Anda di halaman 1dari 5

Tugas 3 - Pengantar Antropologi

1. Jelaskan dan berikan contoh, bagaimana fungsi religi/agama dapat berperan dalam
upaya pengendalian sosial?

Jawab:

Religi merupakan salah satu unsur kebudayaan yang bersifat universal. Religi dimiliki
atauditemui di berbagai masyarakat di dunia. Salah satu cirinya yang universal adalah adanya
keyakinanakan kekuatan atau makhluk supranatural. Makhluk supranatural adalah sesuatu
yang dianggapmemiliki kemampuan atau kekuatan yang melebihi dari kekuatan yang dapat
terlihat dan dimilikimanusia. Ahli Antropologi Anthony F.C. Wallace mendefinisikan religi
sebagai seperangkat upacara yang diberi rasionalisasi mitos, dan yang menggerakkan
kekuatan-kekuatan supranatural denganmaksud untuk mencapai atau uuntuk menghindarkan
sesuatu perubahan keadaan pada manusia ataualam (1996dalam Haviland, 1985:195).

Fungsi religi atau agama dalam upaya pengendalian sosial dapat diuraikan sebagai berikut:

Norma dan Etika:

 Penentuan Nilai-Nilai Moral: Agama seringkali memberikan dasar moral bagi suatu
masyarakat. Ajaran moral dari nilai-nilai keagamaan membentuk norma-norma
perilaku yang diharapkan oleh komunitas.
 Hukum Keagamaan: Agama dapat menghasilkan peraturan atau hukum keagamaan
yang menjadi landasan bagi hukum sekuler suatu masyarakat. Hukum ini membantu
dalam mengontrol perilaku anggotanya.

Pengendalian Sosial:

 Sanksi Sosial: Agama menyediakan sistem sanksi sosial baik dalam bentuk pahala
atau hukuman, baik di dunia ini maupun setelah kematian. Keyakinan akan
konsekuensi dari tindakan moral atau immoral dapat memotivasi individu untuk
mematuhi norma-norma sosial.
 Moralitas dan Kesadaran: Ajaran agama dapat membentuk kesadaran moral individu.
Keyakinan akan akibat perbuatan di hadapan kekuatan supranatural bisa menjadi
penghambat bagi tindakan-tindakan yang dianggap tidak bermoral.
Solidaritas Sosial:

 Pemersatu Komunitas: Agama dapat memainkan peran penting dalam mempersatukan


anggota masyarakat. Ritual keagamaan dan perayaan bersama dapat memperkuat rasa
identitas dan solidaritas sosial.
 Pemecahan Konflik: Agama juga dapat berfungsi sebagai pemecah konflik dalam
masyarakat. Prinsip-prinsip keagamaan dapat memberikan kerangka kerja untuk
menyelesaikan konflik dan memelihara perdamaian.

Fungsi Psikologis:

 Pemenuhan Spiritualitas: Agama memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan


eksistensial dan memberikan makna pada kehidupan. Ini dapat memberikan kepuasan
psikologis kepada individu, membantu mengatasi kecemasan, dan memberikan rasa
ketenangan.

Pendidikan:

 Penyampaian Nilai dan Ajaran: Agama sering berperan dalam menyampaikan nilai-
nilai dan ajaran moral dari satu generasi ke generasi berikutnya. Melalui cerita-cerita
keagamaan dan ritual, nilai-nilai ini diwariskan kepada anggota masyarakat.

Contoh:

 Dalam masyarakat yang didominasi oleh agama Kristen, ajaran moral seperti sepuluh
perintah Allah dapat membentuk norma perilaku dan memberikan dasar etika.
 Dalam agama Islam, hukum syariah dan nilai-nilai moral Islam berperan dalam
mengontrol perilaku individu dan masyarakat.
 Upacara keagamaan seperti misa atau salat tidak hanya memiliki fungsi spiritual
tetapi juga memperkuat ikatan sosial di antara para penganut agama tersebut.
2. Ahli antropologi berasumsi bahwa motivasi seseorang dalam melakukan kegiatan
ekonomi sangatlah beragam. Untuk itu buatlah penjelasan bagaimana produksi,
distribusi dan konsumsi diorganisasi dalam masyarakat-masyarakat yang berbeda?

Jawab:

Produksi, Distribusi, dan Konsumsi dalam Masyarakat-Masyarakat yang Berbeda

Produksi

Produksi adalah kegiatan menciptakan atau menambah nilai guna suatu barang atau jasa.
Motivasi seseorang dalam melakukan kegiatan produksi dapat bermacam-macam, antara lain:

 Untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Motivasi ini umumnya dimiliki oleh masyarakat-
masyarakat yang masih sederhana, di mana produksi dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
 Untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Motivasi ini umumnya dimiliki oleh
masyarakat-masyarakat yang telah berkembang, di mana produksi dilakukan untuk
dijual kepada orang lain.
 Untuk memperoleh keuntungan. Motivasi ini umumnya dimiliki oleh masyarakat-
masyarakat yang telah maju, di mana produksi dilakukan untuk memperoleh
keuntungan ekonomi.

Distribusi

Distribusi adalah kegiatan menyalurkan barang atau jasa dari produsen kepada konsumen.
Motivasi seseorang dalam melakukan kegiatan distribusi dapat bermacam-macam, antara
lain:

 Untuk mempermudah konsumen memperoleh barang atau jasa. Motivasi ini


umumnya dimiliki oleh masyarakat-masyarakat yang telah berkembang, di mana
distribusi dilakukan untuk mempermudah konsumen memperoleh barang atau jasa
yang mereka butuhkan.
 Untuk memperoleh keuntungan. Motivasi ini umumnya dimiliki oleh masyarakat-
masyarakat yang telah maju, di mana distribusi dilakukan untuk memperoleh
keuntungan ekonomi.
Konsumsi

Konsumsi adalah kegiatan menggunakan atau menghabiskan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan. Motivasi seseorang dalam melakukan kegiatan konsumsi dapat
bermacam-macam, antara lain:

 Untuk memenuhi kebutuhan fisik. Motivasi ini umumnya dimiliki oleh semua
masyarakat, di mana konsumsi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan fisik, seperti
makan, minum, dan berpakaian.
 Untuk memenuhi kebutuhan psikologis. Motivasi ini umumnya dimiliki oleh
masyarakat-masyarakat yang telah berkembang, di mana konsumsi dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan psikologis, seperti kebutuhan akan status sosial, prestise, dan
pengakuan.

Perbedaan Organisasi Produksi, Distribusi, dan Konsumsi dalam Masyarakat-Masyarakat


yang Berbeda

Perbedaan organisasi produksi, distribusi, dan konsumsi dalam masyarakat-masyarakat yang


berbeda dapat dilihat dari beberapa hal, antara lain:

1. Teknologi. Teknologi yang digunakan dalam kegiatan produksi, distribusi, dan


konsumsi dapat berbeda-beda antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya.
Masyarakat yang telah maju umumnya menggunakan teknologi yang lebih canggih
dibandingkan dengan masyarakat yang masih sederhana.
2. Sistem ekonomi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu masyarakat dapat
mempengaruhi organisasi produksi, distribusi, dan konsumsi. Misalnya, dalam sistem
ekonomi pasar, produksi, distribusi, dan konsumsi umumnya dilakukan oleh pihak
swasta. Sedangkan dalam sistem ekonomi sosialis, produksi, distribusi, dan konsumsi
umumnya dilakukan oleh pemerintah.
3. Nilai-nilai budaya. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh suatu masyarakat juga dapat
mempengaruhi organisasi produksi, distribusi, dan konsumsi. Misalnya, dalam
masyarakat yang menjunjung tinggi nilai gotong royong, produksi, distribusi, dan
konsumsi sering dilakukan secara bersama-sama.
Contoh Organisasi Produksi, Distribusi, dan Konsumsi dalam Masyarakat-Masyarakat yang
Berbeda

Berikut ini adalah beberapa contoh organisasi produksi, distribusi, dan konsumsi dalam
masyarakat-masyarakat yang berbeda:

1. Masyarakat petani tradisional


Dalam masyarakat petani tradisional, produksi umumnya dilakukan secara subsisten,
yaitu untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Distribusi dilakukan secara barter, yaitu
dengan menukar barang dengan barang. Konsumsi dilakukan secara sederhana, yaitu
untuk memenuhi kebutuhan fisik.
2. Masyarakat industri
Dalam masyarakat industri, produksi umumnya dilakukan secara massal, yaitu untuk
memenuhi kebutuhan pasar. Distribusi dilakukan melalui jaringan pemasaran yang
luas. Konsumsi dilakukan secara beragam, yaitu untuk memenuhi kebutuhan fisik,
psikologis, dan sosial.
3. Masyarakat modern
Dalam masyarakat modern, produksi, distribusi, dan konsumsi sering dilakukan
secara otomatis dan terintegrasi. Teknologi yang digunakan umumnya sangat canggih.
Nilai-nilai budaya yang dianut juga cenderung lebih individualistik.

Kesimpulan

Produksi, distribusi, dan konsumsi merupakan kegiatan ekonomi yang penting dalam setiap
masyarakat. Organisasi kegiatan ekonomi ini dapat berbeda-beda antara masyarakat yang
satu dengan yang lainnya, tergantung pada berbagai faktor, seperti teknologi, sistem
ekonomi, dan nilai-nilai budaya yang dianut.

Sumber Referensi:

BMP Pengantar Antropologi

Production, Distribution, and Consumption in the Context of Cultural Change" oleh David
Kaplan dan Robert Manners

Organizing Production, Distribution, and Consumption" oleh University of California,


Berkeley

Anda mungkin juga menyukai