Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

AKUNTANSI TRANSAKSI ATM (AUTOMATIC TELLER MACHINE)

OLEH:
WD. AMELIA
0232020133
AKUNTANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2023

KATA PENGANTAR
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah ini. Salawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut- pengikutnya hingga akhir zaman. Terimakasih kasih
saya ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Perekonomian Indonesia yang telah membimbing
saya. Makalah ini saya buat dalam rangka memenuhi tugas saya sebagai mahasiswa dan makalah ini
digunakan sebagai sumber berdiskusi sebagaimana mestinya. Saya menyadari banyaknya kekurangan
yang terdapat dalam makalah ini karena itu Saya memohon maaf atas segala kekurangan dan Semoga
makalah ini dapat menambah wawasan mahasiswa tentang AKUNTANSI TRANSAKSI ATM.
Makassar, Oktober 2023

WD.AMELIA

DAFTAR ISI

BAB I.............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.........................................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................................................5
1.3 Tujuan......................................................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................................6
2.1 Definisi akuntansi transaksi ATM serta bagaimana proses pencatatan dilakukan dalam sistem
akuntansi Perusahaan.................................................................................................................................6
2.2 Analisis transaksi penyetoran kas oleh deposan melalui teller?..........................................................8
2.3 Akuntansi penarikan kas dan bagaimana ilustrasi transaksi pencatatan melalui ATM......................10
2.4 tantangan utama dalam mengelola akuntansi transaksi ATM, terutama terkait kepatuhan perpajakan
dan regulasi keuangan..............................................................................................................................13
BAB III................................................................................................................................................15
PENUTUP............................................................................................................................................15
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................................15
Daftar Pustaka......................................................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Teknologi informasi perkembangan semakin pesat, telah mengubah hidup manusia menjadi lebih
mudah, karena kecanggihan dan daya kerjanya yang efektif dan efisien. Perbankan menjadi salah satu
lembaga yang ikut berdampak terhadap adanya kemajuan dari teknologi. Namun sekarang hampir seluruh
lapisan masyarakat sudah menggunakannya, baik instansi pemerintah maupun swasta. Keberadaan
teknologi informasi awalnya hanya digunakan kalangan tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan
teknologi yang semakin pesat, dalam transaksi ekonomi terus mengalami perubahan, pola dan sistem
pembayaran. Teknologi dan sistem pembayaran di bank kini berbentuk pembayaran non tunai yang lebih
efisein dan ekonomis. Pembayaran non tunai umumnya dilakukan tidak dengan menggunakan uang
sebagai alat pembayaran melainkan dengan cara transfer antar bank ataupun intra bank melalui jaringan
intra bank itu sendiri. Hasil dari perkembangan teknologi informasi yang berdampak terhadap perbankan
seperti, alat pembayaran elektronik kini mulai berkembang, mulai dari ATM, Debit, Kartu Kredit, dan kini
lanjut dengan E Money. 1 Dalam transaksi elektronik membuat masyarakat lebih mudah, dan kini banyak
masyarakat yang beralih menggunakan instrumen non tunai. Termasuk dalam hal bertransaksi, pola hidup
masyarakat cendrung menginginkan sesuatu yang praktis dalam berbagai aspek. Dan nilai transaksi
pembayaran menggunakan kartu elektronik cenderung memudahkan dan menyenangkan. 1 Istanto,
Lasondry Dan Syarief Fauzie,“Analisis Dampak Pembayaran NontunaiTerhadap Jumlah UangBeredar Di
Indonesia”,Jurnal Ekonomi DanKeuangan Vol.2 No.10. Transaksi Melalui ATM Ditinjau Dari Hukum
Islam.
Akuntansi adalah proses pencatatan, pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan transaksi
ekonomi dari suatu organisasi atau perusahaan yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka
pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak yang memerlukan informasi tersebut . Transaksi ATM adalah
transaksi keuangan yang dilakukan melalui mesin ATM (Automatic Teller Machine) . Mesin ATM
memungkinkan nasabah bank untuk melakukan transaksi keuangan seperti penarikan tunai, transfer dana,
pembayaran tagihan, dan lain-lain . Dalam hal ini, akuntansi transaksi ATM merujuk pada pencatatan,
pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan transaksi keuangan yang dilakukan melalui mesin ATM.
Di dunia perbankan, perkembangan teknologi dapat dilihat dari transaksi yang dilakukan saat ini.
Dimana transaksi yang digunakan saat ini tidak terlibat langsung dengan komponen-komponen yang ada,
seperti customer servis, teller dan lain sebagainya. Salah satu yang paling intens dalam perkembangan
perbankan ialah, pengambilan uang. Bila melihat zaman dahulu, transaksi pengambilan uang harus
dilakukan langsung kepada pihak bank, tetapi saat ini, pengambilan dapat dilakukan dengan cara sendiri,
yaitu dengan menggunakan kartu yang disebut dengan ATM atau Automatic Teller Machine. 2 Layanan
keuangan kini terus bergerak memperbaharuin kualitas pelayanan, untuk mengundang para masyarakat
menggunakan jasa yang ada di lembaga keuangan tersebut. Oleh karena itu, kini banyak lembaga
keuangan berlomba-lomba untuk medaur ulang produk yang ada, menjadi suatu produk yang lebih
canggih. Salah satunya adalah APMK. Perkembangan APMK kini mulai menganalami peningkatan yang
signifikan, hal tersebut dapat dilihat dari data pengguna APMK yang ada di lembaga keuangan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi akuntansi transaksi ATM serta bagaimana proses pencatatan dilakukan dalam sistem
akuntansi perusahaan?
2. Bagaimana analisis transaksi penyetoran kas oleh deposan melalui teller?
3. Bagaimana memahami akuntansi penarikan kas dan Bagaimana ilustrasi transaksi pencatatan
melalui ATM?
4. Apa tantangan utama dalam mengelola akuntansi transaksi ATM, terutama terkait kepatuhan
perpajakan dan regulasi keuangan?

1.3 Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang penulis kemukakan diatas, maka dapat dijelaskan tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui definisi akuntansi transaksi ATM serta bagaimana proses pencatatan dilakukan dalam
sistem akuntansi perusahaan
2. Mengetahui analisis transaksi penyetoran kas oleh deposan melalui teller
3. Mengetahui Bagaimana memahami akuntansi penarikan kas?
4. Mengetahui bagaiman ilustrasi transaski pencatatan melalui ATM
5. Mengetahui aoa tantangan utama dalam mengelola akuntansi transaksi ATM, terutama terkait
keaptuhan perpajakan dan regulasi keuangan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi akuntansi transaksi ATM serta bagaimana proses pencatatan dilakukan dalam sistem
akuntansi Perusahaan
Akuntansi transaksi ATM merujuk pada proses pencatatan dan pelaporan transaksi keuangan yang
melibatkan mesin ATM (Automatic Teller Machine). Akuntansi transaksi ATM adalah pencatatan dan
pengolahan data transaksi keuangan yang dilakukan melalui mesin ATM (Automated Teller Machine) .
Setiap transaksi pada mesin ATM, pendebetan langsung dilakukan secara otomatis oleh mesin
ATM. Adapun transaksi tersebut adalah Transaksi Penarikan Tunai, Transaksi Transfer, Transaksi
Pembayaran Tagihan . Pencatatan selisih transaksi mesin ATM timbul karena ada perbedaan pada catatan
program komputer mainframe (komputer berisi seluruh data nasabah yang sudah on-line komputer server
kantor pusat) dengan server kantor pusat. Selisih ini dapat dicari dengan melakukan
rekonsiliasi . Pencatatan pengisian uang kas di mesin ATM dapat dilakukan oleh kantor cabang dan kantor
pusat
Berikut adalah beberapa poin penting terkait definisi akuntansi transaksi ATM:
1. Pencatatan Transaksi:

 Pencatatan transaksi adalah proses dokumentasi dan pengarsipan semua kejadian


keuangan yang terjadi dalam suatu entitas bisnis atau organisasi. Pencatatan ini
mencakup setiap aktivitas keuangan, seperti pembelian, penjualan, pembayaran,
penerimaan, dan transaksi keuangan lainnya. Pencatatan transaksi sangat penting dalam
konteks akuntansi karena membantu memantau arus keuangan perusahaan, menyusun
laporan keuangan, dan memastikan kepatuhan terhadap prinsip-prinsip akuntansi.
2. Jurnal Transaksi:

 Jurnal transaksi adalah buku catatan yang digunakan dalam sistem akuntansi untuk
mencatat secara rinci setiap transaksi keuangan yang terjadi dalam suatu perusahaan.
Setiap transaksi dicatat dalam jurnal untuk memastikan bahwa catatan keuangan
perusahaan akurat dan sesuai dengan prinsip dasar akuntansi, terutama prinsip double-
entry bookkeeping.
3. Rekonsiliasi Bank:

 Rekonsiliasi bank adalah proses membandingkan catatan transaksi bank dengan catatan
internal perusahaan untuk memastikan bahwa keduanya sejalan dan bahwa saldo
rekening bank sesuai dengan saldo kas yang dicatat oleh perusahaan. Tujuan utama dari
rekonsiliasi bank adalah untuk menemukan dan menyelesaikan perbedaan antara catatan
bank dan catatan internal perusahaan.
4. Pengaruh Akuntansi pada Neraca dan Laporan Keuangan Lainnya:

 Akuntansi memiliki pengaruh yang signifikan pada neraca dan laporan keuangan lainnya
suatu entitas. Neraca adalah salah satu laporan keuangan utama yang mencerminkan
posisi keuangan perusahaan pada suatu titik waktu tertentu, sementara laporan keuangan
lainnya, seperti laporan laba rugi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan,
memberikan gambaran yang lebih rinci tentang kinerja keuangan.
5. Keamanan Informasi dan Perlindungan Data:

 Keamanan informasi dan perlindungan data sangat penting dalam era digital di mana data
menjadi aset berharga. Keamanan informasi mencakup langkah-langkah dan kebijakan
untuk melindungi integritas, kerahasiaan, dan ketersediaan data dari ancaman atau risiko
potensial. Perlindungan data mencakup praktik dan tindakan untuk mencegah,
mendeteksi, dan merespons kebocoran atau pengaksesan tidak sah terhadap data.
Penting untuk dicatat bahwa proses akuntansi transaksi ATM dapat bervariasi antara perusahaan dan dapat
dipengaruhi oleh regulasi perbankan dan akuntansi yang berlaku di suatu negara. Oleh karena itu,
perusahaan perlu memastikan bahwa prosedur akuntansi mereka sesuai dengan standar dan peraturan
yang berlaku.

-Proses pencatatan akuntansi transaksi ATM dalam sistem Perusahaan


Proses pencatatan dalam sistem akuntansi perusahaan meliputi pencatatan dan pengolahan data
transaksi keuangan yang dilakukan melalui mesin ATM (Automated Teller Machine) . Setiap transaksi
pada mesin ATM, pendebetan langsung dilakukan secara otomatis oleh mesin ATM. Adapun transaksi
tersebut adalah Transaksi Penarikan Tunai, Transaksi Transfer, Transaksi Pembayaran Tagihan .
Pencatatan selisih transaksi mesin ATM timbul karena ada perbedaan pada catatan program komputer
mainframe (komputer berisi seluruh data nasabah yang sudah on-line komputer server kantor pusat)
dengan server kantor pusat. Selisih ini dapat dicari dengan melakukan rekonsiliasi . Pencatatan pengisian
uang kas di mesin ATM dapat dilakukan oleh kantor cabang dan kantor pusat .
Sistem pencatatan akuntansi adalah sebuah sistem, yang dibuat oleh tenaga ahli untuk membantu
perusahaan dalam melakukan pengelolaan terkait proses akuntansi. Hal tersebut mencakup banyak sekali
kegiatan seperti perhitungan, pencatatan serta pelaporan keuangan dengan lebih cepat dan mudah . Sistem
ini melayani berbagai kebutuhan keuangan, seperti membantu perusahaan untuk mengidentifikasi dan
menilai aset, kewajiban, modal, pendapatan, dan biaya . Sistem tersebut akan membantu Anda dalam
membuat akuntansi yang kompleks tersebut menjadi lebih simple. Hal tersebut karena metode pengolahan
datanya bisa dilakukan secara akurat dan otomatis .
Sistem pencatatan akuntansi mencakup berbagai bidang maupun divisi kegiatan dalam
perusahaan tersebut. Mulai dari divisi produksi, manajemen serta divisi lainnya . Dalam bidang
pembuatan laporan keuangan, Anda akan membutuhkan banyak sekali data untuk digunakan. Hal tersebut
bisa diperoleh dengan mudah melalui pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia .
Sistem pencatatan akuntansi perusahaan mencakup beberapa tahapan, seperti analisis transaksi keuangan,
pencatatan ke jurnal umum dan jurnal khusus, pemindahan (posting) transaksi ke buku besar, penyusunan
neraca saldo belum disesuaikan, penyusunan dan analisis data penyesuaian, dan penyusunan kertas
kerja/neraca lajur akhir periode . Tahapan tersebut harus dilakukan secara berurutan sampai menghasilkan
informasi keuangan yang valid dan akuntabel

2.2 Analisis transaksi penyetoran kas oleh deposan melalui teller?

Transaksi penyetoran kas oleh deposan melalui teller adalah kegiatan di mana nasabah atau
deposan membawa sejumlah uang tunai dan melakukan penyetoran ke rekening bank mereka melalui
pelayan atau teller di bank.
Berikut adalah langkah-langkah umum yang terlibat dalam transaksi penyetoran kas melalui teller:
1. Antrian dan Identifikasi Nasabah:
 Nasabah yang ingin melakukan penyetoran kas akan mengantri atau menunggu giliran di
area teller. Pada tahap ini, teller dapat meminta identifikasi dari nasabah untuk
memastikan bahwa transaksi dilakukan oleh orang yang berhak.
2. Persetujuan dan Penyetoran:
 Setelah identifikasi, nasabah memberitahu teller jumlah uang yang ingin disetor dan
memberikan uang tersebut. Teller memeriksa jumlah uang, memastikan bahwa uang
tersebut valid dan tidak palsu, dan mencatat jumlahnya.
3. Dokumentasi Transaksi:
 Teller mencatat transaksi penyetoran kas dalam sistem akuntansi bank. Informasi yang
dicatat termasuk jumlah penyetoran, nomor rekening nasabah, tanggal, dan informasi lain
yang relevan. Transaksi ini juga dicatat dalam buku jurnal bank.
4. Bukti Transaksi:
 Teller memberikan bukti transaksi kepada nasabah. Ini bisa berupa bukti setoran, seperti
bukti setoran fisik atau kuitansi, atau informasi setoran elektronik jika bank
menggunakan teknologi modern.
5. Verifikasi dan Rekonsiliasi:
 Pada akhir hari kerja, bank akan melakukan verifikasi dan rekonsiliasi terhadap semua
transaksi setoran kas yang dilakukan melalui teller. Hal ini dilakukan untuk memastikan
bahwa catatan internal bank sejalan dengan jumlah uang yang sebenarnya diterima oleh
teller.
6. Pencatatan dalam Buku Besar:
 Transaksi penyetoran kas dicatat dalam buku besar bank. Informasi ini akan
mempengaruhi saldo kas dan saldo rekening nasabah dalam buku besar.
7. Pelaporan Ke Nasabah:
 Nasabah dapat menerima bukti setoran dan mungkin akan mendapatkan pembaruan
terkait saldo rekening mereka melalui rekening koran, kuitansi, atau melalui layanan
perbankan online.
8. Penanganan Tambahan (Opsional):
 Teller mungkin juga menawarkan nasabah layanan tambahan seperti pembelian cek atau
cek perjalanan, atau memberikan informasi mengenai produk dan layanan perbankan
lainnya.
Langkah-langkah di atas dapat bervariasi sedikit tergantung pada kebijakan dan prosedur internal bank
serta teknologi yang digunakan dalam transaksi perbankan. Namun, secara umum, transaksi penyetoran
kas oleh deposan melalui teller mengikuti prinsip-prinsip dasar ini.
Berikut adalah beberapa aspek analisis transaksi tersebut:
1. Volume Transaksi:
 Analisis dimulai dengan mengidentifikasi volume transaksi penyetoran kas oleh deposan
melalui teller. Memahami seberapa sering nasabah melakukan penyetoran dapat
memberikan wawasan tentang aktivitas dan pelayanan yang diminta oleh nasabah.
2. Jumlah Setoran:
 Menganalisis jumlah uang yang disetor oleh nasabah dapat membantu bank dalam
mengelola likuiditas. Hal ini penting karena bank perlu memastikan ketersediaan kas
untuk memenuhi penarikan dan kebutuhan transaksi lainnya.
3. Penggunaan Teknologi:
 Jika ada teknologi yang terlibat, seperti mesin setoran tunai otomatis atau sistem
perbankan online, perlu dievaluasi sejauh mana teknologi tersebut memengaruhi efisiensi
dan pengalaman nasabah dalam melakukan transaksi.
4. Risiko Keamanan:
 Transaksi penyetoran kas dapat membawa risiko keamanan. Analisis harus mencakup
evaluasi langkah-langkah keamanan yang diterapkan untuk melindungi bank dan nasabah
dari potensi ancaman keamanan, seperti pencurian atau pemalsuan.
5. Biaya Operasional:
 Biaya operasional yang terkait dengan transaksi penyetoran kas, seperti biaya karyawan
teller, biaya administrasi, atau biaya keamanan, perlu diidentifikasi dan dinilai untuk
memahami dampaknya pada profitabilitas bank.
6. Peluang untuk Penawaran Produk atau Layanan Lain:
 Saat nasabah melakukan penyetoran, bank dapat melihat peluang untuk menawarkan
produk atau layanan tambahan seperti pembukaan deposito, pembelian sertifikat
deposito, atau penawaran produk investasi.
7. Tingkat Kepuasan Nasabah:
 Evaluasi tingkat kepuasan nasabah setelah melakukan transaksi dapat memberikan
informasi berharga tentang sejauh mana nasabah puas dengan layanan teller dan proses
penyetoran kas.
8. Pelaporan dan Pemantauan Risiko Keuangan:
 Pemantauan terhadap laporan keuangan bank setelah transaksi penyetoran kas penting
untuk memastikan bahwa saldo kas sesuai, dan risiko keuangan diidentifikasi dan
dikelola dengan baik.
9. Kepatuhan Terhadap Regulasi:
 Pastikan bahwa transaksi penyetoran kas mematuhi semua regulasi perbankan dan
keuangan yang berlaku. Kepatuhan terhadap aturan dan regulasi adalah aspek kritis
dalam pengelolaan operasi perbankan.
10. Analisis Trend dan Pola:
 Melakukan analisis tren dari waktu ke waktu untuk melihat apakah ada pola atau
perubahan dalam perilaku penyetoran kas nasabah melalui teller. Ini dapat membantu
bank dalam merencanakan kebijakan dan strategi ke depan.
Melalui analisis transaksi penyetoran kas, bank dapat membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan
layanan kepada nasabah, dan mengelola risiko dan keuangan dengan lebih efektif. Analisis ini membantu
bank dalam merespons dinamika pasar dan kebutuhan nasabah dengan lebih baik.
2.3 Akuntansi penarikan kas dan bagaimana ilustrasi transaksi pencatatan melalui ATM

Akuntansi penarikan kas adalah proses pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam buku kas dan
buku besar. Pencatatan ini dilakukan untuk memastikan bahwa setiap pengeluaran kas telah dicatat
dengan benar dan sesuai dengan tujuan pengeluaran tersebut .Untuk memahami akuntansi penarikan kas,
kita dapat mempelajari jurnal penerimaan dan pengeluaran kas. Jurnal penerimaan kas mencatat semua
penerimaan kas, sedangkan jurnal pengeluaran kas mencatat semua pengeluaran kas . Dalam jurnal
pengeluaran kas, setiap transaksi pengeluaran kas dicatat dalam kolom debit dan kredit. Kolom debit
mencatat jumlah uang yang dikeluarkan, sedangkan kolom kredit mencatat akun yang terpengaruh oleh
pengeluaran tersebut .
Memahami akuntansi penarikan kas (withdrawal) penting untuk melacak dan mencatat
pengambilan uang tunai oleh pemilik atau pemegang saham dari bisnis. Penarikan kas merupakan
transaksi yang mempengaruhi ekuitas perusahaan karena uang tunai ditarik dari perusahaan oleh pemilik.
Berikut adalah cara memahami akuntansi penarikan kas:
1. Pengenalan Transaksi Penarikan Kas:
 Penarikan kas mencerminkan pengambilan uang tunai dari bisnis oleh pemilik. Pemilik dapat
melakukan penarikan ini untuk keperluan pribadi atau pengeluaran non-bisnis lainnya.
2. Identifikasi Akun yang Terlibat:
 Transaksi penarikan kas mempengaruhi dua akun di buku besar: akun kas dan akun ekuitas
pemilik. Uang tunai yang ditarik dari bisnis mengurangi saldo kas, sementara ekuitas pemilik
akan berkurang sejalan dengan jumlah penarikan.
3. Pencatatan dalam Buku Jurnal:
 Transaksi penarikan kas dicatat dalam buku jurnal menggunakan prinsip dasar double-entry
bookkeeping. Pada sisi debit, akun kas dikurangkan sesuai dengan jumlah penarikan, dan pada
sisi kredit, akun ekuitas pemilik berkurang sejalan dengan jumlah yang ditarik.
4. Pemisahan Bisnis dan Pribadi:
 Penting untuk memisahkan transaksi bisnis dan pribadi. Meskipun pemilik memiliki hak untuk
menarik uang dari bisnis, catatan harus akurat dan transparan agar laporan keuangan bisnis tidak
tercampur dengan keuangan pribadi pemilik.
5. Pemantauan Saldo Ekuitas Pemilik:
 Pemilik harus memantau saldo ekuitas pemilik, khususnya sub-akun yang menunjukkan jumlah
penarikan kas. Hal ini membantu dalam mengetahui sejauh mana laba yang diperoleh bisnis telah
digunakan atau ditarik oleh pemilik.
6. Pelaporan Pajak:
 Penarikan kas juga perlu diperhatikan dalam konteks pelaporan pajak. Beberapa penarikan
mungkin dapat dianggap sebagai dividen atau gaji, yang dapat memiliki implikasi pajak yang
berbeda.
7. Rekonsiliasi Bank:
 Jika penarikan kas dilakukan melalui rekening bank, proses rekonsiliasi bank juga perlu
diperhatikan untuk memastikan bahwa catatan bank sesuai dengan catatan internal bisnis.
8. Pemahaman Terhadap Akibatnya:
 Pemilik harus memahami konsekuensi dari penarikan kas terhadap keseimbangan keuangan
bisnis. Penarikan yang berlebihan dapat mempengaruhi likuiditas dan kesehatan finansial
perusahaan.
Dengan memahami konsep dan proses akuntansi penarikan kas, pemilik dapat menjalankan bisnis
dengan lebih baik dan memastikan bahwa pengambilan uang tunai dari bisnis dilakukan secara terkontrol
dan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.

Contoh jurnal penarikan kas


- Ilustrasi transaksi pencatatan melalui ATM
Transaksi pencatatan ATM melibatkan beberapa langkah, seperti memasukkan kartu,
memasukkan PIN, memilih jenis transaksi (penarikan tunai, cek saldo, transfer, dll.), dan menerima bukti
transaksi. Pastikan untuk menjaga kerahasiaan informasi pribadi Anda selama proses tersebut.
Langkah 1: Masukkan Kartu ATM

 Pengguna memasukkan kartu ATM ke slot yang disediakan pada mesin ATM.
Langkah 2: Masukkan PIN

 ATM meminta pengguna untuk memasukkan PIN (Personal Identification Number)


sebagai langkah keamanan.
Langkah 3: Pilih Jenis Transaksi

 Pengguna memilih jenis transaksi yang diinginkan, seperti penarikan tunai, transfer,
pembayaran tagihan, atau cek saldo.
Langkah 4: Masukkan Jumlah Uang (jika diperlukan)

 Jika transaksi memerlukan jumlah uang tertentu, pengguna memasukkan jumlah yang
diinginkan melalui layar sentuh atau tombol yang disediakan.
Langkah 5: Verifikasi Transaksi

 ATM menampilkan rincian transaksi yang diminta oleh pengguna dan meminta
konfirmasi.
Langkah 6: Pencatatan Transaksi
 Setelah konfirmasi, mesin ATM mencatat transaksi dalam sistem, mencatat pengurangan
saldo atau perubahan lainnya sesuai dengan jenis transaksi yang dilakukan.
Langkah 7: Keluarkan Kartu dan Uang (jika ada)

 Setelah transaksi berhasil, mesin ATM mengeluarkan kartu ATM kembali kepada
pengguna dan memberikan uang tunai (jika transaksi penarikan).
Langkah 8: Terima Struk

 Mesin ATM mencetak struk transaksi yang berisi detail transaksi seperti waktu, tanggal,
jenis transaksi, saldo terkini, dan nomor referensi.
Langkah 9: Selesai

 Pengguna mengambil struk sebagai bukti transaksi dan menyimpannya jika diperlukan.
Proses transaksi selesai, dan mesin ATM siap digunakan oleh pengguna berikutnya.

2.4 tantangan utama dalam mengelola akuntansi transaksi ATM, terutama terkait kepatuhan perpajakan
dan regulasi keuangan
Tantangan utama dalam mengelola akuntansi transaksi ATM, terutama terkait kepatuhan
perpajakan dan regulasi keuangan, adalah bagaimana memastikan bahwa transaksi ATM diproses dengan
benar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku. terdapat tiga tantangan perpajakan yang dihadapi
Indonesia dalam perkembangan digitalisasi saat ini. Tantangan pertama adalah bagaimana memajaki
orang-orang yang kaya. Dikarenakan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan oleh Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), menunjukkan bahwa 1 persen orang kaya di
Indonesia menguasai 50 persen aset nasional. Hal tersebut menunjukkan bahwa jumlah aset yang begitu
besar dapat memberikan penerimaan perpajakan yang baik bagi negara. Namun, tantangan yang pertama
adalah bagaimana memastikan bahwa orang-orang kaya tersebut patuh dalam membayar pajak. Tantangan
kedua adalah bagaimana memajaki konsumsi.
Perkembangan digitalisasi membuat aktivitas konsumsi menjadi lebih kompleks, sehingga perlu
pendekatan baru yang lebih efektif untuk memajaki konsumsi. Tantangan ketiga adalah bagaimana
menangkap digitalisasi ekonomi dan mengaitkannya dalam konteks perpajakan. Pemerintah berupaya
menghadapi tiga tantangan utama perpajakan saat ini melalui seperangkat kebijakan. Tujuannya ialah
untuk meningkatkan efektivitas pemajakan sehingga penerimaan negara lebih optimal dan dapat
mendukung perekonomian
Tantangan utama dalam mengelola akuntansi transaksi ATM terkait kepatuhan perpajakan dan regulasi
keuangan mencakup beberapa aspek:

 Pemantauan Transaksi yang Kompleks: ATM menghasilkan sejumlah besar transaksi


harian. Memantau dan mencatat transaksi ini dengan benar dapat menjadi rumit, terutama
ketika melibatkan berbagai jenis transaksi seperti penarikan tunai, transfer, dan
pembelian.
 Ketepatan Pencatatan Pajak: Pencatatan transaksi harus mematuhi ketentuan perpajakan
yang berlaku. Kesalahan dalam mencatat pajak dapat mengakibatkan sanksi dan masalah
perpajakan.
 Kepatuhan Regulasi Keuangan: ATM harus mematuhi regulasi keuangan yang ketat,
seperti kebijakan anti-pencucian uang (AML) dan ketentuan know your customer (KYC).
Memastikan bahwa setiap transaksi memenuhi persyaratan ini adalah tantangan
tersendiri.
 Pelaporan yang Akurat: Pelaporan ke pihak berwenang harus akurat dan tepat waktu.
Kesalahan dalam pelaporan dapat berujung pada konsekuensi hukum dan denda yang
signifikan.
 Teknologi dan Keamanan: Memastikan keamanan teknologi yang mendukung transaksi
ATM penting untuk mencegah kebocoran data dan aktivitas ilegal, yang dapat merugikan
kepatuhan peraturan.
 Perubahan Regulasi: Lingkungan peraturan keuangan dapat berubah. Perusahaan harus
tetap up-to-date dengan perubahan ini dan menyesuaikan sistem akuntansi mereka sesuai.
 Mengatasi tantangan ini memerlukan sistem akuntansi yang canggih, kepatuhan tim yang
terlatih, dan integrasi teknologi yang aman untuk memastikan akurasi dan kepatuhan
pada setiap tahap transaksi ATM

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Dalam konteks akuntansi transaksi ATM, kesimpulan utama adalah menjaga pencatatan yang
terperinci, akurat, dan konsisten. Penting untuk menerapkan prinsip transaksi ganda, di mana setiap
transaksi dicatat dalam dua akun yang berlawanan, yaitu debit dan kredit. Hal ini tidak hanya memastikan
keseimbangan buku besar, tetapi juga menciptakan transparansi dalam laporan keuangan perusahaan.
Pencatatan harus mengelompokkan transaksi ke dalam akun yang sesuai, seperti aset, kewajiban,
atau pengeluaran. Dengan cara ini, perusahaan dapat dengan mudah memahami dampak keuangan dari
setiap transaksi. Konsistensi dalam metode pencatatan juga penting agar analisis keuangan dapat
dilakukan dengan efektif dari periode ke periode.
Kesimpulan ini menyoroti pentingnya menjaga integritas dan ketelitian dalam pencatatan
akuntansi, memastikan bahwa informasi keuangan yang dihasilkan mencerminkan secara akurat posisi
keuangan Perusahaan
Kesimpulan dari pencatatan akuntansi transaksi ATM dapat mencakup:

 Transparansi Keuangan: Pencatatan transaksi harus mencerminkan dengan jelas tujuan dan detail
dari setiap transaksi, sehingga laporan keuangan dapat memberikan gambaran yang akurat
tentang keadaan keuangan perusahaan.
 Pengelompokan Akun: Setiap transaksi harus dikelompokkan ke dalam akun yang tepat, seperti
aset, kewajiban, atau pengeluaran. Ini membantu memahami dampak transaksi terhadap berbagai
aspek keuangan perusahaan.
 Prinsip Konsistensi: Penggunaan metode yang konsisten dalam pencatatan transaksi serupa
penting untuk memudahkan pemahaman dan perbandingan transaksi dari waktu ke waktu.
 Prinsip Transaksi Ganda: Setiap transaksi harus dicatat dalam setidaknya dua akun yang
berlawanan (debit dan kredit) untuk menjaga kesetimbangan buku besar..

Daftar Pustaka

http://repository.unp.ac.id/3291/1/6_A_FEBNI_KARNELA_15312_6055_2012.pdf
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-5-tips-mengelola-perputaran-transaksi-debit-dan-kredit-dalam-bisnis/
https://accounting.binus.ac.id/2020/12/16/panduan-sederhana-dalam-mencatat-transaksi-keuangan-
dengan-rapi/
https://pustakauinib.ac.id/repository/files/original/e0c6b99074b388800f07372ae32db06e.pdf
http://repository.stei.ac.id/6014/

Anda mungkin juga menyukai