Anda di halaman 1dari 5

BAB II

ILUSTRASI KASUS

Seorang perempuan usia 38 tahun dirawat di RS Wahidin Sudirohusodo dengan diagnosis

Hemiparese Dextra et Causa Cerebral Infarction dari Departemen Neurologi. Pasien kemudian

dikonsulkan ke Departemen Kardiologi dengan diagnosis Coronary Artery Disease dan aritmia.

Pasien dibawa ke rumah sakit dengan keluhan awal kelemahan yang dirasakan di bagian tubuh

dan anggota gerak sebelah kanan dan memiliki kesulitan saat berbicara yang dialami secara tiba

– tiba sejak 4 hari yang lalu. Pasien memiliki riwayat sesak napas, terutama yang muncul

khususnya jika berjalan jauh. Sebelumnya pasien juga memiliki riwayat keluhan jantung

berdebar. Tidak ada riwayat sesak napas yang muncul secara tiba – tiba saat malam hari ataupun

saat berbaring. Tidak ada Riwayat demam atau nyeri sendi yang bermigrasi dari lutut, angkel,

dan siku. Tidak ada faktor resiko terkait penyakit jantung sebelumnya seperti riwayat penyakit

hipertensi, diabetes melitus atau penyakit jantung dalam keluarga. Pasien tidak merokok dan

tidak memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya.

Hasil pemeriksaan fisis didapatkan pengukuran kesadaran dengan skala GCS E4M6Vx,

tekanan darah 140/90 mmHg, nadi 80 kali/menit, frekuensi napas 18 kali/m enit, suhu 36.5o C,

saturasi O2 98% on room air. Pada pemeriksaan kepala tidak didapatkan anemis ataupun ikterus,

pada pemeriksaan inspeksi leher didapatkan JVP R+4 cmH2O. Pemeriksaan fisis paru terdengar

bunyi vesikuler, tanpa disertai bunyi ronki dan wheezing. Sementara itu pada pemeriksaan

jantung ditemukan bunyi I dan II tunggal irregular, dan diastolic murmur grade III/IV di apex

dan batas parasternal kiri bawah. Pada pemeriksaan abdomen dalam batas normal dan

pemeriksaan ekstremitas tidak didapatkan adanya edema, maupun sianosis, serta akral teraba

hangat.
Gambar 2.1. Gambaran EKG saat diperawatan

Dari hasil pemeriksaan elektrofisiologi yang didapatkan pada saat pasien dalam perawatan

menunjukkan irama supraventricular, heart rate rata – rata 60 kali/menit, irregularly irregular

dengan right axis deviation, fibrillatory gelombang P, durasi kompleks QRS 0.06 detik, tidak

didapatkan perubahan pada segmen ST dan gelombang T.

Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya gangguan pada faktor koagulasi

dengan Prothrombin time 31.5 detik, aPTT 21.7 detik dan INR 3.21. Hasil lain menunjukkan

adanya gangguan pada kadar elektrolit seperti kadar natrium 138 mmol/l, kalium 4.2 mmol/l,

dan chloride 107 mmol/l.

Tabel 2.1. Hasil laboratorium saat diperawatan

Hasil Laboratorium
Wbc 15.9 10^3/uL 4.00-10.0
Neut/Lymph/Mono/Eo/ 92.9/5.6/1.4/0.0/0. %
Baso 1

HGB 16.2 gr/dl 12-16


PLT 196.000 10^3/uL 150- 400.000/ mm3
GDS 116 mg/dl
SGOT 21 U/L <38
SGPT 17 U/L <41
Ureum 44 Mg/dl 10-50
Creatinin 0.69 Mg/dl <1.3
Natrium 138 Mmol/l 136-145
Kalium 4.2 Mmol/l 3.5-5.1
Klorida 107 Mmol/l 97-111
HBsAg (elisa) Non Reactive <0.13 Non
Reactive
Anti HCV (elisa) Non Reactive <1.00 Non
Reactive
PT 31.5 10-14 Detik
INR 3.21 --
APTT 21.7 22.0- Detik
30.0

Hasil pemeriksaan foto x-ray thorax didapatkan cardiomegaly berupa pembesaran pada right

atrium, right ventricle dan left atrium diduga oleh karena mitral heart disease.

Gambar 2.2. Gambaran X-ray thorax saat diperawatan

Hasil pemeriksaan MSCT kepala tanpa kontras menunjukkan infark luas ganglia basalis

sinistra hingga lobus frontotemporal sinistra yang mendesak dan menyempitkan ventrikel lateral

sinistra ke kontralateral, rhinistis dan deviasi septum nasi.


Gambar 2.3. Hasil MSCT kepala tanpa kontras

setelah itu dilakukan pemeriksaan echocardiography full study, sebagai berikut:

Gambar 2.4. Hasil Colour doppler pada trikuspid stenosis : A. Gambar apical 4 chamber,
B. gambar Short axis setinggi aorta

Pada gambar 2.4 ekokardiografi dengan color doppler diatas menunjukkan adanya

perubahan gradien warna menuju ke arah probe serta penebalan pada katup trikuspid dan

mobilitas katup yang terbatas, hal ini menunjukkan kecurigaan sebagai trikuspid stenosis.

Kemudian dari continuous wave doppler didapatkan gradien tekanan dan pressure half time
(PHT) dari katup trikuspid, dengan mean gradien sebesar 5.04 mmHg dan PHT 275 ms (gambar

2.5).

Gambar 2.5. Hasil continuous wave doppler pada trikuspid stenosis:


Gambar A. TV meanPG 5.04 mmhg dan B. TV PHT 275 ms

Anda mungkin juga menyukai