Anda di halaman 1dari 20

CRITICAL BOOK REPORT

“ KESEHATAN MENTAL “

DISUSUN OLEH

NAMA : ANNISA DEA UTAMI

NIM : 1223351031

KELAS : REGULER BK B 2022

JURUSAN PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

Segala puji bagi ALLAH SWT. Atas rahmat dan karunia-NYA saya diberi kelancaran
dan kemudahan dalam menyelesaikan tugas CBR ini dengan tepat waktu. Saya juga
berterima kasih kepada dosen pengampuh mata kuliah Kesehatan mental yang telah
memberikan tugas dan tanggung jawab terhadap saya sebagai mahasiswa.
Saya membuat tugas ini agar bermanfaat bagi pembaca yang ingin menambah
wawasan dan pengetahuan tentang Kesehatan Mental. Saya membuat tugas ini dengan
semaksimal mungkin, namun jika ada kesalahan dalam tugas ini dari segi materi ataupun
penulisan mohon kritik dan saran agar saya dapat memperbaiki kesalahan saya di tugas
selanjutnya.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih.

Medan, 13 Maret 2024

Annisa dea utami

DAFTAR ISI

2
DAFTAR ISI

Kata Pengatar
......................................................................................................................................................
2

Daftar Isi
......................................................................................................................................................
3

Identitas Buku
......................................................................................................................................................
4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...............................................................................................................


6
B. Tujuan .............................................................................................................................
6
C. Manfaat ...........................................................................................................................
6

BAB II ISI BUKU

A. Buku Utama.....................................................................................................................
7
B. Buku Pendukung ............................................................................................................
13

BAB III PEMBAHASAN

A. Keunggulan......................................................................................................................
17
B. Kelemahan ......................................................................................................................
17

BAB IV PENUTUP

3
Kesimpulan
......................................................................................................................................................
18

Saran
......................................................................................................................................................
18

4
IDENTITAS BUKU

A. Buku utama
1. Judul Buku : Kesehatan Mental
2. Pengarang : Utami Nur Hafsari Putri, Nur'aini, Armita
Sari, Shofia Mawaadah
3. Penerbit : CV AZKA PUSTAKA
4. Tahun Terbit : 2022
5. Kota Terbit : Medan
6. ISBN : 978 – 623 – 5364 – 92 - 6
7. Jumlah Halaman : 298 Halaman
8. Cover Buku :

B. BUKU PENDUKUNG

 Judul Buku : Merawat Luka Batin


 Pengarang : dr. Jiemi Ardian. Sp. Kj
 Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
 Tahun Terbit : 2022
 Kota Terbit : Jakarta
 ISBN : 978 – 602 – 06– 6153 - 7
 Cover Buku :

5
6
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Kritik adalah kecaman atau tanggapan, kadang-kadang disertai uraian dan
pertimbangan baik atau buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat dan sebagainya.
Menurut Abrams, kritik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan perumusan dan
penilaian karya sastra. Kritik buku adalah analisa terhadap suatu buku untuk
mengamati atau menilai baik buruknya buku secara objektif.
Kritik buku adalah kegiatan penganalisisan dan pengevaluasian suatu buku
dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman, memperluas apresiasi, atau
menganalisis kelebihan dan kekurangan bukudan membantu memperbaiki kesalahan
pada buku agar tidak terjadi kekeliruan kembali.
Kegiatan mengkritik ini sangat berguna bagi kita untuk mengingat bahwa
pembaca diajarkan berpikir kritis untuk memahami isi buku.
2. Tujuan
Adapun tujuan dari Critical Book Report ini, yaitu:
1. Mengulas isi buku

2. Mencari dan mengetahui informasi yang terdapat dalam buku

3. Membandingkan isi buku utama dan buku pembanding


3. Manfaat
Adapun manfaat yang dicapai setelah mengkritik buku ini adalah :
1. Memahami dengan jelas materi yang terkadung dalam buku ini.
2. Dapat dijadikan salah satu tujuan bahan rujukan untuk karya yang serupa dan
lebih baik.

7
BAB II
ISI BUKU
A. Buku Utama
DEPRESI

 Pengertian :
Depresi bisa terjadi akibat banyaknya permasalahan dan perubahan sosial dan
kultur sebagai laju pertumbuhan global, terutama kemajuan teknologi yang semakin
meningkat. Tak dipungkiri dengan kemajuan teknologi secara global ini, membawa
dampak positif dan negatif. Tentunya dampak negatif yang kita harus hindari karena
akan membawa pada ketidakstabilan kehidupan jika seseorang tidak memiliki
ketahanan diri yang akan menimbulkan depresi bagi seseorang yang mengalaminya.

Untuk itu kajian ini disusun guna membantu agar masyarakat lebih mudah
memahami apa itu depresi, serta dapat memperluas wawasan mengenai gangguan
psikologis, khusunya depresi. Kemudian sebagai dasar pengetahuan untuk
berpartisipasi dalam memberikan informasi bagi masyarakat, dan sebagai upaya
pencegahan kesehatan fisik dan mental, karena depresi dapat memicu munculnya
penyakit fisik dan psikis serta dapat memicu ke arah penyalahgunaan obat zat adiktif,
serta memicu munculnya keinginan bunuh diri.

Depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai oleh gejala-
gejala seperti rasa sedih yang melebihi proporsi wajar terhadap situasi apapun,
kehilangan minat terhadap lingkungan atau kehidupannya, dapat diiringi dengan
perubahan nafsu makan, pola tidur, dan berat badan yang cukup mengganggu (Nolen-
Hoeksema, 2014). Selanjutnya, depresi merupakan kondisi emosional yang biasanya
ditandai dengan kesedihan yang amat sangat, perasaan tidak berarti dan bersalah
(menarik diri, tidak dapat tidur, kehilangan selera, minat dalam aktivitas sehari-hari),
dalam Gerald C. Davison 2004.

Menurut Rice PL (1992),depresi adalah gangguan mood, kondisi emosional


berkepanjangan yang mewarnai seluruhproses mental (berpikir, berperasaan dan
berperilaku) seseorang. Pada umumnya mood yang secara dominan muncul adalah
perasaan tidak berdaya dan kehilangan harapan. Menurut Iyus Yosep (2007), depresi
adalah salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan (afektif, mood) yang

8
ditandai kemurungan, kesedihan, kelesuan, kehilangan gairah hidup, tidak ada
semangat, dan merasa tidak berdaya, perasaan bersalah atau berdosa, tidak berguna
dan putus asa.Chaplin (2002) mendefinisikan depresi pada dua keadaan, yaitu pada
orang normal dan pada kasus patologis. Pada orang normal, depresi merupakan
keadaan kemurungan (kesedihan, kepatahan semangat) yang ditandai dengan perasaan
tidak pas, menurunnya kegiatan, dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang.

 Macam-macam Ganguan Depresi


Gangguan depresi terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Major Depressive Disorder (MDD) MDD ditandai dengan kondisi emosi sedih
dan kehilangan kemampuan untuk menikmati aktivitas yang biasa dilakukan,
bersama dengan minimal 4 (empat) dari gejala di bawah ini :
a) Tidur terlalu banyak (10 jam atau lebih) atau terlalu sedikit (sulit untuk
tertidur, sering terbangun)
b) Kekakuan motorik
c) Kehilangan nafsu makan dan berat badan menurun drastisatau sebaliknya
makan berlebihan sehingga berat badan meningkat drastis.
d) Kehilangan energy, lemas, tidak bersemangat, tidak tertarik melakukan
apapun
e) Merasa tidak berharga
f) Kesulitan untuk berkonsentrasi, berpikir, dan membuat keputusan
g) Muncul pikiran tentang kematian berulang kali atau bunuh diri

Gejala-gejala ini muncul hampir sepanjang hari, setiap hari, selama minimal 2
(dua) minggu dan bukan dikarenakan kehilangan yang wajar, misalnya karena
suami/istri meninggal. MDD sering disebut masyarakat umum dengan istilah
depresi.

b. Dysthymic Disorder (Gangguan Distimik/Distimia) Dysthymic Disorder


merupakan gangguan depresi yang kronis. Individu yang di diagnosis mengalami
distimik mengalami kondisi depresif lebih dari separuh waktu dari minimal 2
(dua) tahun. Jadi, dalam jangka waktu 2 (dua) tahun, separuh dari waktu tersebut
individu ini mengalami kondisi depresif, minimal mengalami 2 (dua) gejala di
bawah ini :

9
a) Kehilangan nafsu makan atau sebaliknya
b) Tidur terlalu banyak/terlalu sedikit
c) Merasa diri tidak berharga d) Kesulitan berkonsentrasi dan mengambil
keputusan
e) Merasa kehilangan harapan
Gejala tidak tampak jelas lebih dari 2 (dua) bulan. Tidak ada episode MDD
selama 2 tahun pertama gejala muncul. Gejala yang dialami lebih ringan daripada
MDD namun dengan waktu yang lebih lama.
 Penyebab Depresi
Depresi disebabkan oleh kombinasi beberapa faktor. Jika seseorang di dalam
riwayat kesehatannya memiliki keluarga yang mengalami depresi, maka terdapat
kecenderungan untuk mengalami depresi juga. Menurut Kaplan (2002) dan Nolen
– Hoeksema & Girgus (dalam Krenke & Stremmler, 2002), faktor– faktor yang
dihubungkan dengan penyebab dapat dibagi atas : faktor biologi, faktor
psikologis/kepribadian dan faktor sosial. Dimana ketiga faktor tersebut dapat
saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
a. Faktor Biologi
Beberapa peneliti menemukan bahwa gangguan mood melibatkan patologik
dan sistem limbiks serta gangliabasalis dan hypothalamus. Dalam penelitian
biopsikologi, norepinefrin dan serotonin merupakan dua neurotrasmiter yang
paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Pada wanita, perubahan
hormon dihubungkan dengan kelahiran anak dan menoupose juga dapat
meningkatkan risiko terjadinya depresi. Penyakit fisik yang berkepanjangan
sehingga menyebabkan stress dan juga dapat menyebabkan depresi.
b. Faktor Psikologis/Kepribadian
Individu yang dependent, memiliki harga diri yang rendah, tidak asertif, dan
menggunakan ruminative coping. Nolen–Hoeksema & Girgus juga
mengatakan bahwa ketika seseorang merasa tertekan akan cenderung fokus
pada tekanan yang mereka rasa dan secara pasif merenung daripada
mengalihkannya atau melakukan aktivitas untuk merubah situasi. Pemikiran
irasional yaitu pemikiran yang salah dalam berpikir seperti menyalahkan diri
sendiri atas ketidak beruntungan. Sehingga individu yang mengalami depresi

10
cenderung menganggap bahwa dirinya tidak dapat mengendalikan lingkungan
dan kondisi dirinya. Hal ini dapat menyebabkan pesimisme dan apatis.
c. Faktor Sosial
a) Kejadian tragis seperti kehilangan seseorang atau kehilangan dan
kegagalan pekerjaan
b) Paska bencana
c) Melahirkan
d) Masalah keuangan
e) Ketergantungan terhadap narkoba atau alkhohol
f) Trauma masa kecil
g) Terisolasi secara sosial
h) faktor usia dan gender
i) Tuntutan dan peran sosial misalnya untuk tampil baik, menjadi juara
di sekolah ataupun tempat kerja
j) Maupun dampak situasi kehidupan sehari-hari lainnya.
 Risiko Yang Ditimbulkan Akibat Depresi
a. Bunuh Diri Orang yang menderita depresi memiliki perasaan kesepian,
ketidakberdayaan dan putus asa. Sehingga mereka mempertimbangkan
membunuh dirinya sendiri.
b. Gangguan Tidur : Insomnia ataupun hypersomnia, Gangguan tidur dan
depresi biasanya cenderung muncul bersamaan. Setidaknya 80% dari orang
yang menderita depresi mengalami insomnia atau kesulitan untuk tidur. 5%
mengalami depresi dengan tidur yang berlebihan. Kesulitan tidur dianggap
sebagai gejala gangguan mood.
c. Gangguan Interpersonal Individu yang mengalami depresi cenderung
mudah tersinggung, sedih yang berkepanjangan sehingga cenderung menarik
diri dan menjauhkan diri dari orang lain. Terkadang menyalahkan orang lain.
Hal ini menyebabkan hubungan dengan orang lain maupun lingkungan sekitar
menjadi tidak baik.
d. Gangguan dalam pekerjaan Depresi meningkatkan kemungkinan dipecat
atau penderita sendiri yang mengundurkan diri dari pekerjaan ataupun sekolah.
Orang yang menderita depresi cenderung memiliki motivasi yang menurun

11
untuk melakukan aktivitas ataupun minat pekerjaan dalam kehidupan sehari-
hari.
e. Gangguan pola makan Depresi dapat menyebabkan gangguan pola makan
atau sebaliknya gangguan pola makan juga dapat menyebabkan depresi. Pada
penderita depresi terdapat dua kecenderungan umum menegenai pola makan
yang secara nyata mempengaruhi berat tubuh yaitu tidak selera makan dan
keinginan makan-makanan yang manis bertambah
f. Perilaku-perilaku merusak Beberapa orang yang menderita depresi memiliki
perilaku yang merusak seperti, agresivitas dan kekerasan, menggunakan obat-
obatan terlarang dan alkhohol, serta perilaku merokok yang berlebihan.
 Penanganan dari Gangguan Depresi
Depresi dapat ditangani dengan perubahan pola hidup, terapi psikologi, dan
dengan pengobatan (obat antiretroviral/ARV). Dilarang keras mengomati diri
sendiri dengan alkhohol, merokok yang berlebihan dan narkoba, karena zat
yang terkandung di dalamnya dapat meningkatkan gejala depresi dan
menimbulkan masalah lain. Berikut beberapa cara penanganan depresi :
Perubahan pola hidup
a. Berolahraga
Orang yang menderita depresi mengalami stress, kecemasan, galau,
kebingungan dan kegelisahan yang berlarut – larut. Hal ini disebabkan
oleh pikiran dan perasaan yang negatif. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk menghasilkan pikiran dan perasaan positif yang dapat
menghalangi munculnya mood negatif adalah dengan berolahraga.
b. Mengatur pola makan
Simptom depresi dapat diperparah oleh ketidakseimbangan nutrisi di
dalam tubuh, yaitu:
a) Konsumsi kafein secara berkala
b) Konsumsi sukrosa (gula)
c) Kekurangan biotin, asam folat, vitamin B, C, kalsium, magnesium atau
kelebihan magnesiumdan tembaga
d) Ketidakseimbangan asam amino
e) Alergi makanan

c. Berdoa

12
Beberapa orang mempunyai kecenderungan untuk berpaling dari agama dalam
memperoleh kekuatan dan hiburan. Dengan berdoa seseorang melakukan dan
mengucap rasa syukur kepada Tuhan YME.

d. Memiliki keberanian untuk beruban

Penderita depresi harus memiliki keberanian untuk melewati kegelapan


menuju terang, keberanian untuk berubah.

e. Rekreasi

Berjalan-jalan di tempat yang asri, menyejukkan agar tubuh dan pikiran


menjadi lebih rileks dan nyaman. Selain itu, melakukan aktivitas yang menjadi
minat sebelumnya seperti, membaca buku, memasak, memancing, dan lain-
lain yang bisa membuat penderita menjadi rileks dan nyaman.

f. Terapi psikologi

a) Terapi Interpersonal Bantuan psikoterapi bisa dilakukan oleh psikolog


dalam jangka pendek yang berfokus kepada hubungan antara orang-orang
dengan perkembangan symptom gangguan kejiwaan.

b) Konseling kelompok dan dukungan sosial Mengunjungi tempat layanan


bimbingan konseling. Pelaksaan wawancara konseling yang dilakukan antara
seorang konselor professional dengan beberapa pasien sekaligus dalam
kelompok kecil.

c) Terapi humor Profesional medis yang membantu pasien untuk


mempertahankan sikap mental yang positif dan berbagai tawa merespons
psikologis dari tertawa termasuk meningkatkan pernafasan, sirkulasi, sekresi
hormone, enzim pencernaan, dan peningkatan tekanan darah.

d) Terapi Kognitif (CBT) Pendekatan CBT memusatkan perhatian pada proses


berpikir klien yang berhubungan dengan kesulitan emosional dan psikologi
klien. Pendekatan ini akan berupaya membantu klien mengubah pikiran-
pikiran atau pernyataan diri negatif dan keyakinan-keyakinan pasien yang
tidak rasional. Fokus dalam teori iniadalah mengganti cara-cara berfikir yang
tidak logis menjadi logis.

13
e) Pengobatan Berkonsultasi kepada dokter kejiwaan/psikiater. Beberapa obat
anti depresan yaitu: lithium, MAOIs, Tricyclics. Beberapa psikiater
meresepkan perangsang jiwa (psychostimulant), obat yang dipakai untuk
mengobati gangguan deficit perhatian (attention deficit disorder).

B. BUKU PENDUKUNG
 Pengertian
Depresi merupakan sekumpulan gejala dengan intensitas yang berat. waktu yang
panjang, memengaruhi fungsi keseha. rian. dan ditandai dengan beberapa kumpulan
keluhan. tandä dan gejala. Tanda dan gejala depresi dibagi menjadi duu yaitu tanda
psikologis dan tanda fisik
 Tanda – Tanda

1. Tanda Psikologis Depresi


a) Perasaan sedih. kosong, dan putus asa
b) Iritabilitas atau sangat sensitif
c) Kehilangan minat dan kesenangan dalam aktivitas sehari.
d) Perasaan rendah diri, tidak berharga, dan tidak percaya diri
e) Apatis, kosong. tidak ada motivasi, serta tidak ingin ada sekitar orang lain
f) Negatif dan pesimistis
g) Memikirkan ide-ide tentang bunuh diri

2. Tanda Fisik Depresi


a) Penurunan nafsu makan dan berat badan
b) Kelelahan yang berkepanjangan
c) Penurunan hasrat seksual
d) Kegelisahan
e) Sulit berkonsentrasi
f) Gangguan tidur

 Penyebab Depresi
Ada orang yang sudah memiliki banyak hal tapi masih mengalami depresi. Ada
pula yang cobaan hidupnya begitu berat tapi tidak mengalami depresi. Sebenarnya,
siapakah yang lebih mungkin mengalami depresi? Apakah seseorang mengalami

14
depresi karena dia lemah? Sebenarnya tidak sesederhana itu. Semua orang punya
kerentanan masing-masing untuk mengalami gangguan. Kadang gangguan yang
dirasakan belum tentu harus selaras dengan beratnya masalah yang datang. Kadang
masalahnya dianggap sepele oleh orang lain padahal sangat berat bagi kita. Hal
semacam ini bisa saja terjadi dan sangat wajar. Ada beberapa risiko yang membuat
seseorang lebih rentan mengalami depresi, yaitu:
a) Kematian
Sebelumnya saya menulis pet-bedaan antara reaksi berkabung
dan depresi. Walaupun terlihat sangat serupa, keduanya
sebenarnya berbeda. Tapi meskipun demikian. pada beberapa
kasus, kehilangan dan kematian bisa menjadi pencetus depresi.
Kemanan orangtua, misalnya, dikaitkan dengan risiko
terjadinya depresi ketika dewasa, Kehilangan saat masa kecil
dapat berakibat jangka panjang akan risiko terjadinya
gangguan kejiwaan.
b) Denial, numbness, and shock
Dalam fase ini, seseorang bisa merasa kosong (numbness)—tidak
merasa sedih, kehilangan. atau rasa sakit. langan disalahartikan ini
sebagai tidak perhatian atau tidak sayang. Rasa kosong atau mati rasa
ini terjadi karena seseorang sedang melindungi jiwa dari rasa sakit
yang intens akibat perpisahan kematian. Ini yang terkadang sering
kita lihat saat pemakaman, beberapa orang memang menangis, tapi
beberapa lainnya seperti tidak merasakan apa-apa. Ini juga bukan
tanda tegar atau kuat seperti yang dianggap budaya kita. Ini adalah
reaksi wajar. Reaksi ini juga tidak berarti seseorang tidak merasakan
sakit. Dia juga merasakan sakit dalam waktu dan cara yang berbeda.
Selain kekosongan. seseorang juga bisa merasakan penyangkalan (denial)
atau terkejut (shock). Pikiran bawah sadar.
c) Genetik
Dalam keluarga kita ada yang mengalami depresj, kvmungkman lebjh beşar
untuk kita mengalami depresi juga Hal ini bukan ditutmnkan karena pola
asuh, tapi secara ge. netik diturunkan kepada generasi di bawahnya.
Keturunan dart orang dengan depresi sekitar 3 kali lebih mungkin untuk
mengalami depresi daripada populasi umum. Penelitian pada orang kembar

15
menunjukkan bahwa depresi berat lebih mung_ kin terjadi 40-50% jika
saudaranya juga mengalami depresi Walaupun demikian, depresi juga dapat
terjadi kepada orang yang tidak memiliki riwayat depresi dalam
keluarganya.
d) Depression
Walaupun dinamakan fase depresi. yang dimaksudkan dalam fase ini
bukanlah depresi dalam konteks klinis seperti yang kita jelaskan. Dalam
fase ini, seseorang mulai menyadari dan merasakan rasa sakit sebenarnya
dari kematian atau kehilangan. Tanda-tanda umum perkabungan yang
menyerupai depresi pada tahap ini mulai muncul termasuk sulit tidur,
nafsu makan berkurang, kelelahan, kurang energi, dan bisa jadi
menangis. Kita mungkin juga mengasihani diri sendiri, merasa kesepian,
terisolasi, kosong, hilang arah, dan gelisah.
e) Acceptance
Pada saatnya, kita akan menerima semua emosi dan perasaan yang kita
alami ketika kematian atau kehilangan terjadi. Penyembuhan dapat dimulai
setelah kita mampu melihat kehilangan sebagai realitas yang juga adalah
bagian dari kehidupan kita. Sepanjang hidup, kita mungkin akan kembali ke
fase awal kedukaan, seperti kesedihan atau kemarahan. Tidak ada aturan
atau batasan waktu untuk proses berduka. Proses penyembuhan setiap orang
akan berbeda.
f) Konflik
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, konflik adalah per. cekcokan;
perselisihan; pertentangan. Konflik dalam keluarga atau pasangan
berhubungan dengan gejala depresi yang murr cul. Konflik ini bukan hanya
terjadi antara seorang dengan depresi dan orang Iain, tetapi bisa juga antara
orangtuanya dan dia hanya menyaksikan. Pada depresi yang mencakup
geJaIa merasa sendiri. merasa bersalah, serta mengalami pen• deritaan
intrapersonal yang berat dan sulit dikomunikasikan, hal ini dapat memicu
masalah dan konflik baru. Jadi, selain merupakan faktor risiko depresi.
konflik juga dapat diper• berat kondisi depresi yang sedang dialami.
Hubungan antan depresi dan konflik ini juga ditemui pada peristiwa besar,
mi' salnya kasus trauma. Pada kekerasan (baik seksual maupun emosional)

16
di masa kanak-kanak. hal ini bisa menjadi faktor risiko depresi pada usia
remaja-dewasa.
g) Perundungan
Penindasan, perundungan, dan perisakan merupakan nama Iain dari
bullying. Dalam buku ini, kita akan menggunakan kata perundungan yang
sekalipun sering kita dengar tetapi masih kurang jelas makna dan
dampaknya. Perundungan adalah penggunaan kekuatan, paksaan, atau
ancaman untuk menyakiti. mendominasi, atau mengintimidasi secara
agresif. Perundungan terjadi karena perbedaan kekuatan (fisik atau sosial)
antara pelaku dan korban. Biasanya, perundungan terjadi secara berulang
dan telah menjadi perilaku. Perundungan bisa terjadi antara satu individu ke
yang lain dan bisa juga bersifat kolektif. Perundungan juga bisa berupa
serangan fisik. mental, verbal, relasional, atau yang terbaru adalah
cyberbulb'itw—perundungan melalui media sosiaL

17
BAB III

PEMBAHASAN

A. KEUNGGULAN
1. Buku Utama
a. Materi yang diberikan dijelaskan sangat rinci
b. Mudah dipahami
c. Cover tidak membuat mata sakit
2. Buku Pendamping
a. Materi banyak tapi gampang dipahami
b. Memberikan contoh pada tiap materi
c. Buku lebih nyaman dibaca
B. KELEMAHAN
1. Buku UTAMA
a. Banyak penjelasan menjadikan sipembaca males membaca
b. Tidak memberikan contoh
2. Buku Pendamping
a. Covernya kurang berwarna terlalu biasa
b. Harusnya bisa dikurangi pembahasan materinya agar tidak belibet dalam
membaca
c. Materi yang disampaikan terlalu sedikit

18
BAB. IV
PENUTUP
KESIMPULALAN
Depresi adalah salah satu gangguan kesehatan mental yang dapat
menyebabkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari. Gejala-gejala
depresi yang mungkin terjadi pada anak-anak termasuk perubahan perilaku,
kesulitan berkonsentrasi, kesulitan untuk duduk diam dan membaca, dan kena
mental luka. Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita
berada dalam keadaan tentram dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk
menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar.
Kesehatan mental sangat penting untuk menunjang produktivitas dan kualitas
kesehatan fisik. Jika seseorang menderita depresi, dianjurkan untuk
berkonsultasi dengan dokter sebagai bagian dari penanganan yang disesuaikan
dengan tingkat keparahan depresi yang diderita.

SARAN
Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, penulis
menyarankan agar jauh lebih baik apabila pengarang buku tersebut menjelaskan
isi buku dengan bahasa yang singkat saja dan terperinci agar pembaca merasa
nyaman membacanya. Dalam pemanfaatan kertas juga sebaiknya pengarang buku
memanfaatkan kertas dengan maksimal agar tidak banyak bagian yang kosong di
tiap lembar buku

19
DAFTAR PUSTAKA

Nurhafsari,Utami, 2022, Modul Kesehatan Mental, Medan : CV.Azka Pustaka.


Ardian,Jiemi, 2022, Merawat Luka Batin. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

20

Anda mungkin juga menyukai