Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KINERJA TENAGA PENDIDIK DALAM IMPLEMENTASI KURIKULIM 2013

DOSEN PENGAMPU :

PUTU ARI DHARMAYANTI,S.Pd.,M.Pd

OLEH :

KELOMPOL 13

NI KADEK MEDI AYU MARTINI (2311011052)

IDA AYU PUTU INDAH SUDIARTINI ( 2311011028)

NI KADEK MAS PRABA DEWI ( 2311011050)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2023
KATA PENGANTAR

0m Swastyastu,

Assalamualaikum wr.wb.,

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang berjudul “Kinerja tenaga
pendidik dalam implementasi kurikulum 2013” dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini dibuat bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah wawasan
kependidikan. Kami sampaikan terimakasih kepada ibuk putu Ari Dharmayanti,S.Pd.,M.Pd.
selaku dosen pengampu mata kuliah wawasan kependidikan. Makalah ini sudah kami susun
dengan semaksimal mungkin dan mendapat bantuan dari berbagai sumber.

Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih terdapat kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
dari semua pihak tanpa mengurangi tujuan dari pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya para pembaca untuk meningkatkan kualitas.

Om Shanti Shanti Shanti Om

Wassalamualaikum wr. Wb

Singaraja, 07 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1 Latar Belakang...............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah…......................................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan Makalah….........................................................................................2

1.4 Manfaat..........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................3

2.1 Kinerja tenaga pendidik dalam implementasi K 2013....................................................3

2.2 Karakteristik K-13..........................................................................................................3

2.3 Landasan K-13...............................................................................................................4

2.4 Proses Pembelajaran Menurut K-13..............................................................................6

BAB III PENUTUP...........................................................................................................7

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................7

3.2 Saran...........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi, pengembangan kurikulum


2013 diarahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari Standar Kelulusan
(SKL). Penyusunan kurikulum 2013 dimulai dengan menetapkan standar kompetensi lulusan
berdasarkan kesiapan peserta didik dan tujuan pendidikan nasional. Kurikulum 2013
ditetapkan menjadi alat penyelenggara pendidikan pertama kali pada tahun ajaran
2013/2014. Sebagai suatu konsep kurikulum baru, kurikulum ini tidak dapat diterapkan
dengan universal dan cepat, sehingga masih sedikit sekolah yang menerapkan kurikulum
2013.
Penerapan kurikulum 2013 menimbulkan kendala yang dihadapi oleh sekolah, guru dan
peserta didik. Penambahan jam pelajaran per minggu akan menyulitkan pihak sekolah untuk
mengembangkan kurikulum. Pada sekolahsekolah swasta, kurikulum baru jelas
menimbulkan beban baru bagi yayasan, karena harus memfasilitasi peningkatan kualitas
guru lewat pelatihan, pengadaan perpustakaan yang lengkap, dan pendidikan tambahan agar
guru dapat mengimplementasikan kurikulum baru tersebut secara baik, dengan biaya
ditanggung sendiri oleh pihak yayasan. Pemilihan minat atau penjurusan yang dimulai sejak
peserta didik masuk dikelas X 2 membingungkan bagi murid baru karena mereka langsung
dihadapkan dengan program IPA atau IPS sebelum beradaptasi terlebih dahulu.
Guru mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan kurikulum 2013, guru tidak
dibebani dengan penyusunan silabus akan tetapi lebih terarah untuk mengembangkan proses
pembelajaran sesuai dengan pedoman kurikulum 2013 dan melaksanakan pembelajaran
sesuai kompetensi– kompetensi pembelajaran. Proses pembelajaran pada kurikulum 2013 ini
diharapkan adanya interaksi yang aktif antara siswa dengan guru, selain itu merubah
pembelajaran guru menuju berpusat pada siswa, jika dahulu biasanya yang terjadi adalah
guru berbicara dan siswa mendengar, menyimak, dan menulis, maka sekarang guru harus
lebih banyak mendengarkan siswanya saling berinteraksi, berargumen, berdebat, dan
berkolaborasi.
Substansi perubahan dari kurikulum sebelumnya ke kurikulum 2013 ini adalah
perubahan proses pembelajaran, dari pola pembelajaran guru menulis di papan tulis dan
murid mencatat di buku serta guru menerangkan sedangkan murid mendengarkan menjadi
proses pembelajaran yang lebih mengubah murid untuk melakukan pengamatan, bertanya,
mengeksplorasi, mencoba, dan mengekspresikannya. Mengubah mindset guru tidak mudah
karena sudah berpuluh tahun guru mengajar dengan model konvensional menjadi seorang
guru yang berperan sebagai fasilitator dan motivator.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
1. Apa saja Kinerja tenaga pendidik dalam implementasi kurikulim 2013
2. Apa saja Karakteristik K-13
3. Apa saja Landasan K-13
4. Apa saja Proses Pembelajaran menurut K-13

1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH


Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dari makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui Kinerja tenaga pendidik dalam implementasi kurikulim 2013
2. Untuk mengetahui Karakteristik K-13
3. Untuk mengetahui Landasan K-13
4. Untuk mengetahui Proses Pembelajaran menurut K-13

1.4 MANFAAT
Makalah ini bisa dijadikan sumber informasi tambahab bagi pembaca untuk lebih
mengetahui atau mengenal tantang, modus dan format pemaksanaan Kinerja tenaga pendidik
dalam implementasi kurikulim 2013
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kinerja tenaga pendidik dalam implementasi kurikulim 2013


Implementasi kinerja tenaga pendidik dalam Kurikulum 2013 (K13) melibatkan
beberapa aspek penting:

1. Penguasaan Materi: Guru perlu memiliki pemahaman mendalam terhadap materi


kurikulum yang diajarkan, serta keterampilan untuk mengaitkan materi tersebut dengan
kehidupan nyata.

2. Penerapan Metode Pengajaran yang Relevan: Tenaga pendidik perlu menerapkan metode
pengajaran yang sesuai dengan pendekatan Kurikulum 2013, seperti pendekatan saintifik,
pembelajaran terpadu, dan pengembangan karakter.

3. Penilaian yang Berkelanjutan: Memberikan penilaian yang berkelanjutan dan menyeluruh,


tidak hanya berfokus pada aspek pengetahuan, tetapi juga aspek keterampilan dan sikap
siswa.

4. Kolaborasi dan Pengembangan Profesional: Terlibat dalam kegiatan kolaboratif dengan


sesama pendidik, serta terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka melalui
pelatihan dan workshop.

5 Penggunaan Sumber Daya yang Tepat: Memanfaatkan teknologi dan sumber daya yang
relevan untuk mendukung proses pembelajaran sesuai dengan tuntutan K13.

2.2 Karakteristik K-13

Jejak Pendidikan- Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut:


Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin
tahu, kreatifitas, kerjasama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik, Sekolah
merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana
peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan
masyarakat sebagai sumber belajar, Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat, Memberikan waktu
yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan,
Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam
kompetensi dasar mata pelajaran, Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti, Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang
pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

2.3 Landasan K-13


Adapun landasan K-13 yaitu sebagai berikut :
1. Landasan Filosofis
Filsafat berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu dari kata “philos” dan “shopia”. Philos,
artinya cinta yang mendalam, dan shopia adalah kearifan atau kebijaksanaan. Dengan
demikian, filsafat secara harfiah dapat diartikan sebagai cinta yang mendalam akan
kearifan. Secara populer filsafat sering diartikan sebagai pandangan hidup suatu
masyarakat atau pendirian hidup bagi individu. Henderson (1959) mengemukakan:
“popularly philosophy means one’s general view of life of men, of ideals, and of values,
in the sense everyone has a philosophy of life”. Dengan demikian, maka jelas setiap
individu atau setiap kelompok masyarakat secara filosofis akan memiliki pandangan
hidup yang mungkin berbeda sesuai dengan nilai-nilai yang dianggap baik. Filsafat
sebagai landasan pengembangan kurikulum menjawab pertanyaanpertanyaan pokok
seperti: hendak dibawa kemana siswa yang dididik itu? Masyarakat yang bagaimana
yang harus diciptakan melalui ikhtiar pendidikan? Apa hakikat pengetahuan yang harus
dipelajari dan dikaji siswa? Norma-norma atau sistem nilai yang bagaimana yang harus
diwariskan kepada anak didik sebagai generasi penerus? Bagaimana sebaiknya proses
pendidikan itu berlangsung? Sebagai suatu landasan fundamental, filsafat memegang
peranan penting dalam proses pengembangan kurikulum. Ada empat fungsi filsafat
dalam proses pengembangan kurikulum. Pertama, filsafat dapat menentukan arah dan
tujuan pendidikan. Dengan filsafat sebagai pandangan hidup atau value system, maka
dapat ditentukan mau dibawa kemana siswa yang kita didik itu. Kedua, filsafat dapat
menentukan isi atau materi pelajaran yang harus diberikan sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai. Ketiga, filsafat dapat menentukan strategi atau cara pencapaian tujuan.
Filsafat sebagai sistem nilai dapat dijadikan pedoman dalam merancang kegiatan
pembelajaran. Keempat, melalui filsafat dapat ditentukan bagaimana menentukan tolak
ukur keberhasilan proses pendidikan.1 1 Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran
Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat.
2. Landasan Yuridis
Pengembangan kurikulum 2013 mengacu pada RPJMN 2014 sektor pendidikan yang
memuat tentang perubahan metodologi pembelajaran dan penataan kurikulum. Instruksi
Presiden nomor 11 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan
Nasional menegaskan bahwa penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif
berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Bangsa untuk Membentuk Daya Saing Karakter
Bangsa.10 Kurikulum dikembangkan mengacu pada tujuan pendidikan nasional. Tujuan
pendidikan nasional tercantum dalam Undang-Undang Dasar 1945. Selanjutnya,
dijabarkan ke dalam berbagai undang-undang, seperti Undang-Undang Sistem
Pendidikan Nasional dan Undang-Undang lainnya terkait dengan pendidikan.
UndangUndang Sistem Pendidikan Nasional dan Undang-Undang lainnya yang terkait
dengan pendidikan, kemudian dijabaran ke dalam berbagai peraturan pemerintah seperti
Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah, lebih
lanjut dijabarkan ke dalam berbagai Peraturan Menteri seperti Peraturan Menteri tentang
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian.
Akhirnya, peraturan pemerintah juga dijabarkan ke dalam Rencana Strategis
Kementerian, yang kemudian dirumuskan ke dalam program-program kementerian.11
Landasan yuridis kurikulum 2013, antara lain: pertama, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945; kedua, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional; ketiga, Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang
dituangkan dalam Rencana Pembangnan Jangka Menengah Nasional; keempat,
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
3. Landasan Empiris
Kurikulum dikembangkan atas dasar pertimbangan berbagai pengalaman yang diperoleh
dalam proses pengembangan kurikulum sebelumnya, yang siklusnya mulai dari
perencanaan, penyusunan, implementasi, dan evaluasi kurikulum. Setelah kurikulum
diimplementasikan, biasanya beberapa tahun kemudian muncul masalah-masalah, antara
lain ada bagian-bagian tertentu dari dokumen kurikulum tidak sesuai dengan tahap
perkembangan anak, terlalu sulit dipahami oleh guru apalagi anak, tidak sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak sesuai dengan tuntutan zaman,
tidak sesuai dengan kondisi terkini, dan sebagainya. Oleh karena itu, diberbagai negara
maju, kurikulum dan buku teks paling lama lima tahun sudah dilauan
penyesuaianpenyesuaian. Selain itu, pada umumnya kompetensi pendidik dan tenaga
kependidikan belum seperti yang diharapkan sehingga tidak mampu
mengimplementasikan dokumen kurikulum dalam pembelajaran, baik dari segi
substansi, metodologi pembelajaran, penilaian dan manajemennya.16 Dengan berbagai
kemajuan yang telah dicapai, mutu pendidikan Indonesia harus terus ditingkatkan. Hasil
riset PISA (Program For Internasional Student Assesment), studi yang memfokuskan
pada literasi bacaan, Matematika, dan IPA menunjukkan peringkat Indonesia baru bisa
menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Hasil riset TIMSS (Trend In International
Mathematics and Sciens Study) menunjukkan siswa Indonesia berada pada rangking
amat rendah dalam kemampuan (1) memahami informasi yang komplek, (2) teori,
analisis dan pemecahan masalah, (3) pemakaian alat, prosedur dan pemecahan masalah,
dan (4) melakukan investigasi. Hasil-hasil ini menunjukkan perlu ada perubahan
orientasi kurikulum, dengan tidak membebani peserta didik dengan konten namun pada
asfek kemampuan esensial yang diperlukan semua warga negara untuk berperan serta
dalam membangun negaranya pada abad 21.17 Oleh karena itu, pengembang kurikulum
harus memperhatikan fakta empiris dan mengantisipasi berbagai masalah tersebut, agar
dokumen kurikulum yang akan dikembangkan sesuai dengan tahap perkembangan anak,
dapat dipahami oleh guru dan oleh anak, tidak terlalu cepat tertinggal dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan zaman, serta kondisi kekinian,
dan sebagainya. Selain itu, dapat diimplementasikan oleh pendidik dan tenaga
kependidikan sesuai harapan
4. Landasan Teoretis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori “pendidikan berlandaskan standar”
(standar based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan
berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai
kualitas minimal warga negara untuk suatu jenjang pendidikan. Standar bukan kurikulum
dan kurikulum dikembangkan agar peserta didik mampu mencapai kualitas standar
nasional atau di atasnya. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai standar
kompetensi lulusan. Standar kompetensi lulusan mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Standar kompetensi lulusan dikembangkan menjadi standar kompetensi
lulusan satuan pendidikan yaitu SKL SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA, SMK/MAK.
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk bersikap, menggunakan pengetahuan
dan keterampilan untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat, dan
lingkungan di mana yang bersangkutan berinteraksi. kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik untuk
mengembangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang diperlukan untuk
membangun kemampuan yang dirumuskan dalam SKL.

2.4 Proses Pembelajaran Menurut K-13


Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang menjadi acuan pelaksanaan
pembelajaran di sekolah/madrasah, dari mulai tingkat pendidikan dasar sampai tingkat
pendidikan menengah. Kebijakan tentang kurikulum 2013 ini tercantum dalam dokumen
regulasi Permendikbud No. 81A tahun 2013 yang diperbaharui dengan Permendikbud
No. 104 tahun 2014 tentang Pembelajaran. Berdasarkan pada peraturan tersebut, maka
semua pemangku kepentingan Pendidikan di Indonesia harus bertanggung jawab untuk
memberikan pemahaman kepada guru-guru tentang konsep pembelajaran kurikulum
2013 sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah. Dalam implementasinya,
Kurikulum 2013 menghadapi beberapa hambatan yang disebabkan adanya kesulitan
yang dirasakan guru, sehingga dalam perkembangannya kurikulum 2013 mengalami
revisi dari kurikulum 2013 pada awal dikembangkannya. Beberapa kali Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melakukan revisi terhadap kurikulum 2013,
baik dari aspek Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar
Penilaian. Kurikulum 2013 berorientasi kepada usaha-usaha menyiapkan lahirnya
Generasi Emas Indonesia 2045, yaitu peserta didik yang memiliki kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan setelah mempelajari suatu muatan pembelajaran,
menamatkan suatu program, atau menyelesaikan satuan pendidikan tertentu.
Pembelajaran dengan kurikulum 2013 ditujukan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman,
produktif, kreatif, inovatif, dan afektif, serta mampu berkontribusi pada kehidupan
masyarakat, berbangsa, bernegara, dan berperadaban dunia. Sesuai Permendikbud No.
54 tentang Standar Kompetensi Lulusan, kompetensi yang diharapkan dapat dimiliki
peserta didik adalah:
1. Sikap, yaitu memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak
mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
2. Pengetahuan, yaitu memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
3. Keterampilan, yaitu memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif
dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah
secara mandiri.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPILAN
karakteristik kurikulum 2013 adalah dalam setiap pembelajaran memiliki tujuan
untuk mengembangkan sikap spiritual, sosial, pengetahuan, keterampilan sehingga dapat
diterapkan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. Dengan bekal pengalaman
belajar yang didapatkan, peserta didik akan menerapkannya dalam berbagai situasi di
sekolah dan masyarakat. Mata pelajaran yang ada di dalam Kurikulum 2013 akan saling
memperkuat dan memperkaya antarmata pelajaran yang satu dengan yang lain, begitu
juga dengan setiap jenjang pendidikan akan saling memperkuat dan memperkaya
pengetahuan yang ada di dalamnya.
Landasan filosofis dimaksudkan, pentingnya filsafat dalam mengembangkan
kurikukulum lembaga pendidikan. Pendidikan berintikan interaksi antar manusia,
terutama antar pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam
interaksi tersebut banyak persoalan yang bersifat mendasar, seperti apakah yang menjadi
tujuan pendidikan,siapa pendidik dan peserta didik, apa isi pendidikan dan bagaimana
proses interaksi pendidikan tersebut. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membutuhkan
jawaban yang mendasar, yang esensial, yaitu jawaban-jawaban filosofis.
Landasan yuridis kurikulum 2013, antara lain: pertama, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945; kedua, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional; ketiga, Undang-Undang Nomor 17 tahun 2005
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang
dituangkan dalam Rencana Pembangnan Jangka Menengah Nasional; keempat,
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang
Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Kurikulum dikembangkan atas dasar pertimbangan berbagai pengalaman yang
diperoleh dalam proses pengembangan kurikulum sebelumnya, yang siklusnya mulai
dari perencanaan, penyusunan, implementasi, dan evaluasi kurikulum. Setelah kurikulum
diimplementasikan, biasanya beberapa tahun kemudian muncul masalah-masalah, antara
lain ada bagian-bagian tertentu dari dokumen kurikulum tidak sesuai dengan tahap
perkembangan anak, terlalu sulit dipahami oleh guru apalagi anak, tidak sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak sesuai dengan tuntutan zaman,
tidak sesuai dengan kondisi terkini, dan Sebagainya. Kurikulum 2013 dikembangkan
atas dasar teori “pendidikan berlandaskan standar” (standar based education), dan teori
kurikulum berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang
menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara untuk suatu jenjang
pendidikan. Dalam landasan konseptual yang mesti diperhatikan yang pertama adalah
relevansi pendidikan (link and match). Kedua, kurikulum berbasis kompetensi, dan
karakter. Ketiga, pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning). Keempat,
pembelajaran aktif (student active learning). Kelima, penilaian yang valid, utuh, dan
menyeluruh.

3.2 SARAN
Melalui makalah ini, pembaca di harapkan mampu mgerti dan paham Apa saja Kinerja
tenaga pendidik dalam implementasi kurikulim 2013, Karakteristik K-13, Landasan K-
13, Proses Pembelajaran menurut K-13.Sehingga makalah ini sekiranya dapat membantu
pembaca dan menambah pengetahuan atau wawasan. Di samping itu, penulis juga
menyadari bahwa makalah ini banyak terdapat kesalahan atau kekurangan. Oleh karna
itu, penulus mengharapkan adanya kritik dan saran dari rekan-rekan pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. Jean Piaget: Cognitive development in the classroom. April 2011.
http://www.funderstanding.com/educators/jean-piaget-cognitivedevelopment-in-the-
classroom/

Schunk, Dale. H. 2012. Learning Theories an Educational Perspective. Edisi


keenam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Idi, Abdullah. 2016. Pengembangan Kurikulum Teori & Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz.

Majid, Abdul. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Kajian Teoretis dan Praktis.
Bandung: Interes.

https://eprints.ums.ac.id/30089/2/04._BAB_I.pdf

Widyastono, Herry. 2014. Pengembangan Kurikulum Di Era Otonomi Daerah Dari


Kurikulum 2004, 2006, Ke Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai