Anda di halaman 1dari 3

Upaya Aktivitas Diplomasi dalam Konflik Rusia-Ukraina

Dalam beberapa tahun terakhir, konflik yang terjadi di antara Rusia dan Ukraina hampir terus
lanjut berlarut-larut tanpa berhenti. Dengan berlanjutnya konflik tersebut dalam jangka waktu
yang cukup lama, telah memakan korban jiwa yang cukup banyak serta banyak dari
lingkungan sekitar yang ikut hancur karenanya. Alasan yang menjadi latar belakang penyebab
terjadinya perang tersebut dapat dilihat pada beberapa tahun sebelumnya, tepatnya sekitar
tahun 2014. Dimana ini berawal salah satunya berasal dari keputusan Putin yang tampak
seperti sedang bertaruh dengan mengerahkan pasukannya untuk melakukan serangan
terhadap Ukraina. Dorongan untuk melakukan aksi tersebut disebabkan oleh banyak faktor
yang memicunya, seperti sekitar pada tahun 2014 juga, terdapat semacam konflik internal
berupa pemberontakan yang terjadi di wilayah timur Ukraina. Dimana kemudian
pemberontakan ini didukung oleh Rusia dengan memberikan beberapa bantuan, namun
sayang pemberontakan tidak berjalan sebaik yang diharapkan, sehingga membuat Putin panik
dan mulai melakukan serang yang bisa dibilang tanpa strategi, tidak memiliki tujuan objektif
sama sekali, dan ini lah yang kemudian nantinya akan memicu konflik di Donbas (Fisher
2014).

Setelah apa yang dilakukan oleh Rusia dalam konflik di Donbas sebelumnya,
Amerika Serikat (AS) serta negara-negara Barat lainnya menerapkan berbagai sanksi
terhadap Rusia, termasuk sanksi embargo untuk menekan sumber kekuatan keuangan yang
ada di dalam negara tersebut. Dikarenakan berbagai tekanan yang diberikan ini lah kemudian
nantinya Putin akhirnya memutuskan atau bahkan bertaruh untuk melakukan serangan invasi
di Ukraina pada tanggal 24 November 2022. Hal ini seperti yang dinyatakan oleh Mankoff
(2022) bahwa keputusan Putin untuk menggunakan kekuatan, terutama untuk melakukan
invasi skala besar yang berbeda jika dibandingkan dengan serangan terbatas yang dilakukan
oleh pasukan Rusia di Goergia pada tahun 2008 dan Perang Donbas pada tahun 2014 hingga
2015, merupakan sebuah bentuk keputusasaan. Meskipun pihak Ukraina tahu bahwa tujuan
mereka pada dasarnya adalah mengakhiri perang dan kemudian mencegah lebih banyak lagi
korban yang berjatuhan, namun Presiden Volodymyr Zelensky menganggapnya hanya
sebagai suatu kondisional. Hal ini dikarenakan Zelensky ingin wilayah yang diduduki Rusia
serta kedaulatan negaranya dihormati, dan juga menginginkan mereka yang melakukan
kejahatan perang dimintai pertanggung jawabannya (Haass 2022).
Berbeda dengan Ukraina, Presiden Vladmir Putin sendiri menginginkan bahwa
upaya tindakan yang dilakukannya ini merupakan langkah yang tepat dengan mencapai
berbagai pencapaian tertentu. Dengan begitu, Putin tidak ingin terlihat lemah dan mendapat
semacam tantangan di dalam negeri. Sehingga, dengan melihat kondisi serta kebutuhan dari
masing-masing pihak, secara tidak langsung dapat dirasakan sulit untuk mencapai
perdamaian atau bahkan dilakukan upaya yang namanya negoisasi serta diplomasi (Haass
2022). Mengacu pada norma-norma diplomasi yang berlaku dalam hubungan internasional,
menjaga komunikasi yang cepat dan tetap tersambung antara pihak yang berseteru
merupakan suatu kondisi yang tidak dapat dihindari. Sehingga dalam hal ini, pihak-pihak
seperti NATO, Uni Eropa, Ukraina, dan Rusia yang dipimpin AS harus menjaga komunikasi
yang erat antara satu dengan lain agar dapat mengakhiri konflik lebih cepat dan dengan
demikian mengurangi penderitaan manusia (Glantz 2023 disitasi dalam Raza 2023). Namun,
pada akhirnya upaya diplomasi dalam sejarahnya terbukti sangat efektif dalam mengatasi
suatu konflik tertentu, terutama dalam sejarah peperangan selama ini. Fakta sejarah ini dapat
ditemui salah satunya pada peristiwa besar yang kurang lebih serupa dengan Krisis Rudal
Kuba pada masa Perang Dingin berlangsung. Dimana jelas bahwa terdapat adanya upaya
diplomasi, baik itu secara normal pada umumnya maupun secara rahasia, yang telah
membatalkan peristiwa tersebut dan bahkan kemudian memicu Perang Dunia III (Raza 2023).

Berdasarkan tulisan diatas, dapat disimpulkan bahwa konflik antara Rusia dan
Ukraina, terutama setelah invasi Ukraina yang dilakukan pada tanggal 24 November 2022
lalu, menggambarkan ketegangan geopolitik yang dirasa kompleks serta sulit untuk
diselesaikan. Sanksi dan tekanan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan negara-negara
Barat lainnya terhadap Rusia tidak mampu menghalangi Putin dari keputusan untuk
melakukan invasi. Kesulitan untuk mencapai perdamaian atau bahkan melakukan upaya
negoisasi serta diplomasi berasal dari ambisi dan kepentingan yang berbeda antara pihak-
pihak yang berkonflik. Dimana Putin ingin mempertahankan citra kekuatan di dalam negeri,
sementara Ukraina menuntut penghormatan terhadap kedaulatan mereka. Sehingga, upaya
diplomasi serta negoisasi meskipun diperlukan, telah menghadapi tantangan yang cukup sulit.
Namun meskipun begitu, faktanya diplomasi telah terbukti sebagai sarana yang efektif untuk
mengatasi konflik. Salah satunya dapat dilihat pada peristiwa besar yang kurang lebih serupa
seperti dalam kasus Krisis Rudal Kuba selama Perang Dingin. Sehingga upaya menjaga
komunikasi, terutama melalui upaya diplomasi serta negoisasi antara NATO, Uni Eropa,
Ukraina, dan Rusia menjadi kunci untuk mengakhiri konflik dan mengurangi penderitaan
manusia yang terus berlanjut dalam peristiwa tersebut.

Referensi:

Fisher, Mas, 2014. Why is Russia Invading Ukraine, explained in 2 minutes”


[YouTube]. Dalam https://youtu.be/u-qO42qjShg?si=qPdB_6TSfOxaT1oq [diakses 13
November 2023].

Haass, Richard, 2022. “Is Diplomacy Between Russia and The West Still Possible?”,
[daring]. Dalam https://www.cfr.org/article/diplomacy-between-russia-and-west-still-possible
[diakses 13 November 2023].

Mankoff, Jeffrey, 2022. “Russia’s War in Ukraine: Identity, History, and Conflict”,
[daring]. Dalam https://www.csis.org/analysis/russias-war-ukraine-identity-history-and-
conflict [diakses 13 November 2023].

Raza, Ahmed, 2023. “Russia’s War on Ukraine-Diplomacy; an Ultimate Solution”,


[daring]. Dalam https://ssrn.com/abstract=4355804 [diakses 13 November 2023].

Anda mungkin juga menyukai