Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENGALAMAN PEMBELAJARAN

DOSEN PENGAMPU : Hariyadi. M.Pd.

OLEH :

Zakiyul Faqih (312310108)

Nur Haliza (312310034)

Pitria Hardayani (312310088)

Ovira Dirka (312310066)

Dea (312310110)

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


FAKULTAS BAHAS DAN SENI
PENDIDIKAN BAHASA DAN SATRA INDONESIA
TAHUN 2024

i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin segala puji Syukur bagi allah yang telah
menganugrahkan akal sehat dan pikiran yang bagus sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah kami tentang ‘pengelaman belajar’makalah ini kami buat
dalam rangka memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah kami.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menjadi bahan pembelajaran dan
bisa menambah pengetahuan para pembaca khususnya kami selaku
penulis.namun,terlepas dari itu,kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna,maka kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.semogga segala usaha dan kerja keras dapat membalasnya baik dari allah swt
dan dapat bermanfaat bagi kita semua.

Pontianak 7-April-2024

i
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................ i
ABSTRAK ....................................................................................................................................... iii
BAB I ............................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................................................................... 1
B. Rumusan masalah .................................................................................................................. 1
C. Tujuan pembuatan makalah .................................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................... 3
A. Pengertian pengalaman pembelajaran ..................................................................................... 3
B. Hakikat Pengalaman Belajar .................................................................................................. 5
C. Pertimbangan Menentukan Pengalaman Belajar ..................................................................... 7
D. Tahapan Pengembangan Pengalaman Belajar ......................................................................... 8
E. Guru Dalam Pengembangan Pengalaman Belajar ................................................................... 9
F. Strategi dan Metode Pembelajaran ......................................................................................... 9
G. Teori pengelaman belajar ..................................................................................................... 10
H. Faktor faktor pengelaman belajar ......................................................................................... 12
I. Penciptaan suasana belajar yang baik. .................................................................................. 16
BAB III ........................................................................................................................................... 18
KESIMPULAN ............................................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................... 20

ii
ABSTRAK

Pengalaman belajar merupakan proses yang kompleks dan penting dalam kehidupan
setiap individu. Dalam makalah ini, kami akan membahas pengalaman belajar sebagai suatu
konsep yang melibatkan interaksi antara individu dengan lingkungan belajarnya. Kami juga
akan membahas faktor-faktor yang memengaruhi pengalaman belajar, seperti motivasi, minat,
dan kemampuan kognitif.

Selain itu, kami akan mengulas berbagai metode dan strategi pembelajaran yang dapat
meningkatkan pengalaman belajar individu, termasuk pembelajaran aktif, kolaboratif, dan
berbasis teknologi. Kami juga akan membahas peran guru dan lingkungan belajar dalam
menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan efektif.

Dengan pemahaman yang mendalam tentang pengalaman belajar, diharapkan individu


dapat mengoptimalkan potensi belajarnya dan mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.
Kesimpulannya, pengalaman belajar merupakan fondasi penting dalam proses pendidikan yang
harus diperhatikan dengan serius oleh semua pihak terkait.

iii
ABSTRACT

Learning experiences are a complex and important process in the life of every
individual. In this paper, we will discuss the learning experience as a concept that involves
interactions between individuals and their learning environment. We will also discuss factors
that influence the learning experience, such as motivation, interests, and cognitive abilities.

Additionally, we will review various learning methods and strategies that can enhance
individual learning experiences, including active, collaborative, and technology-based
learning. We will also discuss the role of teachers and the learning environment in creating
meaningful and effective learning experiences.

With a deep understanding of learning experiences, it is hoped that individuals can


optimize their learning potential and achieve maximum learning outcomes. In conclusion,
learning experiences are an important foundation in the educational process that must be taken
seriously by all relevant parties.

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengalaman belajar merupakan bagian integral dari proses pendidikan yang
berperan penting dalam membentuk pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan
seseorang. Melalui pengalaman belajar, individu dapat mengembangkan berbagai
kompetensi yang diperlukan dalam kehidupan pribadi dan profesional.
Pentingnya pengalaman belajar dalam proses pendidikan menuntut kita untuk
memahami dengan baik bagaimana pengalaman belajar dapat mempengaruhi
pembelajaran seseorang. Dengan memahami pengalaman belajar, pendidik dapat
mengembangkan strategi pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan bagi
peserta didik.
Melalui makalah ini, kami akan membahas pengalaman belajar kami dalam
konteks Belajar dan Pembelajaran Kami akan berbagi tentang proses belajar yang kami
lalui, tantangan yang kami hadapi, serta pemahaman baru yang kami peroleh melalui
pengalaman belajar ini. Kami berharap pengalaman belajar kami dapat memberikan
gambaran yang jelas tentang bagaimana pengalaman belajar dapat mempengaruhi
pembelajaran seseorang.
Dengan pemahaman yang mendalam tentang pengalaman belajar, diharapkan
kami sebagai mahasiswa dan pembaca dapat lebih menghargai proses pembelajaran dan
terus mengembangkan diri kami untuk menjadi individu yang lebih baik di masa
mendatang.
B. Rumusan masalah
a. Pengertisn pengalaman belajar
b. Apa hakikat pengalaman belajar?
c. Bagaimana pertimbangan pemilihan pengalaman belajar?
d. Bagaimana pendekatan saintifik terhadap pengalaman belajar?
e. Bagaimana pemilihan model pembelajaran yang baik?
f. Bagaimana cara merancang pekerjaan rumah?
g. Apa hakikat pengalaman belajar?
h. Bagaimana pertimbangan pemilihan pengalaman belajar?
i. Bagaimana pendekatan saintifik terhadap pengalaman belajar?
C. Tujuan pembuatan makalah

1
makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang mendalam
tentang konsep pengalaman belajar, faktor-faktor yang memengaruhi pengalaman
belajar, metode dan strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan pengalaman
belajar, serta peran guru dan lingkungan belajar dalam menciptakan pengalaman
belajar yang bermakna dan efektif. Selain itu, tujuan makalah ini juga adalah
untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengalaman belajar dalam
proses pendidikan dan memberikan wawasan yang berguna bagi individu, guru,
dan pihak terkait lainnya dalam mengoptimalkan potensi belajar dan mencapai
hasil pembelajaran yang maksimal.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian pengalaman pembelajaran

Pengalaman belajar merupakan serangkaian proses dan peristiwa yang dialami oleh
setiap individu khususnya siswa dalam ruang lingkup tertentu (ruangan kelas) sesuai dengan
metode ataupun strategi pembelajaran yang diberikan oleh masing-masing pendidik.
menurut Tyler (1973:63) adalah sebagai berikut, (Pengalaman belajar tidak sama dengan
konten materi pembelajaran atau kegiatan yang dilakukan oleh guru. Istilah pengalaman belajar
mengacu kepada interaksi antara pembelajar dengan kondisi eksternal di lingkungan yang dia
reaksi.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa:
1. Pengalaman belajar pengalaman mengacu kepada interaksi pebelajar dengan kondisi
eksternalnya, bukan konten pelajaran.
2. Pengalaman belajar mengacu kepada belajar melaui perilaku aktif siswa,
3. Belajar akan dimiliki oleh siswa setelah dia mengikuti kegiatan belajar- mengajar tertentu.
4. Pengalaman belajar itu merupakan hasil yang diperoleh siswa.
5 Adanya berbagai upaya yang dilakukan oleh guru dalam usahanya untuk
membimbing siswa agar memiliki pengalaman belajar tertentu.
Tingkatan pengalaman belajar menurut Kerucut Edgar Dale.

kerucut pengalaman itu dikemukakan oleh Egar Dale memberikan gambaran bahwa
pengalaman belajar diperoleh siswa melalui proses perbuatan atau mengalami sendiri apa yang

3
dipelajari, proses mengamati dan mendengar melalui media tertentu dan proses mendengarkan
melalui bahasa. Selanjutnya uraian setiap pengalaman belajar seperti yang digambarkan dalam
kerucut pengalaman tesebut akan dijelaskan berikut ini.
1. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai
hasil dari aktivitas sendiri. Sebab siswa berhubungan langsung dengan objek
yang hendak dipelajari tanpa menggunakan perantara. Oleh karena itu
pengalaman ini siswa sering mendapatkan hasil yang konkret sehingga siswa
akan memiliki terapan yang tinggi.
2. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda atau
kejadian yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya.
Pengalaman tiruan bukan pengalaman langsung lagi sebab objek yang
dipelajari bukan yang asli atau yang sesungguhnya, melainkan objek
tiruan sangat besar manfaatnya terutama untuk menhindari terjadinya
verbalisme. misalnya siswa akan mempelajari kanguru.
3. Pengalaman melalui drama yaitu pengalaman yang diperoleh dari kondisi dan
situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) dengan mengguanakan
scenario yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Dan tujuan
belajar mlalui drama ini agar siswa memperoleh pengalaman yang lebih jelas
dan konkret.[3]
4. Pengalaman melalui demontrasi adalah teknik penyampaian informasi
melalui peragaan. Kalau dalam drama siswa terlibat secara langsung dalam
masalah yang dipelajari walaupun bukan dalam situasi nyata, maka
pengalaman melalui demontrasi siswa hanya melihat peragaan orang lain.
5. 5. wisata yaitu pengalaman yang diperoleh melalui kunjungan kesuatu
objek yang ingin dipelajari. Melalui wisata siswa dapat mengamati secara
langsung, mencatat, dan bertanya tentang hal-hal yang dikunjungi.
6. 6.Pengalaman melalui pameran adalah usaha untuk menunjukkan hasil
karya. Melalui pameran siswa dapat mengamati hal-hal yang ingin dipelajari
seperti karya seni batik, seni tulis, seni pahat, atau bnda-benda bersejarah,
dan hasil teknologi modern dengan berbagai cara kerjanya. Pameran lebih
abstrak sifatnya dibangdingkan wisata, sebab pengalaman yang diperoleh
hanya terbatas pada kegiatan mengamati wujud benda itu sendiri.
7. Pengalaman melaui televisi merupakan pengalaman tidak langsung, seabab
televisi mupakan perantara. Melalui televisi siswa dapat menyaksikan

4
berbagai peristiwa yang ditayangkan dari jarak jauh sesuai dengan progam
yang dirancang.[4]
8. Pengalaman melalui gambar hidup dan film, Gambar hidup atau film
merupakan rangkaian gambar mati yang diproyeksikan pada layar
dengan kecepatan tertentu.
9. Pengalaman melalui radio dan gambar, Pengalaman melalui media ini
sifatnya lebih abstrak dibandingkan dengan pengalaman melalui gambar
hidup sebab hanya mengandalkan salah satu indra penglihatan saja.
10. Pengalaman melalui lambang-lambang visual seperti grafik, gambar, dan
bagan. Sbagai alat komunikasi lambang visual dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas kepada siswa. Siswa lebih dapat memahami
berbagai perkembangan atau struktur melalui bagan dan lambang visual
lainnya.[5]
11. Pengalaman melalui lambang verbal merupakan pengalaman yang sifatnya
lebih abstrak. Sabab siswa memperoleh pengalaman hanya melalui bahasa
baik lisan maupun tulisan. Kemungkinan terjadinya verbalisme sebagai
akibat dari perolehan pengalaman melalui lambang verbal sangat besar.
Oleh sebab itu sebaiknya penggunaan bahasa verbal harus disertai dengan
penggunaan media lain.
B. Hakikat Pengalaman Belajar

Pengalaman belajar adalah sejumlah aktivitas siswa yang dilakukan untuk


memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

1. Pengalaman Belajar Menurut Piaget


Pengalaman menurut piaget berlangsung dalam diri setiap individu
melalui proses konstruksi pengetahuan. Oleh sebab itu teori belajar piaget
terkenal dengan teori konstruktivistik.
Belajar menurut teori konstruktivitas bukanlah sekedar menghafal, akan
tetapi proses mengkrontruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan
bukanlah hasil pemberian dari orang lain seperti guru akan tetapi hasil dari
proses mengkontruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan hasil dari
pemberitahuan tidak akan menjadi pengetahuan yang bermakna. Piaget
berpendapat bahwa sejak kecil setiap anak sudah memiliki struktur kognitif yang
kemudian dinamakan skema, Skema terbentuk karena pengalaman. Keterlibatan

5
dalam pengalaman belajar merupakan pengaruh yang amat penting terhadap
pembelajaran. Suasana yang bebas dan penuh kepercayaan akan menunjang
kehendak peserta didik untuk mau melakukan tugas sekalipun mengundang
resiko.
Pengaruh strategi yang mendalam dapat dipergunakan namun sangat
tergantung pada beberapa aspek, misalnya usia, kematangan, kepercayaan, dan
penghargaan terhadap orang lain. Dan kebahagiaan guru juga tergantung pada
latihan-latihan yang diberikan untuk megendalikan atau menguasai aspek
tersebut.
Beberapa teknis yang disajikan cenderung untuk memberikan beberapa
gagasan atau ide mengenai bagaimana pengajar dapat melibatkan peserta didik
secara emosional. Dalam hal ini referensi atau mata pelajaran yang diberikan
sangat tergantung pada peserta didik, pelajaran tertentu, pengajaran atau guru
lingkungan.
Terdapat banyak sekali pengaruh-pengaruh yang dapat dipelajari sebaik
mungkin dengan melalui beberapa model yaitu pengajar atau guru yang dalam
berbagai hal menyatukan pengaruh, sedangkan para peserta didik berusaha
mencoba menurunnya. Dengan demikian model yang diterapkan banyak
memerlukan pengalaman pendidikan secara informal.
2. Menurut Budiman Dan Sanjaya
Pengalaman belajar (learning experiences) adalah aktivitas siswa yang
dilakukan untuk memperoleh informasi dan kompetensi baru sesuai dengan 2
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai baik di dalam maupun di luar kelas
dengan memanfaatkan segala sumber daya yang tersedia”.
individu berbeda dalam memakai strategi untuk merespon suatu stimulus
dari luar, menerima, mengorganisasikan, merespon, mengolah informasi dan
menyusunnya berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dialaminya.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 2 Batang Hari,
dalam pembelajaran matematika ditemukan ada siswa yang menunjukan
kemampuan yang sangat baik, ada siswa yang menunjukan kemampuan yang
biasa saja, dan ada yang mengalami kesulitan.
Perbedaan antar siswa dalam menyusun dan mengelolah informasi, bisa
dikarenakan gaya kognitifnya. Seperti yang dikatakan oleh Ngilawajan
(2013:73) “.... perbedaan individu dapat diungkapkan oleh tipe-tipe kognitif

6
yang dikenal dengan istilah gaya kognitif. Gaya kognitif merupakan cara
seseorang memproses, menyimpan maupun menggunakan informasi untuk
menanggapi suatu tugas atau berbagai jenis lingkungannya”
C. Pertimbangan Menentukan Pengalaman Belajar
a. Sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai
Dalam system perencanaan dan desain pembelajaran tujuan merupakan
komponen utama dan pertama yang harus dipikirkan oleh seorang desainer
pembelajaran. Sehingga apa yang harus dilakukan guru dan siswa diarahkan
untuk mencapai tujuan itu.
b. Sesuai dengan jenis bahan atau materi pelajaran
Pengalaman belajar yang direncanakan dan didesain harus memerhatikan
karakteristik materi pelajaran baik dilihat dari kompleksitas materi maupun
pengemasannya.
c. Ketersediaan Sumber Belajar
Selain pertimbangan tujuan dan isi bahan pelajaran, seorang desainer
pembelajaran dalam menentukan pengalaman belajar juga harus memerhatikan
ketersediaan sumber belajar yang dapat digunakan.
d. Pengalaman Belajar Harus Sesuai dengan Karakteristik Siswa
Kondisi dan karakteristik siswa merupakan salah satu hal pertimbangan
yang harus diperhatikan, baik menyangkut minat dan bakat siswa, kecenderungan
gaya belajar maupun kemampuan dasar yang dimiliki siswa.
Ada sejumlah prinsip-prinsip yang harus diperhatikan manakala kita akan
mengembangkan pengalaman belajar yaitu :
a. Berorientasi pada tujuan
Dalam system pembelajaran tujuan merupakan komponen yang
utama.Efektivitas pengembangan pengalaman belajar ditentukan dari
keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran.
b. Aktivitas
Pengalaman belajar siswa harus dapat mendorong agar siswa beraktivitas
melakukan sesuatu. Aktivitas tidak dimaksudkan terbatas pada aktivitas fisik,
akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental.
c. Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa.Oleh sebab
itu pengalaman belajar dirancang untuk setiap individu siswa.

7
d. Integritas
Oleh karena itu merancang pengalaman belajar siswa harus dapat
mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa secara terintegitas.
Ada sejumlah prinsip khusus untuk merancang pengalaman belajar yaitu:
a) Menyenangkan
b) Menantang
c) Motivasi.
D. Tahapan Pengembangan Pengalaman Belajar

1. Tahap Prainstruksional

Tahap ini adalah tahapan yang ditempuh oleh guru pada saat ia memulai proses
belajar dan mengajar. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru atau oleh
siswa seperti :

 Guru menanyakan kehadiran siswa, dan mencatat siapa yang tidak hadir.
 Bertanya kepada siswa sampai dimana pembahasan pelajaran
sebelumnya.
 Mengajukan pertanyaan kepada siswa dikelas atau siswa tertentu tentang
bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya.
 Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai bahan
pelajaran yang belum dikuasainya.
 Mengulangi kembali bahan pelajaran yang lalu secara singkat tapi
mencakup semua aspek yang telah dibahas sebelumnya.
Tujuan ini pada hakikatnya adalah mengungkapkan kembali
tanggapan siswa terhadap bahan yang telah diterimanya dan
menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan pelajaran hari
itu.
3. Tahap Instruksional
Tahap kedua adalah tahap pengajaran atau tahap inti yakni tahapan
memberikan pengalaman belajar pada siswa. Tahap instruksional akan sangat
tergantung pada strategi pembelajaran yang akan diterapkan. Secara umum
dapat didefinisikan beberapa kegiatan yaitu:
 Menjelaskan pada siswa tujuan pengajaran yang harus dicapai siswa.
 Menuliskan pokok materi yang akan dibahas hari itu.

8
 Membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi.
 Menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi.
4. Tahap Evaluasi dan Tindak Lanjut
Tujuan tahap ini adalah untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari tahap
kedua (Instruksional).

Ketiga tahapan tersebut harus ditempuh pada setiap saat melakasanakan


pengajaran. Jika, satu tahapan tersebut ditinggalkan maka pengalaman belajar siswa tidak
akan sempurna.

E. Guru Dalam Pengembangan Pengalaman Belajar

Dalam pengembangan pengalaman belajar guru tidak berperan sebagai satu-


satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan
tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa belajar. Oleh karena
itu, pengembangan belajar menuntut guru untuk kreatif dan inovatif sehingga mampu
menyesuaikan dengan kegiatan mengajarnya dengan gaya dan karakteristik belajar
siswa.

Untuk itu ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru, yaitu:

 Mengemukakan berbagai alternative tujuan pembelajaran yang harus dicapai


sebelum kegiatan pembelajaran dimulai.
 Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
 Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.
 Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukannya.
 Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing dan lain
sebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
 Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.
F. Strategi dan Metode Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan strategi diartikan sebagai a plan Method or
series of activities designed to achieves a particular educational goal. Jadi dengan
demikian strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi
tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.

9
Ada dua hal yang patut dicermati dari pengertian strategi pembelajaran
yaitu :
Pertama, strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan termasuk
penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya/kekuatan dalam
pembelajaran.
Kedua, strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya dari
semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan.
Dengan demikian penyusunan langkah-langkah pembelajaran,
pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar semuanya diarahkan dalam
upaya pencapaian tujuan.Oleh sebab itu sebelum menentukan strategi perlu
dirumuskan tujuan yang jelas, yang dapat diukur keberhasilannya, sebab tujuan
adalah roh-nya dalam implementasi suatu strategi.
Strategi pembelajaran yang berlangsung selama ini masih terkesan sebagai misi
penerusan informasi. Fakta, konsep, prinsip-prinsip dan nilai-nilai disajikan
dalam bentuk lepas-lepas tanpa ada kaitan dengan kehidupan nyata. Upaya agar
pembelajaran mengarah pada pendekatan integratif juga belum sepenuhnya
terlaksana. Tema-tema yang dipelajari berhenti sampai pada pengenalan kognitif
tidak sampai pada pengembangan kemampuan sosial, moral dan religi, apalagi
sampai pada refleksi dan kontemplasi. Tercapainya misi dan tujuan pendidikan
berkaitan erat dengan kurikulum dan pendekatan pembelajaran. Kurikulum
formal dijabarkan ke dalam kurikulum instruksional berupa seperangkat skenario
pembelajaran pada jam-jam pertemuan sebagai bentuk implementasi kurikulum.
Interaksi pembelajaran yang tergelar dalam sesi-sesi pembelajaran sebagai
kurikulum eksperiensial berkaitan dengan apa yang dikerjakan guru, apa yang
dikerjakan peserta didik, dan bagaimana interaksi keduanya. Pengalaman belajar
yang mendidik tidak sebatas mengacu pada silabus, namun lebih pada proses
keterbentukan berbagai pengetahuan, kemampuan, sikap dan nilai yang tersurat
dan tersirat sebagai tujuan utuh pendidikan (Raka Joni, 2005). Strategi
pembelajaran integrated learning, cooperative learning, pembelajaran berpijak
pada konsep awal peserta didik, dengan penilaian portofolio, sebagaimana
disebutkan di atas sangat dianjurkan.
G. Teori pengelaman belajar

10
Teori belajar behavioristik merupakan teori belajar yang lebih mengutamakan
pada perubahan tingkah laku siswa sebagai akibat adanya stimulus dan
respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami
siswa dalam hal kemampuannya.

o Teori belajar konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan


kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari
kebutuhannya dengan kemampuan menemukan keinginan atau
kebutuhannya tersebut dengan bantuan orang lain, sehingga teori ini
memberikan keaktifan terhadap manusia untuk belajar menemukan
sendiri kompetensi, pengetahuan, atau teknologi dan hal lain yang
diperlukan guna mengembangkan dirinya sendiri. Teori pembelajaran
konstruktivisme berpendapat bahwa orang menghasilkan pengetahuan
dan membentuk makna berdasarkan pengalaman mereka. Dalam
konstruktivisme, pembelajaran direpresentasikan sebagai proses
konstruktif di mana pelajar membangun ilustrasi internal pengetahuan,
interpretasi pengalaman pribadi. Pengajaran konstruktivisme didasarkan
pada pembelajaran yang terjadi melalui keterlibatan aktif siswa dalam
konstruksi makna dan pengetahuan. Pengajaran sains dari perspektif
konstruktivisme bertujuan untuk memberikan siswa pengetahuan sains
sedemikian rupa sehingga mereka tidak hanya memahami konsep dan
prinsip sains, tetapi juga signifikansi dari pembelajaran sains. Penekanan
pada konstruktivisme dan pembelajaran berorientasi penyelidikan
langsung untuk mempromosikan pengetahuan konseptual anak-anak
dengan membangun pemahaman sebelumnya, keterlibatan aktif dengan
konten subjek, dan aplikasi untuk situasi dunia nyata telah. Pandangan
konstruktivis yang menekankan pada penemuan, eksperimen, dan
masalah terbuka.
o *Teori Pembelajaran Sosial*: Diajukan oleh Albert Bandura, teori ini
menekankan pentingnya pengamatan dan peniruan perilaku orang lain dalam
proses belajar. Menurut teori ini, individu belajar dari interaksi dengan orang
lain melalui proses observasi, model, dan peniruan.

11
o *Teori Pembelajaran Konstruktivis*: Menurut teori ini, yang didukung oleh
tokoh seperti Jean Piaget dan Lev Vygotsky, individu membangun pengetahuan
dan pemahaman mereka sendiri melalui pengalaman langsung dan refleksi.
Proses belajar dipandang sebagai konstruksi mental yang aktif oleh individu.
o *Teori Pembelajaran Pengalaman*: Diajukan oleh David Kolb, teori ini
menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam proses pembelajaran.
Menurut teori ini, individu belajar melalui siklus pengalaman belajar yang terdiri
dari pengalaman konkret, refleksi, konseptualisasi, dan percobaan aktif.
o *Teori Pembelajaran Kognitif*: Teori ini mencakup berbagai pendekatan, tetapi
pada dasarnya menekankan pemrosesan informasi dan konstruksi pengetahuan
melalui proses kognitif seperti persepsi, pemahaman, ingatan, dan pemecahan
masalah.
o *Teori Pembelajaran Transformasional*: Teori ini menekankan perubahan yang
mendalam dalam pemikiran, nilai, dan sikap individu sebagai hasil dari
pengalaman belajar yang signifikan. Transformasi ini dapat terjadi melalui
refleksi kritis, perubahan paradigma, atau pengalaman emosional yang kuat.
H. Faktor faktor pengelaman belajar

Menurut syah (2004.144).faktor faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat


dibedakan menjadi tiga macam,yakni:

1.faktor internal (faktor dari dalam siswa),yakni kondisi jasmani dan Rohani siswa.

2.faktor exsternal (faktor dari luar siswa).yakni kondisi lingkungan dari sekitar siswa

3.faktor pendekatan belajar (approach to learning),yakni jenis Upaya belajar siswa yang
meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi materi pembelajaran.

. Faktor internal (yang berasal dari dalam diri)

1) Kesehatan

2) Intelegensi dan bakat

3) Minat dan motivasi

4) Cara belajar

12
2. Faktor eksternal (yang bersal dari luar diri)

 1).keluarga
 2).sekolah
 3).masyarakat
 4).lingkungan sekitar

3.faktor yang mempengaruhi belajar antara lain:

 Motivasi
 Sikap
 Minat
 Kebiasaan belajar
 Konsep diri

a.faktor yang pada diri organisme itu sendiri atau yang kita sebut dengan faktor
individual.yang masuk faktor individual antara lain faktor
kematangan/pertumbuhan,kecerdesan,Latihan motivasi,dan faktor pribadi

b.faktor yang ada diluar individual atau yang kita sebut faktor sosisal.yang termasuk
faktor social antara lain:faktor keluarga (rumah tangga),guru dan cara mengajarnya,alat
alat yang dipergunaan dalam belajar mengajar,lingkungan dan kesempatan tersedian dan
motivasi social.

a. Faktor-faktor stimuli belajar

1) Panjangnya bahan belajar.

2) Kesulitan bahan pelajaran.

3) Berartinya bahan pelajaran.

4) Berat-ringannya tugas.

5) Suasana lingkungan eksternal.

b. Faktor-faktor metode belajar

1) Kegiatan berlatih atau praktek.

13
2) Overlearning dan drill.

3) Resitasi selama belajar.

4) Pengenalan tentang hasil-hasil belajar.

5) Belajar dengan keseluruhan bagian.

6) Penggunaan modalitas indra.

7) Penggunaan dalam belajar.

8) Bimbingan dalam belajar.

9) Kondisi-kondisi insentif

9) Kondisi-kondisi insentif.

C. Faktor-faktor individual

1) Kematangan.

2) Faktor usia kronologis.

3) Faktor perbedaan jenis kelamin.

4) Pengalaman sebelumnnya.

5) Kapasitas mental.

6) Kondisi kesehatan jasmani.

7) Kondisi kesehatan rohani.

8) Motivasi.

1.) Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak


Pendidikan pada tataran kedua setelah pendidikan di keluarga yang tidak kalah
penting adalah pendidikan prasekolah, selanjutnya pendidikan di sekolah. Oleh
karena itu orang tua dan guru perlu dituntut untuk memperhatikan dan

14
memperlakukan anak secara khusus dan individual karena perkembangan
kemampuan tidak dapat mencapai tahap optimal apabila proses
perkembangannya tidak didesain secara sistematis serta juga memperhatikan
karakteristik anak usia dini yang sangat bervariasi baik dalam kecakapan, sikap
maupun minat-minatnya. Selain itu, juga untuk meningkatkan pendidikan anak-
anaknya dalam proses belajar yang kreatif sehingga dapat meningkatkan prestasi
bagi anak sekolah usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar anak TK Al-Huda. Dalam penelitian ini desain
metode yang digunakan adalah analisis kualitatif yaitu merangkum sejumlah data
besar yang masih mentah menjadi informasi yang dapat diinterpretasikan. Data
yang dimaksud adalah hasil yang ditemukan melalui alat pengumpul data di TK
A-Huda. Hasil penelitian faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak TK Al-
Huda terdiri dari dua faktor yaitu Faktor internal, dengan sub bagian faktor
lainnya yang terdiri dari faktor fisiologis, psikologis dan motivasi, mencakup
motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Selain itu faktor eksternal yaitu keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan non sosial.
2.) Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa
Artikel ini memperlihatkan tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
oleh peserta didik setelah menerima pengalaman pembelajaran yang akan
menghasilkan perubahan tingkah laku. Sebagai hasil dari belajar yang dianggap
penting dan dapat mencerminkan hasil dari belajar tersebut, baik dari aspek
kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Dalam mendapatkan hasil belajar
setiap proses pembelajaran memiliki faktor-faktor yang memberikan dampak
hasil belajar siswa. Keinginan/dorongan dan ketertarikan siswa dalam belajar
merupakan salah satu kunci untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Tinggi
rendahnya hasil belajar matematika yang menimbulkan banyak faktor yang
mempengaruhi hasil belajar diantaranya (1) faktor internal yaitu yang berasal dari
dalam diri siswa, seperti kurangnya minat dan motivasi peserta didik saat
pembelajaran matematika (2) faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar diri
siswa, seperti metode guru yang tidak menarik bagi peserta didik.
3.) Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa.
Artikel ini memperlihatkan tentang faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
rendahnya hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki

15
oleh peserta didik setelah menerima pengalaman pembelajaran yang akan
menghasilkan perubahan tingkah laku. Sebagai hasil dari belajar yang dianggap
penting dan dapat mencerminkan hasil dari belajar tersebut, baik dari aspek
kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik. Dalam mendapatkan hasil belajar
setiap proses pembelajaran memiliki faktor-faktor yang memberikan dampak
hasil belajar siswa. Keinginan/dorongan dan ketertarikan siswa dalam belajar
merupakan salah satu kunci untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Tinggi
rendahnya hasil belajar matematika yang menimbulkan banyak faktor yang
mempengaruhi hasil belajar diantaranya (1) faktor internal yaitu yang berasal dari
dalam diri siswa, seperti kurangnya minat dan motivasi peserta didik saat
pembelajaran matematika (2) faktor eksternal yaitu yang berasal dari luar diri
siswa, seperti metode guru yang tidak menarik bagi peserta didik.
I. Penciptaan suasana belajar yang baik.

Pembelajaran merupakan aspek yang kompleks dan melibatkan berbagai hal yang
saling berkaitan.oleh karena itu,untuk menciptakan proses pembelajaranyang
menyenangkan dan kreatif diperlukan berbagai keterampilan.menurut mulyasa
(2006:69),ada delapan keterampilan guru dalam pembelajaran yang sangat berperan dan
menentukan kualitas pembelajaran,yaitu:

1.keterampilan bertanya
2.memberikan penguatan.
3.mengadakan variasi.
4.menjelaskan
5.membuka dan menutup pembelajaran.
6.membimbing diskusi.
7.mengelola kelas.
8.mengajar kelompok kecil dan perorangan.

Menurut Mubayyidh (2006:15), untuk menciptakan suasana belajar yang baik,


hendaknya guru mengetahui bagaimana kriteria lingkungan yang mendukung proses
belajar mengajar. Adapun kriteria-kriteria tersebut, yaitu:

1.Aman dan nyaman Lingkungan yang aman dan nyaman adalah lingkungan yang
menciptakan suasana dimana murid tidak takut akan hukuman fisik atau pelecehan jiwa

16
atau emosi, bebas dari ancaman, paksaan, sanksi, tekanan, interogasi, hinaan atau
tindakan yang membuat malu.

2.Bebas

Murid diberikan kebebasan hakiki untuk memilih. Sehingga murid merasakan apa yang
dilakukannya Itu atas dasar pilihan dan kehendak sendiri.

3.Menghormati Murid dan guru saling menghormati perasaan, nilai prinsip dan
kebebasan individu masing-masing.

4.Disadari perbedaan individual Setiap murid diperlakukan secara pribadi sesuai dengan
karakter masing-masing. Karena setiap mereka memiliki kebutuhan-kebutuhan, seperti:
potensi, bakat, kesiapan, keinginan, cita-cita yang sifatnya individual. Semua itu harus
dihargai dan dihormati.

5.Dihargainya kecerdasan emosional emosi dan perasaan yang dihormati.emosi dan


perasaan adalah hal penting yang dibicarakan dan didiskusikan.keduanya adalah bagian
dari metode pembelajaran.

6.lingkungan praktik yang cocok materi yang digunakan membantu murid dalam
penyelesaikan masalah yang praktis yang bersentuhan dengan kehidupan nyata
mereka.lingkungan tersebut harus memiliki sarana yang berkaittan langsung dengan
pengelaman hidup yang mereka alami,hubungan manusia dan keluarga dan hubungan
mereka dengan orang tua.

7.Adanya perhatian dan motivasi guru dan murid saling memperhatikan


kebaikkan,kepentingan,perasaan dan emosi sesamanya.

8.menyenangkan dan meransang metode yang digunakan dan suasana umum harus
mampu memberikan ransangan dan kesenangan yang mampu menggerakan keinginan
untuk belajar.

9.fleksibel guru hendaknya tidak ragu untuk membuat perubahan dinamis yang sesuai
dan cocok dengan keadaan.perubahan ini diciptakan dalam suasana yang tenang,jauh dari
kesan emosional,meledak ledak,dan revolusi drastis.

17
BAB III

KESIMPULAN
dapat disimpulkan bahwa pengalaman belajar adalah serangkaian proses dan
peristiwa yang dialami oleh individu dalam suatu ruang lingkup tertentu sesuai dengan
metode pembelajaran yang diberikan. Pengalaman belajar ini penting dalam
pengembangan keterampilan proses dan pengaruhnya terhadap pembelajaran sangat
signifikan.

Pengalaman belajar menurut Piaget merupakan proses konstruksi pengetahuan


yang melibatkan konstruksi pengetahuan melalui pengalaman, bukan sekedar menghafal.
Pengalaman belajar harus disesuaikan dengan tujuan, jenis materi pelajaran, ketersediaan
sumber belajar, dan karakteristik siswa. Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
merancang pengalaman belajar adalah berorientasi pada tujuan, aktivitas, individualitas,
dan integritas.

Tahapan pengembangan pengalaman belajar meliputi tahap prainstruksional,


instruksional, dan evaluasi serta tindak lanjut. Pembelajaran berorientasi aktivitas siswa
(PBAS) menekankan aktivitas siswa secara optimal untuk mencapai hasil belajar yang
seimbang antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Guru memiliki peran penting
dalam mengembangkan pengalaman belajar dengan memfasilitasi siswa dan
mengadaptasi gaya dan karakteristik belajar siswa.

Strategi dan metode pembelajaran merupakan rencana tindakan yang didesain


untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Penyusunan strategi pembelajaran perlu
didasarkan pada tujuan yang jelas dan dapat diukur keberhasilannya. Oleh karena itu,
strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan tujuan dan karakteristik siswa untuk
mencapai hasil belajar yang optimal.

Dalam konteks pembelajaran, pengalaman belajar tidak hanya sekadar aktivitas


yang dilakukan siswa untuk memperoleh informasi baru, tetapi juga merupakan bagian
integral dari proses konstruksi pengetahuan. Setiap individu memiliki pengalaman
belajar yang unik dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru, interaksi antar siswa, serta ketersediaan sumber
belajar.

Pentingnya pengalaman belajar dalam konteks pendidikan dapat dilihat dari


peranannya dalam mengembangkan keterampilan proses siswa. Pengalaman belajar yang

18
bermakna dapat menghasilkan pemahaman yang lebih dalam dan berkelanjutan,
dibandingkan dengan pembelajaran yang hanya mengandalkan hafalan atau pemberian
informasi secara pasif.

Pengembangan pengalaman belajar yang efektif membutuhkan perencanaan yang


matang, dengan memperhatikan tujuan pembelajaran, karakteristik siswa, dan jenis
materi pelajaran yang akan disampaikan. Guru juga memiliki peran yang sangat penting
dalam mengembangkan pengalaman belajar siswa, dengan cara memfasilitasi
pembelajaran yang aktif dan mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif dalam
proses pembelajaran.

Penerapan strategi pembelajaran yang tepat juga merupakan bagian penting dari
pengembangan pengalaman belajar. Strategi pembelajaran yang baik dapat
meningkatkan efektivitas pembelajaran dan membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran dengan lebih baik. Oleh karena itu, peran guru dalam memilih dan
menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik siswa
sangatlah penting.

Dengan demikian, pengalaman belajar merupakan bagian yang tidak terpisahkan


dari proses pendidikan. Pengembangan pengalaman belajar yang bermakna dan efektif
dapat membantu meningkatkan kualitas pembelajaran dan menciptakan lingkungan
pembelajaran yang lebih baik bagi setiap individu.

19
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Wina Sanjaya, M.pd, 2008. Perencanaan Dan Desain System Pembelajaran, Prenada
media group: Jakarta

http://olinlakoro.wordpress.com/2013/07/03/makalah-pengembangan-pengalaman-
belajar/

http://andinurdiansah.blogspot.com/2011/11/pengembangan-pengalaman-belajar.html

[1]Dr. Wina Sanjaya, M.P.d, Perencanaan dan Desain System Pembelajaran, (Jakarta:
Prenada Media Group, 2008), 161.

20

Anda mungkin juga menyukai