Anda di halaman 1dari 8

STRUKTUR HUKUM KEUANGAN NEGARA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Hukum Keuangan Negara


Dosen Pengampun:
Bapak Dedi Prasetyo Utomo,S.Pd.MH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI


SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG

Kelas HTN 2-F


Disusun oleh Kelompok:
1. Muhammad Roobeth Al Falaah (126103212245)
2. Fachur Rozi (126103213254)
3. Nafa Roziq Prasetya S (126103213270)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG

FAKULTAS SYARIAH DAN ILMU HUKUM

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA

FEBRUARI 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami haturkan kehadirat Allah SWT, atas segala karunia
dan rahmat-Nya sehingga makalah tentang Hukum Keuangan Negara Sebagai Sebuah
Disiplin Ilmu Pengetahuan dapat terselesaikan dengan baik. Tak lupa shalawat serta salam
semoga senantiasa abadi tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW agar
kelak mendapat syafaatnya di dunia dan akhirat.

Dalam penyelesaian makalah ini kami mendapatkan bantuan serta bimbingan dari
beberapa pihak, oleh karena itu kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I. selaku Rektor UIN SATU Tulungagung.
2. Bapak Prof.Dr.KH.Ahmad Muhtadi Ansor, M.Ag. selaku Dekan FASIH UIN SATU
Tulungagung.
3. Bapak Muksin. M.H selaku Ketua Program Studi Hukum Tata Negara.
4. Bapak Dedi Prasetyo Utomo,S.Pd.MH Selaku dosen mata kuliah Hukum Keuangan
Negara.
5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari makalah ini masih terdapat kesalahan sehingga dengan harapan
adannya saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi perbaikan dan semoga makalah ini
bermanfaat serta mendapat ridha Allah SWT. Amiinn.

Tulungagung, 26 Februari 2024

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................2

DAFTAR ISI .............................................................................................................................3

BAB I .........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN .....................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG ....................................................................................................4

B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................4

C. TUJUAN PENULISAN ..................................................................................................4

BAB II .......................................................................................................................................5

PEMBAHASAN ........................................................................................................................5

A. ISTILAH KEDUDUDKAN KEKAYAAN NEGARA YANG DIPISAHKAN DALAM


HUKUM KEUANGAN NEGARA .....................................................................................5

B. PERTANGGUNGJAWABAN KEKAYAAN NEGARA YANG DIPISAHKAN


DALAM HUKUM KEUANGAN NEGARA .....................................................................6

BAB III ......................................................................................................................................7

PENUTUP .................................................................................................................................7

KESIMPULAN ..........................................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................8

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kekayaan Negara Yang Dipisahkan (KND) adalah pengelolaan Kekayaan
Negara dalam bentuk investasi, Pemerintah melaksanakan Pengelolaan Kekayaan
Negara berupa Investasi Jangka Pendek dan Investasi Jangka Panjang. Investasi jangka
pendek adalah investasi yang dikelola dalam kurun waktu 12 bulan guna menjamin
ketersediaan dan pengelolaan kas yang optimal dan tetap produktif. Sedangkan
investasi jangka panjang pemerintah dikelola dengan tujuan memperoleh manfaat masa
depan dengan jangka waktu lebih dari 12 bulan. Dalam melaksanakan pengelolaan
investasi jangka panjang pemerintah mengkategorikan menjadi dua bagian yaitu
investasi jangka panjang permanen dimana didalamnya terdapat kekayaan negara yang
dipisahkan pengelolaannya dari APBN (KND).
Berikutnya investasi jangka panjang non permanen yang Pengelolaannya tidak
dipisahkan dari sistem pengelolaan APBN. Kedua-duanya bertujuan memberikan
layanan kepada masyarakan sebagai bagian darii kewajiban pemerintah.Kekayaan
Negara Yang Tidak Dipisahkan, yaitu kekayaan negara yang tidak dipisahkan dikenal
dengan aset negara yang dalam keuangan negara menggunakan terminologi yang
berbeda-beda dari perspektif (1) sistem penganggaran, (2) sistem pengelolaan kekayaan
negara dan (3) sistem akuntansi,
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Istilah kedudukan kekayaan negara yang dipisahkan dalam Hukum Keuangan
Negara?
2. Bagaimana Pertanggungjawaban kekayaan negara yang dipisahkan dalam Hukum
Keuangan Negara?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui Istilah kedudukan kekayaan negara yang dipisahkan dalam Hukum
Keuangan Negara.
2. Mengetahui Bagaimana Pertanggungjawaban kekayaan negara yang dipisahkan dalam
Hukum Keuangan Negara.

4
BAB II
PEMBAHASAN

I. Istilah kedudukan kekayaan negara yang dipisahkan dalam Hukum


Keuangan Negara
Dalam Hukum Keuangan Negara, kekayaan negara yang dipisahkan merupakan
konsep yang sangat penting dan memiliki kedudukan yang sangat tinggi. Hal ini karena
kekayaan negara yang dipisahkan adalah hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai
dengan uang, serta segala sesuatu baik berupa uang maupun berupa barang yang dapat
dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. 1
Istilah kekayaan negara yang dipisahkan ini merujuk pada kekayaan negara yang
terpisah dari kekayaan pribadi para pejabat negara atau warga negara biasa. Hal ini
sangat penting agar tidak terjadi praktek korupsi atau penyalahgunaan kekuasaan yang
merugikan negara dan rakyat.
Dalam Hukum Keuangan Negara, kekayaan negara yang dipisahkan memiliki beberapa
pengertian, yaitu:
1. Kekayaan negara yang terpisah dari kekayaan pribadi para pejabat negara dalam
pelaksanaan tugas negara,
2. Kekayaan negara yang terpisah dari kekayaan pribadi para pejabat negara dalam
pelaksanaan tugas negara di luar negeri,
3. Kekayaan negara yang terpisah dari kekayaan pribadi para pejabat negara dalam
penyelesaian piutang dan utang negara, dan
4. Kekayaan negara yang terpisah dari kekayaan pribadi para pejabat negara dalam
hal yang diatur oleh undang-undang.

Dalam pelaksanaannya, kekayaan negara yang dipisahkan harus dikelola dengan


hati-hati dan secara profesional agar tidak merugikan negara dan rakyat. Kekayaan
negara yang dipisahkan harus dikelola dengan prinsip efektifitas, efisiensi, transparansi,
dan akuntabilitas.Dalam penyusunan anggaran negara, kekayaan negara yang
dipisahkan menjadi salah satu pertimbangan penting. Prinsip-prinsip penyusunan
anggaran dalam Hukum Keuangan Negara dapat dibedakan berdasarkan
fleksibilitasnya, jangka waktu, dan jenis-jenis anggaran.2 Namun, tidak ada informasi
yang spesifik mengenai kedudukan kekayaan negara yang dipisahkan dalam
penyusunan anggaran dalam Hukum Keuangan Negara.Selain itu, kekayaan negara
yang dipisahkan juga menjadi salah satu faktor penting dalam penilaian kesehatan
keuangan negara. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) selaku lembaga yang
bertanggung jawab dalam melakukan pemeriksaan keuangan negara juga

1 UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


2 Mustaqiem, Hukum Keuangan Negara, Buku Litera, Yogyakarta, 2017, hal 54.

5
memperhatikan secara khusus aspek kekayaan negara yang dipisahkan dalam
melakukan tugasnya.Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2022 tentang Keuangan Daerah
juga merujuk pada kekayaan negara yang dipisahkan dalam konteks keuangan daerah.
Namun, tidak ada informasi yang spesifik mengenai kedudukan kekayaan negara yang
dipisahkan dalam Hukum Keuangan Negara secara keseluruhan.
Secara keseluruhan, kekayaan negara yang dipisahkan memiliki kedudukan yang
sangat penting dalam Hukum Keuangan Negara. Hal ini menunjukkan betapa
pentingnya menjaga kekayaan negara agar tidak diselewengkan dan dimanfaatkan
untuk kepentingan pribadi. Pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan harus
dilakukan dengan hati-hati dan profesional agar tidak merugikan negara dan rakyat.

II. Pertanggung jawaban Keuangan Negara yang dipisahkan dalam Hukum


Keuangan Negara

Menurut Penjelasan Pasal 2 angka 7 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999


tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan
Nepotisme, pada angka 1 ditegaskan bahwa Direksi, Komisaris, dan pejabat struktural
lainnya pada BUMN dan BUMD merupakan penyelenggara negara. Hal ini karena
mereka termasuk ke dalam kelompok pejabat yang mempunyai fungsi strategis dalam
kaitannya dengan penyelenggaraan negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Pejabat-pejabat BUMN tersebut bertanggungjawab
untuk membawa BUMN sebaga i agent of development dengan menggunakan
paradigma business judgement rules dan prinsip good corporate governance.
Pertanggungjawaban Direksi tersebut dapat dilihat dari adanya kesesuaian dalam
pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip
korporasi yang sehat.
Berdasarkan hal tersebut, maka apabila Direksi dalam melakukan pengurusan
BUMN menimbulkan akibat kerugian keuangan BUMN dikarenakan perbuatan
melawan hukum baik sengaja maupun lalai, dapat diintepretasikan merugikan
keuangan negara sepanjang memenuhi rumusan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengaturnya. Dalam Hukum Administrasi Negara, rumusan merugikan
keuangan negara diintepretasikan sama dengan kerugian negara.
Hal tersebut dapat dilihat pada ketentuan Pasal 35 ayat (1) dan ayat (4) Undang-
Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Pasal 1 angka 22, dan Pasal
59 sampai dengan Pasal 67 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara; Pasal 20 ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) Undang-Undang
Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan. Pengaturan tersebut
mengatur tentang Tuntutan Perbendaharaan (TP) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR)
keuangan negara/daerah non bendahara. 3
Pasal 67 ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara secara tegas menyatakan bahwa: “ketentuan penyelesaian kerugian
negara/daerah dalam undang-undang ini berlaku pula untuk pengelola perusahaan

3 Ferry Makawimbang Hernold, 2014, Kerugian Keuangan Negara , Yogyakarta.

6
negara/daerah dan badan-badan lain yang menyelenggarakan pengelolaan keuangan
negara, sepanjang tidak diatur dalam undang-undang tersendiri.”Menurut Pasal 20 ayat
(2) dan ayat (6) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi
Pemerintahan, Pejabat pemerintahan yang melakukan kesalahan administratif sehingga
menimbulkan kerugian keuangan negara,harus mengembalikan kerugian negara
tersebut.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kekayaan yang dipisahkan dari perusahaan negara/perusahaan daerah yang


termasuk dalam lingkup keuangan negara diatur lebih lanjut dalam undang-undang
yaitu Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara dan
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah. Dalam UU/19
Tahun 2003, dalam pertimbangannya, BUMN mempunyai peranan penting dalam
penyelenggaraan perekonomian nasional guna menciptakan kesejahteraan masyarakat.
Pengelolaan dan pengawasan BUMN harus dilakukan secara profesional.
Dalam penjelasan UU Nomor 19 Tahun 2003 yang dimaksud dengan kekayaan
negara yang dipisahkan adalah pemisahan kekayaan negara dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) untuk dijadikan penyertaan modal negara pada BUMN
untuk selanjutnya pembangunan dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada
kekayaan negara. pada sistem APBN, namun pembangunan dan pengelolaannya
berdasarkan prinsip usaha yang sehat.
Lebih lanjut, keuangan negara dapat ditinjau dari sudut pandang hukum pidana,
khususnya UU No. 31 Tahun 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi yang dalam
penjelasannya menegaskan bahwa keuangan negara adalah seluruh kekayaan negara
dalam bentuk apapun yang dipisahkan atau tidak dipisahkan, termasuk seluruh bagian
kekayaan negara serta segala hak dan kewajiban yang timbul karena berada dalam
penguasaan . Kepengurusan , dan tanggung jawab pejabat lembaga negara, baik di pusat
maupun daerah berada di bawah pengendalian dan pengelolaan tanggung jawab Badan
Usaha Milik Negara , atau Badan Usaha Milik Daerah , yayasan, badan hukum , dan
perusahaan yang termasuk modal negara. , atau perusahaan yang memasukkan modal
pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan negara.

7
DAFTAR PUSTAKA

Marzuki, Peter Mahmud. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011

Erman Radjagukguk, Naskah seminar “Pengertian Keuangan Negara dan Kerugian Negara,
disampaikan pada diskusi publik “Pengertian Keuangan Negara Dalam Tindak Pidana
Korupsi” Komisi Hukum Nasional (KHN), Jakarta 26 Juli 2000.
Atmadja, Arifm P. Soeria. “Badan Perneriksa Keuangan Selaku Auditor Dari Perspektif BUMN.”
Jurnal Hukum Bisnis 28, no. 1 (2007): 27.

Anda mungkin juga menyukai