Coret Tanah
Coret Tanah
asas hukum pula yang me landasi hak-hak yang dimiliki oleh PT Maspion. Tindakan
yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya tersebut bertentangan dengan asas
pacta sunt servanda yang termuat dalam ketentuan Pasal 1338 ayat (1) KUH
Perdata,
Pemerintah Kota Surabaya tidak dapat hanya mendasarkan pada asas hak
atas tanah mempunyai fungsi sosial, karena disamping asas tersebut ada beberapa
Pada dasarnya pemberian hak atas tanah memang tidak harusnya dilakukan perpanjangan oleh
Pemerintah Kota Surabaya (….KTUN…jelaskan PT Maspion mengajukan perpanjangan ditolak
dengn KTUN APA ), dikarenakan selama PT Maspion mempunyai HGB ini telah selama 18
tahun, namun PT Maspion tidak memanfaatkan lahan tersebut untuk membuat bangunan. Disisi
lain Pemerintah Kota Surabaya telah mempunyai rencana untuk memanfaatkan lahan
seluas….m2 ini untuk kepentingan publik, karena melihat tidak adanya iktikad baik dari PT
Maspion. Selanjutnya, dari PT Maspion melakukan perpanjangan ketika masa berlakunya telah
habis, dan baru diketahui oleh Pemerintah Kota Surabaya, justru PT Maspion membangun
rancangan_______
Merujuk pada fakta yaitu 'indikasi' BP Batam bahwa tidak dilakukan pengusahaan terhadap areal
pada tanah HGB sejak tahun 2014 oleh PT DTL sehingga dapat diartikan telah terjadi
wanprestasi terhadap perjanjian Pemberian HGB No. 264/SPJ/KA-AT/XI/93. Penelantaran tanah
ini juga berimplikasi pada terhambatnya pencapaian tujuan pembangunan Kota Batam sebagai
kawasan strategis industri.
Terpenuhinya unsur tanah terlantar[6] adalah karena tanah HGB tersebut tidak diusahakan, tidak
dipergunakan, atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan tujuan pemberian hak atau dasar
penguasaannya. Karena itu, Kepala BP Batam melalui SK-nya pada tahun 2020 membatalkan
HGB PT DTL dengan tujuan tanah yang terlantar tersebut dapat ditertibkan dan kemudian dapat
dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kepentingan masyarakat dan negara. Berdasarkan Pasal
3 Perka BPN 4/2010 diatur tata cara atau tahapan penertiban tanah terlantar:
tanah terlantar, dihapus haknya, putus hubungan hukum dan tanahnya, dan kembali dikuasai oleh
Negara.
Bahwa Keempat tahapan tersebut harus dipahami sebagai syarat kumulatif dan berkelanjutan
bukan suatu opsional. Selain itu, Perka BP Batam 11/2016 dalam Pasal 3 dan Pasal 4 juga
mengatur mengenai pencabutan HGB ini yaitu harus adanya Peringatan ke-1, ke-2, dan ke-3
melalui surat pos diikuti dengan klarifikasi dan konfirmasi barulah HGB tersebut dapat dicabut
akan berakhir jika jangka waktu hak atas tanah bersangkutan telah berakhir, Dalam hal ini,
seharusnya HGB baru dapat dicabut atau dialihkan menjadi penguasaan Pemerintah Kota
Surabya pada tahun 2016.
Namun, tetap saja, apabila dalam jangka waktu masih berlaku terdapat kesengajaan atau
kelalaian dari pemegang hak atas tanahnya untuk mengusahakan, mengupayakan, dan
memanfaatkan tanah tersebut sesuai fungsi dan tujuan yang diberikan, maka harus dilakukan
pencabutan hak atas tanahnya