Anda di halaman 1dari 33

Unstable Angina Pectoris (UAP)

Supraventricular tachycardia
(SVT) Hypertensive Heart
Failure (HHF)
Congestive Heart Failure (CHF)
HipoAlbumin

ANWAR ROSYADI
1920801012
Definisi
• Gejala Angina Pectoris
• Angina pectoris ditandai dengan nyeri dada seperti tertindih, terbakar, tertusuk
ataupun terasa penuh. Rasa sakitnya dapat menjalar ke lengan, bahu, punggung,
leher, dan rahang.

• Unstable angina merupakan jenis angina yang lebih berbahaya. Angina jenis ini
biasanya muncul tiba-tiba, tidak bergantung pada aktivitas yang dilakukan, dan
bisa berlanjut meskipun penderitanya sudah beristirahat.

• Takikardia supraventrikular (supraventricular tachycardia/SVT) adalah salah satu


jenis gangguan irama jantung, di mana jantung berdetak lebih cepat dari normal,
yang bersumber dari impuls listrik di serambi jantung atau atrium (ruang di atas
bilik jantung atau ventrikel), yaitu nodus AV.
Definisi
• Hypertensive heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk
menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left
ventricle hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner,
dan penyakit jantung kronis, yang disebabkan kerana peningkatan
tekanan darah, baik secara langsung maupun tidak langsung

• Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung 7


mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi
kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen. Hal ini
mengakibatkan peregangan ruang jantung (dilatasi) guna menampung
darah lebih banyak untuk dipompakan ke seluruh tubuh atau
mengakibatkan otot jantung kaku dan menebal.
Definisi
• Hipoalbuminemia adalah kondisi ketika kadar albumin dalam darah di
bawah normal. Kondisi ini biasanya terjadi pada seseorang dengan
penyakit yang berat atau sudah berlangsung lama (kronis).
• Kadar albumin darah ≤ 3,5 g/dl.

• Henti jantung atau cardiac arrest adalah kondisi ketika jantung


berhenti berdetak secara tiba-tiba karena adanya gangguan gaya
listrik pada otot jantung. Kondisi ini membuat jantung tidak dapat
berdetak dengan normal dan memicu terjadinya aritmia. 
IDENTITAS PASIEN
NAMA PASIEN Tn. Y B M
Tgl Lahir 12-05-1955
NO RM A60274
RUANGAN ICvCU (VIP) PW.L1

DIAGNOSA UTAMA Unstable Angina Pectoris (UAP) (I20.0)

DIAGNOSIS TAMBAHAN Supraventricular tachycardia (SVT) (I47.1)


Hypertensive Heart Failure (HHF) (I11.0)
Congestive Heart Failure (CHF) (I50.0)
HipoAlbumin (E88.0)
DM (Unspecified Diabetes) (E14.9)
Pasca Covid (Personal history of infectious and parasitic disease) (Z86.1)
Cardiac Arrest (I46.9)
DPJP Dr.Y, Sp.JP
Dr.S, Sp.P
Dr.D
Dr. Y.P.A
TANGGAL MASUK RS 29/01/2021
TANGGAL KELUAR RS 06/02/2021 Meninggal dunia
LAMA DI RAWAT 9 Hari
BB 58 kg
TB 163 cm
Riwayat pasien dahulu  
Keluhan Utama Nyeri dada kiri dari jam 10 malam
Riwayat Penyakit Dahulu Jantung , HT, DM
Tanggal 18-25 pasien pernah terkonfirmasi Covid-19 di rawat di
RSGJ,bukti fisik terlampir & setelah dinyatakan sembuh

Riwayat Penyakit Sekarang Nyeri dada kiri dari jam 10 malam  Atipical chest pain
Mual (+), Muntah (-)  Nausea
Kaki kanan dan kiri bengkak
Nyedi dada kiri terlokalisir tidak ada penjelasan riwayat penyakit.

Riwayat operasi (-)


Riwayat pasien keluarga (-)
Riwayat Penggunaan Obat (-)
Perokok Aktif
Riwayat penggunaan suplement/jamu (-)
Riwayat alergi (-)
Status pasien BPJS
PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
NO PARAMETER TTV              
29/01/21 30/01/21 31/01/21 01/02/21 02/02/21 03/02/21 04/02/21 5/2/21 6/2/21
(IGD) (ICCU) (ICCU) (ICCU) (ICCU) (ICCU) (ICCU)

1 Tekanan Darah (mmHg) 90/60 119/73 116/72 106/70 110/70 120/90 120/80 110/80 80/50

2 Denyut Nadi (kali/menit) 150 91 80 80 78 72 80 80 89

3 Pernapasan (kali/menit) 24 21 19 19 20 22 20 21 28

4 Suhu (°C) 36.1 36.6 36.3 36.1 36.1 36.3 36.3 36.6 36.6
DATA LABORATORIUM
N JENIS
O PEMERIKSA NILAI SATU
AN NORM AN 29/01/21 30/01/2021
AL 01/02/21 02/02/21 03/02/21 04/02/21 05/02/21 06/02/21
(IGD) (ICCU)

1 Hemoglobin 14-16 g/dl 11.4


4000-
2 Leukosit /ul 8320
10000
M
150- Ribu/ E
3 Trombosit 186
400 ul N
4 Eritrosit 3,8-5,4 Juta/ul 3.78 I
N
5 Hematokrit 37-54 % 34.3
G
6 MCV 80-96 fL 90.7 G
A
7 MCH 28-33 pg 30.3 L
8 MCHC 33-36 g/dL 33.4
9 RDW-CV 11-16 % 19.5
DATA LABORATORIUM

JENIS
NILAI SATUAN 29/01/21 30/01/2021
NO PEMERIKSAA 01/02/21 02/02/21 03/02/21 04/02/21 05/02/21 06/02/21
NORMAL (IGD) (ICCU)
N

10. Natrium 136-145 mmol/L 143.2 M


11. Kalium 3.6-5.0 mmol/L 4.78 E
N
12. Klorida 98-108 mmol/L 101.3 I
N
G
G
13. Kalsium 8-10 mmol/L 9.16
A
L
DATA LABORATORIUM

JENIS
NILAI SATUAN 30/01/202
NO PEMERIKSA 29/01/21
NORMAL 1 31/1/21 01/02/21 02/02/21 03/02/21 04/02/21 05/02/21 06/02/21
AN (IGD)
(ICCU)

14. Ureum 15-45 mg/dL 83.8

15. Kreatinin 0.5-0.9 mg/dL 1.60 M


E
16. GDS <140 mg/dL 202 N
17. GDP 75-115 mg/dL 161 94 111 228 I
N
18. GD2PP <140 mg/dL 191 81 232 255 214 G
19. Protein total 6.4-9.3 g/dL 5.58 G
A
20. Albumin 3.8-4.4 g/dL 2.64 2.17 L
21. Globulin 2.3-3.5 mg/dL 3.41
22. HbA1C 3.0-6.0 % 7.5

GFR = (140-66) x 58
(72x1,6)
= 4292
115,2
=37,256
moderate
DATA LABORATORIUM

JENIS
NILAI SATUAN
NO PEMERIKSA 29/01/21 30/01/2021
NORMAL 01/02/21 02/02/21 03/02/21 04/02/21 05/02/21 06/02/21
AN (IGD) (ICCU)

23. D-Dimer 0-400 ng/mL 1303


24. Troponin I 0-0.02 ng/mL negatif

CRP M
25. 0.0-3.0 mg/dL 10.81
Kuantitatif E
N
I
26. CK <190 U/L 232 N
G
27. CK-MB <25 U/L 37C 32 G
A
28. Kolesterol total <200 mg/dL 141
L
29. Trigliserida <150 mg/dL 91
Kolesterol
30. <65 mg/dL 27
HDL
31. LDL kolesterol <130 mg/dL 90
Expertise rontgen thorax 29/1/21
• Cor membesar bentuk kesan membesar
• Pulmo: Hili normal, Corakan bronkovaskuler meningkat dan kasar, tampak reticullar pattern di
kedua lapang paru disertai konsolidasi di parahilar-paracardial kanan, sinus
costophrenicocostalis kanan tajam, kiri tertutup selubung

KESAN:
• Kardiomegali
• Reticullar pattern di kedua lapang paru disertai konsolidasi di parahilar-paracardial kanan,
dapat merupakan dd:
1. Interstitial mixed alveolar pnemonia
2. Interstitial lung edema
Efusi pleura kiri
Expertise rontgen thorax 2/2/21
• Cor membesar
• Sinuses dan diafragma berselubung
• Pulmo: Hili normal, Corakan bronkovaskuler bertambah, tampak konsolidasi
homogen di hemitoraks bawah bilateral, tampak konsolidasi inhomogen di
lapang bawah paru kanan

KESAN:
• Pnemonia kanan DD, Edema paru, TB paru atipikal
• Efusi pleura bilateral
• Kardiomegali
Laporan ECG
• Conclusions:
• Normal cardiac dimension, LVH (+)
• LV diastolic dysfunction
• LV systolic function (EF=53%)
• Hypokinetic anterolateral, inferior
• MR mild
• Reduced RV contractility
REKONSILIASI OBAT
• OBAT DIBAWA PASIEN DARI IGD MASUK RAWAT INAP

NO NAMA OBAT FREKUENSI RUTE OBAT DI LANJUTKAN SAAT MASUK

YA TIDAK

ZERO
DATA OBAT SELAMA DI IGD
OBAT DILANJUTKAN SAAT MASUK
NO NAMA OBAT FREKUENSI RUTE
YA TIDAK

1. Infus RL 20 tpm IV √

2. Injeksi Pantoprazole 1 x 40 mg IV √
3. Injeksi Diviti 1 x 2,5 mg SC √
4. Injeksi Furosemid 40 mg 1-0-0 IV √

5. Injeksi Fargoxin 0.5mg/2ml 1 x ½ amp IV √

6. Aspilet 80 mg 1 x 4 tab PO √ beda dosis


7. CPG 75 mg 1 x 4 tab PO √ beda dosis
8. Sucralfate syr 3 x 15 ml ac PO √
9. Concor 2,5 mg 1 x 2,5 mg PO √
10. ISDN 5 mg Jika nyeri dada SL √
Data obat selama rawat inap
TERAPI INDIKA FREKUE
NO RUTE 30/01/202
PENGOBATAN SI NSI 29/01/21
1 01/02/21 02/02/21 03/02/21 04/02/21 05/02/21 06/02/21
(IGD)
(ICCU)

1. Infus RL 20 tpm IV √ - - - - - - -

2. Injeksi PPI 1 x 40 mg IV √ √ √ √ √ √ √ √
Pantoprazole
3. Injeksi Diviti Antikoagula 1 x 2,5 mg SC √ √ √ √ √ √ √ √
n

4. Injeksi Furosemid Diuretik 1-0-0 IV √ √ √ √ √ √ √ √


40 mg

5. Injeksi Fargoxin Antiaritmia 1 x ½ amp IV √ - - - - - - -


0.5mg/2ml

6. Aspilet 80 mg Antiplatelet 1 x 1 tab PO √ √ √ √ √ √ √ √

7. CPG 75 mg Antiplatelet 1 x 1 tab PO √ √ √ √ √ √ √ √

8. Sucralfate syr Lambung 3 x 15 ml ac PO √ √ √ √ √ √ √ √

9. Concor 2,5 mg Beta 1 x 2,5 mg PO √ √ √ √ √ √ √ √


Blocker
10. ISDN 5 mg Vasodilator Jika nyeri SL √ - - - - √ √ √
dada
TERAPI INDIKAS FREKUE 29/01/21 30/01/2021

Data obat selama rawat inap


NO RUTE 01/02/21 02/02/21 03/02/21 04/02/21 05/02/21 06/02/21
PENGOBATAN I NSI (IGD) (ICCU)
11. Infus NaCl 0,9% 30 tpm IV - √ √ √ √ √ √ √
12. Novorapid Insulin 12-10-10 UI SC - √ √ - - - √ 3x 4 √3x 4
unit unit
13. Atorvastatin Antikolester 0-0-20 mg PO - √ √ √ √ √ √ √
ol
14. Injeksi Ketorolac 30 mg Analgetik 2x1 IV - - - - - √ √ + extra √
1 amp
15. Injeksi Albumin 20% 1 siklus IV - - - - - - - -
100cc

16. Vip Albumin Albumin 3 x 2 caps PO - √ √ √ √ √ √ √

17. Metformin 500 mg Biguanida 3 x 1 pc PO - √ √ √ √ √ √ √


18. Acarbose 100 mg penghambat 2 x 1 pc PO - √ √ √ √ √ √ √
alfa
glukosidase
19. Spironolactone 25 mg Antagonis 1 x 1 pc PO - - - - - √ √ √
Aldosteron
20. Ramipril 5 ACE 1x1 PO - - - - - √ - -
Inhibitor
21 Nitrokaf Retard 2,5 Antiangina 2x1 PO - - - - - √ √ √

22 Injeksi Dobutamin 2x1 IV - - - - - - - -


Kategori DRP
No Jenis DRP Ya Tidak Alasan Tindak Lanjut
1 Perlu terapi obat tambahan Karena belum diberikan terapi untuk albumin Konsultasi DPJP untuk

(Need for additional drug penambahan terapi
related) human albumin infus
2 Obat tidak efektif Karena obat yang diberikan efektif

(Ineffective drug)
3 Dosis terlalu rendah Karena dosis sesuai

(Dosage too low)
4 Gagal dalam menerima obat √ Karena pasien patuh dalam minum obat
5 Dosis terlalu tinggi Karena dosis sesuai

(Dosage too high)
6 Reaksi obat yang merugikan Karena tidak ada obat yang merugikan

(Adverse drug reaction)
7 Interaksi obat Karena, ada interaksi antara Clopidogrel dengan Arixtra, dan Konsultasikan dengan
Aspilet dengan Arixtra. DPJP
√ Ada interaksi antara ketorolac dengan aspirin Monitoring perdarahan
Pemberian waktu jeda
masuk obat
8 Penggunaan obat tanpa indikasi Karena, obat sesuai dengan indikasi
/ Tidak diperlukan obat √
(Unnecessary drug related)
Analisa SOAP
Tanggal Catatan Soap Plan
29/01/2021 S : Pasien mengeluh nyeri dada, Kaki kanan dan kiri bengkak, mual • Berkolaborasi dg perawat untuk cek TTV
O : TD 90/60, N: 150x/menit, R: 24x/menit, Suhu 36,1oC, Hb 11,4, ureum • Memberikan jeda waktu masuk obat
83,8, kreatinin 1,60, GDS 202, GDP 161, GD2PP 191, Albumin 2,64, D- •Konsultasi DPJP pemberian human albumin
Dimer 1303, CK 232 infus 2 Botol
A : DRP (+) penggunaan Clopidogrel dengan arixtra dapat meningkatkan •Motivasi pasien dan keluarga untuk patuh
resiko perdarahan, serta aspilet dengan arixtra dapat meningkatkan resiko minum obat
perdarahan. Belum diberikan terapi Albumin
Polifarmasi
30/01/2021 S : Pasien mengeluh nyeri dada, Kaki kanan dan kiri bengkak, mual •Berkolaborasi dg perawat untuk cek TTV
O : TD 119/73, N: 91x/menit, R: 21x/menit, Suhu 36,6 oC • Memberikan jeda waktu masuk obat
A : DRP (+) penggunaan Clopidogrel dengan arixtra dapat meningkatkan •Motivasi pasien dan keluarga untuk patuh
resiko perdarahan, serta aspilet dengan arixtra dapat meningkatkan resiko minum obat
perdarahan
Polifarmasi
S : Pasien mengeluh nyeri dada, Kaki kanan dan kiri bengkak, mual •Berkolaborasi dg perawat untuk cek TTV
31/01/2021 O : TD 116/72, N: 80x/menit, R: 19x/menit, Suhu 36,3 oC, GDP 94, GD2PP •Memberikan jeda waktu masuk obat
81 •Motivasi pasien dan keluarga untuk patuh
A : DRP (+) penggunaan Clopidogrel dengan arixtra dapat meningkatkan minum obat
resiko perdarahan, serta aspilet dengan arixtra dapat meningkatkan resiko
perdarahan
polifarmasi
Analisa SOAP
Tanggal Catatan Soap Plan
01/02/2021 S : Pasien mengeluh nyeri dada, Kaki kanan dan kiri bengkak, mual •Berkolaborasi dg perawat untuk cek TTV
O : TD 106/70, N: 80x/menit, R: 19x/menit, Suhu 36,1 oC, GDP 111, •Memberikan jeda waktu masuk obat
GD2PP 232, HbA1C 7,5 •Motivasi pasien dan keluarga untuk patuh minum
A : DRP (+) penggunaan Clopidogrel dengan arixtra dapat obat
meningkatkan resiko perdarahan, serta aspilet dengan arixtra dapat
meningkatkan resiko perdarahan.
polifarmasi
02/02/2021 S : Pasien mengeluh nyeri dada, Kaki kanan dan kiri bengkak, mual •Berkolaborasi dg perawat untuk cek TTV
O : TD 110/70, N: 78x/menit, R: 20x/menit, Suhu 36,1 oC •Memberikan jeda waktu masuk obat
A : DRP (+) penggunaan Clopidogrel dengan arixtra dapat •Motivasi pasien dan keluarga untuk patuh minum
meningkatkan resiko perdarahan, serta aspilet dengan arixtra dapat obat
meningkatkan resiko perdarahan.
polifarmasi
03/01/2021 S : Pasien mengeluh nyeri dada, Kaki kanan dan kiri bengkak, mual • Berkolaborasi dg perawat untuk cek TTV
O : TD 120/90, N: 72x/menit, R: 22x/menit, Suhu 36,3 oC, GDP 228, •Memberikan jeda waktu masuk obat
GD2PP 255 •Motivasi pasien dan keluarga untuk patuh minum
A : DRP (+) penggunaan Clopidogrel dengan arixtra dapat obat
meningkatkan resiko perdarahan, serta aspilet dengan arixtra dapat
meningkatkan resiko perdarahan.
polifarmasi
Analisa SOAP
Tanggal Catatan Soap Plan
04/01/20 S : Pasien mengeluh nyeri dada, Kaki kanan dan kiri bengkak, mual •Berkolaborasi dg perawat untuk cek TTV
21 O : TD 120/80, N: 80x/menit, R: 20x/menit, Suhu 36,3 oC •Memberikan jeda waktu masuk obat
A : DRP (+) penggunaan Clopidogrel dengan arixtra dapat •Motivasi pasien dan keluarga untuk patuh minum obat
meningkatkan resiko perdarahan, serta aspilet dengan arixtra dapat
meningkatkan resiko perdarahan. Interaksi antara aspilet dg ketorolac
resiko perdarahan GI
polifarmasi
05/02/20 S : Pasien mengeluh nyeri dada, Kaki kanan dan kiri bengkak, mual •Berkolaborasi dg perawat untuk cek TTV
21 O : TD 110/80, N: 80x/menit, R: 21x/menit, Suhu 36,6 oC, CRP •Memberikan jeda waktu masuk obat
Kuantitatif 10,81, GD2PP 214, Protein total 5,58, Albumin 2,17, •Penambahan terapi albumin infus sebanyak 3 Botol
Globulin 3,41 •Motivasi pasien dan keluarga untuk patuh minum obat
A : DRP (+) penggunaan Clopidogrel dengan arixtra dapat
meningkatkan resiko perdarahan, serta aspilet dengan arixtra dapat
meningkatkan resiko perdarahan. Interaksi antara aspilet dg ketorolac
resiko perdarahan GI, Belum diberikan terapi albumin
polifarmasi
06/02/20 S : Pasien mengeluh nyeri dada, Kaki kanan dan kiri bengkak, mual
21 O : TD 80/50, N: 89x/menit, R: 28x/menit, Suhu 36,6oC
A : DRP (+) penggunaan Clopidogrel dengan arixtra dapat
meningkatkan resiko perdarahan, serta aspilet dengan arixtra dapat •MENINGGAL
meningkatkan resiko perdarahan. Interaksi antara aspilet dg ketorolac
resiko perdarahan GI
polifarmasi
Tata Laksana
ANGINA PEKTORIS TIDAK STABIL
DAN INFARK MIOKARD NON
ST ELEVASI
TATA LAKSANA
Hypertensive Heart Failure (HHF)
TATALAKSANA
Congestive Heart Failure
(CHF)
HIPOALBUMIN
• Ringan : 3,5 s/d 3,0 – 3,0 s/d 2,3 g/dl
• Sedang : 3,0 s/d 2,3 - 2,5 s/d 2,0 g/dl (29/1/2021)
• Berat : < 2,5 s/d 2,0 g/dl (5/2/2021)

• Perhitungan dosis Albumin


• Abumin = 0,8 x BB x (Target albumin – kadar albumin)
= 0,8 x 58 x (3,5-2,64) = 0,8 X 58 (3,5-2,17)
= 39,9 g = 61,712 g

Dosis 20% 100ml = 39,9 = 1,995 Botol = 2 Botoldosis = 61,712 = 3,08 Botol = 3 Botol
20 20
IGD Ranap 4/2/21
PLAN
• Meningkatkan Kepatuhan minum obat selama perawatan.
• Memotivasi pasien dan keluarga untuk segera menghubungi tenaga
medis apabila muncul tanda perdarahan selama perawatan.
3. DATA OBAT SELAMA PERAWATAN DI RUANG ICCU DAN KIAN SANTANG
Ruang IICU Ruang Kian Santang
No Nama Obat Frekuensi Rute 19/10 20/10 21/10 22/10 23/10 24/10 25/10

1 Ramipril 5 mg 1x1 PO √ - - - √ √ √
2 Concor 10 mg 1x1 PO √ √ √ √ 5mg √ 2,5 mg √ √
3 miniaspi 1x1 PO √ √ √ √ √
4 CPG 1x1 PO √ √ √ √ √ √ √
5 lansoprazol 1x1 PO √ √ √ √
6 ISDN 1x1 PO √ √ √
7 Paracetamol inf 3x1 IV √
8 Atorvastatin 20 mg 1x1 PO √ √ √ √ √ √ √
9 Nitrokaf cap 1x1 PO √ √ √

10 Gabapentin 100 mg 1x1 PO √ √ √ √ √ √ √


2x300mg
11 Codein 20 mg 1x1 PO √ √ √ √ √ √ √
12 Diazepan inj IV √ √ √ √
13 Lovenox 0,6 2x1 IV √ √ √
14 Infus RL IV √ √ √ √ √ √ √
15 Omeprazol inj 1x1 PO √ √
16 Myores tab 3x1 PO √ extra
17 Dexketoprofen 50 mg 2x1 PO √ √ √ √ √ √ √
18 Patral tab kp PO √
19 Amlodipin 10 mg 1x1 PO √ √
20 Levofloxacin tab 1x1 PO √ √

21 Theophyllin 50mg/salbutamol 0,5/ 3x1 PO √


methylprednisolone /ambroxol 1/3
Kemungkinan alasan penghentian acei di tanggal
20/03/2019

- Meskipun ada manfaat teoritis dari menggabungkan ARB


dengan penghambat ACE (misalnya, pengurangan proteinuria),
uji coba yang dilakukan belum menunjukkan manfaat yang
sebenarnya terhadap peningkatan efek samping ginjal.
- Oleh karena itu, tidak ada alasan klinis untuk menggabungkan
ARB dengan ACEi dalam pengelolaan hipertensi.
Penelitian terhadap 60.000 pasien dengan MI - Profil keamanan dan tolerabilitas yang sangat baik dari kelas
ARB telah meningkatkan kepatuhan terhadap terapi
 Ada potensi manfaat ARB lebih baik
antihipertensi dan meningkatkan kemampuan untuk mengelola
dibandingkan dengan ACEi pada wanita lansia. hipertensi di pasien dengan kepekaan terhadap golongan obat
antihipertensi lainnya, termasuk ACEi
Penatalaksanaan tension type headache (TTH) utamanya adalah
penggunaan analgesik baik tunggal maupun kombinasi,
misalnya dengan paracetamol dan nonsteroidal
antiinflammatory drugs (NSAID). Triptan, muscle relaxants,
dan opioid dilaporkan tidak memiliki peran dalam tatalaksana
TTH akut. Bendtsen L, Evers S, Linde M, et al. EFNS guideline
on the treatment of tension-type headache - Report of an EFNS
task force. European Journal of Neurology, 2010. 17(11): 1318–
1325. doi:10.1111/j.1468-1331.2010.03070.
Unstable angina dibagi dalam beberapa kategori menurut risiko …………….
1. Rendah
2. Menengah/sedang
3. Tinggi

Ciri unstable angina:


4. Kecepatan tempo gejala iskemik dalam 48 jam sebelumnya
5. Nyeri saat istirahat berlangsung lebih dari 20 menit
6. Biasanya terjadi pada usia lebih dari 75 tahun
7. Mengalami perubahan segmen ST
8. Temuan klinis berupa edema paru, mitral regurgitasi, S3, rales, hipotensi, bradikardia atau takikrdia
Berdasarkan kasus  penyebab nyeri kepala pasien tidak diketahui
Penyebab nyeri yang kemungkinan dialami pasien adalah disebabkan oleh salah satu hal berikut: (Iqbal Mubarak
(2015)
1. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah
2. Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri
3. Iskemia pada jaringan, misalnya terjadi blockade pada arteri koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat
tertumpuknya asam laktat
4. Spasme otot dapat menstimulasi mekanik

Berdasarkan tempatnya, nyeri pasien pada kasus adalah nyeri Central pain  nyeri yang terjadi akibat perangsangan
pada susunan saraf pusat, medulla spinalis, batang otak, dan lain-lain (Iqbal
Mubarak, 2015)

Anda mungkin juga menyukai