juga telah mempengaruhi embargo Uni Eropa telah memberi peluang
pasokan persenjataan Turki yang berimbas bagi Turki untuk mendapat persetujuan
pada ketidak mampuan Turki untuk Rusia untuk melakukan proses normalisasi.
melakukan arm race sehingga Turki gagal Selain itu respon Rusia terhadap keretakan
untuk memberi efek deterensi khususnya relasi antara Turki dengan Amerika Serikat
terhadap musuh-musuhnya di Suriah. Dalam dan NATO juga turut mendorong Turki untuk
hal ini, Normalisasi yang diupayakan oleh mempercepat proses normalisasi hubungan
Turki terhadap Rusia didorong oleh diplomatiknya dengan Rusia.
keinginan Turki untuk mendeterensi
kelompok- teroris dan pemberontak Suriah, 5. KESIMPULAN
dengan mendapatkan kembali kerjasama
Upaya Turki untuk menormalisasi
militer yang kuat serta peralatan
hubungan diplomatiknya dengan Rusia telah
persenjataan yang canggih Rusia.
didorong oleh faktor domestik dan juga
Normalisasi hubungan diplomatik antara
internasional. Faktor-faktor domestik seperti
Turki dan Rusia juga didorong oleh
kondisi ekonomi Turki yang melemah, upaya
keinginan Turki untuk membangun formasi
untuk mencapai kembali kepentingan
aliansi bersama Rusia, serta merupakan
ekonominya yang terganggu akibat sanksi
sebuah upaya bagi Turki untuk menghindari
Rusia, dan ketakutan akan berkembangnya
dampak yang lebih besar dari sanksi Rusia
opini negatif publik akibat sanksi dan
yang dapat dilihat sebagai strategic surprise
perselisihannya dengan Rusia, merupakan
Rusia terhadap Turki. Keinginan Turki untuk
faktor-faktor domestik penting yang
membangun kembali formasi aliansinya
mendorong Turki untuk menormalisasi
dengan Rusia telah mendorong Turki untuk
hubungan diplomatiknya dengan Rusia.
menormalisasi hubungannya dengan Rusia.
Selain itu, faktor-faktor internasional seperti
Dengan membentuk formasi aliansi dengan
deterrence dan arm race, formasi aliansi,
Rusia, Turki dapat memulihkan prestise dan
strategic surprise dan faktor dari rezim
stabilitas nasional dengan didapatkannya
Rusia, juga merupakan faktor-faktor yang
kembali pengaruh Turki dalam kerjasama
mendorong Turki untuk menormalisasi
kawasan dan peranannya dalam misi
hubungan diplomatiknya dengan Rusia.
perdamaian Suriah. Selain itu dengan
Selain itu, faktor-faktor lainnya yang datang
kembalinya relasi antara kedua negara

13
dari Rusia, yakni situasi Rusia yang sedang Digest No.179). Diakses pada: 27
Januari 2019 dari http://www.laender-
dalam embargo UE serta reaksi Rusia
analysen.de /russland/rad/pdf
terhadap keretakan relasi antara Turki /Russian_Analytical_Digest_179.pdf
dengan Amerika Serikat dan NATO, juga Carrion, Juan., Abbas, Christina., Ibrahimov,
Gulnara & Ibrahim. (2016). The
menjadi faktor pendorong bagi Turki untuk
Response of Turkey and Russia after
menormalisasi hubungannya dengan Rusia. Jet Crisis and the Implications for the
South Caucacus. Diakses pada: 5
Kebijakan Turki untuk melakukan
Januari 2019 dari http://cesd.az/new/wp-
normalisasi hubungan diplomatik dengan content/uploads/2016/01/CESD_Paper_
-Turkey_Russia_Relations.pdf
Rusia merupakan suatu keputusan akhir
Demir, Eren. (2015). Possible Implications of
Turki dengan mempertimbangkan faktor-
Russia's Sanctions on Turkish
faktor domestik dan internasional tersebut. Economy. Diakses pada: 11 Maret 2018
dari https://ekonomi.isbank.
Memutuskan untuk berdamai dengan Rusia
com.tr/UserFiles /pdf/ra_01_2015.pdf
melalui normalisasi hubungan diplomatik
Ersen, Emre. (2016). The Turkish-Russian
akan dapat meminimalisir kerugian serta Reconciliation Process: The Implication
for The Middle East. Diakses pada: 10
potensi ancaman yang di derita Turki akibat
Maret 2018 dari http://www.sharqfor
perselisihannya dengan Rusia. Dengan um.org /download/3104/
demikian Turki juga dapat menyesuaikan Ersen, Emre. (2017). Evaluating the Fighter
kepentingan-kepentingan nasional mereka Jet Crisis in Turkish-Russian Relations.
Diakses pada: 12 Maret 2018 dari
dengan kembalinya kapabilitas ekonomi dan https://www.researchgate
militer, serta persekutuannya yang kuat .net/publication/321048461_Evaluating_
the_Fighter_Jet_Crisis_in_Turkish-
bersama Rusia. Russian_Relations
Henry, Etienne. (2016). The Sukhoi Su-24
Incident between Russia and Turkey.
6. DAFTAR PUSTAKA
Diakses pada: 29 Oktober 2018 dari
https://www.researchgate.
Abdulah. (2016). Normalisasi Hubungan
net/publication/301660301_The_Sukhoi
Diplomatik Inggris-Iran (2011-2015).
_Su24_Incident_between_Russia_and_
(Journal Unair). Diakses pada: 8 Juli
Turkey
2018 dari http://journal.unair.ac.id/
download-fullpapers- Karakullukçu, Memduh & Trenin, Dmitri.
jahiaad35a0665full.pdf (2014). Exploring the Prospects for
Russian-Turkish Cooperation in a
Aktürk, Şener. (2006). Turkish-Russian
Turbulent Neighborhood. (Carnegie
Relations after the Cold War (1992-
Moscow Center). Diakes pada: 2 Mei
2002). Diakses pada : 10 Maret 2018
2019 dari https”//carniegeendowment.
dari https://ais.ku.edu.tr/course orffiles/CP_Turkey2014_web_Eng.pdf
/24953/Akturk%202006%20TurkishRuss
ian%20Relations%20after%20the%20C Magen, Zvi., Lindenstrauss, Gallia. (2013).
old% 20War.pdf Russian-Turkish Relations: Contempor
ary Dilemmas of Past Empires. Diakses
Aydintasbas, Asli. (2016). With Friends
pada: 11 Maret 2018 dari https://www.
Like These: Turkey, Russia, and The
researchgate.net/publication/274336072
End of An Unlikely Alliance. Diakses
_RussianTurkish_Relations_Contempor
pada: 10 Maret 2018 dari http://www.
ary_Dilemmas_of_Past_Empires&ved=2
ecfr.eu/page/-/WITH_FRIENDS
ahUKEwiprYXOjJXhAhUOWX0KHTduB
_LIKE_THESE__ECFR1 78.pdf
gYQFjAAegQIBRAB&usg=AOvVaw27h
Bechev, Dimitar. (2016). Russian-Turkish ycxE5fxj15UhqW_Es
Relations in Crisis. (Russian Analytical

14
Mintz, Alex & DeRouen, Karl. (2010).
Understanding Foreign Policy Decission
Making. Cambridge: Cambridge
University Press
Özel, Soli. (2016). The Crisis in Turkish-
Russian Relations. (Center for American
Progress). Diakses pada : 11 Maret
2018 dari https://www.america
nprogress.org/issues/security/reports/20
16/05/10/137131/the-crisis-in-turkish-
russian-relations
Özertem, Hasan Selim. (2017). Turkey and
Russia: A Fragile Friendship. Diakses
pada: 10 Maret 2019 dari
http://turkishpolicy.com/files/articlepdf/tur
key-and-russia-a-fragile-
friendship_en_4553.pdf
Şimşek, Nevzat., Şimşek, Hayal Ayça.,
Zhanaltay, Zhengizkhan. (2017).
Analysis of Bilateral Trade Relations
between Turkey and Russia Federation.
Diakses pada: 14 Februari 2019 dari
http://bilig.yesevi.edu.tr/yonetim
/icerik/makaleler/2096-published.pdf
Totoda, Fitriana Ferderika. (2017). Upaya
Amerika Serikat dalam Normalisasi
Hubungan Diplomatik terhadap Kuba
Tahun 2013-2016. (Ejournal FISIP
UNMUL) Diakses pada: 20 Februari
2019 darihttps://ejournal.hi.fisip.unmul.
ac.id/site/wpcontent/uploads/2017/11/EJ
OURNAL%2520FITRI%2520pdf%2520(
11-07-17-04-26-43)pdf
Vishwanathan, Savithri. (1973). Foreign
Policy Decision-Making Process in
Japan: the Case of Normalization of
Relations with China (SAGE Journal).
Diakses pada: 13 Mei 2018 dari
https://journals.sagepub.com/
doi/abs/10.1177/000944557300900101?
journalCode=chra
Wibowo, Dita Anggraini. (2014).
Pelanggaran Kedaulatan di Wilayah
Udara Negara Indonesia oleh Pesawat
Sipil Asing. Diakses pada: 14 Juni 2019
dari https://media.neliti. com/media
/publications/35186-ID-pelanggaran
kedaulatan-di-wilayah-udara-negara-
indonesia-oleh-pesawat-sipil-asin.pdf

15

Anda mungkin juga menyukai