Anda di halaman 1dari 16

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Penelitian dilakukan di Puskesmas Simpang Baru pekanbaru dari bulan April

sampai bulan Juni tahun 2012. Subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai

bayi usia > 2 bulan di Puskesmas Simpang Baru Pekanbaru sebanyak 964 bayi.

4.1.1. Analisis Univariat

Analisis univariat di lakukan untuk melihat distribusi frekuensi dan

presentasi dari tiap-tiap variabel.Disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi guna mendapatkan gambaran umum. Tujuan analisis ini adalah untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing varabel yang

diteliti, hasil penelitian akan diuraikan sebagai berikut :

1) Imunisasi BCG

Hasil penelitian berdasarkan distribusi frekuensi imunisasi BCG di

Puskesmas Simpang Baru Pekanbaru tahun 2012 dapat di lihat pada tabel

4.1 di bawah ini :

38
39

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Imunisasi BCG Di Puskesmas
Simpang Baru Pekanbaru
Tahun 2012
No Imunisasi BCG Frekuensi Presentasi (%)
1. Dapat 67 35
2. Tidak dapat 125 65
Jumlah 192 100

Sumber : Hasil penelitian kuisoiner tahun 2012

Dari tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah bayi di Puskesmas

Simpang Baru Pekanbaru Tahun 2012 sebanyak 192.Dari 192 bayi yang

tidak dapat imunisasi BCG sebanyak 125 bayi (65%), dan bayi yang dapat

imunisasi BCG sebanyak 67 bayi (35%).

2) Pendidikan

Hasil penelitian berdasarkan distribusi frekuensi dengan pendidikan

tinggi dan pendidikan di Puskesmas Simpang Baru Pekanbaru tahun 2012

dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini :


40

Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Pendidikan Di Puskesmas
Simpang Baru Pekanbaru
Tahun 2012
No Pendidikan Frekuensi Presentasi (%)
1. Tinggi 101 53
2. Rendah 91 47
Jumlah 192 100

Sumber :Hasil penelitian kuisoiner tahun 2012

Dari tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa jumlah dari responden ibu

bayi di Puskesmas Simpang BaruPekanbaru Tahun 2012 sebanyak 192.Ibu

dengan pendidikan tinggi sebanyak 101 (53%), dan ibu dengan pendidikan

rendah sebanyak 91 (47%).

3) Pengetahunan

Hasil penelitian berdasarkan distribusi frekuensi dengan pengetahuan

tinggi dan pengetahuan rendah di Puskesmas Simpang Baru pekanbaru

tahun 2012dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini :

Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Imunisasi BCG Di Puskesmas
Simpang Baru Pekanbaru
Tahun 2012
No Pengetahuan Frekuensi Presentasi
(%)
1. Tinggi 36 19
2. Rendah 156 81
Jumlah 192 100
Sumber : Hasil penelitian kuisoiner tahun 2012
41

Dari tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa jumlahdari responden ibu

bayi di Puskesmas Simpang Baru Pekanbaru Tahun 2012 sebanyak

192.Ibu dengan pengetahuan rendah sebanyak 156 (81%), dan ibu dengan

pengetahuan tinggi sebanyak 36 (19%).

4) Penghasilan

Hasil penelitian berdasarkan distribusi frekuensi dengan penghasilan

tinggi dan penghasilan rendah di Puskesmas Simpang Baru pekanbaru

tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini :

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Penghasilan Di Puskesmas
Simpang Baru Pekanbaru
Tahun 2012
No Penghasilan Frekuensi Presentasi (%)

1. Tinggi 88 45
2. Rendah 104 55
Jumlah 192 100
Sumber : Hasil penelitian kuisoiner tahun 2012
Dari tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa jumlah dari responden ibu

bayi di Puskesmas Simpang Baru Pekanbaru Tahun 2012 sebanyak

192.Didapat penghasilan rendah keluarga sebanyak 104 (55%), dan

penghasilan tinggi sebanyak 88 (45%).

4.1.2 Analisis Bivariat

Penelitian ini untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan

Dengan Pemberian Imunisasi BCG Pada Bayi Usia 0-2 Bulan Di Puskesmas

Simpang Baru Pekanbaru Tahun 2012. Dari penelitian yang dilakukan


42

diperoleh frekuensi dari masing-masing Kategori Imunisasi BCG,

Pendidikan, Pengetahuan Dan Penghasilan adalah seperti tabel sebagai

berikut :

1) Hubungan Antara Pendidikan Terhadap Imunisasi BCG Pada Bayi Usia

0-2 Bulan

Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Simpang Baru Pekanbaru

Tahun 2012, berdasarkan pendidikan terhadap imunisasi BCG dapat

dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini :

Tabel 4.5
Hubungan antara pendidikan dengan imunisasi BCG
Di Puskesmas Simpang Baru Pekanbaru
Tahun 2012
Pendidikan Imunisasi BCG TOTAL
Dapat % Tidak dapat % Jumlah %
Tinggi 45 24 56 29 101 53
Rendah 22 11 69 36 91 47
TOTAL 67 35 125 65 192 100
Sumber : Hasil penelitian kuisoiner tahun 2012

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa jumlah dari responden ibu

bayi Di Puskesmas Simpang Baru Pekanbaru Tahun 2012 sebanyak 192.

Dari 101(53%) ibuyang paling banyak pendidikan tinggiterhadap

pendidikan sebanyak 45 (24%) bayi yangdapat imunisasi BCG,

sedangkan dari 91 (47%) ibu paling sedikit pendidikanrendah terhadap

pendidikan sebanyak 69 (36%) bayi yang dapat imunisasi BCG.

Uji chi-Squarehubungan antara variabel pendidikan terhadap

imunisasi BCG sebagai berikut:


43

X2 =N(AD-BC)2
(A+B)(C+D)(A+C)(B+D)

X2 = 192(3174-1288)2
(45+69)(22+56)(45+56)(22+69)

X2 =192(356996)
(115)(79)(102)(92)

X2=682943232
85253640

X2= 8,010

Dk = (k-1) (b-1)
= (2-1) (2-1)
= 1
Keterangan :

Dk= Derajat Kebebasan

B= Baris

K= Kolom

Nilai X2 hasil analisis hubungan yang dilakukan dengan uji square

bahwa nilai X2 hitung (8,010) > X2 tabel ( 3,841) maka Ho

ditolak,sehinggadapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang

bermakna antara pendidikan terhadap imunisasi BCG pada bayi usia 0-2

bulan.
44

2) Hubungan Antara Pengetahuan Terhadap Imunisasi BCG Pada Bayi Suia


0-2 Bulan
Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Simpang Baru

Pekanbaru Tahun 2012, berdasarkan pengetahuan terhadap imunisasi

BCG dapat di lihat pada tabel 4.6 dibawah ini :

Tabel 4.6
Hubungan antara pengetahuan dengan imunisasi BCG
Di Puskesmas Simpang Baru Pekanbaru
Tahun 2012
Pengetahuan Imunisasi BCG TOTAL
Dapat % Tidak dapat % Jumlah %
Tinggi 20 10 16 8 36 19
Rendah 47 25 109 57 156 81
TOTAL 67 35 125 65 192 100
Sumber : Hasil penelitian kuisoiner tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa jumlah dari responden ibu
bayi Di Puskesmas Simpang Baru Pekanbaru Tahun 2012 sebanyak 192.
Dari 156(81%) ibu yang paling banyak pengetahuan rendahterhadap
pengetahuan sebanyak 109(57%) bayiyang tidak dapat imunisasi BCG,
sedangkan dari 36(19%) ibu paling sedikit tinggi pengetahuan terhadap
pengetahuan sebanyak 16(20%) bayi yang dapat imunisasi BCG.
Ujichi-Squarehubungan antara variabel pengetahuan terhadap

kegiatan imunisasi sebagai berikut:


45

X2= N(AD-BC)2
(A+B)(C+D)(A+C)(B+D)

X2 = 192(2180-752)2
(20+109)(47+16)(20+16)(47+109)

X2 = 192(2039184)
(129)(63)(36)(156)

X2= 391523328
45641232

X2= 8,578

Dk = (k-1) (b-1)
= (2-1) (2-1)
=1
Keterangan :

Dk= Derajat Kebebasan

B = Baris

K = Kolom

Nilai X2 hasil analisis hubungan yang dilakukan dengan uji square

bahwa nilai X2 hitung (8,578) > X2 tabel ( 3,841) maka Ho ditolak,

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara pengtahuan terhadap imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan.
46

3) Hubungan Antara Penghasilan terhadap imunisasi BCG Pada Bayi Suia


0-2 Bulan
Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Simpang Baru

Pekanbaru Tahun 2012, berdasarkan penghasilan terhadap imunisasi

BCG dapat di lihat pada tabel 4.7 dibawah ini :

Tabel 4.7
Hubungan antara penghasilan dengan imunisasi BCG
Di Puskesmas Simpang Baru Pekanbaru
Tahun 2012
Penghasilan Imunisasi BCG TOTAL
Dapat % Tidak dapat % Jumlah %
Tinggi 37 19 51 26 88 45
Rendah 30 16 74 39 104 55
TOTAL 67 35 125 65 192 100
Sumber : Hasil penelitian kuisoiner tahun 2012
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat bahwa jumlah dari responden ibu

bayi Di Puskesmas Simpang Baru Pekanbaru Tahun 2012 sebanyak 192

bayi. Dari 104 (55%) keluarga yang paling banyak penghasilan

rendahterhadap penghasilan sebanyak 74(39%) bayi yang tidak dapat

imunisasi BCG, sedangkan dari88(45%) keluarga yang paling sedikit

penghasilan tinggi terhadap penghasilan sebanyak37(19%) bayi yang

dapat imunisasi BCG pada bayi usia 0-2 bulan.

Uji chi-Squarehubungan antara variabel penghasilan terhadap

imunisasi BCG sebagai berikut:


47

X2=N(AD-BC)2
(A+B)(C+D)(A+C)(B+D)
X2 = 192(2738-1530)2
(37+74)(30+51)(37+51)(30+74)
X2 = 192(1440000)
(111)(81)(88)(104)
X2=276480000
82285632
X2= 3,360
Dk= (k-1) (b-1)
= (2-1) (2-1)
= 1
Keterangan :

Dk= Derajat Kebebasan

B = Baris

K = Kolom

Nilai X2 hasil analisis hubungan yang dilakukan dengan uji square

bahwa nilai X2 hitung (3,360) < X2 tabel ( 3,841) maka Ho

diterima,sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada hubungan

yang bermakna antara penghasilan terhadap imunisasi BCG pada bayi

usia 0-2 bulan.


48

Tabel 4.8
Tabel chi-Square

, N 50 ,30 ,20 ,10 ,05 ,02 ,01

1 ,455 1,074 1,642 2,706 3,841 5,412 6,635


2 1,386 2,408 3,219 4,605 5,991 7,824 9,210
3 2,366 3,665 4,642 6,251 7,815 9,837 11,345
4 3,357 4,878 5,989 7,779 9,488 11,668 13,277
5 4,351 6,064 7,289 9,236 11,070 13,388 15,086

Sumber : Budiarto eko, Biostatistik

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Univariat

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Imunisasi BCG Pada

Bayi usia 0-2 Bulan Di Puskesmas Simpang BaruPekanbaru Tahun 2012

didapatkan sampel sebanyak 192 bayi. Berdasarakan hasil penelitian dengan

pengisian Kuesioner di Puskesmas Simpang BaruPekanbaru Tahun 2012

menunjukan jumlah bayi yang tidak mendapatkan imunisasi BCG sebanyak

125 (65%) bayi, dari kategori pendidikan yang pendidikan rendah sebanyak

91(47%) ibu, dari kategori pengetahuan yang pengetahuan rendah sebanyak

156(81%) Ibu, dari kategori penghasilan yang penghasilan rendah sebanyak104

(55%) Ibu.

Hasil penelitian pemberian imunisasi BCG pada usia 0-2 bulan di

Puskesmas Simpang Baru PekanbaruTahun 2012 Pembahasannya adalah

sebagai berikut :
49

1) Imunisasi BCG

Berdasarkan Penelitian diatas dapat dilihat bahwa paling banyak bayi

tidak dapat imunisasi BCG sebanyak 125 (65%) Bayidan paling sedikit

bayi yang dapat imunisasi BCG sebanyak 67 (35%) bayi.

imunisasi BCG berfungsi untuk mencegah penularan TBColeh

karena itu, bila orangtua tidak mau anaknya diimunisasi berarti bisa

membahayakan keselamatan anaknya dan anak-anak lain disekitarnya,

karena mudah tertular penyakit berbahaya yang dapat menimbulkan sakit

berat, cacat atau kematian. Pada bayi yang tidak pernah diberikan

imunisasi BCG atau yang tidak mendapatkan imunisasi BCG, akan

dengan mudah terserang tuberkulosis (TBC) yang juga dapat menyerang

organ-organ lain nya seperti otak, tulang, kelenjar superfisialis dan lain-

lain (Dewi,2010)

2) Pendidikan

Berdasarkan Penelitian diatas dapat dilihat bahwa paling banyak ibu

yang pendidikan tinggi sebanyak 101 (53%) ibu dan paling sedikit ibu

yang pendidikan rendah sebanyak 91(47%) ibu.

Dengan berpendidikan tinggi, wawasan pengetahuan semakin

bertambah dan semakin menyadari bahwa begitu pentingkesehatan bagi

kehidupan sehingga termotivasi untuk melakukan kunjungan ke pusat-

pusat pelayanan kesehatan yang lebih baik.


50

Ibu yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan

memberikan imunisasi lebih lengkap pada anaknya dibandingkan ibu

dengan pendidikan rendah (Widyanti,2008)

3) Pengetahuan

Berdasarkan Penelitian diatas dapat dilihat bahwa paling banyak ibu

ada yang pengetahuan rendah sebanyak 156 (81%) Ibu dan paling sedikit

ibu yang pengetahuan tinggi sebanyak 36 (19%) ibu .

pengetahuan ibu dapat diperoleh dari pendidikan atau pengamatan

serta informasi yang didapat seseorang. Pengetahuan dapat menambah

ilmu dari seseorang serta merupakan proses dasar dari kehidupan manusia.

Melalui pengetahuan, manusia dapat melakukan perubahan-perubahan

kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang.Semua aktivitas

yang dilakukan para ibu seperti dalam pelaksanaan imunisasi bayi tidak

lain adalah hasil yang diperoleh dari pendidikan (Slamet,1999)

4) Penghasilan

Berdasarkan Penelitian diatas dapat dilihat bahwa paling banyak

keluarga yang penghasilan rendah sebanyak 104 (55%) Keluarga dan

paling sedikit keluarga yang tinggi pendidikan sebanyak 88

(45%)Keluarga.

Keluarga dengan sosial ekonomi yang tinggi akan mengusahakan

terpenuhinya imunisasi yang lengkap bagi bayi (Notoatmodjo, 2003).

4.2.2 Analisis Bivariat


51

Hasil penelitian Terlaksananya pemberian imunisasi BCG di Puskesmas

Simpang Baru PekanbaruTahun 2012 Pembahasannya adalah sebagai berikut :

1) Hubungan pendidikan Terhadap imunisasi BCG Pada Bayi Usia 0-2

Bulan

Berdasarkan Penelitian dapat diketahui bahwaada hubungan antara

pendidikan dengan imunisasi BCG, hasil penelitian ini sesuai dengan

hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Reza (2006)yang

menyatakan bahwa ibu dengan pendidikan rendah mempunyai resiko

2,04 kali lebih besar status imunisasi anaknya untuk tidak lengkap

dibandingkan dengan ibu pendidikan tinggi.

Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian yang dilakukan

sulistyaningrum pada (2006) yang menyatakan bahwa Pendidikan

seseorang berbeda-beda akan mempengaruhi seseorang dalam

pengambilan keputusan, pada ibu yang berpendidikan tinggi lebih mudah

menerima suatu ide baru dibandingkan ibu yang berpendidikan rendah

sehingga informasi lebih mudah dapat diterima dan dilaksanakan.

Tingkat pendidikan yang diperoleh seseorang dari bangku sekolah formal

dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Makin tinggi pendidikan

seseorang, makin tinggi pengetahuannya tentang kesehatan.

2) Hubungan pengetahuan Terhadap imunisasi BCG Pada Bayi Usia 0-2

Bulan
52

Berdasarkan penelitiandapat diketahui bahwa ada hubungan antara

pengetahuan dengan imunisasi BCG, hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian sebelimnya yang dilakukan oleh Gust (2004) yang menyatakan

bahwa pengetahuan orangtua bayi berhubungan dengan status imunisasi

bayi.Pertanyaan meliputi ketidakyakinan orangtua tentang keamanan

imunisasi (pengetahuan) dan pernah menolak bayinya untuk diimunisasi

(perilaku) berhubungan dengan status imunisasi bayi.

Hasil penelitian ini juga sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sulistyaningrum pada (2006) yang menyatakan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi BCG

dengan perilaku pemberian imunisasi BCG, ini berarti semakin baik

tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi, maka akan semakin baik pula

perilaku ibu dalam pemberian imunisasi BCG.

3) Hubungan penghasilan Terhadap imunisasi BCG Pada Bayi Usia 0-2

Bulan

Berdasarkan penelitian dapat diketahui bahwatidak ada hubungan

antara penghasilan dengan imunisasi BCG,hasil penelitian inisesuai

dengan penelitian yang dilakukan Febriana (2009) yang menyatakan

bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pendapatan keluarga

dengan pemberian imunisasi. Hal ini disebabkan karena sudah adanya

program-program dari pemerintah sehingga dapat memberikan biaya

yang murah bahkan gratis.


53

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh

Noor (2000) yang menyatakan bahwa berbagai variabel sangat erat

hubungannya dengan status sosio ekonomi sehingga merupakan

karakteristik.Status sosio ekonomi erat hubungannya dengan

pekerjaan/jenisnya, pendapatan keluarga, daerah tempat

tinggal/geografis, kebiasaan hidup dan lain sebagainya. Status ekonomi

berhubungan erat pula dengan faktor psikologi dalam masyarakat.

Status sosial ekonomi sebagai kebutuhan (need) adalah pelayanan

kesehatan atau imunisasi tidak dipengaruhi harga dan selera, tetapi lebih

berdasarkan kepada tingkat pengetahuan, sikap, pkepercayaan dan

keadaan sosial budayanya. Sedangkan (demand) terhadap pelayanan

kesehatan atau imunisasi adalah setelah needdipengaruhi oleh faktor

ekonomi lokasi dan jarak psikologis dan sosiologis. Disamping faktor

pembiayaan dari pemerintah, hal yang menyebabkan pendapatan

keluarga tidak berhubungan dengan kelengkapan imunisasi sehingga

timbul miskonsepsi dikalangan masyarakat masih beranggapan bahwa

imunisasi membutuhkan biaya besar (mahal).

Anda mungkin juga menyukai