Anda di halaman 1dari 10

HADITS TENTANG MENIMBUN BARANG

Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Muizzudin. M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3:


Raisul Muhadidsin – 221310002
Nabila Firliya Zahra – 221310005
M. Arifin Guti Putra – 221310018

AFI 3 A

JURUSAN AQIDAH FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN ADAB


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN MAULANA
HASANUDDIN BANTEN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Kami panjatkan Puji syukur kehadirat


Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya sehingga makalah kami yang
berjudul “Hadits Tentang Menimbun Barang” dapat selesai tepat waktu dan baik.

Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas mata kuliah “Hadits” dengan dosen
pengampu Bapak Dr. Muhammad Muizzudin. M.Pd. Selain itu, penyusunan makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan kepada pembaca.

Saya selaku penulis mengucapkan Terima Kasih kepada Bapak Dr. Muhammad Muizzudin.
M.Pd. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan kami tentang topik yang
diberikan.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih banyak kekurangan. Maka
dari itu saya selaku penulis memohon maaf atas ketidaksempurnaan yang pembaca temukan
dalam makalah ini. Semoga kedepannya makalah yang saya buat bisa jauh lebih sempurna,
Terima Kasih.

Serang, 06 November 2023

Penulis.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................................1
1.4 Manfaat Penulisan.....................................................................................................2
BAB II.......................................................................................................................................3
2.1. Definisi Ihtikar (Menimbun Barang).......................................................................3
2.2. Hadits Mengenai Menimbun Barang......................................................................4
BAB III......................................................................................................................................6
3.1. Kesimpulan................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sebagai agama yang telah disempurnakan, Islam yang dibawakan oleh Nabi
Muhammad saw. memberikan pedoman hidup yang menyeluruh, meliputi bidang aqidah,
ibadah, akhlak dan mu’amala yang keseluruhannya itu telah dietapkan oleh Allah swt.
dalam Al-Qur’an.1 Adapun bentuk pelaksanaannya, Rasulullah kemudian menjabarkannya
melalui berbagai hadis untuk dijadikan pedoman bagi umat manusia dalam kehidupan
sehari-hari.
Terkhusus untuk masalah mu’amalah diakui secara sosiologis, manusia dalam
hidupnya membutuhkan berbagai macam kebutuhan. Kebutuhan manusia secara umum
meliputi: al-Ma’kulat wa al-masyrubat (makan dan minum), al-malbusat (pakaian),
al,markubat (kendaraan), al-maskunat (tempat tinggal) dan al-mankuhat (perkawinan).2
Untuk memenuhi kebutuhan manusia tersebut, manusia diwajibkan berusaha dan
berikhtiar untuk kemudian menyerahkan hasilnya kepada keputusan Allah swt.
Salah satu bentuk mu’amalat yang sering dijumpai sehari-hari adalah jual-beli, terlebih
karena jual-beli merupakan bentuk mu’amalat yang paling lazim dilakukan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, manusia
seringkali lupa diri dan terjerumus dalam kehidupan yang hedonistis dan individual,
dimana manusia tidak lagi peduli terhadap nilai-nilai Islam yang merupakan prinsip dalam
jual-beli. Salah-satu bentuk penyimpangan yang sering ditemui di masyarakat yaitu
adanya upaya penimbunan barang (Ihtikar) yang merupakan hajat hidup orang banyak
disimpan dalam waktu lama untuk kemudian menaikkan harganya pada waktu tertentu.
Misalnya sembako, bahan bakar dan sebagainya, sehingga mengganggu sistem ekonomi
dan dapat menimbulkan instabilitas dalam negeri.
1.2 Rumusan Masalah

1. Hadits mengenai menimbun barang?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui & memahami mengenai hadits menimbun barang


1
Sayyid Muhammad Rizvi, Kecendrungan Rasionalisasi dalam Hukum Syari’at, dalam Jurnal al-Huda, Volume
2 Nomor 5 2002, h. 57.
2
Ahmad Azhar Basyir, Garis Besar Sistem Ekonomi Islam, (Yogyakarta: BPFE, 1987). h. 2.

1
1.4 Manfaat Penulisan

1. Sumber informasi bagi pembaca


2. Menambah wawasan untuk penulis & pembaca

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Ihtikar (Menimbun Barang)

Ihtikar merupakan bahasa Arab yang definisinya secara etimologi ialah perbuatan
menimbun, pemngumpulan (barang-barang) atau tempat untuk menimbun. 3 Juga
diartikan dengan menimbun atau menahan agar tejual.4
Sedangkan definisi ihtikar secara terminologi para ulama berbeda-beda memberikan
makna daripada ihtikar tersebut. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Ihtikar adalah menahan (menimbun) barang-barang pokok manusia untuk dapat
meraih keuntungan dengan menaikkan harganya.5
2. Ihtikar adalah membeli barang-barang yang kalau disimpan akan menimbulkan
bencana, seperti makanan, minyak, biji rami, kapas, dan sebagainya kemudian
menyimpannya.6
3. Ihtikar adalah membeli suatu barang dan menyimpangnya agar barang tersebut
berkurang di masyarakat sehingga harganya meningkat sehingga manusia akan
mendapatkan kesulitan akibat kelangkaan dan mahalnyaharga barang tersebut.7
4. Ihtikar adalah tindakan menyimpan harta, manfaat atau jasa, dan enggan menjual dan
memberikannya kepada orang lain yang mengakibatkan melonjaknya harga pasar
secara drastis disebabkan persediaan barang terbatas atau stok barang hilang sama
sekali dari pasar, sementara rakyat, Negara, ataupun hewan (peternakan) amat
membutuhkan produk, manfaat, atau jasa tersebut.8
Tampak sekali dari empat definisi yang dilontarkan oleh para ulama di atas dapat
dipahami bahwasanya istilah ihtikar tersebut merupakan sebuah teori ekonomi Islam yang
memiliki makna dengan model menimbun, artinya membeli memiliki makna dengan
model menimbun, artinya membeli barang dalam jumlah yang banyak kemudian
menyimpannya dengan maksud untuk menjualnya dengan harga tinggi kepada penduduk

3
Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir, (Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku
Pesantren al-Munawwir, 1997), hlm. 307.
4
W.J.S. Poewadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), hlm. 307.
5
Yusuf Qasim, Attami Attijariyahfi Mijan al-Syariah, (Kairo: darul Nahdah al-Arabiyah, 1986), h. 75.
6
Muhammad Rawwas Qal‟ahji, Mausu’ah Fiqh Umar Ibnil Khathab RA. Diterjemahkan oleh M. Abdul
Mujieb, S dkk dengan judul, Ensiklopedi Fiqh Umar bin Khaththab, RA, (Cet.I: Jakarta: Raja Grafindo, 1999),
h. 169.
7
Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, (Beirut: Darul Fikr, 1981), h. 162.
8
Abdul Aziz Dahlan, et.al., edit., Ensiklopedi Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), h. 655.

3
ketika mereka sangat membutuhkannya. Biasanya barang-barang yang ditimbun adalah
barang sandang melimpah dan harganya murah. Ketika barang sudah jarang dan harganya
tinggi, sipenimbun mengeluarkan barangnya dengan harga tinggi sehingga ia memperoleh
keuntungan yang berlipat. Walaupun harganya tinggi, karena pembeli sangat
membutuhkan biasanya barang kebutuhan pokok, maka dengan sangat terpaksa pembeli
pun membelinya. Dalam hal ini yang dirugikan dalam penimbunan tersebut adalah semua
lapisan masyarakat dan juga terhadap binatang dan tumbuh-tumbuhan.
2.2. Hadits Mengenai Menimbun Barang

Hadis sebagai salah satu sumber yang dalam syariat Islam, tentunya memuat banyak
hal yang berhubungan langsung dengan hablu min al-nas. Dalam hal ini khususnya yang
berhubungan dengan masalah Jual Beli, yaitu masalah ihtikar atau penimbunan barang.
Adapun teks hadis yang berhubungan langsung dengan peersoalan ihtikar (Penimbunan
Barang) adalah sebagai berikut:

1. Shahih Muslim.

‘Abdullah bin Musallama bin qa’nabin menyampaikan kepada kami,bahwa


sulaiman (ibn bilal) telah menyampaikan dari Yahya (anaknya said) berkata bahwa
pernah suatu saat Said bin al-Musayyab menyampaikan bahwa Ma’mara berkata,
bersabda Rasulullah saw.: “Barang siapa yang telah menimbun barang maka ia adalah
orang yang dilaknat”, maka ditanyalah kepada Said bahwa sesunggunya engkau telah
menimbun barang, dijawab Said bahwa hanya Ma’maralah yang telah menyampaikan
berita ini kalau pernah ada orang yang menimbun barang.(H.R.Muslim)

4
2. Shahih Muslim.

Said bin “Amru al-Asy’atsy menyampaikan pada kami bahwa Hatim bin Ismail
menyampaikan pada kami dari Muhammad bin ajlan dari Muhammad bin “Amru bin
“Atha dari Said bin al-Musayyab dari Ma’mar bin “Abdullah dari rasulullah saw.
bersabda: “Tidak akan menimbun kecuali orang berbuat dosa”.

3. Sunan Ibn Majah

Abu Bakar bin Syaibah menyampaikan dan Yazid bin Harun menyampaikan dari
Muhammad bin Ishaq dari Muhammad bin Ibrahim dari Said bin al-Musayyib dari
Ma’mar bin ‘Abdullah bin Nadhlah berkata bahwa Rasulullah saw telah bersabda: “Tidak
akan menimbun kecuali orang berbuat dosa”.

5
BAB III
PENUTUP
2.3. Kesimpulan

Ihtikar merupakan bahasa Arab yang definisinya secara etimologi ialah perbuatan
menimbun, pemngumpulan (barang-barang) atau tempat untuk menimbun. Juga diartikan
dengan menimbun atau menahan agar tejual. Sedangkan definisi ihtikar secara
terminologi para ulama berbeda-beda memberikan makna daripada ihtikar tersebut. Di
antaranya Ihtikar adalah membeli suatu barang dan menyimpangnya agar barang tersebut
berkurang di masyarakat sehingga harganya meningkat sehingga manusia akan
mendapatkan kesulitan akibat kelangkaan dan mahalnyaharga barang tersebut.

6
DAFTAR PUSTAKA
Basyir, Azhar Ahmad. 1987. Garis Besar Sistem Ekonomi Islam. Yogyakarta.

Dahlan, Aziz A. 1996. Ensiklopedi Hukum Islam.

Munawwir, Warson A. 1997. Kamus Al-Munawwir.

Poewadarminta, W.J.S. 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia.

Qal’ahji, Rawwas M. 1999. Ensiklopedi Fiqh Umar Bin Khaththab, RA.

Qasim, Yusuf. 1986. Attami Attijariyahfi Mijan Al-Syariah.

Rizvi, Muhammad Sayyid. 2002. Kecendrungan Rasionalisasi Dalam Hukum

Syari’at.

Sabiq, Sayyid. 1981. Fiqih Sunnah.

Anda mungkin juga menyukai