Anda di halaman 1dari 14

ALEGORI: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia

p-ISSN: , e-ISSN : Vol. No. , 20..

MAKALAH
ANALISIS PUISI “ KEPADA HAWA “ KARYA AAN MANSYUR
DENGAN PENDEKATAN EKSPRESIF

Untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah “ Kajian Puisi “


pada program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Yang diampu oleh : Sangaji Niken Hapsari, M.Pd.

Disusun oleh :

Aida Annisa, Sutihat A’lawiyah, Haura Fathiyya Ashari,


Tasya Riyanti, Maulida Aulia.
FAKULTAS BAHASA & SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
aidaannisa2728@gmail.com, sutihatalawiyah232@gmail.com, haurafathiyya03@gmail.com,
rahmantasya0@gmail.com, maulidaauliaa155@gmail.com.

Abstrak

Judul puisi: "Kepada Hawa"

1
Penulis: Aan Mansyur

Kajian puisi "Kepada Hawa" karya Aan Mansyur menggambarkan perjalanan batin seorang penyair yang
terpesona oleh kehadiran dan kekuatan perempuan. Dalam puisi ini, Aan Mansyur menggunakan bahasa
yang indah dan imajinatif untuk menyampaikan perasaannya terhadap Hawa, sebagai representasi dari
perempuan dalam kehidupan nyata. terdapat juga perasaan keterasingan dan kerentanan yang dialami oleh
sang penyair. Dalam kajian ini, akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan ekspresif. Kajian ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang puisi "Kepada Hawa" karya Aan
Mansyur, serta mengapresiasi keindahan dan kompleksitas karya sastra ini dalam menyampaikan
pengalaman manusia tentang cinta dan hubungan antara jenis kelamin yang berbeda.. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses kreatifitas pengarang dalam menciptakan puisi “Kepada
Hawa” karya A'an Mansyur. Data penelitian ini adalah isi puisi “Kepada Hawa” karya A'an Mansyur.
Metode yang digunakan adalah metode deskriptif. Metode ini didasarkan atas pertimbangan akan adanya
kesesuaian antara bentuk penelitian dan tujuan penelitian. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa
dalam menciptakan puisi ini sangat manis Diksi yang terkandung didalamnya akhirnya memiliki makna
yang cukup mendalam mengenai sebuah perasaan dan kisah cinta. Dalam puisi ini A’an Mansyur juga
menulis diksi-diksi yang berhubungan dengan kisah kedua tokoh tersebut, seperti apel merah (sebagian
riwayat buah ini merupakan representasi buah khuldi), cinta, mati tuhan, surga, dan lain-lain. Dalam puisi
ini juga A’AN Mansyur ingin memberitahu kepada pembaca kisah kedua tokoh terutama laki-laki
tersebut akan terus mencintai perempuan itu selamanya.

Kata Kunci: Maksimum 5 kata kunci dipisahkan dengan tanda koma. [Font Times New Roman 10 spasi
tunggal, dan cetak tegak]

Abstract
Poem title: "Kepada Hawa"
Author: Aan Mansyur

The study of the poem "Kepada Hawa" by Aan Mansyur describes the inner journey of a poet who is
fascinated by the presence and power of women. In this poem, Aan Mansyur uses beautiful and
imaginative language to convey his feelings towards Eve, as a representation of women in real life. there
are also feelings of alienation and vulnerability experienced by the poet. In this study, it will be analyzed
using an expressive approach. This study aims to provide a deeper understanding of the poem "Kepada
Hawa" by Aan Mansyur, as well as to appreciate the beauty and complexity of this literary work in
conveying the human experience of love and the relationship between different genders. This research
aims to find out how the author's creativity process in creating the poem "Kepada Hawa" by A'an
Mansyur. The data of this research is the content of the poem "Kepada Hawa" by A'an Mansyur. The
method used is descriptive method. This method is based on the consideration of the suitability between
the form of research and research objectives. The results of the study can be concluded that in creating
this poem, the diction contained in it finally has a fairly deep meaning about a feeling and love story. In
this poem A'an Mansyur also writes diction related to the story of the two characters, such as red apples
(some histories of this fruit are representations of the khuldi fruit), love, dead gods, heaven, and others.
In this poem, A'AN Mansyur also wants to tell the reader that the story of the two characters, especially
the man, will continue to love the woman forever.

Keywords: Maksimum 5 kata kunci dipisahkan dengan tanda koma. [Font Times New Roman 10 spasi
tunggal, dan cetak miring]

PENDAHULUAN

2
Penulisan pendahuluan berbeda dengan penulisan abstrak. Pada bagian ini, secara
umum pembaca perlu mengetahui latar belakang penelitian Anda dan yang paling
penting, yaitu mengapa penelitian Anda penting untuk dilakukan. Apa rumusan masalah
dalam penelitian anda? dan mengapa pembaca harus tertarik dengan penelitian anda?
Tujuan dari pendahuluan adalah untuk merangsang minat pembaca terhadap
artikel penelitian yang anda tulis. Untuk itu, perlu bagi anda untuk menyediakan
informasi yang tepat terkait penelitian anda. Pada bagian ini, secara spesifik anda
diminta merangkum masalah yang ingin dipecahkan melalui penyajian fakta-fakta
lapangan dan pengkajian penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian
anda. Hindari membuat bagian pendahuluan ini layaknya sebuah minireview. Memang
disadari bahwa sangat banyak literature yang dapat dipergunakan, tetapi sebagai
seorang ilmuwan anda harus mampu mengambil hal-hal yang paling relevan saja dan
jelaskan mengapa literature itu menjadi bagian penting dalam penelitian anda. Hal ini
untuk menunjukkan kepada para editor atau pembaca bahwa anda memahami dengan
menyeluruh hal-hal yang menjadi fokus utama penelitian anda. Upayakan bagian
pendahuluan ini disajikan secara ringkas, dan terstruktur dengan baik. Mulai dari hal-hal
umum ke khusus; dari fenomena/fakta lapangan ke hasil studi sebelumnya. Arahkan
perhatian pembaca langsung kepada poin penting penelitian anda; jangan membebani
pembaca dengan membaca bagian pendahuluan yang terlalu panjang/lama. [Times New
Roman, 12pt, normal, justify].

Beberapa kiat praktis:


1. Mulai bagian pendahuluan dengan latar belakang masalah yang diteliti;
2. Nyatakan rumusan masalah dan tujuan penelitian anda dengan jelas;
3. Jelaskan mengapa penelitian anda penting untuk dilakukan dan relevansinya
dengan konteks kehidupan dewasa kini.
4. Perkenalkan pembaca dengan literatur-literatur yang memiliki
dampak/keterkaitan langsung dalam penelitian anda. Hindari menyajikan full
history literatur tersebut;
5. Untuk semakin memperjelas gambaran utuh penelitian anda, maka sajikan
pembahasan singkat hasil/temuan penelitian sebelumnya;
6. Apabila terdapat penggunaan singkatan atau bahasa daerah tertentu, anda wajib
memberikan penjelasan, dan;
7. Nyatakan dengan jelas hipotesis penelitian anda (jika ada);

METODE PENELITIAN

3
Pada bagian metode, anda perlu menjelaskan bagaimana penelitian dilakukan. Hal
ini bertujuan untuk (1) memungkinkan pembaca mengevaluasi penelitian anda, dan (2)
memberikan petunjuk bagi pembaca untuk dapat mengulangi kajian penelitian yang
telah anda lakukan di masa yang akan datang. Anda harus menjelaskan dengan tepat
metode penelitian anda, seperti: apa metodenya, berapa banyak populasi dan sampelnya
atau subjeknya, di mana tempat penelitiannya, kapan penelitian itu dilakukan (berapa
lama), dan peralatan dan bahan penunjang yang digunakan dalam penelitian. Hal ini
dibutuhkan untuk memastikan bahwa tersedianya informasi yang detail bagi pembaca
untuk memverifikasi temuan penelitian anda dan membuka ruang bagi adanya studi
lanjutan. Anda tidak harus menjelaskan secara teknis atau langkah demi langkah, namun
anda diminta untuk tetap mempertahankan kepadatan, kelengkapan, dan kecukupan
informasi yang anda berikan. [Times New Roman, 12pt, normal, justify].

Beberapa kiat praktis:


1. Sebutkan pendekatan/metode penelitian yang digunakan;
2. Uraikan populasi/subjek penelitian dan metode samplingnya;
3. Jelaskan instrumen yang anda gunakan, beserta pendekatan untuk memastikan
validitas dan reliabilitasnya;
4. Deskripsikan prosedur penelitian anda;
5. Deskripsikan rencana analisis anda;
6. Jika menggunakan uji statistik, sebutkan uji statistik yang digunakan disertai
rujukan (tidak perlu dikomentari). Jika menggunakan metode baru maka uraian
singkat perlu untuk disajikan disertai rujukan, dan;
7. Uraikan lingkup dan/atau keterbatasan metode penelitian Anda.

Dalam social dan behavioral sciences, sangat penting untuk selalu memberikan
informasi yang mencukupi untuk memungkinkan peneliti lain mengadopsi atau meniru
metodologi Anda. Informasi ini sangat penting ketika metode baru telah dikembangkan
atau ada inovasi dalam metode yang digunakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4
1. Biografi penyair:

Aan Mansyur adalah seorang penyair dan penulis Indonesia. Ia lahir pada tanggal 9
Oktober 1974 di Tanjung Karang, Lampung. Nama aslinya adalah Heriansyah, tetapi ia
dikenal dengan nama pena Aan Mansyur.

Aan Mansyur tumbuh dalam keluarga yang mencintai sastra. Ayahnya adalah seorang
guru dan juga seorang penyair, sehingga ia terinspirasi untuk mengeksplorasi dunia
sastra sejak usia muda. Ia mulai menulis puisi sejak remaja dan menjadi anggota
kelompok sastra di sekolahnya.
Pada tahun 1998, Aan Mansyur pindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan di
Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Di sana, ia aktif dalam kegiatan sastra dan
menjadi anggota Komunitas Salihara, sebuah organisasi sastra terkemuka di Indonesia.
Karya-karya Aan Mansyur seringkali menggambarkan pengalaman pribadi dan perasaan
yang mendalam. Puisi-puisinya sering kali bernuansa introspektif dan melankolis,
mengungkapkan keraguan, penderitaan, dan keindahan dalam kehidupan sehari-hari.
Gaya penulisannya yang jujur dan lugas telah menarik perhatian banyak pembaca dan
kritikus sastra.

Pada tahun 2011, Aan Mansyur menerbitkan buku kumpulan puisi pertamanya yang
berjudul "Tidak Ada New York Hari Ini" yang menjadi karya yang sangat terkenal dan
diakui di dunia sastra Indonesia. Buku ini memenangkan beberapa penghargaan sastra
dan mendapat apresiasi luas dari para kritikus.

Setelah kesuksesan buku pertamanya, Aan Mansyur terus menerbitkan karya-karya


puisi dan esai. Beberapa judul bukunya antara lain "Sudahlah" (2013), "Buku Puisi"
(2015), dan "Cinta yang Marah" (2019). Karya-karyanya telah menjadi inspirasi bagi
banyak penikmat sastra di Indonesia.
Selain menulis, Aan Mansyur juga aktif dalam kegiatan sastra dan sering tampil dalam
berbagai acara sastra di Indonesia. Ia menjadi salah satu pengisi acara dalam Festival
Sastra Salihara dan berpartisipasi dalam berbagai diskusi dan pembacaan puisi di
berbagai tempat.

Aan Mansyur telah dikenal sebagai salah satu penyair terkemuka Indonesia. Karyanya
telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa dan dipublikasikan di antologi puisi
internasional. Ia terus berkontribusi dalam perkembangan sastra Indonesia dengan
karya-karyanya yang penuh makna dan perenungan.

Puisi Kepada Hawa


Karya Aan Mansyur

5
aku merelakanmu menjauh,
merelakanmu terjatuh
ke tempat sampah
bagai sepotong apel merah
yang di geligimu pernah
berdarah
adakah cinta yang jatuh
kepadamu melebihi cintaku?
lelaki yang engkau cintai itu mati
dan tak membawamu ke makamnya
sementara aku bertahan hidup,
bertahun-tahun sanggup tak mati
oleh rindu–dan menanti di surga
hawa, aku masih ular yang setia
mencintaimu sepanjang usia tuhan.

2. Penafsiran Pemahaman Puisi

1. Pemilihan kata (diksi)


Diksi yang digunakan Aan Mansyur dalam puisi KepadaHawa telah menggambarkan
perasaan cinta sang Adam kepada Hawanya, selain itu juga sudah mewakili perasaan
sang pengarang yang telah sampai pada kepada para pembacanya. Diksi yang
terkandung didalamnya memiliki makna yang cukup mendalam mengenai sebuah
perasaan dan kisah cinta.

adakah cinta yang jatuh


kepadamu melebihi cintaku?

Maksud dari bait tersebut ialah ungkapan cinta yang begitu besar yang tidak ada
tandingannya oleh siapapun didunia ini.

lelaki yang engkau cintai itu mati


dan tak membawamu ke makamnya

bait tersebut memiliki makna dimana sang laki laki yang dicintai oleh Hawa
meninggalkannya begitu saja

sementara aku bertahan hidup,


bertahun-tahun sanggup tak mati
oleh rindu–dan menanti di surga

bait ini mengandung berbeda dengan bait sebelumnya sang hawa ditinggalakn begitu
saja oleh lelaki itu, namun adam sanggup mencintai dan terus merindukan hingga
kematian menjemputnya samapi ke surgapun ia tetap akan membawa kerinduan
cintanya kepada Hawa.

hawa, aku masih ular yang setia

6
mencintaimu sepanjang usia tuhan

pada bait ini mengadung makna bahwa Adam menegaskan kembali bahwa dia masih
tetap orang yang sama yang akan selalu mencintainya dan ia menegaskan bahwa
cintanya abadi selamanya.

A. Pemilihan Kata Khas

Penyair menggunakan diksi atau pemilihan kata yang memiliki makna yang mendalam,
dalam puisi Kepada Hawa untuk menggambarkan kisah cinta dan mengungkapkan
sebuah perasaan seorang laki-laki terhadap perempuan yang sangat amat dicintainya.

- Aku merelakanmu menjauh,


merelakanmu terjatuh
ke tempat sampah
bagai sepotong apel merah
yang digeligimu pernah
berdarah

pada larik ‘aku merelakan mu menjauh,’ ‘merelakanmu terjatuh’ menggambarkan


sebuah kerelaan dengan ikhlas hati atas semua yang terjadi pada sosok yang dicintai.
‘ke tempat sampah’ ‘bagai sepotong apel merah’ ‘yang digeligimu pernah’ ‘berdarah’
Pada pemilihan kata ‘tempat sampah”’yang secara denotatif, tempat sampah merupakan
wadah untuk membuang barang atau benda yang tidak terpakai, dan, secara konotatif
maksudnya bahwa perempuan tersebut dibuang dengan hina,

- Adakah cinta yang jatuh


Kepadamu melebihi cintaku?

menggambarkan kecintaan laki-laki terhadap perempuan yang sangat amat dicintainya


dengan sepenuh hati, sehingga dia bertanya-tanya, apakah ada, sosok lain yang dapat
mencintai perempuan tersebut melebih dirinya.

- Lelaki yang kau cintai itu mati


Dan tak membawamu ke makamnya
Sementara aku bertahan hidup,
Bertahun-tahun sanggup tak mati
Oleh rindu dan menanti surga

Pemilihan kata pada bait tersebut menjelaskan bahwa laki-laki tersebut sanggup
melakukan apapun untuk demi si perempuan. Dibandingkan laki-laki lain yang dicintai
si perempuan yang telah meninggalkannya, dan tidak bisa memberikan apapun dalam
hidupnya.

- Hawa, aku masih ular yang setia


mencintaimu sepanjang usia tuhan.

Memiliki makna bahwa, laki-laki tersebut masih setia dan akan mencintai perempuan
itu selamanya. ‘Hawa, aku masih ular yang setia’ pemilihan kata ‘ular’ yang memiliki
makna konotasi bahwa laki-laki tersebut masih memiliki banyak kekurangan, dan bisa
saja melukai perempuan yang disayanginya. Namun dia menegaskan bahwa dia akan

7
tetap selalu setia kepada perempuan tersebut. ‘mencintaimu sepanjang usia tuhan’ pada
kata ‘sepanjang usia tuhan’ memiliki makna konotasi yang dapat diartikan sebagai
keabadian. Maksudnya laki-laki tersebut akan mencintai perempuan itu selamanya.

B. Kata Konkret

Kata konkret merupakan kata-kata yang memilliki makna dan arti sama bila dilihat secara
denotatif. Secara konotatif memiliki makna dan arti berbeda yang sesuai dengan situasi
dan kondisi pemakainya. Kata-kata konkret pada puisi ini seperti terdapat pada kata:

aku merelakanmu menjauh

secara denotatif memiliki makna membirakan pujaan hatinya jauh darinya tidak ada
disisinya dan tidak bersamanya. Secara konotatif memiliki makna melepaskan sang
pujaan hati untuk berama dengan laki laki lain.

bagai sepotong apel merah

maksud denotatif pada larik ini adalah hanya penggabaran sebuah apel yang sudah tidak
utuh yang sudah habis dimakan seseorang. Secara konotatif memliki makna sebagai
riwaya buah ini merupakan repesentasi buah khuldi, cinta mati, surge dan, Tuhan.

lelaki yang engkau cintai itu mati

makna denotatif dari larik ini bermakna laki-laki yang hawa cintai telah gugur, meninggal
dunia. Secara konotatif bermakna bahwa laki-laki kekasih sang hawa telah
meninggalaknnya sendiri memutuskan ikatan dan perasaan cintanya untuk selamanya.

hawa, aku masih ular yang setia

makna denotatif dari larik di atas bermakna bahwa ada merupakan ular yang stia namun
meski setia ular tetaplah ualr yang membahayakan. Makna konotasi dari larik diatas
memliki arti bahwa Adam menegasakan bawa drinya akan selalu sertia meski ia tau
bahwa ia adlah laki laki yang masih banyak kekurangan tak selalu yang terbaik, bisa saja
ada hal yang buruk terjadi bila hawa bersamanya.

mencintaimu sepanjang usia tuhan

secara konotatif larik ini memiliki makna cinta yang abadi dan mencintai tanpa batas
merujuk pada usia Tuhan yang memiliki makna keabadian.

C. Pengimajian

Puisi "Kepada Hawa" oleh Aan Mansyur memunculkan imaji-imaji perasaan yang kuat. Melalui
penggunaan kata-kata dan ekspresi emosional, puisi ini menghadirkan beberapa imaji perasaan
berikut:
1. Cinta yang Mendalam: Puisi ini memancarkan imaji perasaan cinta yang mendalam. Aan
Mansyur menggunakan kata-kata yang romantis dan penuh kelembutan untuk menggambarkan
rasa cintanya terhadap Hawa. Pembaca dapat merasakan kehangatan, kelembutan, dan
keintiman dari perasaan cinta yang tergambar dalam puisi ini.

8
2. Kerinduan yang Mendalam: Puisi ini juga mengandung imaji perasaan kerinduan yang
mendalam. Mungkin terdapat ekspresi perasaan kehilangan dan kekosongan yang
menggambarkan rindu yang begitu dalam terhadap Hawa. Pembaca dapat merasakan kepedihan,
kekosongan, dan keinginan kuat untuk bersatu dan dekat dengan perempuan yang dicintainya.

3. Kehilangan dan Kesedihan: Puisi ini juga menciptakan imaji perasaan kehilangan dan
kesedihan. Aan Mansyur menggunakan kata-kata yang melambangkan kehilangan atau
kekosongan emosional, serta menggambarkan kepedihan hati yang terasa dalam puisi ini.
Pembaca dapat merasakan kesedihan dan kehampaan yang terpancar dari kata-kata tersebut.

D. Bahasa Figuratif

Puisi "Kepada Hawa" oleh Aan Mansyur mengandung berbagai bahasa figuratif yang
menambah keindahan dan kekayaan makna dalam puisi tersebut. Berikut adalah beberapa
contoh bahasa figuratif yang mungkin terdapat dalam puisi tersebut:

1. Metafora: Puisi ini mungkin menggunakan metafora untuk menggambarkan perasaan dan
hubungan antara penutur puisi dan Hawa.

aku merelakanmu menjauh,


merelakanmu terjatuh
ke tempat sampah
bagai sepotong apel merah
yang di geligimu pernah
berdarah
hawa, aku masih ular yang setia

2. Simbolisme: Puisi ini mungkin menggunakan simbolisme untuk menggambarkan makna


yang lebih mendalam dan melambangkan perasaan dan konsep yang kompleks. Simbol-simbol
ini dapat merujuk pada sesuatu yang lebih dari apa yang secara harfiah terlihat.

"hawa, aku masih ular yang setia"

3. Hiperbola: Puisi ini menggunakan hiperbola untuk memperkuat ekspresi perasaan yang intens
atau memperbesar penggambaran. Aan Mansyur juga menggunakan ekspresi yang berlebihan
untuk menyoroti perasaan yang sangat dalam dan kuat terhadap Hawa.

1. "Mencintaimu sepanjang usia tuhan" dan "Bertahun-tahun sanggup tak mati


oleh rindu–dan menanti di surga"
2. aku merelakanmu menjauh,
merelakanmu terjatuh
ke tempat sampah

Melalui penggunaan bahasa figuratif ini, puisi "Kepada Hawa" oleh Aan Mansyur menjadi lebih
hidup, mendalam, dan mampu menyampaikan makna yang mendalam kepada pembaca. Bahasa
figuratif memberikan dimensi ekstra pada puisi dan mengundang pembaca untuk merasakan dan
memahami puisi dengan lebih mendalam.

E. Verifikasi

9
Puisi "Kepada Hawa" oleh Aan Mansyur tidak mengikuti pola rima yang terstruktur secara
konsisten. Sebagian besar puisi ini menggunakan gaya bebas dalam penyusunan baris-barisnya.
Aan Mansyur lebih berfokus pada pengungkapan perasaan dan imaji-imaji yang kuat daripada
pada struktur rima tradisional.

Dalam puisi ini, pengarang menggunakan kebebasan dalam penempatan kata-kata dan baris-
baris, serta menggunakan ritme dan nada yang sesuai dengan ekspresi perasaannya. Lebih
penting lagi, Aan Mansyur menggunakan kekayaan kata dan pemilihan kalimat yang tepat untuk
menyampaikan perasaan yang ingin ia ungkapkan kepada Hawa dan pembaca.

Meskipun tidak ada pola rima yang konsisten, puisi ini tetap memancarkan keindahan dan daya
tarik dengan cara lain, seperti penggunaan bahasa figuratif, imaji yang kuat, dan pengungkapan
emosi yang mendalam. Puisi "Kepada Hawa" lebih mengutamakan keaslian dan kekuatan
ekspresi daripada keterikatan pada pola rima yang terstruktur.

F. Tipografi

Puisi kepada hawa ini memiliki tipografi atau tata wajah yang konvensional seperti pada puisi
umumnya, dan berdasarkan bentuknya, puisi ini memiliki jumlah larik yang berbeda pada setiap
baitnya. Yaitu, pada bai pertama terdiri dari 6 larik, bait kedua terdiri dari 2 larik, bait ketiga
terdiri dari 5 larik, dan bait keempat terdiri dari 2 larik.

G. Tema

Pada pusi Kepada Hawa ini tema yang diakat adalah sebuah perasaan dan kisah cinta. Puisi
Kepada Hawa mengambil fragmen kisah Adam dan Hawa ketika dibuang dari surga oleh
Tuhan.

H. Nada dan Suasana

Puisi kepada hawa ini bernada romantik yang sedikit melankolis, karena pada puisi ini, penyair
menggambarkan tentang seorang laki-laki yang begitu mencintai seorang perempuan dengan
sangat tulus seumur hidupnya, hingga rela melakukan apapun dan menerima segala sesuatu
yang terjadi terhadap perempuan itu. Puisi ini memberikan suasana hati yang romantik namun
ada sedikit kesedihan didalamnya.

I. Perasaan

Penggambaran perasaan cinta Adam kepada Hawa yang begitu dalam serta kejujuran perasaan
dan rasa cinta. Sehingga menimbulkan efek seperti sebuah jantung yang memberikan nyawa
dalam setiap larik dan bait dalam puisi Kepada Hawa.

10
J. Amanat

Amanat dari puisi "Kepada Hawa" karya Aan Mansyur adalah menggambarkan perasaan dan
pikiran yang mendalam terhadap sosok Hawa, yang secara simbolis mencerminkan perempuan
dan kelembutan dalam kehidupan. Puisi ini menyampaikan pesan-pesan berikut kepada Hawa:

1. Kekuatan dan Kelembutan Perempuan: Puisi ini menghormati kekuatan yang ada dalam
sosok perempuan, sambil menekankan kelembutan dan kebijaksanaannya. Amanatnya adalah
untuk memberi pengakuan kepada perempuan atas kekuatan yang dimiliki, baik secara
emosional maupun spiritual, serta untuk menghargai kelembutan dan ketenangan yang
membawa kedamaian dalam hidup.

2. Pertanyaan dan Penantian: Puisi ini berisi pertanyaan-pertanyaan filosofis dan refleksi yang
mendalam tentang kehidupan dan eksistensi. Amanatnya adalah untuk mengajak Hawa (dan
pembaca) untuk merenungkan arti hidup, mencari makna di balik kehidupan yang sementara,
serta menantikan jawaban dan kebijaksanaan yang mungkin datang dari dalam diri sendiri.

3. Kekuatan Cinta dan Kehadiran: Puisi ini menyampaikan pesan tentang kekuatan cinta dan
kehadiran yang hadir dalam kehidupan. Amanatnya adalah untuk mengingatkan Hawa tentang
pentingnya mengasihi dan mencintai dengan sepenuh hati, serta menyadari pentingnya
kehadiran yang penuh perhatian dalam setiap momen yang kita alami.

4. Pencarian Identitas: Puisi ini juga menggambarkan perjalanan pencarian identitas dan makna
kehidupan. Amanatnya adalah untuk mengajak Hawa untuk menjalani perjalanan ke dalam diri
sendiri, menemukan jati diri, dan memahami bahwa hidup adalah sebuah perjalanan yang terus
berkembang.
Dengan demikian, amanat dari puisi "Kepada Hawa" karya Aan Mansyur adalah untuk
memberikan penghargaan pada kekuatan dan kelembutan perempuan, merenungkan arti hidup
dan eksistensi, menghidupkan kekuatan cinta dan kehadiran, serta menjalani perjalanan
pencarian identitas dalam hidup.

SIMPULAN

11
Simpulan dimaksudkan untuk membantu pembaca mengerti arti penting penelitian
yang dilakukan. Simpulan bukanlah ringkasan dari topik utama penelitian, melainkan
intisari atau poin kunci temuan penelitian. Disamping itu, kesimpulan juga
menyampaikan hal-hal yang belum terjawab dalam penelitian yang dilakukan.

Beberapa kiat praktis:


1. Nyatakan simpulan dengan singkat, padat dan jelas, serta langsung pada poin
kunci penelitian;
2. Tegaskan kembali mengapa studi Anda memiliki arti penting, dan;
3. Nyatakan bukti-bukti temuan anda layak untuk dicatat dan/atau digunakan oleh
komunitas ilmiah.

Simpulan ditulis dalam bentuk essai bukan menggunakan penomoran. Pada


beberapa artikel, satu paragraf simpulan sudah dianggap mencukupi. Namun, simpulan
dengan dua atau tiga paragraf masih diperkenankan. [Times New Roman, 12pt, normal,
justify].

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, anggota kelompok 9 dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Penulisan Tugas
Akhir ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas akhir dalam mata kuliah
Kajian Puisi.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, cukup sulit
bagi Penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh sebab itu saya mengucapkan
terima kasih kepada :

1. Ibu Sangaji Niken Hapsari, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Kajian Puisi
2. Aida Annisa, Sutihat A’lawiyah, Haura Fathiyya Ashari,
Tasya Riyanti, Maulida Aulia. Selaku anggota kelompok 9
3. Teman – teman mahasiswa Kelas R4A

Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih terdapat kekurangan, untuk
itu diharapkan kritik dan saran yang membangun untuk dapat menyempurnakan Tugas
Akhir ini.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih dan semoga ilmu yang terdapat dalam
tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Jakarta, 28 Juni 2023

12
DAFTAR PUSTAKA
Kami menyarankan anda menggunakan citation software seperti MENDELEY untuk
memudahkan anda melakukan pengutipan. Penggunaan rujukan/referensi diharapkan lebih
banyak berasal dari tahun-tahun terakhir (5-10 tahun yang lalu). Rujukan/referensi di atas 10
tahun yang lalu masih dapat digunakan maksimal 25% dari keseluruhan daftar rujukan.
Beberapa contoh penulisan daftar rujukan menggunakan APA 6th publication manual
disajikan sebagai berikut.
Periodicals
Author, A. A., Author, B. B., & Author, C. C. (yyyy). Title of article in sentence-style
capitalisation. Title of Journal in Italics and Heading-style Capitalisation, vol(issue):
page–page. doi URL
Koehler, M. J., & Mishra, P. (2009). What is technological pedagogical content knowledge?
Contemporary Issues in Technology and Teacher Education, 9(1), 60–70.
Wilson, G., & Stacey, E. (2004). Online interaction impacts on learning: Teaching the teachers
to teach online. Australasian Journal of Educational Technology, 20(1): 33–48.
http://dx.doi.org/10.14742/ajet.1366.

Books
Author, A. A., & Author, B. B. (yyyy). Title of book in italics and sentence-style capitalization.
Location: Publisher.
Schunk, D. H. (2004). Learning theories: An educational perspective (4th ed.). Upper Saddle
River, NJ: Prentice-Hall.

Chapters in books
Author, A. A. (yyyy). Title of chapter in sentence-style capitalisation. In A. Editor, B. Editor, &
C. Editor (Eds.), Title of book in italics and sentence-style capitalization (xx ed., Vol. xx,
page. xxx-xxx). Location: Publisher.
Mayer, R. E. (2005). Cognitive theory of multimedia learning. In R. E. Mayer (Ed.), The
Cambridge handbook of multimedia learning (page: 31–48). New York, NY: Cambridge
University Press.

Conference Paper
Author, A. A., & Author, B. B. (yyyy, Month). Title of paper in italics and sentence-style
capitalization. Paper presented at the Name of the Conference, Location. Retrieved from
http://www.xxx

Proceedings
Author, A. A., Author, B. B., & Author, C. C. (yyyy). Title of article in sentence-style
capitalization. Proceedings of the Name of Meeting, Location, pp–pp. doi:xxxx

Doctoral Dissertation
Author, A. A. (yyyy). Title of dissertation in italics and sentence-style capitalization (Doctoral
dissertation). Name of Institution, Location. Retrieved from http://www.xxx

Websites and Online Resources


If you refer to an entire website you do not need to include an entry in the reference list. Identify
the title of the source and provide the URL in parentheses e.g., … the Australasian
Society for Computers in Learning in Tertiary Education (http://www.ascilite.org.au/)
provides …

13
Webpages
Australasian Journal of Educational Technology. (2008). References for editorial, production
and business management purposes. Retrieved from
http://www.ascilite.org.au/ajet/about/ref/references.html

Blogs
Downes, S. (2007, February 3). What connectivism is [Blog post]. Half an Hour. Retrieved
from http://halfanhour.blogspot.co.uk/2007/02/what-connectivism-is.html
More examples can be found at the APA (http://www.apastyle.org/).

14

Anda mungkin juga menyukai