Anda di halaman 1dari 3

Ma'asyiral Muslimin, jemaah mushola Al Huda yang dimuliakan

Allah.
Pertama-tama, marilah kita senantiasa meningkatkan ketakwaan kita
kepada Allah Ta'ala. Karena dengan ketakwaan inilah, kita bisa
meraih rida Rabb kita dan dengannya pula kita akan mendapatkan
kehidupan yang mulia. Orang yang bertakwa dicap oleh Allah Ta'ala
sebagai makhluk-Nya yang paling baik. Allah Ta'ala berfirman,

"Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan,


mereka itu adalah sebaik-baik makhluk." (QS. Al-Bayyinah: 7)
Sungguh, waktu ini sangatlah cepat berlalu. Rasanya belum lama kita
bertemu dengan tahun 2023. Namun, ternyata tahun 2023 ini sudah
hampir usai dan tak akan kembali. Berlalu juga semua kesempatan
ibadah di dalamnya. Sungguh, waktu sangatlah cepat berlalu, dan itu
tidaklah mengherankan, karena cepatnya waktu adalah salah satu
karakteristik kehidupan di akhir zaman.
Singkatnya waktu yang kita rasakan merupakan salah satu tanda-
tanda kecil dekatnya hari kiamat sebagaimana yang pernah Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam katakan,

"Tidak akan terjadi kiamat hingga zaman berdekatan. Setahun


bagaikan sebulan. Sebulan bagaikan sepekan. Sepekan bagaikan
sehari. Sehari bagaikan sejam. Dan sejam bagaikan terbakarnya
pelepah pohon kurma." (HR. Ahmad no. 10943 di dalam Musnad-
nya)
Ma'asyiral Muslimin, jemaah masjid yang dimuliakan Allah.
Alangkah bahagianya bagi siapa saja yang telah memperbanyak
ketaatan, berlomba-lomba dalam kebaikan, berusaha mengangkat
derajat pahalanya, dan berusaha agar Allah Ta'ala mengampuni dosa-
dosanya pada tahun ini, serta bisa mengambil pelajaran dari setiap hal
yang telah Allah takdirkan.

Alangkah senangnya bagi siapa saja yang mengisi hari-harinya


dengan mengerjakan perintah Allah, memenuhi bulan-bulannya
dengan menjawab panggilan salat, dan mengorbankan tahun-tahun
kehidupannya di dalam ketaatan kepada Allah Ta'ala disertai dengan
keikhlasan dan kesadaran bahwa inilah tujuan diciptakannya manusia
di bumi ini sebagaimana firman Allah Ta'ala,

‫ِن‬ ‫ْو‬ ‫ُد‬ ‫ُب‬ ‫ْع‬ ‫َي‬‫ِل‬ ‫اَّل‬ ‫ِا‬ ‫َس‬ ‫ْن‬‫ِاْل‬ ‫ا‬ ‫َو‬ ‫َّن‬ ‫ْل‬
‫َو َم ا َخ َلْق ُت ا ِج‬
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku." (QS. Az-Zariyat: 56)
Ma'asyiral Mu'minin, yang dirahmati Allah Ta'ala.
Di antara hak Allah Ta'ala atas hamba-Nya yang telah Allah berikan
begitu banyak kenikmatan, yang telah Allah berikan kesempatan
hidup hingga detik ini dalam keadaan yang baik adalah mensyukuri
segala nikmat-Nya serta memuji-Nya atas segala kemulian-Nya.
Karena rasa syukur menyebabkan bertambahnya kenikmatan dan
mencegah dari penderitaan. Alangkah baiknya manusia selalu
meresapi dan mematri dengan kuat di dalam hatinya.
Tidak ada yang menjadi tugas kita, kecuali memuji Allah atas apa
yang telah diberikan kepada kita. Pujian kita kepada-Nya menandakan
keridaan kita atas limpahan rezeki-Nya, dan tidak ada balasan dari
keridaan seseorang kepada Allah, kecuali kemenangan yang besar.
Lihatlah bagaimana Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengajarkan
kepada kita untuk rida kepada Allah Ta'ala dengan senantiasa
memuji-Nya atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya kepada
kita. Bahkan, terhadap makanan dan minuman yang kita makan setiap
harinya.
"Sesungguhnya Allah rida kepada hamba yang menyantap makanan
lalu memuji Allah atas makanan itu, atau minum lalu memuji Allah
atas minuman itu." (HR. Muslim no. 2734)

Ma'asyiral Mu'minin, yang semoga diridai oleh Allah Ta'ala.

Sesungguhnya di antara kemuliaan seseorang, saat ia sudah di


penghujung sebuah waktu adalah meluangkan waktunya seorang diri,
untuk mengintrospeksi dan mengoreksi dirinya atas amalan apa yang
telah diperbuat dan amalan apa yang telah terlewat. Demikian juga
dengan waktu yang telah Allah berikan, sudahkah ia manfaatkan
ataukah ia sia-siakan. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah
mengatakan,

"Orang yang cerdas adalah orang yang mempersiapkan dirinya dan


beramal untuk hari setelah kematian, sedangkan orang yang bodoh
adalah orang jiwanya mengikuti hawa nafsunya dan berangan angan
kepada Allah." (HR. Tirmidzi no. 2459, beliau mengatakan hadis ini
'hasan')
Imam Tirmidzi mengatakan, "Maksud sabda Nabi 'Orang yang
mempersiapkan diri' adalah orang yang selalu mengoreksi dirinya
pada waktu di dunia sebelum dihisab pada hari kiamat."

Anda mungkin juga menyukai