Endapan Nikel Laterit Sorowako
Endapan Nikel Laterit Sorowako
1. Tipe 1. Kadar nikel relatif tinggi (1,9 – 2,5%), mineralisasi terdapat pada
limonit dan saprolit atau terkadang pada jebakan struktur yang
mengandung garnierit dan zona breksiasi. Perbandingan silika dengan
magnesia lebih besar dari 2,3, banyak terdapat bongkah peridotit berkadar
nikel rendah, perolehan dari ROM(Run Of Mine) ke DKP (Dry Kiln
Product) sekitar 20 - 26%.
2. Tipe 2. Relatif serupa dengan tipe 1 dari aspek mineralogi namun
mengandung bongkah peridotit jauh lebih sedikit. Tipe ini lebih mudah
dan murah ongkos produksinya. Kadar nikel umumnya berkisar antara 1,8
– 2,5 %. Profil ore lebih heterogen daripada tipe 1 dan kemungkinan
derajat dilusi yang lebih besar karena banyak fragmen batuan berkadar
rendah yang mudah hancur di zona saprolit. Perolehan (recovery) sekitar
26 sampai 32 % dari ROM (Run Of Mine) ke DKP (Dry Kiln Product).
3. Tipe 3. Berkadar nikel rendah, berkisar antara 1,6 – 1,9% Ni. Sangat
sedikit dijumpai bongkah, derajat dilusi yang tinggi karena banyak
fragmen batuan kecil berkadar nikel rendah yang mudah pecah. Pengayaan
supergene relatif rendah di tipe ini dan recovery ROM ke DKP berkisar 30
– 36%.
2. Endapan Laterit Nikel Blok Timur (East Block)
Daerah Blok Timur (East Block) meliputi 44 bukit menempati
area seluas 36,3 km persegi. Topografi pada daerah ini relatif lebih
landai dari pada daerah Blok Barat (West Block). Batuan dasar dari tipe
ini umumnya adalah serpentine peridotite, lherzolite, dengan derajat
serpentin yang bervariasi. Pada daerah ini tidak banyak mengandung
endapan nikel yang high grade kecuali pada jebakan struktur dengan
perkembangan lokal garnierite. Jarang di jumpai bongkah-bongkah
peridotit, dengan tingkat perolehan (recovery) ROM ke DKP mencapai
60%. Kandungan nikel biasa tinggi pada material batunya, akibat
pengaruh proses serpentinisasi.
Dalam aplikasi penambangan, daerah ini dibagi menjadi endapan
tipe –4” dan endapan tipe –6”, dimana kadang material batu yang
berukuran +6” sampai 18” juga diambil sebagai ore. Hanya sebagian
kecil daerah ini ditemukan tipe Hybrid yang merupakan zona transisi ke
tipe West Block.
1. Tipe Hybrid –1”. Berkadar nikel rendah (1.6 - 1.8%) dan memiliki
kesamaan dengan tipe west block. Material boulder bayak dijumpai disini
sehingga cukup menyulitkan penambangan. Perbandingan silika dengan
magnesia (Si/Mg) cenderung lebih kecil dari 2.0. Banyak terdapat
bongkah peridotit berkadar nikel rendah. Recovery ROM ke DKP (Dry
Kiln Product) sekitar 20 sampai 26%.
2. Tipe Hybrid –6”. Berkadar nikel rendah (1.6 - 1.8%) dan memiliki
kesamaan dengan tipe west block. Material boulder lebih sedikit dibandng
tipe Hybrid –1”. Semua material diatas 6“ dibuang karena tidak ekonomis.
Perbandingan silika/magnesia (Si/Mg) cenderung kurang dari 2.0. Relatif
sedikit terdapat bongkah peridotit berkadar nikel rendah. Recovery ROM
ke DKP sekitar 26 sampai 30%.
3. Tipe East Block –18”. Berkadar nikel rendah (1.6 - 1.9%) dan merupakan
tipe asli East block. Semua material dibawah –18” ditambang dan tidak
ada kesulitan dalam penambangan. Material boulder bisa dihancurkan dan
masih ekonomis ditambang. Perbandingan silica dengan magnesia (Si/Mg)
cenderung kurang dari 2.0. Recovery ROM ke DKP sekitar 60%.
Tebal overburden rata-rata 12 m dengan kadar nikel kurang dari
1,3 %. Medium grade limonit bertebal rata-rata 2 m dengan kadar nikel
1,4 %. Tebal lapisan bijih rata-rata 7m dengan kadar nikel 1,85 %.
Lapisan terbawah adalah bedrock yang berwarna hijau kebiruan hingga
abu-abu kehijauan. Perbandingan Silika dengan Magnesia sekitar 1.4
dan recovery ROM ke DKP sekitar 60%.
Kadar Batas (Cut of grade) tahun 2003 untuk daerah East block
adalah 1,45 sedangkan untuk daerah West Block adalah 1,55.
Profil laterit nikel keseluruhan terdiri dari 4 zona gradasi sebagai
berikut :
1. Iron Capping; merah tua, merupakan kumpulan massa goethite dan
limonite. Iron capping mempunyai kadar besi yang tinggi tapi kadar nikel
yang rendah. Terkadang terdapat mineral-mineral hematite, chromiferous.
2. Limonite Layer : Fine grained, merah-coklat atau kuning, lapisan kaya besi
dari limonit soil menyelimuti seluruh area. Lapisan ini tipis pada lereng
yang terjal, dan setempat hilang karena erosi. Sebagian dari nikel pada
zona ini hadir di dalam mineral manganese oxide, lithiophorite. Terkadang
terdapat mineral talc, tremolite, chromiferous, Quartz, gibsite,
maghemite.Limonite di daerah west block (unserpentinized) umumnya
mempunyai nikel lebih tingi di bandingkan dengan limonite di daerah East
block (Serpentinized).
3. Silica Boxwork : Putih – orange chert,quartz, mengisi sepanjang fractured
dan sebagian menggantikan zona terluar dari unserpentine fragmen
peridotite, sebagian mengawetkan struktur dan tekstur dari batuan asal.
Terkadang terdapat mineral opal, magnesite. Akumulasi dari garnierite-
pimelite di dalam boxwork mungkin berasal dari nikel ore yang kaya
silica. Zona boxwork jarang terdapat pada bedrock yang serpentinized.
4. Saprolite: Campuran dari sisa-sisa batuan, butiran halus limonite,saprolitic
rims, vein dari endapan garnierit, nickeliferous quartz, mangan dan pada
beberapa kasus terdapat silica boxwork, bentukan dari suatu zona transisi
dari limonite ke bedrock. Terkadang terdapat mineral quartz yang mengisi
rekahan, mineral-mineral primer yang terlapukan, clorite. Garnierit
dilapangan biasanya diidentifikasikan sebagai colloidal talc dengan lebih
atau kurang nickeliferous serpentin. Struktur dan tekstur batuan asal masih
terlihat.
5. Bedrock : Bagian terbawah dari profil laterit. Tersusun atas bongkah lebih
besar dari 75 cm dan blok peridotit (batuan dasar) dan secara umum sudah
tidak mengandung mineral ekonomis lagi (kadar logam sudah mendekati
atau sama dengan batuan dasar). Zona ini terfrakturisasi kuat, kadang
membuka, terisi oleh mineral garnierit dan silika. Frakturisasi ini
diperkirakan menjadi penyebab adanya root zone yaitu zona high grade
Ni, akan tetapi posisinya terembunyi.