Anda di halaman 1dari 3

Kasus PT Emas Mineral Murni (EMM) yang berdasarkan dari SK (surat

keputusan) Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nomor:


66/I/IUP/PMA/2017 tentang penanaman modal asing (PMA) dalam bentuk izin usaha
pertambangan (IUP) PT. EMM di Aceh menjadi perdebatan yang intens antara
pemerintah, masyarakat lokal, dan organisasi lingkungan (WALHI).

Meskipun penanaman modal asing dapat memberikan manfaat ekonomi, tetapi izin
pertambangan yang diberikan kepada PT EMM menimbulkan kontroversi terutama terkait
dampak lingkungan dan pelestarian warisan budaya.

1. Pengakuan Terhadap Lingkungan: Keputusan Mahkamah Agung yang


mengabulkan gugatan dari WALHI dan warga menunjukkan pentingnya pelestarian
lingkungan, terutama di Kawasan Ekosistem Leuser (KEL) yang merupakan situs
warisan dunia UNESCO. Pengakuan ini menegaskan bahwa pelestarian lingkungan
harus menjadi prioritas utama dalam setiap kebijakan pembangunan.

2. Kontroversi Terhadap Izin: Meskipun BKPM memandang bahwa izin yang


diberikan kepada PT EMM sesuai dengan ketentuan hukum dan lingkungan yang
berlaku, tetapi putusan Mahkamah Agung menyatakan sebaliknya. Hal ini
menunjukkan adanya perbedaan pandangan antara pemerintah dan masyarakat
mengenai dampak dari aktivitas penanaman modal asing terhadap lingkungan dan
keanekaragaman hayati.

3. Peran Aktif Masyarakat: Keberhasilan WALHI dan masyarakat dalam mengajukan


gugatan dan memperjuangkan hak mereka menunjukkan peran aktif masyarakat
dalam pengawasan dan perlindungan lingkungan hidup. Masyarakat memiliki hak
untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang mempengaruhi lingkungan
mereka, dan hal ini harus diakui dan dihargai oleh pemerintah.

4. Kepastian Hukum dan Keadilan: Putusan Mahkamah Agung yang membatalkan izin
pertambangan PT EMM menegaskan pentingnya kepastian hukum dan keadilan
dalam penanganan kasus-kasus yang berkaitan dengan izin penanaman modal asing.
Keputusan ini memberikan harapan bahwa keadilan dapat ditegakkan dan hak-hak
masyarakat dapat dilindungi dengan baik oleh lembaga peradilan.
5. Pertimbangan Ekonomi vs. Lingkungan: Kasus ini mencerminkan dilema antara
pertimbangan ekonomi dan perlindungan lingkungan. Meskipun penanaman modal
asing dapat memberikan manfaat ekonomi, namun harus ada keseimbangan antara
pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Hal ini menekankan pentingnya
adanya pendekatan pembangunan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Dari analisis ini, terlihat bahwa penanaman modal asing oleh PT EMM dalam bentuk izin
usaha pertambangan di Aceh menghadapi kontroversi, khususnya terkait dampak
lingkungan dan potensi kerusakan di kawasan yang memiliki nilai warisan dan
keanekaragaman biologis tinggi seperti Kawasan Ekosistem Leuser (KEL).

Meskipun pemerintah melalui BKPM berpendapat bahwa izin tersebut sesuai dengan
hukum dan telah memenuhi persyaratan lingkungan, Mahkamah Agung dalam putusannya
memutuskan sebaliknya, yaitu izin tersebut harus dicabut. Putusan ini menunjukkan adanya
perdebatan dan ketidaksetujuan antara pemerintah dan masyarakat terhadap aktivitas
penanaman modal asing, khususnya dalam konteks pelestarian lingkungan dan warisan
budaya. PT EMM menunjukkan bahwa penanaman modal asing harus dilakukan dengan
mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat lokal. Perlindungan
lingkungan dan keanekaragaman budaya harus menjadi prioritas utama dalam setiap
keputusan yang diambil, sehingga pembangunan yang berkelanjutan dan bertanggung jawab
dapat tercapai untuk kesejahteraan bersama.

REFERENSI

SK Kepala BKPM Nomor: 66/I/IUP/PMA/2017

SK Menteri. Investasi/BKPM Nomor 50 Tahun 2023

PUTUSAN PTUN:

Kasasi : 91 K/TUN/LH/2020
Pertama : 241/G/LH/2018/PTUN-JKT
Banding : 192/B/LH/2019/PT.TUN.JKT

Berita:

https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/bkpm-menangkan-gugatan-ptun-jakarta-
terkait-iup-operasi-produksi-penanaman-modal-asing-pt-emas-mineral-murni
https://www.mongabay.co.id/2020/08/31/putusan-mahkamah-agung-cabut-izin-tambang-emas-
pt-emm-di-hutan-leuser/

https://www.alinea.id/nasional/kasasi-diterima-pt-emm-tidak-bisa-keruk-emas-beutong-aceh-
b1ZMQ9ueI

Anda mungkin juga menyukai