Laporan Sterilisasi
Laporan Sterilisasi
NIM : 165100107111032
Kelas :G
Kelompok : 4
III. STERILISASI
PRE-LAB
1. Apa yang dimaksud dengan sterilisasi komersial? Apa perbedaannya dengan
sterilisasi total?
Sterilisasi komersial merupakan proses sterilisasi yang biasanya
dilakukan terhadap makanan yang menggunakan kemasan kaleng, plastik,
atau botol. Sterilisasi komersial bertujuan untuk mematikan seluruh mikroba
patogen dan pembentuk racun (toksin). Meski begitu, spora bakteri yang
tahan panas masih memungkinkan untuk tetap ada di pada makanan tersebut
bahkan setelah proses pemanasan, namun spora ini sudah berada pada
kondisi dorman (tidak dalam kondisi aktif berproduksi), sehingga
keberadaannya tidak membahayakan bila produk disimpan dalam kondisi
normal. Pada proses sterilisasi komersial mikroba yang sudah dibunuh tidak
memungkinkan untuk tumbuh kembali di dalam bahan pangan sedangkan
sterilisasi total mikroba masih memungkinkan untuk tumbuh di dalam bahan
makanan pada jangka waktu tertentu (Utomo, 2008).
TINJAUAN PUSTAKA
Autoklaf
Autoklaf merupakan alat yang digunakan pada proses sterilisasi. Autoklaf
memanfaatkan pemanasan secara tertutup untuk melakukan sterilisasi pada suatu
benda dengan menggunakan uap panas pada temperatur 121℃ dan tekanan 1 atm
selama 15 menit yang terhitung sejak suhu dan tekanan tersebut telah dicapai. Dalam
proses sterilisasi menggunakan autoklaf, endospora, yaitu sel resisten yang diproduksi
oleh bakteri, dapat terbunuh. Sel ini bersifat tahan terhadap pemanasan, kondisi yang
kering, dan antibiotik.. Prinsip kerja pada autoklaf adalah menggunakan panas dan
tekanan dari uap air (Nissa, 2017).
Nama : Hikmat Ronaldo
NIM : 165100107111032
Kelas :G
Kelompok : 4
ANALISIS PROSEDUR
2) Preparasi Bahan
Pada sampel ikan tongkol, preparasi bahan dilakukan dengan cara
membersihkan dan mencuci sampel menggunakan air mengalir, lalu dipotong-
potong dengan ukuran 4 cm x 4 cm menggunakan pisau pemotong. Pada sampel
jambu kristal, preparasi bahan dilakukan dengan mengupas dan mencuci sampelnya.
Setelah sampel jambu kristal dicuci, potong-pzotong jambu kristal dalam ukuran
yang sama lalu direndam di dalam larutan natrium bisulfit. Setelah sampel padat
dipotong-potong dan dibersihkan, dibagi sampel padat tersebut menjadi tiga bagian.
Bagian pertama adalah bagian yang akan diukur beratnya, bagian yang kedua
adalah bagian yang akan diukur tensil strengthnya, dan bagian yang ketiga adalah
bagian yang akan dilakukan perlakuan blansing sebelum dilakukan proses
sterilisasi.
4) Blansing
Blansing adalah perlakuan pendahuluan yang mampu memperbaiki tekstur
serta mengeliminasi jumlah mikroba awal sebelum dilakukan sterilisasi. Blansing
Nama : Hikmat Ronaldo
NIM : 165100107111032
Kelas :G
Kelompok : 4
akan membuat waktu sterilisasi bahan berlangsung lebih cepat. Pada praktikum ini,
blansing dilakukan dengan cara steam blanching atau pengukusan. Pada sampel
jambu kristal, proses blansing dilakukan dengan memanaskan steamer terlebih
dahulu hingga suhu uap air menjadi 85℃. Setelah suhu uap air mencapai 85℃,
dimasukkan sampel jambu kristal yang sudah dipotong-potong ke dalam steamer
dan diblansing pada suhu 80℃ selama 2 menit. Setelah diblansing, diangkat sampel
lalu tiriskan. Pada sampel ikan tongkol, proses blansing dilakukan dengan
memanaskan steamer terlebih dahulu hingga suhu uap air menjadi 95℃. Setelah itu,
masukkan potongan ikan tongkol ke dalam wadah jar kaca yang terpisah. Volume
masing-masing adalah 2/3 tinggi jar. Setelah itu masukkan jar kaca berisi potongan
ikan tongkol tersebut ke dalam steamer dan panaskan pada suhu uap air 95℃
selama 10 menit. Setelah selesai, diangkat sampel ikan tongkol lalu ditiriskan
dengan cara memiringkan jar kaca tersebut.
5) Pengisian Medium
Pengisian medium bertujuan untuk memasukkan sampel ke dalam medium
tertentu sebagai penambah cita rasa, pengawetan, serta penghantar panas yang
memudahkan aliran panas dalam proses sterilisasi. Pada sampel ikan tongkol,
sampel diisikan ke dalam medium berupa larutan garam. Sedangkan pada sampel
jambu kristal, sampel diisikan ke dalam medium berupa larutan gula. Pengisian
dilakukan dengan cara memasukkan bahan padat ke dalam jar kaca terlebih dahulu,
setelah itu dilakukan pengisian medium hingga mencapai tanda batas. Medium yang
ditambahkan diatur agar total volume di dalam jar kaca sedemikian rupa dengan
tinggi ruang kosong (headspace), yaitu 10% dari tinggi jar.
7) Sterilisasi
Proses sterilisasi dilakukan dengan cara memanaskan bahan pada suhu dan
tekanan tinggi untuk mengeliminasi mikroorganisme yang terkandung di dalam
bahan. Pertama-tama autoklaf diisi akuades terlebih dahulu hingga mencapai tanda
Nama : Hikmat Ronaldo
NIM : 165100107111032
Kelas :G
Kelompok : 4
batas untuk menghindari kerusakan pada autoklaf ataupun sterilisasi yang tidak
berjalan dengan optimum. Setelah itu dimasukkan jar kaca ke dalam autoklaf.
Setelah jar dimasukkan ke dalam autoklaf, atur suhu autoklaf pada 121℃ selama 15
menit setelah suhu sterilisasi tercapai. Setelah selesai di sterilisasi, dimatikan
autoklaf dan sampel didinginkan.
8) Pendinginan
Proses pendinginan bertujuan untuk mengurangi temperatur produk yang
sudah dipanasakan kembali ke suhu normal. Pendinginan dilakukan dengan
menggunakan air mengalir, dan memasukkan jar ke dalam wadah yang berisi air.
Setelah suhu jar kaca menurun, diangkat jar dan dilap kering dengan menggunakan
lap bersih.
9) Pengamatan
Proses pengamatan dilakukan untuk menentukan karakteristik sensoris
bahan setelah dilakukan proses sterilisasi. Karakteristik sensoris ini nantinya akan
dibandingkan dengan karakteristik sensoris awal sebelum dilakukan proses
sterilisasi. Analisis bahan dilakukan dengan menganalisa berat menggunakan
timbangan analitik, warna secara visual dan menggunakan colour reader, dan
tekstur menggunakan tensil strength.
3) Sterilisasi Kemasan
Nama : Hikmat Ronaldo
NIM : 165100107111032
Kelas :G
Kelompok : 4
Sterilisasi kemasan bertujuan untuk membunuh mikroorganisme yang
terdapat pada kemasan sehingga tidak menyebabkan kontaminasi pada sampel.
Sebelum dilaukan sterilisasi, kemasan botol kaca dan tutupnya dicuci terlebih
dahulu hingga bersih. Sterilisasi dimulai dengan mengisi air terlebih dahulu ke
dalam autoklaf hingga mencapai tanda batas. Setelah itu masukkan jar ke dalam
autoklaf. Setelah jar dimasukkan ke dalam autoklaf, atur suhu autoklaf menjadi
121℃ lalu hitung waktu sterilisasi setelah suhu autoklaf mencapai 121℃. Setelah
itu lakukan sterilisasi selama 15 menit. Setelah waktu 15 menit tercapai, matikan
autoklaf dan lakukan proses pendinginan. Pada sampel cup plastik, siapkan air
dalam panci lalu panaskan dan cup plastik disterilisasi dengan memanaskannya ke
dalam air panas.
5) Pendinginan
Proses pendinginan bertujuan untuk mengurangi temperatur produk yang
sudah dipanasakan kembali ke suhu normal. Pendinginan dilakukan dengan
menggunakan air mengalir, dan memasukkan jar ke dalam wadah yang berisi air.
Setelah suhu jar dirasa sudah mencukupi, angkat jar dan keringkan dengan lap
bersih.
6) Pengamatan
Proses pengamatan dilakukan untuk menentukan karakteristik sensoris bahan
setelah dilakukan proses sterilisasi. Karakteristik sensoris ini nantinya akan
dibandingkan dengan karakteristik sensoris awal sebelum dilakukan proses
sterilisasi. Analisis meliputi viskositas dengan menggunakan viskometer serta
warna dengan menggunakan colour reader.
Nama : Hikmat Ronaldo
NIM : 165100107111032
Kelas :G
Kelompok : 4
PERTANYAAN
1.Bagaimana pengaruh sterilisasi terhadap berat bahan? Apa penyebabnya?
Berdasarkan data hasil pengamatan, diperoleh bahwa perubahan berat pada
masing-masing sampel dengan perlakuan yang berbeda-beda. Pada sampel jambu
kristal tanpa blansing, sampel mengalami penurunan berat menjadi 6,63. Hal ini dapat
disebabkan uap air yang keluar dari bahan. Pada sampel ikan tongkol tanpa blansing,
sampel mengalami penurunan berat menjadi 4,15 gram. . Hal ini dapat disebabkan uap
air yang keluar dari bahan. Pada sampel jambu kristal dengan blansing, sampel
mengalami penurunan berat menjadi 3,63 gram. Hal ini dapat disebabkan perlakuan
awal yaitu steam blanching mengurangi berat jambu kristal sebelum dilakukan
sterilisasi. Pada sampel ikan tongkol dengan blansing, sampel mengalami penurunan
berat menjadi 4,05 gram. Hal ini dapat disebabkan perlakuan awal yaitu steam
blanching mengurangi berat jambu kristal sebelum dilakukan sterilisasi. Dapat
disimpulkan bahwa proses sterilisasi tidak berpengaruh secara nyata terhadap berat
produk. Berat produk lebih dipengaruhi oleh perlakuan awal produk, kondisi RH
(relative humidity), dan mediumnya. Selain itu, hal ini sesuai dengan literatur.
Menurut Umar (2008), proses termal yang diberlakukan pada suatu produk akan
Nama : Hikmat Ronaldo
NIM : 165100107111032
Kelas :G
Kelompok : 4
menyebabakn penyusutan berat produk, dimana kadar air produk akan menguap ke
lingkungan.
6. Apa fungsi dari medium sterilisasi? Jelaskan karakteristik medium sterilisasi untuk
produk pangan!
Medium sterilisasi yang digunakan dalam praktikum ini adalah larutan gula dan
garam. Medium berperan sebagai penambah rasa, penambah umur simpan, serta
penghantar panas. Oleh karena sifat penghantar panasnya, medium dapat membuat
proses sterilisasi berjalan dengan lebih efektif. Medim juga berfungsi agar penetrasi
panas merata pada setiap sisi produk (Estiasih dan Ahmadi, 2017).
10. Apakah suhu dan lama proses sterilisasi untuk setiap bahan yang digunakan pada
praktikum ini sudah sesuai? Jelaskan alasannya!
Sudah sesuai, sebab proses sterilisasi menggunakan suhu yang lebih tinggi yaitu
mencapai 121oC dengan durasi proses selama 15 menit. Hal tersebut sudah sesuai
dengan pernyataan Estiasih dan Ahmadi (2017), yaitu proses sterilisasi menggunakan
suhu 121℃ selama 15 menit.
11. Dari bahan yang dicobakan pada praktikum ini, bahan mana yang sesuai diawetkan
dengan sterilisasi? Apa alasannya?
Seluruh bahan sesuai untuk diawetkan dengan sterilisasi, dikarenakan proses
sterilisasi dapat menekan angka mikroba di dalam bahan pangan tersebut. Tetapi suhu
dan lama sterilisasi juga harus disesuaikan dengan kebutuhan komoditas, pada
komoditas yang cenderung lebih rawan terkandung mikroorganisme dibutuhkan suhu
yang lebih tinggi dan lama sterilisasi yang lebih panjang. Faktor kerusakan pigmen
juga harus diperhatikan, dimana pada beberapa bahan yang memiliki pigmen yang
mudah larut dalam kondisi panas dapat lebih mudah menimbulkan perubahan
karakteristik bahan (Estiasih dan Ahmadi, 2017)
Nama : Hikmat Ronaldo
NIM : 165100107111032
Kelas :G
Kelompok : 4
KESIMPULAN
Sterilisasi merupakan proses untuk mematikan mikroba. Sterilisasi dapat
mematikan mikroba dalam jumlah yang besar juga mematikan spora yang terkandung
dalam bahan pangan. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui prinsip-prinsip
sterilisasi, mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi pada produk/bahan akibat
sterilisasi, serta mengidentifikasi jenis produk yang dapat diawetkan dengan sterilisasi
dan jenis produk yang cukup dipasteurisasi. Berdasarkan data hasil pengamatan,
Nama : Hikmat Ronaldo
NIM : 165100107111032
Kelas :G
Kelompok : 4
diperoleh bahwa proses sterilisasi dapat menyebabkan penyusutan berat bahan yang
bergantung pada RH. Sterilisasi juga dapat memicu terjadinya perubahan tekstur dan
warna bahan.
DAFTAR PUSTAKA
Estiasih, Teti. 2014. Sterilisasi. Malang: Universitas Brawijaya
Estiasih , T. dan Ahmadi KGS. 2017. Teknologi Pengolahan Pangan Cetakan kelima.
ISBN 978-979-010-567-6. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Nissa, Raden Khoirun. 2017. Pembuatan Bioetanol dari Molase dengan Kapasitas
136.000 ton/tahun. Bandung: Politeknik Negeri Bandung
Rahayu, D. 2008. Metode Pendahuluan Pengelolahan Pangan. Yogyakarta : Grasindo
Suwan, Pimsiree. 2015. Effects of Sterilization on Colour, Texture, and Sodium
Chloride Content during Storage Time of Frozen Vegetable Soybean Modeling
for Comercial Scale. Lincoln: University of Nebraska.
Utomo, Isyudi Widi Hesti. 2008. Penentuan Tingkat Kematangan Buah Durian
(Durio zibethinus Murray) Varietas Sriwig dengan Metoda Getaran Suara.
Bogor: Institut Pertanian Bogor
Nama : Hikmat Ronaldo
NIM : 165100107111032
Kelas :G
Kelompok : 4