Aerobic Hati
Aerobic Hati
eramuslim - Ada apa dengan dunia? Kabarnya selalu mendung tapi tak kunjung hujan,
namun justru hawa panas kering yang menerpa. Adakah semua ini akibat dari khilaf dan lupa
kita? Pressures, masalah, kekurangan, kesempitan seakan terus menerus menikam dari
segala arah. Setiap hari, dari segala penjuru. Usut punya usut, ternyata memang ulah kita
sendiri yang banyak lalai, taat tak lagi giat bahkan pikiran isinya hanya urusan syahwat dan
Persoalan hidup seharusnya menjadikan kita giat menambah ilmu dan seyogyanya kita
mengerahkan potensi terbaik kita serta meningkatkan kepiawaian menata hati dalam
menghadapinya. Bukan dengan resah, bukan dengan amarah, terlebih lagi menjadi salah
Lebih sering kita menggunakan logika dan metode matematis mekanis untuk menuntaskan
persoalan sehingga hasilnya jadi terkesan sadis tanpa perasaan dan hitungannya untung rugi
dan kembali lagi soal materi. Memang tidak dilarang memakai logika duniawi dalam
menangani masalah, namun tetap harus ditanamkan dalam sanubari bahwa kelembutan dan
sentuhan pembinaan adalah uswah yang diperagakan oleh manusia paling sempurna,
Rasulullah SAW dalam menghadapi kondisi apapun di dunia ini. Adakah lebih baik segala
sesuatu disampaikan dengan sentuhan hati, membina, membimbing dan mengayomi? Seperti
layaknya seorang ibu yang mencurahkan kasih sayang terhadap anaknya, penuh kelembutan
dan pengertian. Dengan penuh kelembutan seorang ibu menjadi pelindung bagi sang anak,
menjadi tempat mengadu, bahkan tanpa kata hanya dengan tatapan lembutnya, jiwa ibu
berkomunikasi dengan jiwa anaknya. Hasilnya, keceriaan dan tulusnya tawa sang anak.
Orang bilang ini melow, melankolis, nggak keren, malu-maluin, tapi faktanya inilah yang
hilang dari kita. Budaya husnudzhan, menjunjung tinggi silaturahmin, perkuat ukhuwah,
saling pengertian, dan kasih sayang untuk mengajak orang bersama membangun kebaikan.
Menangis menjadi tertawaan, karena dinilai cengeng, padahal sesungguhnya saat ini kita
seharusnya menangis. Karena kondisi kebersamaan kita telah digerogoti oleh virus-virus
fitnah dan curiga, kekuatan daya juang kita melemah karena ia tidak lagi ditopang oleh misi
hidup tertata sesuai dengan konsep ilahiah yang penuh nuansa kebersamaan dan tausiyah.
Motivasi kita lembek dan kita memilih menjadi pengemis materi. Maaf, tapi ini faktanya.
Mungkin sudah saatnya kita duduk bersama, bercengkerama seperti dulu, berdiskusi tanpa
beban, menasehati tanpa menekan, saling berbagi suka duka. Agar hilang semua resah
sehingga pecahlah semua masalah. Mari kita semua mulai dengan mengintrospeksi diri, nilai
semua celah kesalahan, kalkulasi kekhilafan, catat semua kekurangan. Lalu mohonkan ampun
kehadirat-Nya, sujudkan jiwa kehadapan Sang Maha Agung, basahi bibir dengan zikir istighfar.
Sekali lagi paksa diri untuk senantiasa melantunkan istighfar. Jangan sedikitpun beri
kesempatan diri untuk mengulangi diri terperosok ke lubang kebinasaan yang sama.
Ternyata dengan kesulitan hati menjadi lentur, tarik ke kanan ke kiri, tekan atas dorong dari
bawah. Hati yang terlatih pasti akan menjadi kuat, ia menjadi tahan guncangan, sehat wal
afiat. Bahkan hati yang sudah terlatih mampu mengatasi masalah tanpa amarah.
Masalah apapun yang kita hadapi sesungguh adalah sekolah bagi jiwa dan hati kita. Katakan
pada diri, bahwa setiap episode kehidupan mampu menjadikan diri kita menemukan kita yang
sebenarnya. Walaupun berat tapi ampuh dan mujarab untuk menjadikan kita lebih kuat dan
taat. Maka, berupayalah untuk meningkatkan kedekatan diri kita kepada-Nya, kenali
kelemahan diri, upayakan sekuat hati menegakan semangat renovasi jiwa dan perbanyak
***
MZ Omar
Dedicated to: Teman-teman seperjuangan. Sesungguhnya kesulitan ini kunci jalan keluarnya
ada di kita sendiri, keberkahan sesungguh ada di dekat kita. Tugas kitalah untuk
menemukannya.