MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sejarah Seni Rupa Islam
Oleh :
Christopher Gunawan
2006212
KELAS A
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah yang Maha pengasih lagi Maha
penyayang. Berkat limpahan nikmat dan karunia-Nya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang bertajuk “Perkembangan Seni Rupa Zaman
Bani Umayyah” dengan lancar. Makalah ini disusun dalam rangka
memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Sejarah Seni Rupa Islam.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak terlepas atas bantuan, arahan
dan masukan dari berbagai pihak. Penyusun ucapkan terimakasih kepada
Bpk. Dr. Taswadi, M.Sn. selaku dosen Mata Kuliah Sejarah Seni Rupa
Islam yang telah memberikan tugas ini, sehingga dapat menambah ilmu
dan wawasan.
Meski demikian, penyusun menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan makalah, baik dari segi tata
bahasa, tanda baca ataupun isi. Sehingga, penyusun secara terbuka
menerima segala kritik dan saran yang positif dan membangun dari
pembaca.
Demikian yang dapat penyusun sampaikan. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi penyusun, umumnya bagi masyarakat secara umum.
Penulis,
PAGE \* MERGEFORMAT ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................4
2.1 Latar Belakang Berdirinya Dinasti Umayyah.............................................4
2.2 Latar Belakang Lahirnya Karya Seni Rupa pada zaman Bani Umayyah...4
2.3 Seni Rupa pada Zaman Bani Umayyah......................................................6
2.3.1Seni Arsitektur...................................................................................7
2.3.2Seni Hias atau Seni Ornamen...........................................................19
2.3.3Seni Miniatur....................................................................................23
BAB III PENUTUP..............................................................................................27
3.1 Kesimpulan................................................................................................27
3.2 Saran.........................................................................................................27
PAGE \* MERGEFORMAT ii
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu masjid yang dibangun pada masa Dinasti Umayyah adalah
Masjid Kubah Batu (Qubbat As-Sakhrah) di Yerusalem. Masjid yang didirikan
pada zaman Khalifah Abdul Malik ini ditujukan sebagai pengingat tempat naiknya
Nabi Muhammad SAW ke langit pada peristiwa Isra Mi’raj. Bangunan masjid
peninggalan Dinsti Umayyah lainnya yang masih bisa kita saksikan hingga hari
ini adalah Masjid Al-Aqsa (saat renovasi) dan Masjid Agung Umayyah di
Damaskus yang dibangun pada masa Khalifah Al-Walid I. Selain bangunan
masjid, Dinasti Umayyah juga meninggalkan banyak istana dan benteng
pertahanan. Bangunan istana pada masa ini memiliki ciri tersendiri, yaitu
bangunan di tengah-tengah gurun pasir yang terasing walaupun kini banyak yang
telah rusak. Contohnya adalah Istana Kusair Amra.
Ketika Abdul Malik naik takhta, ia mengubah mata uang Bizantium dan
Persia yang dipakai di daerah-daerah yang dikuasai Islam. Untuk itu, dia
1
2
mencetak mata uang tersendiri pada tahun 659 M dengan memakai kata-kata dan
tulisan Arab. Dia juga banyak membangun masjid-masjid yang indah.
Keberhasilan Khalifah Abdul Malik diikuti oleh putranya, Al-Walid bin Abdul
Malik (Al-Walid I). Ia dikenal sebagai seorang yang berkemauan keras dan
berkemampuan melaksanakan pembangunan. Dia membangun panti-panti untuk
orang cacat. Dia juga membangun jalan-jalan raya yang menghubungkan suatu
daerah dengan daerah lainnya, pabrik-pabrik, gedung-gedung pemerintahan, dan
masjid-masjid yang megah.
Khalifah Abdul Malik dan Khalifah Al-Walid I dikenal sebagai khalifah yang
sangat memperhatikan kelestarian masjid-masjid. Karena itu, tak mengherankan
jika pada masa pemerintahan Abdul Malik dan Al-Walid I, seni rupa dan
arsitektur mengalami perkembangan pesat.
1.3.1 Untuk mengetahui apa saja Latar Belakang Berdirinya Dinasti Umayyah
1.3.2 Untuk mengetahui apa saja Latar Belakang Lahirnya Karya Seni Rupa
pada zaman Bani Umayyah
1.3.3 Untuk mengetahui apa itu Seni Rupa pada Zaman Bani Umayyah
3
4
5
Umayyah yang awalnya adalah Gereja Johannes di Damaskus. Interior masjid ini
digarap seniman-seniman Yunani dari Konstantinopel.
Pada masa ini ragam hias mosaik dan stucco yang dipengaruhi oleh
pengulangan geometris sebagai tanda berkembang pesatnya ilmu pengetahuan.
Selain itu ciri khas lapangan di tengah masjid mulai diganti oleh ruangan besar
yang ditutup kubah.
Pada masa ini pula dikenal kalifah yang sangat memperhatikan kelestarian
masjid-masjid, yaitu Kalifah Abdul Malik dan Kalifah Al-walid. Kalifah Abdul
Malik membangun Kubah Batu Karang (dikenal pula dengan nama Masjid Quber
esh Sakhra dan Masjid Umar) sebagai pengingat tempat dinaikkannya Nabi
Muhammad ke langit pada peristiwa Isra-Miraj. Selain itu dibangun pula Masjid
Al Aqsa.
Dinasti Umayyah juga meninggalkan banyak istana yang memiliki ciri
tersendiri, yaitu bangunan di tengah-tengah gurun pasir yang terasing, walaupun
kini banyak yang telah rusak. Contohnya adalah Istana Kusair Amra. Di dalam
istana ini terdapat juga lukisan-lukisan, misalnya Lukisan Enam Raja.
Awal pembentukan dinasti Umayyah hanya memfokuskan pada
pengembangan wilayah (Ali Mufrodi, 1997: 80), sehingga seni dan arsitektur
tidak nampak sebagai unsur pendukung yang berarti dalam kesatuan imperiritas
dinasti. Namun, perkembangan selanjutnya, seni dan arsitektur mendapat
perhatian di kalangan masyarakat. Seni rupa berkembang pada seni ukir dan seni
pahat. Seni ukir mulai menggunakan khat Arab sebagai motif ukiran/pahatan.
Banyak ayat Al-Qur’an, Hadis Nabi dan syair yang dipahat dan diukir pada
tembok dinding bangunan masjid, istana dan gedung pemerintahan. Jejak seni ukir
masih didapatkan pada dinding Qushair Amrah (Istana mungil Amrah), istana
musim panas yang terletak di sebelah timur Laut Mati. Istana tersebut dibangun
oleh khalifah Walid bin Abdul Malik. Ada 7 (tujuh) bangunan utama pada masa
bani Umayyah, yakni Qubbah al-Sakhrah (kubah batu), istana Musyatta, Qushair
Amrah, istana Khirbat alMafjar, istana Qasr al-Hair al-Syarqi, istana Qasr al-Hair
al-Gharbi, dan masjid Umayyah.
6
Adapun seni suara yang terpenting adalah mulai digubahnya seni tilawah,
qashidah dan musik yang beriramakan cinta kasih (A.Hasjmy: 176). Seni musik
percintaan tumbuh dari Mekah dan Medinah. Setelah gagal untuk mengembalikan
pusat kekuasaan politik ke Madinah, maka kaum muda mengalihkan perhatiannya
ke bidang sastra dan seni (A. Syalabi, 1992: 89-90).
Seni pentas menjadi ekspresi yang khusus bagi kalangan istana. Istana
khalifah menjadi sebuah teater yang memainkan serial drama kerajaan. Istana
khalifah dikelilingi oleh sejumlah pintu gerbang resmi, secara umum
ditengahtengahnya terdapat bangunan dinding yang membujur, memusat pada
sebuah bangunan ruangan berkubah, sebuah pola arsitektur yang terdapat di
Damaskus, al-Wasit, Mushatta dan Baghdad, sama dengan pola arsitektur
Hellenistik untuk istana kaisar Roma, Bizantium dan Sasania.
Dekorasi utama mencerminkan cara hidup raja, penampilan
melambangkan keagungan dan kekuasaan. Lukisan yang terpampang
menggambarkan perburuan, kebun, binatang, perjamuan, pesta dan wanita yang
sedang menari. Ruang utama berkubah didekorasi melambangkan penyatuan
kehidupan kosmos untuk keagungan khalifah. Khalifah adalah seorang yang
bersifat agung, pemerintahannya adalah universal dan istananya adalah surga (Ira
M.Lapidus, 1999: 126-135).
Kesenian publik menekankan keislaman. Pemerintahan Abdul Malik
menandai sebuah karya seni umum yang selalu dikenang, yakni pembangunan
masjid kubah batu (Dome of Rock) di Yerussalem. Motif ornamen yang
dikembangkan berasal dari pola seni dekorasi Bizantium dan Persia yang
mengepresikan kesucian dan kekuasaan, namun Islam menampilkannya dalam
bentuk kedaulatan Islam.
Masjid Umayyah di Damaskus mengekspresikan tema lain. Masjid ini
dibangun dengan penyerapan motif klasik Romawi, Hellenistik dan motif Kristen
menjadi sebuah bangunan baru yang khas sebagai arsitektur muslim. Termasuk
penggunaan seni mosaik
2.3 Seni Rupa pada Zaman Bani Umayyah
7
b. Masjid Damaskus
Pada tahun 705 M, putra dari Abdul Malik, Walid ibn
Abdul Malik, mengambil alih kawasan gereja Romawi di
Damaskus yang dibangun untuk Santo Yahya, pada mulanya
merupakan kuil Jupiter, dan membangun masjid besar yang diberi
nama Masjid Umayyah. Masjid ini termasuk salah satu bangunan
Islam yang terindah. Bahkan ada yang menjulukinya sebagai
salah satu keajaiban dunia. Asal mulanya masjid ini merupakan
rumah pemujaan bangsa Yunani yang didirikan sekitar tahun
1000 SM, kemudian oleh orang Nasrani diubah menjadi gereja,
kemudian oleh orang Islam dijadikan masjid.
11
2.3.1.3 Makam
dimakamkan Sahabat Bilal bin Rabah, dan sejumlah ahli bait seperti
Abdullah bin Ali bin al-Husein.Peristirahatan terakhir Ibnu Qayyim al-
Jauziyyah juga berada di kompleks ini. Seperti situs-situs lainnya di
Suriah, kompleks pemakaman ini pun terancam akibat perang.
.
Dekorasi Arsitektur Yunani Helenistik
Dalam bidang seni dekorasi, seiring dengan suburnya
perkembangan kaligrafi, penghiasan cover (sampul) dan tepi halaman
Al-Qur’an mendapat perhatian besar. Sedangkan dalam dekorasi
arsitektur pengaruh kebudayaan Hellenisme Romawi (yang naturalistik,
baik gambar manusia maupun binatang) dan Sasania Persia (yang
abstrak, simetris) tampak jelas. Pengaruh-pengaruh kebudayaan yang
telah ada sebelum islam merupakan bagian tak terpisahkan dalam
pembentukan corak kebudayaan Islam.
3.2 Saran
Seni Rupa dalam islam diharapakan mampu menjadi sarana dan acuan
untuk senan tiasa berkarya sesuai dengan kaidah-kaidah islam. di samping
itu seni rupa islam diharapkan dapat menjadi niatan ibadah kepada allah
SWT. Dengan berkaya melalui seni rupa mencitaptakan suatu karya yang
bersifat estetika, kreatif dan inovatif, Menjungnjung tinggi nilai suatu
budaya serta tidak lupa dengan sang maha pencipta dan pemilik alam
semesta ini.
27
DAFTAR PUSTAKA
Zainudin, Ely. 2015. PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA BANI UMAYYAH.
vol 3, No 2 (2020) : Jurnal Intelegensia - Vol. 03 No. 2 Juli-Desember
2015 Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara. Diakses pada tanggal
7 Oktober 2021 melalui alamat online sebagai berikut
https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/99028309240710166
R Taufiqurrochman. ARSITEKTUR DAN SENI ISLAM; PERSENTUHAN DARI
RAGAM ENTITAS BUDAYA. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2021
melalui alamat online sebagai berikut http://repository.uin-
malang.ac.id/297/1/04%20Arsitektur%20dan%20Seni.pdf
Dr. Fuji Rahmadi P, MA. 2018. DINASTI UMAYYAH (Kajian Sejarah dan
Kemajuannya). Volume III No. 2 Januari-Juni 2018 Dosen Fakultas
Agama Islam dan Humaniora Universitas Pembangunan Panca Budi
Medan. Diakses pada tanggal 7 Oktober 2021 melalui alamat online
sebagai berikut.
http://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/alhadi/article/download/353/33
3/
Saputri, Itsnawati Nurrohmah. 2016. Perkembangan Arsitektur Masjid Pada
Masa Abdul Malik Ibn Marwan dan Walid Ibn Abdul Malik di Dinasti
Umayyah (685-715M). Skripsi UIN Sunan Kalijaga. Diakses pada
tanggal 7 Oktober 2021 melalui alamat online sebagai berikut.
https://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/20588/1/11120082_BAB-I_IV-
atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf
Saputri, Itsnawati Nurrohmah. 2017. Perkembangan Kubah Batu, Masjid
Damaskus, Perluasan Masjid Al-Haram dan Masjid Nabawi pada
Masa Khalifah Abdul Malik Bin Marwan dan Walid Bin Abdul Malik.
Millatī, Journal of Islamic Studies and Humanities Vol. 2, No. 2,
Desember 2017: h. 195-220. Diakses pada tanggal 9 Oktober 2021
melalui alamat online sebagai berikut.
http://millati.iainsalatiga.ac.id/index.php/millati/article/download/
1256/796
28
29
Achmad ZIrzis. 2016. Pengantar Studi Sejarah Peradaban Islam. Pustaka Al-
Kautsar. Diakses pada tanggal 9 Oktober 2021 melalui alamat online
sebagai berikut. https://books.google.co.id/books?
id=oEtmDwAAQBAJ&pg=PA254&lpg=PA254&dq=Qushair+Amrah
&source=bl&ots=odxUsD1XEt&sig=ACfU3U3-
H7ncYBH1XJ6ZsBhtfNMZwlnhCA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjp
qczuv73zAhXFfn0KHen3D54Q6AF6BAgNEAM#v=onepage&q=Qus
hair%20Amrah&f=false
Fitriani, Laily. 2012. SENI KALIGRAFI: PERAN DAN KONTRIBUSINYA
TERHADAP PERADABAN ISLAM. TY - JOUR. El-HARAKAH
(TERAKREDITASI). Diakses pada tanggal 9 Oktober 2021 melalui
alamat online sebagai berikut.
https://www.researchgate.net/publication/284120065_SENI_KALIGR
AFI_PERAN_DAN_KONTRIBUSINYA_TERHADAP_PERADABA
N_ISLAM/citation/download
RD. Ahmad. J. 2015. Perkembangan Dunia Kalighrafi. Diakses pada tanggal 9
Oktober 2021 melalui alamat online sebagai berikut.
https://julyadi.web.ugm.ac.id/2015/01/01/perkembangan-dunia-
kalighrafi/
Dr. Febri Yulika, M.Hum. 2016. JEJAK SENI DALAM SEJARAH ISLAM. Institut
Seni PadangPanjang, ISBN 978-602-17588-9-2. Diakses pada tanggal
9 Oktober 2021 melalui alamat online sebagai berikut.
https://books.google.co.id/books?
id=Wf1kDwAAQBAJ&pg=PA186&lpg=PA186&dq=istana+Khirbat+
al+Mafjar&source=bl&ots=NdQ_Ly9IBg&sig=ACfU3U2vqGni5l-
xOcWtUx1lkntsGanoSQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjt7aH6u73zA
hUTVysKHRAdDmIQ6AF6BAggEAM#v=onepage&q=istana
%20Khirbat%20al%20Mafjar&f=false
Syukur, Camelia Rizka Maulida. 2020. Sejarah Mata Uang Masa Kepemimpinan
Muawiyah bin Abu Sufyan. Tamaddun: Jurnal Sejarah dan
30