Anda di halaman 1dari 20

Asuhan Kebidanan 5: Persalinan Normal

Asuhan Persalinan Normal 1 (Passage Lunak)

Disusun Oleh :
Kelompok 1 Kelas A

Pricyllia Putri Dinanti 225070600111001

Gadis Vilandi Poedjimartojo 225070600111016

Umi Rohmatus Sa’diyah 225070601111004

Ainul Fitriyah 225070600111002

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................1
BAB 1............................................................................................................................................ 2
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................3
1.3 Tujuan................................................................................................................................ 3
2.1 Definisi Passage Lunak..................................................................................................... 4
2.2 Uterus................................................................................................................................ 5
2.2.1 Anatomi.....................................................................................................................5
2.2.2 Perubahan Fisiologi.................................................................................................. 6
2.2.3 SAR dan SBR........................................................................................................... 7
2.3 Serviks............................................................................................................................... 8
2.3.1 Anatomi.....................................................................................................................8
2.3.2 Perubahan Fisiologi Pada Kehamilan.......................................................................9
2.3.3 Transisi Selama Persalinan (Effacement dan Dilatasi)........................................... 10
2.4 Vagina dan Perineum.......................................................................................................11
2.4.1 Anatomi................................................................................................................... 11
2.4.2 Perubahan Fisiologi pada Kehamilan dan Transisi Selama Persalinan................. 12
2.5 Ligamen........................................................................................................................... 12
2.5.1 Anatomi...................................................................................................................12
2.5.2 Perubahan Fisiologi Selama Persalinan................................................................. 13
2.5.3 Perut Menggantung dalam Persalinan....................................................................14
BAB 3.......................................................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan...................................................................................................................... 16
3.2 Saran............................................................................................................................... 17
Daftar Pustaka............................................................................................................................18

1
BAB 1

1.1 Latar Belakang

Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang mendapatkan prioritas


penyelenggaraan kesehatan, sehingga penilaian terhadap status kesehatan dan kinerja upaya
kesehatan ibu dan anak sangatlah penting. Penilaian pelayanan kesehatan ibu dan anak dapat
dilihat dari indikator Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). AKI dan AKB
yang tinggi menunjukkan kurangnya kualitas pelayanan kesehatan di suatu negara karena ibu
dan bayi merupakan kelompok rentan yang membutuhkan perawatan terbaik dari tenaga
kesehatan. Angka Kematian Ibu di Indonesia selama periode 1991-2020 mengalami penurunan
dari 390 menjadi 189 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini hampir mencapai target RPJMN
Indonesia di tahun 2024 yakni 183 per 100.000 kelahiran hidup. Menurut data dari direktorat
jenderal kesehatan masyarakat, Kemenkes RI tahun 2023, jumlah AKI pada tahun 2022 yakni
3.572 yang berarti mengalami penurunan signifikan dibanding taduh 2021 yakni 7.389
(Kemenkes RI, 2023). Penyebab kematian ibu terbanyak di Indonesia dikarenakan hipertensi,
perdarahan dan gangguan jantung (Kemenkes RI, 2023). Untuk mencapai target penurunan
AKI, akses pelayanan kesehatan yang berkualitas haruslah tersedia.

Ibu dalam masa persalinan rentan mengalami komplikasi obstetri seperti perdarahan
saat persalinan, eklampsia, sepsis dan komplikasi lainnya yang menyebabkan menyebabkan
tingginya kasus kesakitan dan kematian ibu. Persalinan yang ada di Indonesia berada di tingkat
pelayanan primer di mana tingkat keterampilan dan pengetahuan petugas kesehatan di fasilitas
pelayanan memiliki pengaruh yang besar. Deteksi dini dan pencegahan komplikasi dapat
menurunkan angka kematian dan kesakitan ibu serta bayi baru lahir. Untuk meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan maka semua tenaga penolong persalinan harus dilatih agar mampu
mencegah atau deteksi dini komplikasi yang mungkin terjadi; menerapkan asuhan persalinan
secara tepat guna dan waktu, baik sebelum atau saat masalah terjadi; dan segera melakukan
rujukan; maka para ibu dan bayi baru lahir akan terhindar dari ancaman kesakitan dan
kematian.

Seorang tenaga penolong persalinan harus memiliki pengetahuan dasar yang baik
terkait perubahan fisiologi ibu pada saat persalinan. Saat persalinan, banyak perubahan yang
terjadi pada ibu baik secara fisiologis ibu terutama pada organ reproduksinya maupun
perubahan pada psikologis ibu. Fisiologi persalinan sendiri berarti suatu proses pengeluaran

2
hasil konsepsi yang dapat hidup di luar rahim melalui jalan lahir maupun prosedur lainnya
(Prawirohardjo,2016). Perubahan fisiologis persalinan tersebut berakhir pada pengeluaran bayi
dan pengeluaran plasenta serta selaput janin dari tubuh ibu. Dalam masa persalinan akan
terjadi perubahan pada hormon, uterus, servix, vagina dan ligamen . Pada proses tersebut
terjadi serangkaian perubahan fisiologis ibu yang beresiko menjadi suatu komplikasi dan
mengancam jiwa ibu maupun bayi. Mahasiswa kebidanan merupakan calon dari tenaga
penolong persalinan sehingga harus mampu memahami perubahan fisiologi yang terjadi pada
ibu bersalin agar dapat menerapkan asuhan persalinan yang tepat. Asuhan persalinan
bertujuan untuk mengupayakan kelangsungan hidup dan mencapai derajat kesehatan yang
tinggi bagi ibu dan bayi melalui berbagai upaya yang terintegrasi dengan intervensi yang
minimal sesuai dengan tahapan persalinan. Dengan asuhan persalinan yang tepat maka prinsip
keamanan dan kualitas pelayanan persalinan dapat optimal.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang disebut dengan passage lunak?


b. Apa saja anatomi, perubahan fisiologi serta SAR dan SBR yang terjadi pada uterus
selama masa persalinan?
c. Apa saja anatomi, perubahan fisiologi dan transisi selama masa persalinan yang terjadi
pada serviks?
d. Apa saja anatomi dan perubahan fisiologi pada vagina dan perineum selama masa
persalinan?
e. Apa saja perubahan fisiologi dan anatomi pada ligamen selama masa persalinan?

1.3 Tujuan

a. Mahasiswa mampu memahami terkait passage lunak.


b. Mahasiswa mampu memahami perubahan uterus saat masa persalinan meliputi
anatomi, fisiologi, serta SAR dan SBR.
c. Mahasiswa mampu memahami perubahan serviks saat masa persalinan meliputi
anatomi, fisiologi, dan transisi serviks selama persalinan.
d. Mahasiswa mampu memahami perubahan yang terjadi pada vagina dan perineum
meliputi perubahan fisiologi dan anatomi.
e. Mahasiswa mampu memahami perubahan yang terjadi pada ligamen meliputi
perubahan fisiologi dan anatomi.

3
BAB 2

2.1 Definisi Passage Lunak


Passage adalah faktor jalan lahir atau biasa disebut panggul ibu. Passage memiliki 2
bagian yakni bagian keras dan bagian lunak. Bagian keras terdiri dari tulang rangka panggul,
sedangkan passage lunak terdiri dari otot-otot, jaringan dan ligamen. Passage lunak yang
berperan dalam persalinan yakni SBR, Serviks, vagina, otot, jaringan ikat dan ligament
urogenital (Mintaningtyas, et al, 2023). Otot-otot dasar panggul sendiri dibagi menjadi 2 macam
yakni:

Gambar 2.1 Musculus Levator Ani

a. Musculus levator ani


1. Musculus iliococcygeus
2. Musculus pubococcygeus
3. Musculus pubo vaginais
4. Musculus puborectalic
5. Musculus pubococcygeus propius

4
b. Musculus ischiococcygeus

Gambar 2.2 Musculus ischiococcygeus

2.2 Uterus
2.2.1 Anatomi
Uterus merupakan organ reproduksi utama pada wanita yang memiliki bentuk seperti
buah pir terbalik dengan ukuran rata-rata 3 x 2 x 1 inci pada nulipara. Posisi anatomis rahim
yang paling umum adalah anteverted-anteflexed yang terhubung secara distal ke serviks
dan secara lateral ke tuba falopi. Dalam keadaannya di dalam cavum pelvis, uterus ditahan
oleh ligamen endopelvis, seperti ligamen puboserviks, kardial, dan uterosakral
(Baah-Dwomoh, A., et al; 2016).
Uterus dibagi menjadi 3 bagian, yaitu fundus, corpus, dan serviks. Fundus adalah
bagian dari rahim, yang berada di atas pembukaan saluran tuba ke dalam rongga rahim
(Roach; & Andreotti, 2017 dalam Aritonang, T.R., et al, 2023). Bagian terbesar dari uterus
ialah corpus, dimana pada bagian ini biasanya digunakan untuk tempat implantasi
blastokista. Serviks merupakan bagian paling distal dari uterus yang menghubungkan uterus
dengan vagian. Sedangkan dalam hubungannya dengan corpus, serviks dihubungkan oleh
isthmus uteri.
Selian bagiannya, uterus juga dibagi menjadi 3 lapisan dari yang paling luar, yaitu
perimetrium, miometrium, dan endometrium. Perimetrium terbentuk oleh sebagian besar
jaringan ikat longgar yang melindungi uterus dari gesekan organ lain. Sebagian besar
miometrium terdiri dari jaringan otot polos, serat kolagen dan elastin. Sel otot polos dalam
miometrium memungkinkan rahim mengembang selama kehamilan dan berkontraksi saat

5
melahirkan. Endometrium, yang merupakan lapisan terdalam rahim, terbentuk selama siklus
menstruasi untuk mempersiapkan implantasi embrio. Jika tidak terjadi implantasi, lapisan
endometrium akan terlepas dan menyebabkan perdarahan menstruasi (Baah-Dwomoh, A.,
et al; 2016).

Gambar 2.3 Bagian dan Lapisan Uterus

2.2.2 Perubahan Fisiologi


Pada saat persalinan dimulai, uterus mulai mengalami kontraksi yang signifikan dan
teratur dari fundus uteri dan menyebar ke depan dan ke bawah abdomen (fundal dominan)
(Marshall, J.E. and Raynor, M.D, 2014). Lapisan uterus yang berkontraksi dalam proses
persalinan yaitu miometrium. Berkontraksinya miometrium secara aktif mengakibatkan
dilatasi serviks dan mendorong turunnya janin, sementara itu serviks mulai melunak dan
membuka (Zakiyah, Palifiana and Ratnaningsih, 2020). Kontraksi uterus bersifat involunter
dan intermitten sehingga memberikan keuntungan adanya periode istirahat.
Terjadinya kontraksi uterus terjadi dari berbagai penyebab salah satunya yaitu adanya
penurunan hormon progesteron yang menjadikan hormon oksitosin meningkat sehingga
timbul kontraksi. Pada awal kala I kontraksi berlangsung selama 15 - 20 menit dengan
durasi 30 detik kemudian menjadi lebih intens dan kuat pada akhir kala I yaitu 2 -3 menit
dengan durasi 50 - 60 detik. Selain berkontraksi dan relaksasi, otot uterus juga akan
mengalami retraksi yaitu pada saat relaksasi otot tidak akan kembali ke panjang semula
namun relatif lebih pendek. Adanya retraksi otot mengakibatkan cavum uteri menjadi lebih
kecil sehingga janin akan turun ke pelvis (Marshall, J.E. and Raynor, M.D, 2014).

6
Gambar 2.4 Otot mengalami retraksi setelah relaksasi dan kontraksi

2.2.3 SAR dan SBR


Pada akhir kehamilan uterus terbagi menjadi dua bagian, yaitu Segmen Atas Rahim
(SAR)/ Upper Uterine Segment (UUS) dan Segmen Bawah Rahim (SBR)/ Lower Uterine
Segment (LUS). SAR terbentuk dari fundus dan corpus yang berkontraksi lebih aktif
sehingga memiliki permukaan yang tebal dan berotot. Sedangkan SBR memiliki panjang
sekitar 8 - 10 cm yang terbentuk dari isthmus dan serviks. Saat persalinan SBR semakin
tipis dan mengalami dilatasi yang nantinya akan dilewati oleh janin (Marshall, J.E. and
Raynor, M.D, 2014).
Akibat adanya perbedaan ketebalan antara dua segmen secara tidak langsung
menimbulkan batas yang jelas yang disebut cincin retraksi. Cincin ini akan semakin
meningkat dengan adanya kontraksi dan retraksi SAR serta menipisnya SBR untuk
menampung janin yang terus menurun. Ketika serviks telah mengalami pembukaan lengkap
dan meninggalkan rahim, maka cincin retraksi tidak akan lagi (Marshall, J.E. and Raynor,
M.D, 2014).

Gambar 2.5 SAR & SBR

7
Perubahan pada Segmen Atas (Fundus) Rahim:
- Fundus rahim adalah bagian atas dari rahim yang berada di atas leher rahim (serviks).
- Selama awal persalinan, kontraksi rahim bertujuan untuk membuka leher rahim dan
menekan bayi ke bawah menuju jalan lahir. Kontraksi ini juga membantu menekan
kepala bayi ke bawah melalui panggul ibu.
- Saat kontraksi terjadi, fundus rahim akan mengeras dan mengecil secara progresif untuk
mendorong bayi ke bawah. Proses ini dikenal sebagai pembukaan rahim.
- Setelah bayi lahir, fundus rahim akan berkontraksi secara kuat untuk membantu
menghentikan perdarahan dan memulai proses penyembuhan rahim (involuti).
Perubahan pada Segmen Bawah (Serviks) Rahim:
- Serviks adalah bagian bawah dari rahim yang membentuk pintu masuk ke dalam rahim.
- Selama persalinan, serviks akan mengalami proses pembukaan atau dilatasi. Ini
memungkinkan bayi untuk melalui jalan lahir.
- Pembukaan serviks terjadi secara bertahap selama persalinan. Serviks awalnya terasa
keras dan tertutup rapat. Namun, dengan adanya kontraksi rahim, serviks mulai
melebar.
- Proses pembukaan serviks ini berlangsung hingga mencapai pembukaan penuh, yang
biasanya sekitar 10 sentimeter. Pada saat ini, serviks telah sepenuhnya terbuka dan
bayi siap untuk keluar.

2.3 Serviks
2.3.1 Anatomi
Serviks adalah bagian bawah rahim yang menyempit dan terhubung dengan bagian
atas vagina. Pembukaan serviks kecil ke dalam vagina disebut os eksternal sedangkan
yang di rongga rahim disebut os internal. Kedua lubang tersebut dihubungkan oleh kanalis
servikalis. Sperma memasuki rahim melalui leher rahim saat berhubungan seks, dan cairan
menstruasi dapat dikeluarkan dari rahim saat menstruasi melalui serviks. Serviks dapat
dilihat melalui vagina.

Gambar 2.6 Bagian depan dari sistem reproduksi wanita

8
Serviks atau leher rahim berbentuk silinder dan jaringan ikat fibrosa. Leher rahim
menghubungkan rahim dengan vagina yang panjang kira-kira 3 cm dan diameter 2,5 cm.
(Baah-Dwomoh, A., et al; 2016). Serviks uteri terdiri dari jaringan ikat, otot polos, dan
pembuluh darah elastis. Bagian utama pada serviks terdiri atas bagian ektoserviks dan
endoserviks. Ektoserviks adalah bagian dari serviks yang dapat dilihat dari dalam vagina
selama pemeriksaan ginekologi. Ektoserviks ditutupi oleh epitel skuamosa berwarna
mengkilap dan merah muda pada forniks kanan, kiri, depan dan belakang. Endoserviks
adalah bagian dalam serviks yang menutupi permukaan kanalis servikalis dan tidak dapat
dilihat selama pemeriksaan ginekologi.

2.3.2 Perubahan Fisiologi Pada Kehamilan


Serviks merupakan bagian bawah dari rahim, serviks akan menonjol ke dalam vagina
dan memiliki lubang sempit di tengahnya yang disebut kanalis servikalis. Fungsi dari kanalis
servikalis adalah sebagai jalan lahir bagi bayi untuk keluar dari uterus karena kanalis ini
dapat berdilatasi saat melahirkan serta berfungsi sebagai jalur untuk sperma melintasi
uterus agar dapat melakukan pembuahan di tuba fallopi, dibantu dengan sekret yang
diproduksi oleh kelenjar serviks (Megasari, Melisa (2019).
Selama kehamilan, struktur kolagen di dalam serviks berubah, dan proses remodeling
ini terjadi dalam empat fase: pelunakan, maturasi, pelebaran, dan perbaikan pasca
persalinan. Serviks mulai melunak segera setelah pembuahan karena hilangnya ikatan
silang kolagen matang sekaligus mempertahankan keseimbangan kolagen (Baah-Dwomoh,
A., et al; 2016).
Serviks akan semakin matang saat persalinan semakin dekat. Menjelang persalinan,
serviks masih lunak dengan konsistensi seperti pudding, mengalami sedikit penipisan
(effacement) dan berdilatasi. Evaluasi kematangan serviks akan berbeda-beda tergantung
pada individu wanita dan paritasnya (Maharani, E.M., 2021). Serviks pada ibu primigravida
umumnya akan mengalami penipisan sebesar 50-60% dan membuka selebar ujung jari
sampai 1 cm sebelum mencapai persalinan. Pembukaan ini terjadi akibat kontraksi Braxton
Hicks sebelum proses persalinan dimulai. Peristiwa awal pembukaan dan penipisan inilah
yang merupakan ciri-ciri dari kematangan serviks (Awdestin, S.R., 2021)

9
2.3.3 Transisi Selama Persalinan (Effacement dan Dilatasi)
Selama proses persalinan serviks mengalami transisi yaitu:

Gambar 2.7 Pembukaan Serviks

1. Penipisan Serviks (Effacement)


Penipisan serviks terjadi disebabkan oleh kontraksi uterus yang bersifat fundal
dominan, dimana serviks tertarik ke atas sehingga lama kelamaan menjadi menipis.
Batas antara segmen atas dan bawah (retraction ring) mengarah ke atas sehingga
seolah-olah batas ini letaknya bergeser ke atas. Serviks terangkat ke atas karena terjadi
pemendekan gabungan otot uterus selama penipisan segmen bawah rahim pada tahap
akhir persalinan. Hal ini menyebabkan bagian ujung serviks yang tipis saja yang dapat
diraba setelah effacement lengkap. Pada kehamilan aterm pertama, effacement
biasanya terjadi lebih dahulu daripada dilatasi. Pada kehamilan berikutnya, effacement
dan dilatasi cenderung terjadi bersamaan.

2. Dilatasi
Dilatasi merupakan proses lanjutan dari effacement. Dilatasi serviks adalah
pembesaran dari ostium externum yang tadinya berupa suatu lubang dengan diameter
beberapa milliliter menjadi lubang yang dapat dilalui bayi, kira-kira 10 cm. Faktor
penyebab terbukanya leher rahim adalah adanya daya tarikan otot-otot leher rahim yang
terus menerus menarik tepi ostium saat uterus mengalami kontraksi, saat berkontraksi
segmen bawah rahim dan serviks diregang oleh isi uterus terutama oleh cairan ketuban
dan ini menyebabkan tarikan pada serviks, waktu kontraksi,bagian dari selaput yang
terdapat di atas canalis cervicalis adalah yang disebut ketuban, menonjol ke dalam
canalis cervicalis, dan membukanya. (Baah-Dwomoh, A., et al; 2016)

10
2.4 Vagina dan Perineum
2.4.1 Anatomi
Vagina merupakan sebuah saluran musculo-membranosa yang menjadi
penyambung antara uterus dengan vulva yang terletak diantara kandung kemih dan
rektum (Dewanti , 2019). Dinding vagina terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan mukosa,
otot dan jaringan ikat. Umumnya dinding vagina bagian depan memiliki panjang
kurang lebih 7-9 cm sedangkan yang bagian belakang sekitar 9-11 cm. Dinding
vagina memiliki struktur yang lipatan yang berulang, struktur tersebut disebut rugae.
Pada bagian tengah rugae terdapat kolumna rugarum yang konsistensinya lebih
keras dibandingkan rugae (Dartiwen and Nurhayati, 2019).
Apabila melihat ke dalam puncak vagina, akan terlihat tonjolan yang merupakan
ujung dari serviks yang disebut dengan portio. Dengan adanya portio, puncak vagina
terbagi menjadi empat bagian yaitu : fornix anterior, fornix posterior, fornix lateral dan
fornix sinistral (Dewanti , 2019).

Gambar 2.8 Bagian Sagital Panggul Wanita

Vagina memiliki keterikatan dengan organ-organ di daerah panggul seperti :


a. Pada bagian anterior akan berdampingan dengan vesica urinaria dan uretra.
b. Pada bagian posterior bersinggungan dengan kantung rectouterina, rektum dan
juga lubang anus.
c. Pada bagian lateral terdapat ureter dan otot anus yakni levator ani (Ernawati et
al., 2023).

Perineum merupakan suatu bagian tubuh yang terdiri dari kulit, otot dan jaringan
yang letaknya berada di antara kelamin dan anus dengan diafragma pelvis dan
urogenital sebagai penopang utamanya (Dewanti , 2019). Menurut Pratiwi (2021),
perineum terbagi menjadi 2 yaitu perineum superfisial dan perineum dalam yang
terpisah oleh membran perineum. Inferior diafragma pelvis merupakan batas bagian
dalam perineum, sedangkan kulit yang menyatu dengan batas atas medial paha dan
abdomen bagian bawah merupakan batas dari perineum superfisialis. Badan dari
perineum berupa massa fibromuskular yang bentuknya menyerupai piramid yang
dapat terbagi lagi menjadi dua segitiga (segitiga urogenital dan segitiga anal) jika
digambar garis melintang di antara tuberositas iskial.

11
2.9 Bagian Perineum

2.4.2 Perubahan Fisiologi pada Kehamilan dan Transisi Selama Persalinan


Selama kehamilan, hormon - hormon yang bekerja dalam kehamilan menyiapkan
vagina agar mampu melakukan peregangan selama persalinan melalui vagina yang
menebal, jaringan ikat engendur, otot polos menjadi hipertrofi, dah kubah vagina
memanjang. Hormon estrogen yang meningkat menjadikan produksi asam laktat oleh
Lactobacillus acidophilus pada glikogen dalam epitel vagina juga meningkat sehingga
kondisi pH vagina selama kehamilan juga menjadi lebih asam sekitar 3,5 - 6. Selain
hormon, peningkatan vaskularisasi membuat mukosa vagina menjadi berwarna ungu
yang disebut juga tanda chadwick serta perineum yang semakin melebar, hypertropi,
dan deposit lemak. Tanda chadwick selain terlihat pada serviks yang keduanya
terlihat pada awal minggu keenam namun mudah terlihat pada minggu kedelapan
kehamilan.
Setelah ketuban pecah, segala perubahan, terutama pada dasar panggul
diregang menjadi saluran dengan dinding–dinding yang tipis oleh bagian depan anak.
Waktu kepala sampai di vulva, lubang vulva menghadap ke depan atas. Ketika
proses persalinan terjadi, vagina akan mengalami penekanan serta peregangan
kemudian mengendur setelah beberapa hari melahirkan. Namun setelah 3 minggu,
vagina akan kembali ke kondisi tidak hamil dan rugae dalam vagina secara bertahap
akan muncul kembali. Sama halnya dengan vagina, perineum juga mengendur
karena tekanan kepala bayi. Tonus perineum akan kembali pada hari ke-5 post natal
meskipun akan tetap kendur dari keadaan sebelum melahirkan (Yulizawati, et al,
2019).
.
2.5 Ligamen
2.5.1 Anatomi
Ligamentum-Ligamentum di sekitar uterus antara lain :
a. Ligamentum Latum

12
Dibentuk oleh 2 lembar peritoneum untuk melapisi facies vesicalis, fundus dan
facies intestinalis dari Uterus dan meluas pada dinding lateral pelvis. Terletak di
kanan kiri Uterus melas sampai dinding rongga panggul dan dasar panggul.
b. Ligamentum Cardinale
Merupakan ligamentum yang terpenting untuk mencegah agar Uterus tidak turun.
Ligamentum in berjalan dari cervix dan puncak vagina ke arah lateral ke dinding
pelvis. Didalamnya terdapat arteri dan vena uterine.
c. Ligamentum Sacro Uterina
Adalah ligamentum yang menahan Uterus supaya tidak banyak bergerak.
Berjalan melengkung dari bagian belakang cervix kiri dan kanan melalui dinding
rektum kearah os sacrum kiri dan kanan.
d. Ligamentum Rotundum
Adalah ligamentum yang menahan uterus dalam posisi antefleksi dan berjalan
melengkung dari sudut fundus uteri ke kiri dan kanan daerah inguinal kiri dan
kanan. Melekat pada uterus sebelah ventrocaudal tempat masuknya tuba
uterine. Masuk canalis inguinalis dan berakhir pada labium Mayus.
e. Ligamentum pubovesicale
Berjalan dari os pubis melalui kandung kencing dan seterusnya sebagai
ligamentum Vesicouterina. (Hatini, E.E., 2019)

2.5.2 Perubahan Fisiologi Selama Persalinan


Estrogen dan progesteron memberi efek maksimal pada relaksasi otot dan ligamen
pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan oleh pelvis untuk meningkatkan
kemampuan menguatkan posisi janin pada akhir kehamilan dan pada saat kelahiran
ligamen pada simpisis pubis dan sakro iliaka akan menghilang karena berelaksasi sebagai
efek dari estrogen. Simfisis pubis melebar sampai 4 mm pada usia kehamilan 32 minggu,
dan sakro koksigeus tidak teraba di ikuti terabanya koksigis sebagai pengganti bagian
belakang.
Adanya sakit punggung dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan oleh
meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran pelvis. Bentuk tubuh selalu berubah
menyesuaikan dengan pembesaran uterus kedepan karena tidak adanya otot abdomen,
bagi wanita yang kurus lumbalnya lebih dari normal dan menyebabkan lordosis dan gaya
beratnya berpusat pada kaki bagian belakang. Hal ini menyebabkan rasa sakit yang
berulang terutama dibagian punggung. Oleh karena rasa sakit ini membutuhkan waktu
yang cukup lama untuk relaksasi, biasanya wanita hamil menganggap apa yang ia rasakan
adalah suatu penderitaan yang kadang mempengaruhi keadaan psikologisnya, selain sikap
tubuh yang lordosis gaya berjalan juga menjadi berbeda dibandingkan ketika tidak hamil,
yang kelihatan seperti akan jatuh dan tertatih-tatih. (Safitri, S., 2019)

13
Gambar 2.10 Ligamen Rotundum

Ketika hamil terjadi hipertropi dan peregangan pada ligamen rotundum akibat uterus
membesar. Saat persalinan ligamen rotundum yang mengandung otot polos akan ikut
berkontraksi ketika uterus berkontraksi. Saat kontraksi maka ligamen rotundum akan
memendek. Selain itu, saat persalinan ligamen dan diafragma pelvis akan meregang
setelah persalinan (Kunang and Sulistianingsih,2023).

2.5.3 Perut Menggantung dalam Persalinan


Hamil gantung merupakan gambaran dimana ibu hamil mengalami bentuk kehamilan
seperti menggantung pada bagian perutnya, Mulai dari menggantung ke atas area
kemaluan hingga paha atas atau bahkan seperti akan menyentuh lutut. Kondisi ini
merupakan suatu hal yang sering dialami oleh ibu hamil, terutama pada:
1. Ibu yang pernah melahirkan sebelumnya
2. Riwayat kehamilan kembar atau saat ini sedang hamil kembar
3. Mempunyai banyak anak
4. Usia ibu lebih dari 35 tahun
5. Berat janin berlebihan, semua faktor risiko tersebut dapat menjadi pemicu kelemahan
dinding otot perut yang berfungsi untuk menyokong kehamilan.

14
Gambar 2.11 Perut menggantung dalam kehamilan

Salah satu penyebab perut menggantung dalam persalinan adalah adanya “Diastasis
Recti” yaitu lemahnya otot Rectus Abdominis (otot perut) ini biasanya terjadi lebih banyak
pada ibu yang sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya. Pasien dengan hamil
gantung ini, disarankan untuk menggunakan penyangga perut atau penyangga kehamilan,
sehingga membantu mengurangi risiko efek samping samping ditimbulkan.

Gambar 2.12 Diastasis Recti


sumber : instagram bidankita

15
BAB 3

3.1 Kesimpulan
Passage atau panggul ibu merupakan salah satu faktor jalan lahir. Passage sendiri
terbagi menjadi passage keras dan lunak dengan peran masing-masing pada proses
persalinan. Passage lunak yang memiliki peran dalam persalinan terdiri dari Segmen Bawah
Rahim, serviks, vagina serta otot-otot, jaringan ikat dan ligamen urogenital.
Uterus merupakan organ reproduksi pada wanita yang memiliki peranan utama dalam
kehamilan. Pada umumnya uterus berada pada posisi anteverted-anteflexed yang terhubung
secara distal ke serviks dan secara lateral ke tuba falopi. Uterus sendiri terbagi menjadi 3
bagian yakni fundus, corpus dan serviks. Ketika proses persalinan, uterus (lapisan miometrium)
akan berkontraksi secara signifikan sehingga mengakibatkan dilatasi serviks dan membantu
janin turun ke jalan lahir. Kontraksi sendiri dapat terjadi karena turunnya kadar hormon
progesteron dan meningkatnya hormon oksitosin yang ada dalam tubuh. Selain berkontraksi,
otot-otot uterus juga akan mengalami relaksasi dan retraksi. Pada akhir masa kehamilan uterus
akan terbagi menjadi dua segmen yaitu Segmen Atas Rahim dan Segmen Bawah Rahim.
Dalam hal ini SAR dan SBR memiliki perbedaan ketebalan sehingga timbul sebuah batas yang
disebut sebagai cincin retraksi.
Serviks merupakan bagian bawah uterus yang bentuknya menyempit dan terhubung
dengan bagian atas vagina dengan lubang ditengahnya (kanalis servikalis) sebagai jalan bagi
sperma melintasi uterus menuju tuba fallopi. Hilangnya ikatan kolagen matang karena
terjadinya pembuahan akan menjadikan serviks melunak. Dapat dikatakan semakin dekat
waktu persalinan maka serviks juga akan semakin matang. Ciri-ciri dari pematangan serviks
sendiri terjadinya penipisan dan pembukaan, namun dapat berbeda pada tiap individu
tergantung dari beberapa faktor salah satunya paritas. Penipisan yang terjadi pada serviks
dapat terjadi karena kontraksi uterus sehingga serviks terus-menerus tertarik ke atas dan pada
akhirnya menipis. Setelah terjadi penipisan (effacement) pada serviks akan diikuti proses
dilatasi/pembesaran ostium externum hingga lubang tersebut dapat dilalui oleh bayi. Serviks
terbuka dapat disebabkan adanya tarikan dari otot serviks yang terus menarik tepi ostium ketika
uterus sedang berkontraksi.
Vagina merupakan sebuah saluran musculo-membranosa yang menjadi penyambung
antara uterus dengan vulva yang terletak diantara kandung kemih dan rektum. Umumnya
dinding vagina bagian depan memiliki panjang kurang lebih 7-9 cm sedangkan yang bagian
belakang sekitar 9-11 cm. Dinding vagina memiliki struktur yang lipatan yang berulang, struktur

16
tersebut disebut rugae. Sedangkan perineum merupakan suatu bagian tubuh yang terdiri dari
kulit, otot dan jaringan yang letaknya berada di antara kelamin dan anus dengan diafragma
pelvis dan urogenital sebagai penopang utamanya. Badan dari perineum berupa massa
fibromuskular yang bentuknya menyerupai piramid yang dapat terbagi lagi menjadi dua segitiga
(segitiga urogenital dan segitiga anal). Selama kehamilan, hormon - hormon yang bekerja
dalam kehamilan menyiapkan vagina agar mampu melakukan peregangan selama persalinan.
Namun setelah 3 minggu, vagina akan kembali ke kondisi tidak hamil dan rugae dalam vagina
secara bertahap akan muncul kembali. Sama halnya dengan vagina, perineum juga mengendur
karena tekanan kepala bayi. Tonus perineum akan kembali pada hari ke-5 post natal meskipun
akan tetap kendur dari keadaan sebelum melahirkan
Pada area sekitar uterus terdapat ligamen-ligamen yang juga berperan dalam masa
persalinan, ligamen tersebut diantaranya : ligamentum latum, ligamentum cardinale,
ligamentum sacro uterina, ligamentum rotundum, ligamentum pubovesicale, dan masih banyak
lagi. Pada akhir masa kehamilan, hormon estrogen dan progesteron memberi efek maksimal
pada relaksasi otot dan ligamen pelvis sehingga kemampuan dalam menguatkan posisi janin
dapat meningkat. Ibu dengan usia kehamilan tua biasa mengeluhkan adanya sakit atau nyeri
punggung yang dialami, hal ini disebabkan oleh meningkatnya pergerakan pelvis akibat
pembesaran pelvis. Selain itu, ketika hamil terjadi hipertropi dan peregangan pada ligamen
rotundum akibat uterus membesar. Saat persalinan ligamen rotundum yang mengandung otot
polos akan ikut berkontraksi ketika uterus berkontraksi.

3.2 Saran
Berdasarkan hasil kajian dan kesimpulan yang telah dibuat, penulis ingin memberikan
beberapa saran sebagai berikut :
Diharapkan dengan dilakukannya kajian pada makalah ini dapat meningkatkan
pengetahuan pembaca seputar Asuhan Kebidanan Persalinan Normal. Selain itu diharapkan
makalah ini dapat menjadi data dasar untuk kajian-kajian selanjutnya dengan adanya tambahan
indikator-indikator lain yang dapat memberikan penjelasan lebih menyeluruh dan merinci terkait
apa yang dijabarkan oleh penulis sebelumnya.

17
Daftar Pustaka

Aritonang, T.R., Mawardi, E.A., Syamsiah, S., Paramartha, I.K.A., Syarifah, A.S., Karo, M.B.,
Purba, L., Antina, R.R., Yuniastuti, N.P.A.K., Rozifa, A.W. and Manullang, R.S., 2023.
ORGAN REPRODUKSI WANITA. Rena Cipta Mandiri.
Awdestin, S.R., 2021. Teknik Counter Pressure Untuk Mengurangi Nyeri Persalinan Pada Ibu
Bersalin NY. Ekala 1 Fase Aktif di PMB DWI LESTARI, Amd. Keb LAMPUNG SELATAN
(Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).
Baah-Dwomoh, A., McGuire, J., Tan, T. and De Vita, R., 2016. Mechanical properties of female
reproductive organs and supporting connective tissues: a review of the current state of
knowledge. Applied Mechanics Reviews, 68(6), p.060801.
Dartiwen and Nurhayati, Y. (2019). Asuhan Kebidanan pada Kehamilan. Google Books,
Yogyakarta: Penerbit Andi, pp.26–30.
Dewanti , A.W. (2019). Pengaruh Ice Pack Terhadap Respon Nyeri Jahitan Perineum Pada Ibu
Nifas di RSUD Wonosari Tahun 2019. eprints.poltekkesjogja.ac.id, pp.5–11.
Ernawati, Aritonang, T.R., Mawardi, E.A., Setiawandari, Syamsiah, S., Paramartha, I.K.A.,
Syarifah, A.S., Karo, M.B., Purba, L., Antina, R.R., Yuniastuti, N.P.A.K., Rozifa, A.W.,
Manullang, R.S., Simanjuntak, F.M., Meliyana, E., Faizah, N.L., Rostianingsih, D., Aliza,
A.D., A’yun, S.Q. and Khairoh, M. (2023). Organ Reproduksi Wanita. Google Books,
Malang: Rena Cipta Mandiri, pp.14–18.
Hatini, E.E., 2019. Asuhan Kebidanan Kehamilan. Wineka media.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indo-nesia [Internet]. Pusdatin.Kemenkes.Go.Id. 2022.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Available from:
https://www.kemkes.go.id/downloads/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indo
nesia/Profil-Kesehatan-2021.pdf
Kunang, A. and Sulistianingsih, A., 2023. Buku Ajar Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir
dengan Evidance Based Midwifery.
MAHARANI, E.M., 2021. Teknik Pelvic Rocking Pada Ibu Bersalin Terhadap Kemajuan
Persalinan Kala I NY. R di PMB TRINI, Amd. Keb LAMPUNG SELATAN (Doctoral
dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).
Marshall, J.E. and Raynor, M.D. eds., 2014. Myles' Textbook for Midwives E-Book. Elsevier
Health Sciences.

18
Megasari, Melisa (2019) Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Perempuan Tentang
Kanker Serviks Dengan Pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Di RW 06
Kelurahan Batu Ampar Tahun 2018. S1 thesis, Universitas Kristen Indonesia.
Mintaningtyas, S.I., Isnaini, Y.S. and Lestari, D.P., 2023. Buku Ajar Asuhan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Penerbit NEM.
Pratiwi, A.K. (2021). Perbandingan Masase Perineum Dan Kompres Hangat Perineum Kala
Dua Persalinan Terhadap Kejadian Dan Derajat Ruptur Perineum Pada Primipara.
pp.5–9.
Prawirohardjo sarwono. Ilmu Kebidanan. 2016;4–5.
Safitri, S., 2019. STUDI KASUS ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN PADA NY. S DENGAN
PENATALAKSANAAN PRENATAL YOGA UNTUK MENGURANGI NYERI PINGGANG
DI PMB ANNISAK MEISURI, S. ST LAMPUNG SELATAN TAHUN 2019 (Doctoral
dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).
Selvianti, D. and Zainal, E., Modul Ajar Fisiologi Kehamilan, Persalinan, Nifas dan BBL.
Yulizawati, Insani, A.A., Sinta, L.E., Andriani, F., 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Persalinan. Indonesia Pustaka.
Zakiyah, Z., Palifiana, D. and Ratnaningsih, E. (2020) Buku Ajar Fisiologi Kehamilan,
Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir.

19

Anda mungkin juga menyukai