PENGOLAHAN TELUR
DENGAN PASTEURISASI
OLEH :
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah dengan judul Pengolahan Telur dengan Pasteurisasi.
Penulisan makalah ini sebagai syarat meyelesaikan tugas mata kuliah Teknologi
Pengolahan Hasil Ternak.
Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam
mendukung kegiatan hingga penyusunan makalah ini. Terselesainya makalah ini
tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, khususnya dosen terkait.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini belum mencapai
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun, sangat
diharapkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.3 Tujuan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
3.1 Kesimpulan 7
3.2 Saran 7
DAFTAR PUSTAKA 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Telur merupakan bahan pangan hasil ternak unggas yang memiliki sumber
protein hewani yang memiliki rasa lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Teknik
pengolahan telur telah banyak dilakukan untuk meningkatkan daya tahan serta
(albumin) dan kuning telur. Cangkang dan putih telur terpisah oleh selaput
membran, kuning telur dan albumin terpisah oleh membran kuning telur. Telur
banyak dikonsumsi dan diolah menjadi produk olahan lain karena memiliki
kandungan gizi yang cukup lengkap. Kandungan protein pada telur terdapat pada
Putih telur merupakan salah satu bagian dari sebuah telur utuh yang
mempunyai persentase sekitar 58-60 % dari berat telur itu dan mempunyai dua
lapisan, yaitu lapisan kental dan lapisan encer. Lapisan kental terdiri atas lapisan
kental dalam dan lapisan kental luar dimana lapisan kental dalam hanya 3% dari
volume total putih telur dan lapisan kental putih telur mengandung protein dengan
telur dapat berubah karena adanya perlakuan yang diberikan seperti pemanasan
dan penyimpanan. Pemanasan pada telur dapat dilakukan dengan cara pasteurisasi
yakni suatu cara pemanasan dengan suhu 60 oC selama 3,5 menit untuk
menghambat pertumbuhan bakteri patogen yang terdapat pada telur. Kualitas telur
dapat menurun terutama selama penyimpanan. Penguapan air akan terjadi karena
1
terutama dari putih telur. pH telur akan naik karena kehilangan CO 2. Kadar air
pada telur akan hilang akibat lama simpan pada telur dan suhu penyimpanan
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
waktu atau suhu tertentu sehingga diperoleh produk yang secara microbiologi
terbebas dari mikroba yang merugikan atau kuantitas mikroba dapat terkurangi,
perubahan secara fisik. Perlakuan panas pada bahan baku dengan suhu dibawah
titik didih. Pasteurisasi adalah suatu cara pemanasan dengan suhu tertentu yang
dapat berupa kuning telurnya saja, putih telurnya saja, atau utuh yaitu campuran
keduanya. Proses pasteurisasi ini kurang lebih sama dengan pasteurisasi susu
tetapi telur lebih sensitif terhadap suhu dibanding dengan susu. Temperatur
pasteurisasi yang tepat untuk telur adalah 61ᵒC sampai 70ᵒC, maksimal adalah
72ᵒC. Jika lebih dari suhu tersebut, telur akan matang dan akan timbul kerak pada
saat dipasteurisasi, sedang apabila terlalu rendah bakteri patogen tidak akan mati.
Oleh karena itu kontrol temperatur menjadi sangat penting dalam proses
3
2.2 Mekanisme Pengolahan Telur Pasteruisasi
dipasteurisasi. Proses pasteurisasi berbeda-beda untuk isi telur utuh, kuning telur
dan putih telur. Sebagai contoh, di bawah ini merupakan metode pasteurisasi yang
a. Pasteurisasi pada 64oC selama minimal 2,5 menit dan diikuti pendinginan
dengan cepat pada suhu < 7oC cukup untuk cairan telur utuh atau
3,5 menit kemudian diikuti pendinginan dengan cepat pada suhu < 7oC.
b. Untuk cairan putih telur, pasteurisasi dilakukan pada suhu 55 oC selama 9,5
menit dan kemudian diikuti dengan pendinginan pada suhu < 7oC.
d. Semua isi telur harus dipasteurisasi lebih dulu sebelum dibekukan atau
dikeringkan.
nilai pH putih telur. Derajat keasaman (pH) putih telur segar tanpa penyimpanan
pada penelitian menunjukkan angka antara 7,64-7,93 dan meningkat menjadi 9,69
4
yang baru dikeluarkan atau telur segar kira-kira 7,6-7,9 dan meningkat sampai
menguapnya CO2, juga disebabkan karena putih telur dibagian yang kental
air putih telur. Adanya pasteurisasi memicu terjadinya koagulasi pada protein
putih telur dan membran kulit telur yang membuat pori-pori kerabang tertutup,
mengakibatkan CO2 pada telur tidak menguap. Penguapan CO2 merupakan salah
satu faktor dari menurunnya kadar air putih telur. Hal ini sesuai dengan pendapat
Membran kulit telur terdiri dari 2 lapisan, yaitu membran kulit telur dalam dan
membran kulit telur luar yang tersusun oleh serabut protein yang tidak teratur.
Penurunan sifat emulsi pada putih telur terjadi setiap minggu karena putih
telur yang encer dan membuat rantai protein membuka. Pada protein putih telur
telah terjadi perubahan emulsi, lapisan dalam bersifat hidrofobik berbalik keluar
(interaksi hidrophobik), sehingga banyak air yang tidak terikat lagi oleh protein.
Perlakuan pasteurisasi pada telur tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap
membran putih telur saja, jadi tidak semua protein putih telur menggumpal.
5
interaksi antara perlakuan pasteurisasi dan lama simpan tidak memiliki kekuatan
yang besar terhadap daya kembang angel cake. Daya kembang berhubungan erat
dengan kandungan protein dimana putih telur memiliki kandungan protein yang
tinggi.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
tinggi pada perlakuan pasteurisasi. Kadar air putih telur tidak mengalami
penurunan tiap minggunya dengan lama simpan selama 3 minggu dan perlu
dilakukan penelitian lanjutan untuk uji yang lain seperti tekstur dan organoleptik.
3.2 Saran
Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan, misalnya masih ada kata-
kata yang salah dalam pengetikan, tidak mencantumkan kutipan atau catatan kaki.
Hal itu disebabkan karena keterbatasan waktu penulis dalam membuat makalah
ini. Oleh sebab itu penulis berharap agar pembaca dapat memakluminya.
7
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, N., Thohari, I., dan Rosyidi, D. 2013. Evaluasi sifat putih telur ayam
pasteurisasi ditinjau dari pH, kadar air, sifat emulsi dan daya kembang angel
cake. Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan (Indonesian Journal of Animal Science),
23(2): 6-13.