MAKALAH
Disusun Untuk Menyelesaikan Praktik Klinik Teknologi Laboratorium
Medis di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
KELOMPOK III :
Menyetujui
Mengetahui,
Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
A. Visi
Menjadi Rumah Sakit unggul, Amanah dan Terpercaya di Indonesia.
B. Misi:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang berorientasi pada
keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu yang berdasarkan pada
etika dan profesionalisme yang menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan mutu manajemen sumber daya kesehatan.
3. Menjadikan RSUD Palembang BARI sebagai Rumah Sakit pendidikan
dan pelatihan di Indonesia.
C. Motto:
Kesembuhan dan Kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.
Tujuan:
1. Mengoptimalkan pelayanan yang efektif dan efisien sesuai standar mutu.
2. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang terjangkau yang
menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
D. Sejarah
1. Sejarah Berdirinya
RSUD Palembang BARI dulunya adalah Poliklinik/Puskesmas Panca
Usaha yang dibangun pada Tahun 1986. Poliklinik/ Puskesmas Panca
Usaha diresmikan menjadi RSUD kelas C tanggal 19 Juni 1995. Kemudian
ditetapkan menjadi rumah sakit kelas B tahun 2009 melalui Surat
Keputusan Menteri Kesehatan Nomor: 241/MENKES/SK/IV/2009 tanggal
2 April 2009 tentang Peningkatan Kelas RSUD Palembang BARI milik
Pemerintah Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan. Penetapan nama
menjadi RSUD Palembang BARI atas dasar surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor HK.07.06/III/2044/09 tanggal 5 Juni 2009 tentang
Pemberian Izin Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah dengan
nama “Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI” Pemerintah Kota
Palembang Provinsi Sumatera Selatan.
RSUD Palembang BARI terletak di Kecamatan Seberang Ulu I, Jalan
Panca Usaha No.1, Kelurahan 5 Ulu darat. Luas area RSUD Palembang
BARI ± 45,605 m2, sebagian besarnya merupakan rawa-rawa dengan
kedalaman air mencapai 50 cm–50 cm. Keadaan ini mempengaruhi
pengembangan rumah sakit karena area tersebut harus ditimbun terlebih
dahulu sebelum dilakukan pembangunan.
Saat ini untuk menuju RSUD Palembang BARI dapat ditempuh
melalui dua akses utama. Pertama melalui Jalan Panca Usaha yang
terhubung langsung ke Instalasi Poliklinik dan Kantor Administrasi
RSUD Palembang BARI. Kedua melalui Jalan Gubernur H. Bastari yang
terhubung langsung ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Palembang
BARI. Akses kedua RSUD Palembang BARI ini sebenarnya telah
dibangun sejak Januari 2001 oleh Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga
(PUBM) Kota Palembang. Namun saat ini akses tersebut baru bisa dilalui
satu jalur saja, sedangkan jalur lainnya belum dilanjutkan
pembangunannya.
Selain sebagai rumah sakit rujukan yang memberikan pelayanan
langsung kepada masyarakat, RSUD Palembang BARI juga merupakan
rumah sakit pendidikan sebagaimana Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor HK.02.03/I/2313/2015 tanggal 31 Juli 2015 tentang Penetapan
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI sebagai Rumah Sakit
Pendidikan. Dalam melaksanakan fungsinya sebagai rumah sakit
pendidikan RSUD Palembang BARI telah bekerjasama dengan beberapa
institusi pendidikan di bidang kesehatan seperti FK Muhammadiyah, FK
UNSRI, Akademi Kebidanan, dan Akademi Keperawatan di wilayah
Palembang dan sekitarnya. Fasilitas-fasilitas yang disediakan RSUD
Palembang BARI seperti tempat praktek, perpustakaan, dan ruang
pertemuan diharapkan bermanfaat bagi para mahasiswa yang ingin
mengembangkan ilmu dan pengetahuannya di bidang kesehatan.
2. Sejarah Pemegang Jabatan Direktur
a. Tahun 1985 s.d 1995: dr. Jane Lidya Titahelu sebagai Kepala Poli klinik
atau Puskesmas Panca Usaha.
b. Tanggal 1 Juli 1995 s.d 2000: dr. Eddy Zarkary Monasir, SpOG sebagai
Direktur RSUD Palembang BARI.
c. Bulan Juli 2000 s.d November 2000: Pelaksana Tugas dr. H. Dahlan
Abbas, SpB.
d. Bulan Desember 2000 sampai dengan Februari 2001: Pelaksana Tugas
dr. M. Faisal Soleh, SpPD.
e. Tanggal 14 November 2000 s.d Februari 2012: dr. Hj. Indah Puspita, H.
A, MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
f. Bulan Februari tahun 2012 s.d sekarang: dr. Hj. Makiani,
S.H.,M.M.,MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.
3. LABORATORIUM
a. Visi
Menjadi Laboratorium Unggul, Amanah dan Terpercaya di Indonesia.
b. Misi
1. Meningkatkan kualitas Pelayanan Laboratorium dengan
berorientasi pada keselamatan dan ketepatan sesuai standar mutu
berdasarkan pada etika dan profesionalisme yang menjangkau
seluruh lapisan masyarakat.
2. Meningkatkan mutu pemeriksaan laboratorium.
3. Menjadikan Laboratorium RSUD Palembang BARI sebagai
Laboratorium pendidikan dan pelatihan.
c. Motto
Ketepatan hasil dan kepuasan pelanggan adalah kebahagiaan kami.
d. Maksud dan Tujuan
1. Meningkatkan kualitas hasil laboratorium dan senantiasa
berorientasi kepada kepentingan masyarakat
2. Meningkatkan citra pelayanan laboratorium kepada masyarakat.
3. Menghasilkan tenaga professional dalam bidang kelaboratoriuman
yang berkualitas dan bermoral tinggi
4. BANK DARAH
a. FALSAFAH
Pelayanan darah secara profesional dan bermutu untuk transfusi darah
yang aman, cepat dan akurat.
b. VISI
Terwujudnya pelayanan transfusi darah yang aman dan cepat di RSUD
Palembang BARI.
c. MISI
1. Memberikan pelayanan yang cepat dan bermutu.
Kepala Ruangan
Sri Yuwati, S.T.
Ka. Unit Laboratorium Klinik Ka. Unit Bank Darah RS Ka. Unit Patologi
dr. Syahni Wirdani Pulungan, M.Ked (Clin-Path)., dr. Daniel Susilo Anatomi
Sp.PK. dr. Reallyani, Sp.PA.
Analis Analis
Pelaksana Pelaksana
Ka.Tim Hematologi Ka.Tim Kimia Klinik Ka.Tim Urinalisa Ka.Tim Imuno-Serologi Ka.Tim Mikrobiologi
Nurhidayah, AMAK. Bella Dwi Novia, Dewi Riana, Baindan Ermalasari, Nyimas Aida Aryani,
S.ST. AMAK. AMAK. A.Md.AK.
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan praktik
klinik dengan judul Pengambilan Darah Vena Pada Pasien Lanjut Usia di Instalasi
Laboratorium RSUD Palembang BARI tepat pada waktunya
Penyusunan laporan ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi
dalam menjalankan praktik klinik program studi Sarjana Terapan Teknologi
Laboratorium Medis di RSUD Palembang BARI
Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapatkan bantuan,
bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
perkenankan kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Hj. Makiani, S.H., MM., MARS sebagai Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
2. Bapak Heri Shatriadi CP, M.Kes sebagai Rektor Institut Ilmu Kesehatan dan
Teknologi Muhammadiyah Palembang.
3. Ibu Zairinayati, SKM.,M.Kes sebagai Dekan Fakultas Sains dan Teknologi
IKesT Muhammadiyah Palembang.
4. Dr. Amalia,M.Kes sebagai Wakil Direktur pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
5. Dr. Alfarobi,M.Kes sebagai Wakil Direktur Umum Rumah Sakit Umum
Daerah Palembang BARI.
6. Bembi Farizal,S.ST.Pi.,MM sebagai Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan
(Diklat) Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
7. Ibu. dr. Syahni Wirdani Pulungan, M.Ked (Clin-Path)., Sp.PK selaku Kepala
Instalasi Laboratorium Rumah Sakit Umum Palembang BARI
8. Bety Maryanti, SKM., M.Kes sebagai Kepala Sub Bagian Kerjasama dan
Pendidikan Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
9. Bapak Beni Murdani, AMF.,SKM.,M.Kes sebagai koordinator Pembimbing
Klinik Non Keperawatan dan Kebidanan Rumah Sakit Umum Daerah
Palembang BARI
10. Ibu Sri Yuwati, A.Md.kes,S.T sebagai Kepala Ruangan Instalasi Laboratorium
Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
11. Bapak Bastian, S.Si.T.,M.Biomed sebagai Ka Prodi DIV Teknologi
Laboratorium Medis IKesT Muhammadiyah Palembang.
12. Ibu Istikomah, S.Tr.Kes.,S.Km sebagai Pembimbing klinik ruangan
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI
13. Ibu Nurhidayanti, S.Si.,M.Kes Pembimbing Akademik Institut Ilmu
Kesehatan Dan Teknologi Muhammadiyah Palembang
14. Seluruh karyawan dan karyawati Rumah Sakit Umum Daerah Palembang
BARI.
15. Seluruh dosen dan staff Institusi Kesehatan Dan Teknologi Muhammadiyah
Palembang
Kami menyadari laporan praktik klinik ini masih banyak kekurangan,
dengan demikian saran dan kritik yang sangat membantu kami harapkan dan kami
terima dengan senang hati. Kami berharap semoga laporan kasus ini bermanfaat
bagi pembaca pada umumnya dan tenaga kesehatan lain pada khususnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan data WHO (World Health Organization), prevelensi asam
urat di seluruh dunia adalah 34,2%. Penyakit asam urat sering terjadi di salah
satu negara maju seperti Amerika Serikat yang mencapai 26,3% dari total
penduduk. Penderita asam urat mencapai 230 juta dan angka tersebut
diperkirakan akan meningkat tajam pada tahun 2020. Indonesia adalah salah
satu negara terbesar keempat di dunia dengan populasi asam urat. 35%
penyakit asam urat terjadi pada pria diatas 45 tahun. Pravelensi asam urat
umur 65-74 tahun sebanyak 51,9% dan umur 75 tahun sebanyak 54,8%. Angka
kejadian asam urat berdasarkan diagnosa medis di Indonesia sebesar 7,3%
dan berdasarkan diagnosa atau gejala sebesar 24,7% (Riskesdas, 2018).
Gejala asam urat sering kali ditandai dengan rasa pegal, nyeri, pegal dan
kesemutan pada persendian. Serangan pertama umumnya terjadi pada sendi di
pangkal jari kaki, kemudian sendi membengkak dan kulit di atasnya berwarna
merah atau ungu, kencang dan licin, panas saat disentuh dan nyeri, kulit di
atas sendi, nyeri di punggung. bersama dengan dingin, demam, menggigil dan
kelemahan. merasa sakit dan memiliki detak jantung yang cepat pada gejala
asam urat (Widyalestari, 2020).
Asam urat merupakan senyawa sukar larut dalam air yang merupakan hasil
akhir metabolisme purin. Secara alamiah purin terdapat dalam tubuh dan
dijumpai pada semua makanan dari sel hidup, yakni makanan dari tanaman
berupa sayur, buah, dan kacang-kacangan atau hewan berupa daging, jeroan,
dan ikan sarden, juga dalam minuman beralkohol dan makanan kaleng. Kadar
asam urat normal untuk pria berkisar 3,5-7,0 mg/dl dan untuk wanita 2,6-6,0
mg/dl. Kadar asam urat tinggi apabila >7,0 mg/dL pada laki-laki dan >6,0
mg/dL pada perempuan, kadar asam urat rendah apabila < 3,5 mg/dL pada
laki-laki dan <2,6 mg/dl pada perempuan. Dalam pemeriksaan Asam urat
peran ahli teknologi laboratorium medis (ATLM) sangat lah penting untuk
pemeriksaan suatu spesimen didalam laboratorium haruslah memiliki skill
yang sangat kuat untuk menganalisa, mendiagnosa suatu penyakit. Termasuk
didalamnya adalah untuk menentukan pemantapan mutu internal laboratorium
pada pemeriksaan kadar asam urat (Silpiyani,dkk.2023).
Ada 3 tahapan penting dalam proses pemantapan mutu internal
laboratorium yaitu tahap pra analitik, analitik, dan pasca analitik. Kegiatan
pemantapan mutu internal didalam laboratorium mencakup: persiapan pasien
sebelum diambil sampelnya, pengiriman sampel, proses pemeriksaan sampel,
penilaian atau interprestasi hasil pemeriksaan dan pencatatan atau pelaporan
hasil pemeriksaan laboratorium, dimana penyimpanan sampel pemeriksaan
merupakan salah satu tindakan pada tahap pra analitik, pemeriksaan kadar
asam urat bukan 2 merupakan pemeriksaan rutin, tetapi dikehendaki oleh
klinisi pada saat ada keluhan tertentu atau sebagai pendukung pemeriksaan.
Dalam pemeriksaan laboratorium terutama menggunakan serum darah
haruslah segera dilakukan pemeriksaan baik pemeriksaan asam urat atau
pemeriksaan yang lain, karena apabila serum darah disimpan semakin lama
maka akan mempengaruhi hasil kadar pemeriksaan (Urbaningrum
Vidya.2023).
1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui tentang pemantapan mutu internal
kimia klinik di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.
B. Tujuan Khusus
Untuk mengetahui Pengendalian Mutu Internal (PMI) pada
pemeriksaan uric acid
Refrensi:
Widyalestari, S. (2020). Gambaran Kadar Asam Urat Pada Usia 50 tahun
Keatas di RSU Bundha Thamrin. In Sustainability (Switzerland) (Vol. 4,
Issue.1).
e. Total Eror
Total Eror (TE) atau Total Analytical Error (TAE) merupakan
kesalahan keseluruhan yang mungkin terjadi dalam hasil tes karena
impresisi (random error) dari prosedur pengukuran (Westgard, 2008).
Total Eror dihitung dengan rumus : TE = % Bias + (1,96 x % CV)
Penggunaan Total Eror untuk menggambarkan kesalahan
maksimum yang mungkin terjadi dalam hasil pengujian yang diperoleh
dari suatu pengukuran.
g. Rentang
Rentang merupakan penyebaran antara nilai hasil pemeriksaan
terendah hingga pemeriksaan tertinggi. Rumus Rentang = nilai tertinggi –
nilai terendah
h. Grafik Levvey-Jenning
merupakan grafik kontrol yang digunakan dalam mendeteksi
kesalahan yang sifatnya sistematik sehingga mengikuti suatu pola yang pasti.
Kesalahan sistematik mengakibatkan setiap pengukuran cenderung ke salah
satu kutub, selalu lebih tinggi atau selalu lebih rendah. Terdapat dua tipe
kesalahan sistematik, yaitu kesalahan sistematik konstan dan kesalahan
sistematik proporsional. Sedangkan kesalahan analitik acak merupakan
suatu kesalahan yang tidak mengikuti pola yang dapat diprediksi. Agar lebih
mudah dalam mendeteksi kesalahan analitik, perlu membuat grafik kontrol
yang sering digunakan yaitu grafik Levvey-jenning
i. Aturan Westgard Multirule
Aturan westgard atau aturan kontrol merupakan suatu kriteria
keputusan untuk menilai apakah pemeriksaan yang dilakukan berada dalam
kendali atau di luar kendali. Beberapa contoh dari aturan kontrol, antara lain
(Westgard, 2016):
1) 12s
Ketentuan di mana seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan
keluar dari kontrol (out of control), apabila hasil pemeriksaan dua
bahan kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama yaitu X ± 2S
(Siregar, 2018).
2) 13s
Ketentuan di mana seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan
keluar dari kontrol (out of control), apabila hasil pemeriksaan satu
bahan kontrol melewati batas X ± 3S. Merupakan ketentuan
penolakan yang menggambarkan adanya kesalahan acak.
3) 22s
Merupakan ketentuan penolakan yang menggambarkan adanya
kesalahan sistemattik. Seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan
keluar dari kontrol (out of control), apabila hasil pemeriksaan 2
kontrol berturut-turut keluar dari batas yang sama yaitu X ± 2SD.
4) R4s
Ketentuan di mana seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan
keluar dari kontrol (out of control), apabila perbedaan antara 2 hasil
kontrol yang berturut-turut melebihi 4 SD (+2SD lainnya di bawah -
2SD). Merupakan ketentuan penolakan yang menggambarkan
kesalahan acak.
5) 41s
Ketentuan di mana seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan
keluar dari kontrol (out of control), apabila 4 hasil kontrol yang
berturut-turut keluar dari batas yang sama baik X + SD maupun X –
SD. Merupakan ketentuan penolakan yang menggambarkan kesalahan
acak dan kesalahan sistematik.
6) 10x
Ketentuan di mana seluruh pemeriksaan dari satu seri dinyatakan
keluar dari kontrol (out of control), apabila 10 kontrol berturut-turut
berada pada pihak yang sama dari nilai rata-rata. Merupakan
ketentuan penolakan yang menggambarkan kesalahan sistematik
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pemantapan Mutu Internal (PMI) Kimia Klinik Urid Acid di Instalasi
Laboratorium Rsud Palembang BARI
1. Prosedur Kerja Pengambilan Darah Vena
a. Pra Analitik
1) Gunakan alat pelindung diri digunakan seperti masker, jas laboratorium
dan handscoon) yang sesuai dengan standar protokol kesehatan
2) Sebelum melakukan pengambilan sampel darah vena, flebotomis harus
memperkenalkan diri terlebih dahulu kepada pasien
3) Flebotomis menjelaskan kepada pasien mengenai prosedur yang akan
dilakukan serta menjelaskan manfaat dan tujuan dari pemeriksaan
4) Flebotomis melakukan identifikasi pasien seperti nama, umur, tempat
tanggal lahir, no. rekam medis, dan lain sebagainya
5) Alat dan bahan disiapkan
Alat :
1. APD
2. Tourniquet
3. Spuit
4. Plaster
5. Alkohol swab
6. Tabung merah
7. Kapas Kering (Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium
Medis. 2020).
b. Analitik
1. Sapa pasien dengan perkenalan diri, sambil mengkonfirmasi identitas pasien
pada formulir permintaan sebelum pengambilan darah.
2. Persiapkan pasien pada posisis yang siap untuk pengambilan darah.
3. Teliti jenis pemeriksaan dan verifikasi persiapan pasien bila ada, seperti
puasa dan lain-lain.
4. Siapkan jenis tabung pemeriksaan sesuai dengan pemeriksaan.
5. Siapakan venous collection system, kapas alcohol, kasa steril, pembendung,
dan plaster.
6. Gunakan sarung tangan.
7. Pasang torniquet/ karet pembendung pada lengan atas 7-10 cm (4 jari) diatas
fossa cubiti.
8. Pastikan vena yang akan ditusuk.
9. Disifeksi dengan kapas alcohol 70% secara sirkuler dari arah dalam keluar,
tunggu sampai kering (30 detik) ( hindari meraba Kembali daerah yang
sudah didisinfeksi dan jarum yang akan ditusuk.
10.Memegang lengan pasien menggunakan ibu jari agar tertarik
11.Lakukan pengambilan darah dengan memasukka jarum pada vena pasien,
jarum harus membentuk sudut 15-30 ° di atas permukaan lengan
12.Lepaskan tourniquet atau karet pemendung sesegera mungkin saat darah
mulai mengalir ke dalam tabung.
13.Lepaskan jarum jika sudah mencapai volume yang dibutuhkan dengan
gerakan mundur yang cepat
14. Meletakkan kapas steril pada bagian yang ditusuk, berikan penekanan yang
cukup untuk menghindari terjadinya hematoma, khususnya pada pasien yang
memiliki vena kecil
15.Buang jarum pada tempatnya.
16.Masukan darah dalam tabung merah, dan biarkan hingga beku.
17.Tempelkan label nama pada tabung yang akan diisi spesimen darah
kemudian diperlihatkan kepada pasien.
18.Perhatikan luka tempat pengambilan darah, yakinkan perdarahan telah
berhenti dan ditutup dengan plester steril (Program Studi Sarjana Terapan
Teknologi Laboratorium Medis. 2020).
c. Post Analitik
1. Melakukan pelabelan nama pada sampel
2. Memastikan kondisi pasien stabil setelah proses pengambilan darah, seperti
tidak adanya pendarahan pada daerah vena yang telah ditusuk, atau
terjadinya sinkop
3. Pendistribusian sampel ke ruang pemeriksaan untuk dilakukan pemeriksaan
(Program Studi Sarjana Terapan Teknologi Laboratorium Medis. 2021).
Table 2.4 Nilai 1SD, 2SD, 3SD, -1SD, -2SD, dan -3SD dari nilai QC urid acid
(Instalasi Laboratorium RSUD Palembang Bari)
Chart Title
5.4
5.13
4.92 4.94
4.9 4.88
4.86
4.86
4.72 4.71 4.74
4.67 4.65
4.6
4.54
4.59 4.47
4.39 4.42
4.32 4.24
4.1
4.06
4.05
3.78
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Berdasarkan grafik pemantapan mutu internal kimia klinik Urid Acid di instalansi
laboratorium RSUD Palembang Bari, pada hari ke 5-8 tanggal 23-26 februari 2024 hasil
ditolak dikarenakan 4 data nilai QC berada diluar batas 1SD di sisi yang sama dan
terjadinya kesalahan sistematik, kemudian pada hari ke 17 tanggal 6 maret 2024 hasil
pemeriksaan masih bisa dikeluarkan namun ada peringatan dikarenakan 1 data nilai QC
berada diluar batas 2SD dan terjadinya kesalahan random.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dalam mendapatkan hasil pemeriksaan laboratorium kesehatan bermutu dilakukan
suatu kegiatan mutu laboratorium kesehatan yang bertujuan dalam menjamin ketelitian
dan ketepatan hasil pemeriksaan laboratorium pada hasil ketelitian dan ketepatan
pemeriksaan laboratorium.
Berdasarkan hasil Quality control kimia klinik Urid Acid di instalansi laboratorium
RSUD Palembang Bari, pada hari ke 5-8 tanggal 23-26 februari 2024 hasil ditolak
dikarenakan 4 data nilai QC berada diluar batas 1SD di sisi yang sama dan terjadinya
kesalahan sistematik, kemudian pada hari ke 17 tanggal 6 maret 2024 hasil pemeriksaan
masih bisa dikeluarkan namun ada peringatan dikarenakan 1 data nilai QC berada diluar
batas 2SD dan terjadinya kesalahan random.
5.2 Saran
a. Bagi Institusi Pendidikan
Harapan pihak akademik dapat menyediakan riset-riset menambah dan referensi
agar dapat menambah wawasan mahasiwa mengenai Teknologi Laboratorium Medis
khususnya pada Pemantapan Mutu Internal (PMI) pemeriksaan hemoglobin dan
mengaplikasikannya dengan baik dan benar saat praktek dilapangan.
b. Bagi Rumah Sakit
Bagi RSUD Palembang BARI khususnya di Instalasi Laboratorium diharapkan
petugas kesehatan agar dapat meningkatkan peran sertanya di Rumah Sakit dalam
memberikan infomasi berupa pernyuluhan terkait Pemeriksaan Hemoglobin yang baik
sesuai SOP, sehingga klien dan keluarga dapat mengerti dan mau bekerja sama untuk
mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dan mau mengikuti proses
pengobatan untuk meningkatkan derajat kesehatan yang lebih baik.
c. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat meningkatkan lagi proses pemantapan mutu internal khususnya
pada pemeriksaan laboratorium hemoglobin baik secara teoritis maupun secara klinis
agar pada saat menerapkan atau dalam melaksanakan pemeriksaan laboratorium dapat
berjalan secara optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Widyalestari, S. (2020). Gambaran Kadar Asam Urat Pada Usia 50 tahun Keatas di RSU
Bundha Thamrin. In Sustainability (Switzerland) (Vol. 4, Issue.1).
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian RI Tahun 2018.
Silpiyani,dkk.2023. karakteristik responden lansia penderita asam urat di desa pengrajin
kecamatan cilongok. Jurnal riset ilmiah,Vol 2(5)
Urbaningrum Vidya.2023.pemeriksaan kadar asam urat didusun III desa dangeune
kec.kinovaro.jurnal pengabdian masyarakat,Vol 1(2)
LAMPIRAN