Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ISNAINI SITI KHOIRIYAH

NIM : 042722284

SECOND LANGUANGE ACQUISTION

1.

a). Refrensi konkret memiliki arti subjek kejadian yang dapat dilihat, didengar atau dirasakan pada saat
bahasa itu digunakan.

Menurut fillmore (1976) Anak-anak sendiri menyadari pentingnya lingkungan bahasa. Dalam penelitian
nya ia menemukan, bahwa anak-anak yang bahasa ibunya bahasa Inggris secara otomatis mereka
mendapatkan bantuan dari lingkungan nyata yang ada di daerah melalui cara gerak, demonstrasi, efek
bunyi, maupun upaya pengulangan atau penguatan, Lingkungan tersebut disebut refrensi konkret.

Ada juga refrensi baik dari buku, nara sumber dan lainnya.

b). Self-esteem (penilaian terhadap diri sendiri).

Coopersmi (1967: 4-5) mendefinisikan self-esteem ini sebagai penilaian yang dilakukan seseorang
terhadap diri nya sendiri. Ini tercermin dalam sikap setuju atau tidak setuju.

Self-esteem yaitu sikap seseorang dalam menilai dirinya sendiri.

dalam hubungannya dengan penguasaan an bahasa kedua atau asing self esteem ini disebut specific
self-esteem yang mencangkup pujian dalam situasi kehidupan tertentu terhadap diri sendiri, seperti
misalnya, pada saat terjadi interaksi sosial di kantor, di rumah atau pada saat pembelajaran bahasa
menggunakan pemantauan intelegensinya serta pada saat dia berkomunikasi.

2.

Penjelasan faktor usia dan faktor biologi.

Dalam usaha seseorang menguasai bahasa kedua faktor usia dan biologi ternyata mempengaruhi
keberhasilan seseorang. Hal ini ternyata berkaitan erat dengan fungsi otak yang secara pasti akan hilang
kelenturannya setelah memasuki masa pubertas. Seandainya otak sebelah kiri mengalami kerusakan
sebelum pubertas maka fungsi otak ini dapat dipindahkan ke otak sebelah kanan. Dengan demikian
proses belajar masih dapat berlangsung. Tetapi seandainya kerusakan otak sebelah kiri terjadi setelah
memasuki masa pubertas maka pemindahan fungsi otak ke sebelah kanan berjalan lambat. Akibatnya
proses belajar tidak berjalan lagi sebagaimana mestinya.

ada tiga faktor yang juga mempengaruhi proses penguasaan bahasa kedua/asing sejauh usia dan
biologis ini.terkait. Ketiga faktor tersebut adalah The critical period Hypothesis yaitu suatu periode di
mana penguasaan bahasa terjadi secara alami dan tanpa membuang tenaga. kemudian yang Cognitif
Explanation yang memberi penjelasan bahwa pembelajar bahasa mempelajari bahasa target dengan
cara belajar tentang bahasa yaitu mempelajari kaidah linguistik secara sadar. yang ketiga adalah Affectif
explanation yang membedakan tingkat bahasa primer dan tingkat bahasa sekunder.
3.

A. Faktor sociokultural adalah faktor lain yang mempengaruhi seseorang menguasai bahasa
kedua/asing. Pentingnya mempelajari faktor ini karena suatu ekspresi atau kalimat belum tentu cocok
untuk suatu konteks sosial suatu budaya.

Faktor-faktor sociokultural adalah:

a). Acculturation dimana si pembelajar harus mau menyesuaikan diri dengan kebudayaan bahasa yang
sedang dipelajari agar proses penguasaan bahasa asing dapat berjalan lancar.

Contoh konkret :Turis-turis asing yang ada di Yogyakarta yang sedang mempelajari bahasa Jawa, dan
gamelan Jawa. Mereka melakukan ini semua karena ingin beradaptasi dengan lingkungan masyarakat
Jawa. Dengan cara demikian mereka berharap dapat memetik beberapa keuntungan, yaitu mempelajari
bahasa Jawa sekaligus mempelajari kebudayaan Jawa. Sama akan halnya ketika belajar bahasa Inggris
atau bahasa asing lainnya.

b). Socio distance

Jarak antara pembelajar dengan lingkungan nya.

Contoh andi saat ini belajar bahasa Inggris, tetapi andi tidak mau bergaul dengan orang-orang Inggris,
maka sikap ini tidak akan membantu andi dalam penguasaan bahasa Inggris.

c). Attitude

Sikap

Contoh pembelajar-pembelajar SLTP/SLTA terhadap pelajaran bahasa Inggris. Banyak yang tidak senang
dengan pelajaran ini, karena mereka mengatakan tulisan dan ucapan berbeda, ada tense-tense tersebut.
Selain itu, mereka harus menghafal kan kosa kata dan sebagai nya. Akibatnya, pada saat pembelajaran
mereka tidak memperhatikan serta bersikap masa bodoh. Karena hal ini pembelajar tersebut sulit
menguasai pembelajaran bahasa Inggris.

B. Analisis kontrastif adalah salah satu cabang linguistik yang mempunyai tugas membandingkan dua
bahasa sedemikian rupa, sehingga kesamaan kesamaan dan perbedaan-perbedaan yang ada, antara
kedua bahasa itu dapat dilihat selain itu berdasarkan penemuan-penemuan tersebut, pembelajar
bahasa dapat menambahkan kesalahan-kesalahan yang mungkin akan muncul pada saat pembelajar
bahasa menggunakan salah satu dari bahasa yang dibandingkan tersebut (bahasa target).

4.

Penjelasan ranah afektif

Benjamin Bowl, Krathwohl, dan Masia (1964) membagi lima tingkat ranah afektif yaitu receiving (sikap
menerima), responding (sikap memberi respon), evaluating (sikap memberi penilaian), organization
(sikap/cara penilaian), dan sistem penilaian.

Berikut ini adalah beberapa faktor afektif yang berkaitan dengan penggunaan bahasa kedua/asing yaitu
sebagai berikut:
- Faktor egocentris, pandangan seseorang tentang dirinya dan relevansinya dengan dengan belajar suatu
bahasa. Faktor ini dibagi menjadi tiga yaitu:

• Self-esteem

Self-esteem terbagi menjadi tiga tingkatan. Yang pertama ialah global self-esteem, di mana self-esteem
ini dianggap relatif stabil dan tidak mudah terpengaruh dengan suatu hal yang ada manusia dewasa.
Tingkatan yang kedua adalah situational atau specific self-esteem. Contohnya: pujian terhadap diri
sendiri, berempati kepada orang lain yang sedang kesusahan, serta bersifat fleksibilitas.

Tingkatan specific self-esteem dapat bervariasi tergantung pada situasi yang sedang dihadapinya.
Tingkatan yang terakhir yakni task self-esteem. Tingkatan ini berhubungan dengan tanggung jawab
dalam kondisi tertentu. Misalnya, tanggung jawab seorang mahasiswa adalah belajar dan mengerjakan
tugas. Dalam hal ini, mahasiswa wajib mempelajari dan memahami materi yang ada, sehingga ketika
ujian diadakan, mahasiswa diharapkan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Brodley dan
Hore (1976); Bardner dan Lamber (1972) mengungkapkan bahwa self-esteem ini merupakan variabel
yang penting dalam hal berperan menentukan keberhasilan pembelajar menguasai belajar bahasa
kedua/ asing walaupun bukti statistik nihil.

• Inhibinition

Setiap orang yang mempelajari bahasa kedua/asing pasti pernah berbuat kesalahan dalam
berkomunikasi menggunakan bahasa kedua/asing. Sebab jika pembelajar tidak pernah berbicara
menggunakan bahasa kedua/asing karena takut berbuat kesalahan, maka tidak ada kemajuan.

• Transactional factors

Merupakan proses pencapaian sesuatu yang ditujukan untuk orang lain, bukan untuk dirinya sendiri.
Ada tiga faktor utama yaitu emphaty, extroversion, dan aggression. Arti dari empati adalah memahami
dan merasakan apa yang orang lain sedang pahami dan rasakan. Biasanya bahasa menjadi salah satu
alat empati tapi terkadang non-verbal juga mendukung proses empati. Selanjutnya adalah extroversion.
Arti dari extroversion adalah pribadi yang terbuka, ramah, dan banyak bicara. Banyak asumsi bahwa
pembelajar dengan sifat extroversion banyak yang lebih berhasil dibandingkan dengan pembelajar sifat
imtroversion, walaupun pendapat ini masih belum jelas. Sebab, meskipun pembelajar memiliki sifat
extroversion, tidak berarti dia akan mudah menguasai bahasa kedua/asing. Mungkin pembelajar
tersebut menguasai listening dan speaking, tetapi belum tentu dapat menguasai reading dan writing.

Faktor yang terakhir adalah motivasi. Seseorang dapat berhasil menguasai bahasa kedua/asing jika
pembelajar dapat memiliki motivasi yang sempurna. Motivasi dapat dikatakan sebagai keinginan dalam
diri sendiri untuk menguasai bahasa kedua/asing. Misalnya, seorang pembelajar memiliki motivasi
global yang tinggi, tetapi motivasi tugas menulisnya rendah.

Transfer didefinisikan sebagai sebagai suatu proses otomatis yang tidak disadari oleh si pelaku dalam
mempergunakan pengalaman belajar dan pengetahuan yang telah dimilikinya untuk menghasilkan
respon yang baru. dalam hal ini transfer itu sendiri terdiri atas dua macam yaitu transfer positif dan
transfer negatif. transfer positif berhubungan dengan dihasilkan nya penampilan baru atau tingkah laku
baru yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku. transfer negatif berhubungan dengan dihasilkan
nya tingkah laku yang bertentangan dengan tingkah laku yang baru sehingga menimbulkan kesalahan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai