Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL PENELITIAN

EKSPLORASI DETERMINAN DAN PROSES MENCAPAI RESILIENSI


ORGANISASI KETIKA MENGHADAPI KRISIS: PELAJARAN DARI BEBERAPA
KOPERASI DI INDONESIA

Tim Peneliti:
Dr. Elok Pakaryaningsih, S.E., M.Si.
Rossalina Christanti, S.E., M.Acc.
Hardo Firmana Given Grace Manik, S.E., M.Sc.
Vincentia Anindha Primacintya, S.Ak., M.Sc.
Bagas Samuel Christiananta Putra, S.M., M.Sc., CRA.

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA


Yogyakarta
2024
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... i
RINGKASAN ....................................................................................................................................... ii
BAB I ................................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................................................... 3
D. Luaran Penelitian ...................................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................................. 4
A. Tinjauan Pustaka ....................................................................................................................... 4
BAB III ................................................................................................................................................. 7
A. Desain dan Kerangka Berpikir Penelitian ................................................................................. 7
Teknik Pengambilan Data dan Objek Penelitian ............................................................................... 7
B. Tahapan Penelitian .................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................................... 10

i
RINGKASAN
Krisis pandemi Covid-19 meningkatkan kompleksitas serta ketidakpastian dunia dan tentunya
juga berdampak kepada organisasi di dunia. Agar tetap bertahan di tengah krisis, suatu
organisasi harus memiliki resiliensi yaitu ketahanan terhadap suatu kejadian disruptif dan
memiliki usaha untuk bangkit kembali. Berbagai literatur sebelumnya telah menjelaskan
mengenai strategi resiliensi organisasi untuk berbagai sektor industri, seperti memiliki
sumberdaya yang baik dan berinvestasi dalam teknologi. Namun, literatur sebelumnya masih
terfokus pada organisasi dengan sumberdaya yang besar. Sementara itu, studi resiliensi pada
organisasi bisnis yang dengan kehidupan rakyat akar rumput, seperti koperasi masih mendapat
sedikit perhatian. Strategi resiliensi koperasi dengan korporasi dengan tingkat sumberdaya
yang lebih besar tentunya memiliki perbedaan yang menarik untuk diteliti. Sesuai penjelasan
tersebut, penelitian ini bertujuan untuk memahami determinan yang menentukan resiliensi dan
menganalisis proses organisasi koperasi mencapai resiliensi selama masa krisis pandemi
Covid-19. Penelitian menggunakan teori gerakan sosial tentang keterlibatan anggota koperasi
yang berpegang teguh kepada prinsip solidaritas sebagai model usaha yang resilien. Penelitian
menggunakan metode multiple-case study dan akan dianalisis menggunakan analisis konten.
Data penelitian dikumpulkan dengan pengambilan informasi melalui beberapa sumber seperti
observasi lapangan, dokumen organisasi, dan wawancara mendalam. Tahapan penelitian yang
dilakukan yaitu tahapan pra-survei, penulisan proposal, studi literatur, penyusunan pertanyaan
dan kuesioner penelitian, pengumpulan data (observasi lapangan, reviu dokumen lokal,
wawancara mendalam, penyusunan kuesioner), analisa dan interpretasi data, serta penyusunan
laporan akhir. Penelitian berfokus dalam mengembangkan teori resiliensi koperasi yang cocok
dengan konteks Indonesia. Selain itu secara praktis, penelitian ini akan mengembangkan
kerangka resiliensi organisasi koperasi yang dapat digunakan oleh koperasi-koperasi yang
rentan dan membutuhkan masukan dalam menghadapi krisis.

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis kesehatan dan krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19 telah memperkeruh
kompleksitas dan ketidakpastian di dunia. Labor Organization (2020) mengungkapkan bahwa
tingkat pengangguran di dunia mengalami peningkatan antara 5,3 juta sampai 24,7 juta pada
masa pandemi dibandingkan tahun 2019. Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat
kenaikan tajam sekitar 38,6 persen atau sekitar 2,72 juta pekerja kehilangan pekerjaan selama
pandemi antara Agustus 2019 dan Agustus 2020. Hal ini merujuk kepada survei yang dilakukan
oleh Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia pada tahun 2020 bahwa 88% perusahaan
terdampak pandemi Covid-19. Namun, banyak perusahaan, terutama UMKM, membuktikan
diri resilien dengan berhasil melewati krisis tersebut (World Bank, 2022). Resiliensi organisasi
merupakan kapasitas suatu organisasi dalam menyesuaikan diri kepada tekanan, bertahan
kepada suatu kejadian yang bersifat disruptif, dan kemampuan untuk bangkit kembali (Seville,
2008).
Literatur-literatur terdahulu yang sudah mengulas tentang strategi resiliensi organisasi
untuk berbagai sektor industri. Misalnya, kekayaan pengetahuan (Pregenzer, 2014), memiliki
sumberdaya keuangan yang baik (Carvalho et al., 2016), mempertahankan fleksibilitas dalam
operasi (Mandal & Saravanan, 2019), praktik sumber daya manusia yang baik (Mitsakis, 2020),
dan berinvestasi dalam teknologi (Acciarini et al., 2021). Namun, studi-studi tersebut fokus
pada organisasi-organisasi yang memiliki sumberdaya yang besar. Sementara itu, studi-studi
yang membahas strategi resiliensi organisasi bisnis alternatif yang dekat dengan kehidupan
rakyat akar rumput, termasuk koperasi, masih mendapatkan sedikit perhatian (Borda-Rodriguez
& Vicari, 2014). Kemewahan sumberdaya yang dimiliki oleh organisasi korporasi dibandingkan
dengan koperasi akan memberikan wawasan yang berbeda tentang determinan dan proses
resiliensi organisasi. Menurut International Cooperative Alliance (2019), koperasi adalah
perkumpulan otonom dengan keanggotaan yang bersifat sukarela dan memiliki kesamaan
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, dan budaya. Koperasi dimiliki bersama dan
didasarkan kepada nilai-nilai swadaya, demokrasi, keadilan, dan solidaritas. Koperasi terbukti
mendorong pembangunan sosial-ekonomi dan mengurangi kemiskinan (Borda-Rodriguez &
Vicari, 2014).
Berbagai penelitian membuktikan bahwa koperasi terbukti menjadi organisasi yang
resilien dalam menghadapi krisis melalui model bisnisnya yang demokratis (International Co-
operative Alliance, 2011). Misalnya, pada awal tahun 2000-an, perusahaan-perusahaan

1
koperasi di Eropa dan Amerika Serikat terus berkembang di berbagai sektor selama krisis
ekonomi (Birchall & Ketilson, 2009). Penelitian lain oleh Carini & Carpita (2014) menemukan
bahwa koperasi-koperasi di Italia yang beroperasi di sektor industri dan jasa tetap resilien di
tengah krisis ekonomi dengan tingkat ketersediaan lapangan kerja yang lebih stabil
dibandingkan korporasi. Terakhir, penelitian oleh Billiet et al. (2021) membuktikan bahwa
solidaritas sosial yang dimiliki model bisnis koperasi menjadi modal krusial dalam
mengamankan kesejahteraan anggotanya ketika menghadapi dampak pandemi Covid-19.
Billiet et al. (2021) kemudian memanggil riset lebih lanjut untuk mempelajari proses resiliensi
koperasi di konteks lain untuk memperkaya literatur. Dengan demikian, studi ini bertujuan
untuk mengeksplorasi determinan dan proses resiliensi koperasi di Indonesia.
Koperasi terus berkembang dan menjadi andalan masyarakat akar rumput dalam
mengembangkan ekonominya di Indonesia. Para pendiri negara ini memposisikan koperasi
sebagai manifestasi ideologi ekonomi kerakyatan yang tertuang resmi dalam konstitusi.
Beberapa contoh bentuk koperasi di Indonesia adalah koperasi konsumen, produsen, jasa, dan
simpan pinjam (UU No. 25 Tahun 1992). Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan
jumlah koperasi di Indonesia mencapai 127.846 unit pada 2021, naik 0,56% dibandingkan
tahun sebelumnya. Data ini mengindikasikan bahwa peran signifikan koperasi di Indonesia
dalam mengorganisasi rakyat akar rumput untuk bertahan hidup selama pandemi Covid-19.
Dengan demikian, kami akan mengeksplorasi lebih lanjut terkait determinan dan
proses resiliensi organisasi koperasi Indonesia. Penelitian ini akan berkontribusi dalam
mengembangkan teori resiliensi koperasi yang cocok dengan konteks Indonesia. Selain itu
secara praktis, penelitian ini akan mengembangkan kerangka resiliensi organisasi koperasi
yang dapat digunakan oleh koperasi-koperasi yang rentan dan membutuhkan masukan dalam
menghadapi krisis.
B. Rumusan Masalah
Krisis ekonomi yang terjadi akibat pandemi Covid-19 memaksa organisasi untuk tetap
resilien agar dapat beradaptasi dan memiliki kemampuan untuk bangkit kembali. Koperasi
merupakan organisasi akar rumput yang unik, dengan para anggota sebagai pemilik dan
pengelola dari organisasi. Namun, penelitian tentang resiliensi koperasi di masa krisis akibat
pandemi Covid-19 masih belum mendapatkan perhatian yang cukup di Indonesia. Dengan
demikian, penelitian ini mengangkat dua pertanyaan terkait resiliensi koperasi.
Pertanyaan penelitian:
1. Apa saja determinan yang menentukan resiliensi koperasi di Indonesia?

2
2. Bagaimana proses organisasi koperasi mencapai resiliensi selama masa krisis pandemi
Covid-19?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Memahami determinan yang menentukan resiliensi koperasi di Indonesia.
2. Menganalisis proses organisasi koperasi mencapai resiliensi selama masa krisis
pandemi Covid-19.
D. Luaran Penelitian
Target luaran dari penelitian ini berupa publikasi pada jurnal nasional terakreditasi.
.

3
BAB II
KAJIAN LITERATUR
A. Tinjauan Pustaka
Teori Gerakan Sosial dan Resiliensi Koperasi

Teori Gerakan Sosial mengacu kepada empat aspek utama yaitu berbasis lokal,
membangun sekutu serta memperluas jangkauan ke masyarakat, menganut politik
emansipatoris serta merumuskan visi transformatif, dan terlibat dalam aksi kolektif
(Fairbrother, 2008). Keterlibatan dalam aksi kolektif dapat berupa pendirian organisasi yang
bersifat kooperatif untuk mengatasi keterbatasan sumber daya dari setiap pihak yang
tergabung, misalnya koperasi (McAdam, 2001; Levinson, 2022). Dengan para anggota yang
berpegang teguh pada prinsip solidaritas sosial dan demokrasi, koperasi menjadi sebuah
gerakan sosial yang termanifestasi dalam model usaha yang resilien karena partisipasi aktif
pekerja yang juga sekaligus menjadi pemilik.

Resiliensi organisasi adalah peningkatan kapasitas organisasi dalam mengantisipasi


dan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Resiliensi membantu perusahaan bertahan dalam
jangka panjang dan melalui krisis. Oleh karena itu, resiliensi dapat berkontribusi kepada
keberlanjutan perusahaan dengan menjadi pedoman bagi perusahaan supaya memiliki kinerja
yang dinamis mengikuti ketidakpastian situasi yang terjadi (Ortiz-de-Mandojana & Bansal, 2016).
Duchek (2020) menjelaskan mengenai tiga tingkat dari kemampuan resiliensi dari organisasi.
Pertama, kemampuan untuk mengantisipasi (anticipation capabilities). Organisasi harus dapat
mengidentifikasi sinyal awal krisis untuk merespons dengan cepat dan mempersiapkan rencana
pemulihan. Kedua, kemampuan mengatasi masalah (coping capabilities). Organisasi dapat
mengimplementasikan solusi ataupun melakukan penerimaan terhadap suatu masalah karena
mengetahui keterbatasan mereka. Ketiga, kemampuan untuk beradaptasi (adaptive
capabilities), yaitu organisasi merefleksikan dampak dari krisis dan memiliki kemauan untuk
beradaptasi dengan perubahan. Organisasi yang mendorong perubahan agar tetap resilien dapat
dijelaskan dengan teori gerakan sosial (Levinson, 2022).

Koperasi dianggap lebih resilien dalam menghadapi krisis dibanding organisasi lain
pada umumnya. Resiliensi tersebut didasarkan kepada anggota koperasi yang menduduki
posisi sentral dan adanya keterikatan yang terjalin antar anggotanya berlandas kekeluargaan.
Prinsip-prinsip koperasi mencakup tiga karakteristik tata kelola yang spesifik. Pertama, seluruh
anggota merupakan pemilik dan pemangku kepentingan yang secara bersama-sama

4
mengendalikan koperasi (Billiet et al. (2021). Kedua, koperasi memiliki struktur tata kelola
pengambilan keputusan yang demokratis. Dewan direktur dan pengawas koperasi berasal dari
anggota koperasi berdasar proses pengambilan keputusan secara demokratis. Seluruh anggota
koperasi memiliki hak dalam perencanaan usaha-usaha yang dilaksanakan (Hartz et al., 2023).
Ketiga, koperasi memiliki tujuan utama untuk memberikan manfaat kepada anggota melalui
kegiatan ekonominya.

Literatur-literatur terdahulu sudah mengulas tentang determinasi dari resiliensi untuk


berbagai jenis koperasi di dunia. Penelitian dari Unda (2023) menemukan resiliensi Koperasi
Simpan Pinjam Australia didasarkan oleh etos kerja yang berakar kepada pengaruh keluarga
dan agama. Koperasi tersebut mengedepankan prinsip keadilan dan kepedulian terhadap
anggotanya, namun dinilai masih kurang dalam hal kerja sama antar koperasi. Borda-Rodriguez
& Vicari (2014) menganalisis mengenai faktor-faktor yang kondusif bagi resiliensi koperasi di
Malawi yang terdiri dari keanggotaan (memiliki tujuan yang sama), kemampuan kolektif
(pelatihan dan bertukar pikiran), jaringan, inovasi, dan peran negara. Dengan berlandaskan asas
solidaritas dan kekeluargaan, koperasi di berbagai dunia menunjukkan kepedulian kepada
anggotanya yang terimbas pandemi Covid-19. Sebagai contoh, National Association of
Training for Cooperatives partners di Filipina mendistribusikan bantuan pangan kepada
anggotanya di seluruh provinsi, The Agricultural Cooperatives Union of Palestine (PACU)
membeli produk koperasi petani yang terkena dampak pandemi, dan Koperasi Otomotif
terbesar di Australia terus memberikan pelatihan bisnis agar anggota tetap kuat menghadapi
pandemi. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi memang bersentral kepada kesejahteraan
anggotanya dan bertahannya kepedulian antar anggota merupakan usaha koperasi dalam
menjaga resiliensi di tengah krisis yang terjadi. Peran pemerintah juga penting bagi
keberlangsungan koperasi, berbagai koperasi di dunia seperti di New Zealand, Filipina, Sri
Lanka, dan Vietnam bekerja sama dengan pemerintah untuk mengatasi pandemi dan tetap
resilien (Dave, 2021).

Indonesia memiliki budaya gotong royong yang relevan dengan teori gerakan sosial
dan koperasi. Koperasi di Indonesia tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
25 Tahun 1992, berlandaskan asas kekeluargaan dan bertujuan untuk peningkatan
kesejahteraan anggotanya. Pada pasal 4, koperasi Indonesia menyatakan peran: 1) Membangun
dan mengembangkan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat; 2) Berperan aktif dalam
upaya peningkatan kualitas kehidupan masyarakat; 3) Memperkokoh perekonomian rakyat

5
sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai
tonggaknya; 4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Peran-peran tersebut menunjukkan bahwa koperasi bertanggung jawab kepada para pemangku
kepentingan atas keberlangsungan usahanya, sehingga diperlukan resiliensi yang baik.

Berbagai literatur telah membahas mengenai koperasi di Indonesia. Penelitian dari


Purmiyati et al. (2022) menganalisis faktor yang mempengaruhi tingkat efisiensi koperasi
simpan pinjam (bunga, jangka waktu pinjaman, usia pengurus, dan jenis usaha) dan kesehatan
koperasi (frekuensi rapat pengurus, umur koperasi, simpanan wajib, dan rata-rata pinjaman).
Studi tersebut juga mengonfirmasi bahwa koperasi simpan pinjam lebih efisien dan sehat
dengan adanya kebijakan dari internal maupun eksternal (pemerintah). Penelitian dari Majid et
al. (2022.) melakukan analisis terkait produktivitas koperasi di Indonesia dan temuan
menunjukkan perlunya pengadopsian teknologi dengan tujuan marketing dan meningkatkan
kinerja keuangan dengan memaksimalkan penggunaan modal. Dukungan dari pemerintah
untuk meningkatkan aspek keuangan sangat penting untuk resiliensi koperasi.

Terkait krisis, pandemi Covid-19 menyebabkan koperasi-koperasi di Indonesia harus


beradaptasi.Tambunan (2021) melakukan penelitian terkait dampak pandemi kepada koperasi
simpan pinjam di Indonesia. Dampak yang ditemukan terdiri dari penurunan omset, penurunan
total simpanan, peningkatan pengajuan pinjaman, dan penurunan jumlah anggota koperasi.
Mayoritas koperasi simpan pinjam tersebut berusaha tetap resilien dengan giat melakukan
sosialisasi ke pasar tradisional/desa untuk mendapatkan anggota baru dan menurunkan suku
bunga pinjaman. Penelitian dari Yuhertiana et al. (2022) menyatakan bahwa pemerintah
sebagai stakeholder eksternal memiliki peran utama dalam pengembangan koperasi. Dari
faktor internal, terdapat gerakan “gotong royong” yang menyelamatkan koperasi selama
pandemi. Berdasarkan literatur sebelumnya tersebut, studi resiliensi terkait koperasi sangat
penting untuk dilakukan karena terdapat berbagai krisis yang dihadapi di Indonesia dan
berdampak bagi keberlanjutan koperasi. Dengan masih terbatasnya studi terkait resiliensi
koperasi terhadap pandemi Covid-19 tersebut, penelitian ini akan mengeksplorasi lebih lanjut
terkait determinan dan proses organisasi koperasi mencapai resiliensi selama masa krisis
pandemi Covid-19.

6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain dan Kerangka Berpikir Penelitian

Kerangka berpikir penelitian tertuang dalam format diagram fishbone yang


menunjukkan faktor-faktor yang berkontribusi dalam membentuk permasalahan yang diangkat
dalam penelitian.

Gambar 3.4. Diagram Fishbone Penelitian

Teknik Pengambilan Data dan Objek Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dengan tujuan mengeksplorasi
determinan dan proses organisasi koperasi dalam mencapai resiliensi selama masa krisis
pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan adalah case study karena peneliti
hendak menginvestigasi resiliensi dalam menghadapi krisis pandemi Covid-19 secara
mendalam dan sesuai dengan konteks koperasi di Indonesia. Penelitian menggunakan multiple-
case (holistic) sebagai desain pada case study yang dilakukan. Dasar dari pemilihan desain ini
adalah bahwa penelitian ini memiliki topik utama terkait resiliensi koperasi menghadapi krisis
pandemi Covid-19, namun subjek penelitian terdiri dari berbagai jenis koperasi di Indonesia.
Multiple-case study mencakup setiap koperasi sebagai single case study dan pada akhirnya
sampai kepada penarikan kesimpulan sebagai case study individual (Yin, 2018). Data
penelitian dikumpulkan menggunakan basis triangulation yaitu pengambilan informasi

7
melalui beberapa sumber seperti observasi lapangan, dokumen-dokumen organisasi, dan
wawancara secara mendalam (in-depth field interview). Data kualitatif yang dikumpulkan akan
dianalisis menggunakan analisis konten. Kami akan mewawancarai 2 perwakilan dewan
pengawas, 2 perwakilan manajemen, dan 3 perwakilan anggota setiap koperasi dengan setiap
koperasi diperkirakan berjumlah minimal 7 orang.
B. Tahapan Penelitian
Tahapan-tahapan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap pra-survei & penentuan objek penelitian
2. Penulisan proposal
3. Studi literatur, penyusunan pertanyaan wawancara, penyusunan kuesioner penelitian
4. Pengumpulan data (observasi lapangan, reviu dokumen lokal, wawancara mendalam,
penyusunan kuesioner)
5. Analisa & interpretasi data
6. Penyusunan laporan akhir
Sementara itu, berikut tahapan yang akan kami lakukan dalam rangka pengumpulan, analisa,
dan interpretasi data:
1. Pra-observasi: Memperkenalan diri, serta menyampaikan tujuan penelitian dan
kontribusi pengabdian dengan melakukan pertemuan awal bersama aktor-aktor kunci
dari koperasi yang diteliti. Kemudian, mengidentifikasi proses kerja organisasi sebagai
tahapan awal dari observasi inti mengenai resiliensi.
2. Observasi dan Wawancara: Mengkritisi proses kerja koperasi melalui dialog bersama
aktor kunci dan dokumen-dokumen yang relevan. Kemudian mengidentifikasi dampak
krisis pandemi Covid-19 pada proses kerja koperasi. Selanjutnya, kami melakukan
wawancara terkait bagaimana organisasi dapat menjaga resiliensi dalam menghadapi
dampak dari krisis pandemi Covid-19 tersebut.
3. Mengkonstruksi hasil observasi dan wawancara: Kami melakukan transkrip atas
hasil wawancara dan melakukan pengelompokan dari tema-tema utama (i.e: determinan
resiliensi) yang diutarakan oleh responden. Tema-tema utama tersebut kemudian
dikonstruksikan untuk selanjutnya dianalisis keterkaitannya. Setelah penemuan
keterkaitannya, kami dapat membangun kerangka temuan terkait determinan dan proses
organisasi koperasi dalam mencapai resiliensi selama masa krisis pandemi Covid-19.
4. Menyimpulkan hasil penelitian: Menarik kesimpulan terkait determinan dan proses
organisasi koperasi dalam mencapai resiliensi selama masa krisis pandemi Covid-19.

8
5. Diseminasi: Melakukan presentasi terkait hasil penelitian kepada para anggota
koperasi yang diteliti terkait determinan dan proses organisasi koperasi dalam mencapai
resiliensi selama masa krisis pandemi Covid-19. Selain dapat memantik diskusi
berdasar topik tersebut, diharapkan hasil penelitian dapat menjadi pedoman koperasi
dalam menghadapi berbagai krisis yang dapat terjadi di masa depan

9
DAFTAR PUSTAKA

Acciarini, C., Boccardelli, P., & Vitale, M. (2021). Resilient companies in the time of Covid-
19 pandemic: a case study approach. Journal of Entrepreneurship and Public Policy,
10(3), 336–351. https://doi.org/10.1108/JEPP-03-2021-0021
Billiet, A., Dufays, F., Friedel, S., & Staessens, M. (2021). The resilience of the cooperative
model: How do cooperatives deal with the COVID-19 crisis? Strategic Change, 30(2),
99–108. https://doi.org/10.1002/jsc.2393
Borda-Rodriguez, A., & Vicari, S. (2014). Rural co-operative resilience: The case of
Malawi. Journal of Co-Operative Organization and Management, 2(1), 43–52.
https://doi.org/10.1016/j.jcom.2014.03.002
Carini, C., & Carpita, M. (2014). The impact of the economic crisis on Italian cooperatives
in the industrial sector. Journal of Co-Operative Organization and Management, 2(1),
14–23. https://doi.org/10.1016/j.jcom.2014.03.001
Carvalho, A. O. de, Ribeiro, I., Cirani, C. B. S., & Cintra, R. F. (2016). Organizational
resilience: a comparative study between innovative and non-innovative companies
based on the financial performance analysis. International Journal of Innovation, 4(1),
58–69. https://doi.org/10.5585/iji.v4i1.73
Dave, M. (2021). Retraction Notice: Resilient to Crises: How Cooperatives Are Adapting
Sustainably to Overcome COVID-19-induced Challenges (International Journal of
Rural Management, (2021), 17, 1_suppl, (13S-39S), 10.1177/0973005221991624). In
International Journal of Rural Management (Vol. 17, Issue 2, p. 307). Sage
Publications India Pvt. Ltd. https://doi.org/10.1177/09730052211034591
Duchek, S. (2020). Organizational resilience: a capability-based conceptualization. Business
Research, 13(1), 215–246. https://doi.org/10.1007/s40685-019-0085-7
Hartz, R., Tümpel, M., Hühn, M., & Rybnikova, I. (2023). Handling the organizing paradox:
A multiple case study of German cooperatives. Economic and Industrial Democracy.
https://doi.org/10.1177/0143831X231213490
Levinson, A. R. (2022). Breaking New Ground: Social Movement Theory and the Cincinnati
Union Co-ops. Employee Responsibilities and Rights Journal, 34(3), 213–265.
https://doi.org/10.1007/s10672-022-09411-8
Majid, A., Shabri, M., Majid, A., Azhari, A., & Fahlevi, H. (n.d.). WHAT DETERMINES
CO-OPERATIVES’ PRODUCTIVITY IN INDONESIA? A-TWO STAGE
ANALYSIS. & Sociology, 15(1), 2022. https://doi.org/10.14254/2071
Mandal, S., & Saravanan, D. (2019). Exploring the Influence of Strategic Orientations on
Tourism Supply Chain Agility and Resilience: An Empirical Investigation. Tourism
Planning and Development, 16(6), 612–636.
https://doi.org/10.1080/21568316.2018.1561506
Mitsakis, F. V. (2020). Human resource development (HRD) resilience: a new ‘success
element’ of organizational resilience? Human Resource Development International,
23(3), 321–328. https://doi.org/10.1080/13678868.2019.1669385
Ortiz-de-Mandojana, N., & Bansal, P. (2016). The long-term benefits of organizational
resilience through sustainable business practices. Strategic Management Journal,
37(8), 1615–1631. https://doi.org/10.1002/smj.2410
Pregenzer, A. L. (2014). Evolution and resilience of the nuclear nonproliferation regime.
152–159. https://doi.org/10.1063/1.4876464

10
Purmiyati, A., Handoyo, R. D., & Wisudanto. (2022). Technical efficiency analysis:
Management factor as determinants of saving and credit cooperatives’ health. Journal
of Co-Operative Organization and Management, 10(2).
https://doi.org/10.1016/j.jcom.2022.100186
Seville, E. (2008). Resilience: Great concept … but what does it mean?
Tambunan, T. T. H. (2021). COVID-19 PANDEMIC CRISIS AND ITS IMPACT ON
COOPERATIVES: A CASE FROM INDONESIA. https://ssrn.com/abstract=3877133
Unda, L. (2023). Cooperative values and the development of the credit union movement in
Australia. Journal of Management History, 29(2), 232–251.
https://doi.org/10.1108/JMH-04-2022-0012
Yin, R.K. (2018). Case Study Research and Applications: Design and Methods 6th Edition.
Los Angeles: SAGE Publications, Inc.
Yuhertiana, I., Zakaria, M., Suhartini, D., & Sukiswo, H. W. (2022). Cooperative Resilience
during the Pandemic: Indonesia and Malaysia Evidence. Sustainability (Switzerland),
14(10). https://doi.org/10.3390/su14105839

11

Anda mungkin juga menyukai