Dosen Pembimbing:
Anggi Tri Lestari Purba S.Psi. M.Psi
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Andrew Bonar Renato 228600240
Cori Suci Wulandari 228600182
Filzah Ruzana Nst 228600199
Nabilah Pratiwi 228600228
Naufal Aditya Prasetyo 228600195
Riska Dwina Rianti 228600216
Sari Hikmah Zakiah 228600226
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MEDAN AREA
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang atas rahmat-Nya dan
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun
tema dari makalah ini adalah “Pembelajaran dan Kondisioning”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki, Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Kelompok 7
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………..…...1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………2
C. Tujuan Penulisan ………………………………………………………..... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kondisioning Klasik ………………………………………………………3
B. Saran ……………………………………………………………………..11
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar menurut anggapan sementara orang adalah proses yang terjadi dalam
otak manusia. Saraf dan sel-sel otak yang bekerja mengumpulkan semua yang dilihat
oleh mata, didengar oleh telinga, dan lain-lain, lantas disusun oleh otak sebagai hasil
belajar.
Banyak teori tentang belajar yang telah berkembang mulai abad ke 19 sampai
sekarang ini. Pada awal abad ke-19 teori belajar yang berkembang pesat dan memberi
banyak sumbangan terhadap para ahli psikologi adalah teori belajar tingkah laku
(behaviorisme) yang awal mulanya dikembangkan oleh psikolog Ruzia Ivan Pavlov
(tahun 1900-an) dengan teorinya yang dikenal dengan istilah kondisioning klasik
(classical conditioning) dan kemudian teori ini dikembangkan oleh beberapa ahli
psikologi lain seperti Edward Thorndike, B.F Skinner dan Gestalt.
Salah satu teori aliran behaviorisme adalah teori kondisioning operant (operant
conditioning). Pencipta teori ini bernama Burrhus Frederuc Skinner (1904), seorang
penganut behaviorisme yang dianggap kontroversal. Tema pokok yang mewarnai
karya-karyanya adalah tingkah laku itu terbentuk oleh konsekuensi-konsekuensi yang
ditimbulkan oleh tingkah laku itu sendiri.
1
B. Rumusan Masalah
Dalam pembahasan materi ini, dan agar tersusun secara sistematis dan efesien
maka timbulah beberapa rumusan masalah diantaranya :
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kondisioning Klasik
1. Kondisioning Klasik (classical conditioning)
Kondisioning klasik pertama kali dipelajari oleh seorang ahli fisiologi Rusia
yang bernama Ivan Pavlov (1849-1936). Pavlov adalah seorang psikolog yang
mempelajari proses produksi liur pada anjing, sebagai bagian dari sebuah program
penelitian pencernaan dan sebagai salah satu bentuk percobaan conditioning formal
yang pertama. Selain sekresi air liur, dipelajari dengan metode kondisioning klasik
misalnya detak jantung, tekanan darah, gerak refleks berkedip dan kontraksi otot.
3
2. Kondisioning Klasik dalam Kehidupan Nyata
4
atau dipelajari), maka dinyalakan lampu akan menghasilkan respons yang sama yaitu
keluarnya air liur dari anjing percobaan.
Peristiwa ini menurut Pavlov merupakan refleks bersyarat dari adanya masalah
fungsi otak, Pavlov melakukan eksperimen itu berulang-ulang dengan berbagai variasi.
Dari peristiwa pengkondisian klasik ini , merupakan dasar bentuk belajar yang sangat
sederhana, sehingga banyak ahli kejiwaan menganggap Pavlov sebagai titik permulaan
tepat untuk penyelidikan belajar.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Ivan Pavlov maka terlihat bahwa
pentingnya mengkondisi stimulus agar terjadi respon. Dengan demikian pengontrolan
stimulus jauh lebih penting daripada pengontrolan respon. Konsep ini megisyaratkan
bahwa proses belajar lebih mengutamakan faktor lingkungan (eksternal) daripada
motivasi (internal).
Generalisasi (Generalitation)
Dalam eksperimennya, Pavlov juga telah menggunakan lonceng yang berbeda
nada, membuat generalisasi bahwa suara yang berbeda atau hampir sama mungkin
diikuti dengan respon.
Diskriminasi (Discrimination)
Dikriminasi antara rangsangan yang dikemukakan dan memilih untuk tidak
bertindak atau bergerak balas. Yaitu, sesuatu organisme mampu untuk bergerak balas
ke sesuatu rangsangan tetapi tidak ke rangsangan yang lain.
Penghapusan ( Extinction)
Jika sesuatu rangsangan terlazim tidak diikuti dengan rangsangan tak terlazim,
lama kelamaan organisme itu tidak akan melakukan respon.
5
B. Kondisioning Operant
6
keduanya memiliki kekurangan. Hukuman ketika digunakan dengan tepat dapat
menekan munculnya perilaku yang tidak diharapkan, termasuk perilaku kriminal.
Tetapi sering kali hukuman disalahgunakan dan dapat saja dengan tidak sengaja
memberikan dampak yang tidak diharapkan. Sering kali hukuman diberikan dengan
tidak tepat karena dipengaruhi oleh emosi sesaat, hukuman juga dapat menghasilkan
kemarahan serta ketakutan efeknya sering kali hanya bersifat sementara sangat sulit
untuk memberikan hukuman secara langsung ketika sebuah respons muncul.
7
Jadi inti dari teori kondisioning operant dalam kaitannya dengan psikologi belajar
adalah proses belajar dengan mengendalikan semua atau sembarangan respon yang
muncul sesuai konsekuensi (resiko) yang mana organisme akan cenderung untuk
mengulang respon-respon yang di ikuti oleh penguatan.
a. Penguatan (reinforcement)
8
b. Hukuman (Punishment)
9
merupakan suatu strategi menghentikan penguatan dimana pelenyapan ini menarik
penguatan positif terhadap perilaku tidak tepat atau tidak pantas. Hal ini dikarenakan
banyaknya perilaku yang tidak tepat dipertahankan akibat adanya penguatan positif
terhadap perilaku tersebut. Sebagai contoh, orangtua yang kurang peka terkadang
cenderung lebih memperhatikan perilaku yang tidak baik dari anaknya, seperti
menegur, memarahi, membentak, dan sebagainya tanpa sedikitpun memperhatikan
hal-hal baik yang dilakukan oleh anaknya, seperti memuji prestasi-prestasi dan
kelakuan baik anak-anaknya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip-prinsip teori belajar perilaku menurut Skinner ada tiga, yaitu prinsip
konsekuensi yang terdiri dari reinforser dan hukuman, prinsip kesegaraan
konsekuensi, dan prinsip pembentukan atau shaping.
B. Saran
Maka menurut teori conditioning belajar itu adalah suatu proses perubahan
yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan
reaksi (response). Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita
memberikan syarat-syarat tertentu. Yang terpenting dalam belajar menurut teori
conditioning ialah adanya latihan-latihan yang continue (terus-menerus). Yang
diutamakan dalam teori ini adalah hal belajar yang terjadi secara otomatis.
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
tulisan maupun materi yang kami sajikan, oleh karena itu mohon berikan sarannya
agar kami bisa membuat makalah lebih baik lagi dan semoga makalah ini bisa
bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.
11
DAFTAR PUSTAKA
Sobur, Alex. 2003 Psikologi Umum dalam Lintasan Sejarah. Bandung : CV Pustaka Setia
Wade, Carole Carol Tavris. 2007. psychology 9th edition. Jakarta : Penerbit Erlangga
https://core.ac.uk/download/pdf/270308455.pdf
https://www.academia.edu/12185809/makalah_operant_conditioning
https://id.gadget-info.com/difference-between-classical-
conditioning#:~:text=Pengkondisian%20Klasik%20adalah%20salah%20satu,pola%20me
lalui%20penguatan%20atau%20hukuman
12