Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS


DI PUSKESMAS BAGANSIAPIAPI

Disusun oleh:
Kelompok I

Nama NIM
1. Wati (231132087)
2. Hapida (231132056)
3. R. Betty Indrayani (231132185)
4. Irdara Yanti (231132059)
5. Eva Susanti (231132050)
6. Eka Irma (231132048)
7. Juli Marni (231132113)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN PROGRAM PROFESI


INSTITUT KESEHATAN DAN TEKNOLOGI AL INSYIRAH
2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS
DI PUSKESMAS BAGANSIAPIAPI

I. Pokok Bahasan: Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas

Sub Pokok Bahasan: Kista Ovarium

Penyuluh: Kelompok 1

Hari/Tanggal: 09 Juni 2023

Waktu: 09.30 WIB

Tempat: Puskesmas Bagansiapiapi

Sasaran: Wanita Usia Subur (WUS)

II. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Wanita Usia Subur dapat mengetahui tentang kista ovarium.

III. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

A. Wanita Usia Subur dapat menjelaskan tentang pelayanan kesehatan reproduksi

dan seksualitas.

B. Wanita Usia Subur dapat menjelaskan definisi kista ovarium.

C. Wanita Usia Subur dapat menjelaskan tanda dan gejala kista ovarium.

D. Wanita Usia Subur dapat menjelaskan penyebab kista ovarium.

E. Wanita Usia Subur dapat menjelaskan pencegahan kista ovarium.

IV. Materi

A. Pelayanan kesehatan reproduksi dan seksualitas.

B. Definisi kista ovarium.


C. Tanda dan gejala kista ovarium.

D. Penyebab kista ovarium.

E. Pencegahan kista ovarium.

V. Media

Media yang digunakan adalah media lembar balik

VI. Metode

Metode yang digunakan yaitu metode ceramah

VII. Pelaksanaan

No Kegiatan Respon Masyarakat Waktu


1 Pendahuluan 5 menit
a. Penyampaian salam a. Membalas salam
b. Perkenalan b. Memperhatikan
c. Menjelaskan topic c. Memperhatikan
penyuluhan d. Memperhatikan
d. Menjelaskan tujuan e. Memperhatikan
e. Menjelaskan waktu
pelaksanaan
2 Penyampaian materi 20 menit
a. Pelayanan kesehatan a. Memperhatikan
reproduksi dan penjelasan dan
seksualitas. mencermati materi
b. Definisi kista ovarium b. Bertanya
c. Tanda dan gejala kista c. Memperhatikan
ovarium.
d. Penyebab kista ovarium.
e. Pencegahan kista
ovarium.
3 Diskusi 10 menit
a. Bertanya tentang materi a. Menjawab pertanyaan
yang telah diberikan b. Bertanya
b. Memberikan kesempatan
kepada audiens untuk
bertanya
3 Penutup 5 menit
c. Melakukan tanya jawab a. Menjawab pertanyaan
d. Menyimpulkan hasil b. Memperhatikan
penyuluhan c. Menjawab salam
e. Mengakhiri dengan
salam

VIII. Evaluasi

Setelah diberi penyuluhan ibu diberi pertanyaan yaitu:

1. Apa itu pelayanan kesehatan reproduksi dan seksualitas?

2. Apa pengertian kista ovarium?

3. Apa tanda dan gejala kista ovarium?

4. Apa penyebab kista ovarium?

5. Bagaimana cara mencegah kista ovarium?

IX. Referensi

A. Anggraeni, E., Fitriani, R., Naimah, A., Setiana, E. M., Sulaimah, S.,
Argaheni, N. B., & Purnama, Y. (2022). Kesehatan Reproduksi Wanita.
Padang: Global Eksekutif Teknologi.
B. Boimau, S. V., Seran, A. A., Tabelak, T. V. I., Boimau, A. M. S., & Manalor,
L. L. (2022). Modul Kesehatan Reproduksi. Malang: CV. Literasi Nusantara
Abadi.
C. Ekawati, R., Deniati, E. N., Hapsari, A., & Rachmawati, W. C. (2020).
Program Kesehatan Reproduksi di Indonesia. Jakarta: Wineka Media.
D. Emilia, O., Prabandari, Y. S., & Supriyati. (2018). Promosi Kesehatan dalam
Lingkup Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
E. Fatmayanti, A., Laili, A. N., Titisari, I., Ula, Z., Munawarah, R.,
Pratamaningtyas, S., … Rahmawati, R. S. N. (2022). Kesehatan Reproduksi
dan Keluarga Berencana. Jakarta: Get Press.
F. Hutomo, C. S., Azizah, N., Yani, D. P., Prihartini, S. D., Siregar, R. N.,
Haninggar, R. D., … · R. S. (2022). Asuhan Kebidanan pada Kesehatan
Reproduksi dan Keluarga Berencana. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
G. Idayanti, T., Umami, S. F., Mulyati, I., Khasanah, R. N., Yaner, N. R.,
Pastuty, R., … Khayati, N. (2022). Kesehatan Reproduksi Pada Wanita.
Banjarmasin: Media Sains Indonesia.
H. Lontaan, A., Wulandari, S., Johan, R. B., Umarudin, Tirtawati, G. A., Sejati,
P. E., … Ernawati. (2023). Kesehatan Reproduksi Medis Sosial Psikologi.
Padang: Global Eksekutif Teknologi.
I. Mayasari, A. T., Febriyanti, H., & Primadevi, I. (2021). Kesehatan
Reproduksi Wanita di Sepanjang Daur Kehidupan. Aceh: Syiah Kuala
University Press.
J. Nelwan, J. E. (2019). Epidemiologi Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
Deepublish.
K. Permatasari, D., Hutomo, C. S., Istiqomah, S. B. T., Purba, J., Akhlaq, M. N.
El, Sirait, S. H., … · L. G. (2022). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana. Jakarta: Yayasan Kita Menulis.
L. Prawirohardjo, S. (2020). Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi Ke-
4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
M. Seriana, I., Bakoil, M. B., Fitriani, A., Lindayani, I. K., Astari, R. Y., Usman,
H., … · B. R. (2023). Asuhan Kebidanan Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana (KB). Bandung: Media Sains Indonesia.
N. Syatriani, S., S, H., Pawenrusi, E. P., Dewi, C., Hengky, H. K., Kamariana, …
Fajrah, S. (2023). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rizmedia Pustaka
Indonesia.
O. Wardani, S. P. D. K., Mufidah, A., Putri, Mellya, K., Setyorini, Dhiana, …
Diana, S. A. (2023). Kesehatan Wanita dan Kesehatan Reproduksi. Bandung:
Media Sains Indonesia.
P. Widiyastuti, N. E., Pastuty, R., Banase, E. F. T., Mulyati, I., Demang, F. Y.,
Danti, R. R., … Hakiki, M. (2022). Kesehatan Reproduksi dan Keluarga
Berencana. Bandung: Media Sains Indonesia.
X. Dokumentasi
LAMPIRAN MATERI PENYULUHAN
PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS
DI PUSKESMAS BAGANSIAPIAPI

A. Asuhan Pelayanan Kesehatan Reproduksi dan Seksualitas

Kesehatan Reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental dan

social secara utuh, semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam

semua hal yang berkaitan dengan system reproduksi, serta fungsi dan

prosesnya. Tujuan dari program kesehatan reproduksi adalah untuk membantu

wanita agar memahami dan menyadari ilmu tersebut, sehingga memiliki sikap

dan perilaku sehat dan tentu saja bertanggungjawab kaitannya dengan masalah

kehidupan reproduksi. Upaya yang dilakukan melalui advokasi, promosi KIE,

konseling, pelayanan kepada wanita yang memiliki masalah khusus serta

memberi dukungan pada kegiatan yang bersifat positif (Widiyastuti et al.,

2022).

B. Definisi Kista Ovarium

Kista ovarium adalah benjolan yang membesar, seperti balon yang berisi

cairan, yang tumbuh di indung telur. Cairan ini biasa berupa air, darah, nanah,

atau cairan coklat kental seperti darah menstruasi. Kista banyak terjadi pada

wanita usia subur atau usia reproduksi. Kista ovarium adalah sebuah struktur

tidak normal yang berbentuk seperti kantung yang bisa tumbuh dimanapun

dalam tubuh. Kantung ini bisa berisi zat gas, cair, atau setengah padat.

Dinding luar kantung menyerupai sebuah kapsul (Permatasari et al., 2022).

Kista ovarium biasanya berupa kantong yang tidak bersifat kanker yang

berisi material cairan atau setengah cair. Kista ovarium (kista indung telur)
berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang terletak di

indung telur (ovarium). Kista indung telur dapat terbentuk kapan saja

(Hutomo et al., 2022).

C. Tanda dan Gejala Kista Ovarium

Keluhaan yang ditimbulkan adalah sebagai berikut (Wardani et al.,

2023):

1. Pembesaran, tumor yang kecil mungkin diketahui saat melakukan

pemeriksaan rutin. Tumor dengan diameter sekitar 5 cm, dianggap belum

berbahaya kecuali bila dijumpai pada ibu yang menopause atau setelah

menopause. Besarnya tumor dapat menimbulkan gangguan berkemih dan

buang air besar terasa berat dibagian bawah perut ibu, dan teraba tumor di

perut.

2. Gejala gangguan hormonal, indung telur merupakan sumber hormon

wanita yang paling utama sehingga bila terjadi pertumbuan tumor dapat

mengganggu pengeluaran hormon. Gangguan hormon selalu berhubungan

dengan pola menstruasi yang menyebabkan gejala klinis berupa gangguan

pola menstruasi kerena tumor mengeluarkan hormon.

3. Gejala klinis yang terjadi oleh karena komplikasi tumor. Gejala

komplikasi tumor dapat berbentuk infeksi kista ovarium (dengan gejala

demam, perut sakit tegang dan nyeri lepas, penderit tampak sakit).

Mengalami torsi pada tangkai (dengan gejala perut mendadak sakit tidak

tertahan dan keadaan umum penderita cukup baik kecuali sakitnya).


Kebanyakan wanita yang memiliki kista ovarium tidak memiliki gejala

sampai periode tertentu. Namun beberapa wanita dapat mengalami gejala

dibawah ini (Anggraeni et al., 2022):

1. Nyeri saat menstruasi

2. Nyeri di perut bagian bawah

3. Nyeri pada saat berhubungan seksual

4. Nyeri pada punggung terkadang menjalar sampai ke kaki

5. Nyeri saat buang air kecil atau buang air

6. Siklus menstruasi tidak teratur, bisa juga jumlah darah yang keluar banyak

D. Penyebab Kista Ovarium

Kista ovarium disebabkan oleh gangguan pembentukan hormon pada

hipotalamus, hipofisis dan ovarium. Penyebab lain timbulnya kista adalah

ovarium adalah adanya penyumbatan pada saluran yang berisi cairan karena

adanya bakteri dan virus, adanya zat dioksin dan asap pabrik dan pembakaran

gas bermotor yang dapat menurunkan daya tahan tubuh manusia yang akan

membantu tumbuhnya kista, faktor makan makanan yang berlemak yang

mengakibatkan zat-zat lemak tidak dapat dipecah dalam proses metabolisme

sehingga akan meningkatkan resiko timbulnya kista. Faktor resiko

pembentukan kista ovarium terdiri dari (Syatriani et al., 2023):

1. Usia. Kista ovarium jinak terjadi pada wanita kelompok usia reproduktif.

Pada wanita yang memasuki masa menopause (usia 50-70 tahun) lebih

beresiko memiliki kista ovarium ganas.


2. Status menopause. Ketika wanita telah memasuki masa menopause,

ovarium dapat menjadi tidak aktif dan dapat menghasilkan kista akibat

tingkat aktifitas wanita menopause yang rendah.

3. Faktor genetik. Di dalam tubuh manusia terdapat gen pemicu kanker yaitu

disebut dengan gen protoonkogen. Protoonkogen dapat bereaksi akibat

dari paparan karsinogen (lingkungan, makanan, kimia), polusi dan paparan

radiasi.

4. Pengobatan infertilitas. Pengobatan infertilitas dengan konsumsi obat

kesuburan dilakukan dengan induksi ovulasi dengan gonadotropin

(konsumsi obat kesuburan). Gonadotropin yang terdiri dari Follicle

Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing Hormone (LH) dapat

menyebabkan kista berkembang.

5. Kehamilan. Pada wanita hamil, kista ovarium dapat terbentuk pada

trimester kedua pada puncak kadar Human Chorionic Gonadotrpin (HCG).

6. Hipotiroid. Hipotiroid merupakan kondisi menurunnya sekresi hormone

tiroid yang dapat menyebabkan kelenjar pituitari memproduksi Thyroid

Stimulating Hormone (TSH) lebih banyak sehingga kadar TSH meningkat.

TSH merupakan faktor yang memfasilitasi perkembangan kista ovarium

folikel

7. Merokok. Kebiasaan merokok juga merupakan faktor resiko untuk

pertumbuhan kista ovarium fungsional. Semakin meningkat resiko kista

ovarium dan semakin menurun Indeks Massa Tubuh (IMT) jika seseorang

merokok.
8. Ukuran massa. Kista ovarium fungsional pada umumnya berukuran

kurang dari 5 cm dan akan menghilang dalam waktu 4-6 minggu.

Sedangkan pada wanita pasca menopause, kista ovarium lebih dari 5 cm

memiliki kemungkinan besar bersifat ganas.

9. Kadar serum pertanda tumor CA-125. Kadar CA-125 yang meningkat

menunjukkan bahwa kista ovarium tersebut bersifat ganas. Kadar

abnormal CA-125 pada wanita pada usia 16 reproduktif dan premenopause

adalah lebih dari 200 u/mL, sedangkan pada wanita menopause adalah 35

u/mL atau lebih.

10. Riwayat keluarga. Riwayat keluarga menderita kanker ovarium,

endometrium, payudara, dan kolon menjadi perhatian khusus. Semakin

banyak jumlah keluarga yang memiliki riwayat kanker tersebut, dan

semakin dekat tingkat hubungan keluarga, maka semakin besar resiko

seorang wanita terkena kista ovarium.

11. Konsumsi alkohol. Konsumsi alkohol dapat meningkatkan resiko

terbentuknya kista ovarium, karena alkohol dapat meningkatkan kadar

estrogen. Kadar estrogen yang meningkat ini dapat mempengaruhi

pertumbuhan folikel.

12. Obesitas. Wanita obesitas yang memiliki Body Mass Indeks (BMI) lebih

besar atau sama 30kg/m2 lebih beresiko terkena kista ovarium baik jinak

maupun ganas. Jaringan lemak memproduksi banyak jenis zat kimia, salah

satunya adalah hormon estrogen, yang dapat mempengaruhi tubuh.

Hormon estrogen merupakan faktor utama dalam terbentuknya kista

ovarium.
E. Pencegahan Kista Ovarium

1. Menerapkan pola hidup sehat

2. Mengelola stres

3. Tidur atau istirahat yang cukup

4. Menghindari rokok dan alkohol (Syatriani et al., 2023)

Anda mungkin juga menyukai