Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

AGROTEKNOLOGI

ACARA I
PERBANYAKAN VEGETATIF

Disusun Oleh :
Nama : Muhammad Rizal Firrizzqi Alfi Syach
NPM : 2010401052
Kelas : Agroteknologi B
Asisten Praktikum : Nur Afifah

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TIDAR
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman adalah salah satu makhluk hidup dimana dalam perbanyakannya
terbagi menjadi 2 cara yakni perbanyakan secara vegetative dan generative.
Perbanyakan memiliki fungsi yakni untuk menjaga populasi dari tanaman tersebut
agar tidak terjadi kepunahan. Antara perbanyakan dari vegetative dan generative
adalah pada perbanyakan dari vegetative tidak dilakukan secara kawin atau
aseksual sedangkan untuk generative adalah perbanyakan secara seksual atau
kawin.
Dalam perbanyakan secara generative atau kawin biasanya untuk
menghasilkan bibit menggunakan biji dari buah yang dihasilkan oleh tanaman
tersebut. Sedangkan untuk perbanyakan dari vegetative menggunakan beberapa
bagian dari tanaman. Perbanyakan secara vegetative terbagi menjadi dua macam
yakni menurut Santoso (2019) bahwa perbanyakan secara vegetative terdiri dari
alami dan buatan. Setiap perbanyakan dari tanaman tidak lepas dari adanya faktor
akan keberhasilan perbanyakan tanaman tersebut dan faktor ini terbagi menjadi
dua yakni secara eksternal yang mana diluar dari tanaman tersebut dan faktor
internal yang berasal dari dalam tanaman tersebut.
Pelaksanaan dari praktikum acara 1 yang berjudul “Perbanyakan
Vegetatif” ini dimaksudkan agar para mahasiswa dapat memahami akan beberapa
macam teknik dari perbanyakan tanaman secara vegetative. Selain itu juga
mahasiswa dapat melaksanakan cara kerja dari teknik perbanyakan vegetative
secara baik dan juga benar.
1.2 Tujuan
Pelaksanaan dari praktikum acara 1 “Perbanyakan Vegetatif” memiliki
tujuan yaitu,
a. Mengetahui dan memahami teknik-teknik perbanyakan vegetative
b. Mengetahui dan melaksanakan prosedur kerja teknik perbanyakan
vegetative
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Perbanyakan tanaman adalah suatu langkah yang dilakukan untuk


mendapatkan bibit baru atau tanaman baru, perbanyakan dari tanaman terbagi
menjadi 2 yakni perbanyakan vegetative dan perbanyakan genetratif. Perbanyakan
vegetative adalah perbanyakan yang dilakukan tanpa adanya proses kawin atau
aseksual, berbeda halnya dengan perbanyakan generative yang melalui proses
kawin atau seksual. Pada setiap perbanyakan pasti memiliki kelemahan dan juga
kelebihan dan khusus untuk perbanyakan dari tanaman secara vegetative untuk
kelemahannya menurut Cybex Pertanian (2019) bahwa kekurangan dari teknik ini
adalah perakaran tanaman tidak kuat, sifat jelek induk terbawa, dibutuhkan waktu
yang lama, bibit yang diadakan mahal, dan sulit mendapatkan jumlah tanaman
yang banyak dalam satu pohon induk. Sedangkan dalam kelebihannya adalah
produksi tanaman lebih cepat, cita rasa dari buah yang diproduksi sesuai dengan
induknya, dan individu yang diperoleh memiliki sifat yang unggul (Hakim dkk,
2019).
Dalam perbanyakan dari tanaman pasti terdapat suatu faktor yang akan
mempengaruhui dari keberhasilan akan perbanyakan tanaman, khususnya
perbanyakan dari vegetative. Faktor yang mempengaruhi akan keberhasilan
perbanyakan dari vegetative sebagai berikut, menurut Wiraatmaja (2017) bahwa
faktor-faktornya adalah suhu/temperature, kelembaban, cahaya matahari dan
hormon. Pada faktor suhu untuk tanaman memiliki suhu optimum yakni suhu
yang sesuai atau baik dalam tumbuh kembang tanaman selain itu terdapat suhu
minimum dan maksimum sebagai batas suhu yang sesuai dengan tanaman.
Selanjutnya kelembaban dengan kelembaban yang tinggi maka kadar air pada
lingkungan juga tinggi begitu pula sebaliknya tetapi kelembaban tinggi dapat
berpengaruh negative bagi tanaman yakni tanaman sering terserang penyakit dan
jamur. Pada faktor cahaya matahari memiliki peran penting, hal ini karena cahaya
matahari merupakan sumber atau bahan energy untuk melakukan fotosintesis
(Yustiningsih, 2019). Dan faktor yang terakhir adalah hormon, menurut
Wiraatmaja (2017) hal ini penting karena hormon akan membantu dalam proses
dari tumbuhan berkembang dan tumbuh.
Perbanyakan tanaman secara vegetative terdapat beberapa teknik. Contoh
dari perbanyakan secara vegetative adalah menurut Dewi dkk (2016) bahwa
perbanyakan vegetative terbagi menjadi stek, sambung/grafting, merunduk,
okulasi, cangkok dan kultur tissue. Pada pelaksanaan yang dilakukan hanya
menggunakan cangkok, sambung dan juga stek. Pelaksaanaan dari cangkok
sendiri jika di definisikan adalah salah satu cara perbanyakan vegetative dengan
menumbuhkan akar pada batang tanaman untuk menjadi tanaman baru. Pada
pencangkokan perlu diperhatikan dalam pemilihan pohon induk menurut
Balijestro (2015) pemilihan indukan untuk bahan cangkok harus yang unggul
karena sifatnya akan sesuai dengan induknya. Selanjutnya untuk stek yang
merupakan salah satu teknik dari perbanyakan vegetative. Dalam definisinya stek
adalah menurut Suwarto (2019) penyetekan adalah suatu perbanyakan tanaman
dengan vegetatif dengan mengambil sebagian tanaman atau oran seperti batang,
daun, atau akar dari tanaman. Lalu teknik menyambung atau grafting yakni sebuat
perbanyakan tanaman dengan vegetative dengan menyambung antara batang
bawah atau rootstock dengan batang atas atau entress dan pada penyambungan ini
untuk batang bawah yang digunakan adalah tanaman hasil perbanyakan generative
sedangkan batang atas diambil dari batang atau cabang tanaman yang sama tetapi
memiliki sifat yang unggul.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan praktikum ini dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2021
dan tempat dilaksanakannya praktikum adalah pada Lahan Praktikum
Fakultas Pertanian di Bandongan dan secara online di Dusun Tabang RT.
06 RW. 014, Desa Gulon, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa
Tengah.
3.2 Alat dan Bahan
Pada alat yang digunakan selama praktim ini berlangsung adalah
pisau, plastik pembungkus, tali raffia, label/etiket gantung, polybag, dan
alat tulis serta handphone. Sedangkan pada bahan bahan yang digunakan
adalah tanah, tanaman Bougenville, tanaman Lidah Mertua (Sanciviera),
tanaman Kelengkeng (Dimocarpus longan), dan tanaman jambu air
(Syzygium aqueum).
3.3 Cara Kerja
3.3.1Cangkok
1) Alat dan bahan yang akan digunakan dipersiapkan dahulu
2) Batang tanaman jambu disayat dengan ukuran + 10 cm
menggunakan pisau
3) Kulit batang tanaman dikupas dengan pisau
4) Batang yang telah dikupas kulitnya dibersihkan
kambiumnya hingga bersih dan kering
5) Daun dan cabang muda dibawah dari sayatan dihilangkan
6) Plastik dipasang pada bagian batang yang telah dikupas
7) Plastik diisi dengan media tanam yakni tanah yang sedikit
basah dan dikencangkan dengan tali raffia
8) Plastik dilubangi dengan pisau dan disiram dengan air
hingga basah
3.3.2 Stek
1) Stek Daun
a) Alat dan bahan disiapkan dahulu
b) Polybag diisi dengan media tanam dahulu
c) Daun tanaman lidah mertua dipotong dengan pisau
menjadi 3 bagian
d) 3 bagian dari daun ditanamkan pada masing-masing
polybag yakni bagian atas, tengah dan bawah
2) Stek Batang
a) Alat dan bahan disiapkan dahulu
b) Polybag disiapkan dengan diisi dengan media tanam
yakni tanah
c) Batang dari tanaman Bougenville dipotong dan
langsung ditancapkan pada polybag
d) Pemanenan dilakukan setelah 1 bulan batang distek
3.3.3 Grafting atau Penyambungan
1) Grafting splice/sambung miring
a) Alat dan bahan disiapkan dahulu
b) Batang bawah dan atas yang digunakan ukurannya
harus sama
c) Batang bawah dan atas dipotong dengan pisau
dengan miring/menyerong
d) Bagian atas dan bawah disambungkan
e) Kedua bagian ditali dan dibungkus dengan plastik
2) Grafting V
a) Alat dan bahan disiapkan
b) Batang atas dipotong dengan pisau menjadi bentuk
huruf V
c) Batang bawah dipotong dan dibelah disesuaikan
dengan panjang dari bentuk huruf V
d) Batang atas disisipkan pada batang bawah dan ditali
dengan rapat dengan plastik
e) Batang atas hingga bagian sambung ditutup dengan
sungkup
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
No. Gambar Keterangan

stek daun bagian


1 bawah tidak tumbuh
akar

Stek daun bagian


tengah tumbuh akar
2
tetapi hanya sedikit
sekali

Stek daun bagian atas


3
tumbuh banyak akar
Stek batang tidak
4
tumbuh daun baru

Sambung pucuk (V),


5 daun tumbuh dibagian
bawah sambungan

Sambung miring, daun


6 tumbuh dibagian
bawah sambungan
7 Cangkok jambu air, akar
tumbuh pada cangkokan

4.2 Pembahasan
Dilihat dari hasil yang didapatkan pada praktikum dari perbanyakan
vegetative ini adalah untuk yang berhasil pada pencangkokan tanaman jambu air,
stek daun lidah mertua bagian atas, dan pada stek lidah mertua daun bagian tengah
dengan sedikit akar. Sedangkan pada sambung baik itu yang sisip atau V dan
miring tidak hidup atau tidak berhasil, serta pada stek daun lidah mertua bagian
bawah tidak tumbuh akar.
Pada teknik penyambungan yang dilakukan pada tanaman kelengkeng
dengan teknik sambung sisip dan sambung miring tidak ada yang tumbuh malah
tumbuh daun pada bagian bawah dari sambungan yang dilakukan. Dengan begitu
hal tersebut dianggap gagal dan pada penyambungan terdapat beberapa faktor
yang mungkin membuat sambungan tersebut gagal yakni dari batang atas dan
bawah kurang kencang dalam mengikat, kambium dari batang atas yang sudah
kering, dan ukuran atau umur dari batang yang disambung. Dalam penyambungan
mengapa hal tersebut dianggap gagal hal ini menurut Sari dan Susilo (2012)
sambungan gagal apabila tunas baru muncul dibawah sambungan dan tidak
adanya tunas baru pada sambungan. Apabila tanaman hasil sambung berhasil
maka tidak akan adanya pertumbuhan tunas atau daun baru pada bagian bawah
sambungan melainkan pada pucuk atau bagian batang yang disambung.
Selanjutnya pada teknik stek yang dilakukan pada tanaman lidah mertua
(Sanciviera) dan batang tanaman Bougenville. Ditinjau dari definisinya menurut
Suwarto (2019) penyetekan adalah suatu perbanyakan tanaman dengan vegetatif
dengan mengambil sebagian tanaman atau oran seperti batang, daun, atau akar
dari tanaman. Pada teknik dari stek yang dilaksanakan untuk keberhasilan terjadi
pada stek daun bagian atas dan bagian tengah dimana pada stek daun bagian atas
akar yang tumbuh cukup lebat dibandingkan dengan akar yang tumbuh pada stek
daun bagian tengah. Pada pelaksanaan stek ini terjadinya kegagalan yang mana
terjadi pada stek daun yang dilakukan pada bagian bawah lidah mertua dapat
disebabkan oleh faktor lingkungan. Dari faktor lingkungan yang berpengaruh
pada pertumbuhan dari stek adalah cahaya, kelembaban, suhu, dan udara serta
media perakaran atau media tanam (Sulistiana, 2013) dan menurut Adriana dkk
(2014) keberhasilan stek dipengaruhi oleh cara pengerjaan, kondisi lingkungan
serta bahan stek. Sedangkan pada stek batang yang dilakukan pada batang
tanaman Bougenville terjadi kegagalan dimana ditunjukkan dengan tidak
tumbuhnya akar dan tunas baru pada tanaman yang dilakukan penyetekan.
Kegagalan ini terjadi dapat dikarenakan oleh usia dari bahan tanam dan defisiensi
karbohidrat yang berakibat pada gagalnya proses fotosintesis (Hidayat dkk, 2017).
Teknik selanjutnya yang digunakan adalah teknik cangkok pada tanaman
jambu air. Jika dilihat dari hasil praktikum bahwa cangkok yang dilakukan
berhasil karena tumbuhnya akar pada cangkokan tanaman tersebut. Pada
pelaksanaan ini sebelumnya perlu dilakukan pemilihan batang tanaman yang akan
dicangkok dari menurut Balijestro (2015) pemilihan indukan untuk bahan
cangkok harus yang unggul karena sifatnya akan sesuai dengan induknya. Selain
itu pada pencangkokan media tanam adalah hal yang penting karena akan
berpengaruh juga pada tumbuhnya akar, sebab pada media tanam yang kurang
subur akan membuat akar tidak tumbuh begitu juga sebaliknya yakni pada tanah
yang subur akan memacu akar tumbuh pada tanaman. Dan juga dalam penyayatan
dan pembersihan dari kambium perlu diperhatikan dengan benar, karena apa bila
pada tanaman atau batang yan akan dicangkok masih keluar kambium atau tidak
kering akan membuat batang tersebut tidak akan memuncukan akar sehingga
kambium perlu untuk dihilangkan. Dan pada pelaksanaan dari praktu=ikum ini
memerlukan waktu yang lama yakni selama satu bulan untuk didapatkan hasil
tersebut.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada praktikum ini hasil yang didapat adalah pada stek yakni stek daun
untuk yang berhasil terdapat pada stek daun bagian atas dan tengah sedangkan
pada bagian daun bawah tidak berhasil, kemudian pada stek batang bugenville
tidak berhasil karena tidak tumbuh akar atau tunas dari tanaman. Selanjutnya pada
cangkok didapatkan hasil bahwa pelaksanaannya berhasil karena pada saat
pemanenan terdapat akar dari batang yang keluar. Dan yang terakhir pada
penyambungan yang dilakukan yakni sambung V dan sambung miring keduanya
gagal karena tidak muncul tunas baru pada sambungan tetapi muncul tunas bari
pada bagian bawah sambungan. Dan pada perbanyakan ini banyak faktor yang
menjadi penyebab akan berhasil atau tidaknya yakni dari internal dan juga
eksternal.
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, A., Winarni, W. W., Prehaten, D., & Nawangsih, G. (2014).


Pertumbuhan Stek Cabang Bambu Petung (Dendrocalamus asper) pada
Media Tanah, Arang Sekam dan Media Kombinasinya. Jurnal Ilmu
Kehutanan, 8(1), 34-41.
Balijestro. 2015. Petunjuk Teknis Cara Mencangkok pada Tanaman Lengkeng.
http://balitjestro.litbang.pertanian.go.id/petunjuk-teknis-cara-mencangkok-
pada-tanaman-lengkeng/. (Diakses pada 24 November 2021).
Cybex Pertanian. 2019. Teknik Perbanyakan Vegetatif Untuk Menghasilkan Bibit
Yang Berkualitas Unggul.
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/89228/Teknik-Perbanyakan-
Vegetatif--Untuk-Menghasilkan-Bibit-Yang-Berkualitas-Unggul/.
(Diakses pada 23 November 2021).
Dewi,E. S., Handayani, S., Rosnina. 2016. Modul Praktikum Teknologi
Perbanyakan Tanaman. Universitas Malikussaleh. Aceh
Hakim, L., Hidayat, F., Yulia, R., & Chairunni, A. R. (2019). Pelatihan
Perbanyakan Tanaman Buah secara Vegetatif dengan Teknik
Penyambungan (Grafting) di Panti Asuhan Yayasan Islam Media Kasih
Banda Aceh. BAKTIMAS: Jurnal Pengabdian pada Masyarakat, 1(2),
101-106.
Hidayat, P. W., Baskara, M., & Sitawati, S. (2018). KEBERHASILAN
PERTUMBUHAN STEK GERANIUM (Pelargonium sp) PADA
APLIKASI 2 JENIS MEDIA DAN ZAT PENGATUR TUMBUH.
PLANTROPICA: Journal of Agricultural Science, 2(1), 47-54.
Santoso, B. B. 2015. Pembiakan Vegetatif dalam Hortikultura. Mataram.
UnramPress.
Sari, I. A., & Susilo, A. W. (2012). Keberhasilan sambungan pada beberapa jenis
batang atas dan famili batang bawah kakao (Theobroma cocoa
L.).(Grafting performance of some scion clones and root-stock family on
cocoa (Theobroma cocoa L.). Pelita Perkebunan (a Coffee and Cocoa
Research Journal), 28(2), 72-81.
Sulistiana, S. (2013). Respon pertumbuhan stek daun lidah mertua (Sansevieria
parva) pada pemberian zat pengatur tumbuh sintetik (Rootone-F) dan asal
bahan stek. Jurnal Matematika Sains dan Teknologi, 14(2), 107-118.
Suwarto. 2019. Peningkatan Produksi Buah Kopi Robusta Dengan Sistem
Sambung Pucuk.
https://dispaperta.batangkab.go.id/main/tampil_berita/457. (Diakses pada
23 November 2021).
Wiraatmaja. I. W. 2017. Pembiakan Vegetatif Secara Alamiah dan Buatan. Bali.
Universitas Udayana
Yustiningsih, M. (2019). Intensitas cahaya dan efisiensi fotosintesis pada tanaman
naungan dan tanaman terpapar cahaya langsung. BIO-EDU: Jurnal
Pendidikan Biologi, 4(2), 44-49.
LAMPIRAN

STEK BATANG

Persiapan media
tanam

Pemotongan batang Batang Bougenvile


Bougenvile dimasukkan ke
dalam media tanam

STEK DAUN

Pemotongan daun Daun lidah mertua


lidah mertua menjadi dimasukkan ke
3 bagian dalam media tanam
GRAFTING MIRING

Mengurangi daun Pangkal scion Pemotongan stock


pada scion tanaman dipotong dengan
kelengkeng kemiringan 45°

Penyambungan Pengikatan dengan


stock dengan scion tali plastik

GRAFTING V

Pemotongan stock Pemotongan scion Pembelahan stock


membentuk huruf V ke bawah
Penyisipan scion ke Pengikatan
dalam stock dengan tali
plastik

CANGKOK

Persiapan media Penyayatan Pembersian kambium


tanam batang jambu batang jambu air
air

Pembungkusan
batang dengan
plastik

Anda mungkin juga menyukai