Anda di halaman 1dari 6

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Harta dalam Islam memiliki kedudukan yang berbeda. Hal itu adalah anugerah dari Allah Swt. yang harus
disyukuri, dan itu juga merupakan tanggung jawab untuk menjaga dan mengelola harta dengan baik. Sebagai
anugerah, harta dapat memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Harta dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Harta juga dapat digunakan untuk
membantu orang lain dan beramal shaleh. Dengan demikian, harta dapat menjadi sarana untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Namun, harta juga dapat menjadi ujian bagi manusia. Allah Swt. menguji hamba-Nya dengan harta untuk
melihat apakah mereka bersyukur atau kufur. Orang yang bersyukur akan menggunakan hartanya untuk
kebaikan dan mendekatkan diri kepada Allah Swt., sedangkan orang yang kufur akan menggunakan hartanya
untuk kesombongan dan kemaksiatan.
Oleh karena itu, Islam memandang harta dengan pandangan yang seimbang. Harta tidak boleh dijadikan
sebagai tujuan utama hidup, tetapi harus digunakan dengan penuh tanggung jawab dan rasa syukur. Harta
adalah sarana untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, dan manusia akan diuji dengan hartanya untuk
melihat apakah mereka bersyukur atau kufur. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memberikan gambaran
tentang kedudukan harta dalam Islam. Maka dari itu, penulis membebuat makalah ini yang akan membahas
tentang kedudukan harta dalam Islam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Pandangan Islam tentang Kepemilikan Harta ?
2. Bagaimana Fungsi Harta dalam Pandangan Islam ?
3. Bagaimana Konsep Islam dalam Pencarian Harta ?
4. Bagaimana Islam Memandang Penggunaan Harta secara Berlebihan ?

1.3 Tujuan Penulisan


Memberikan pemahaman yang menyeluruh tentang Kedudukan Harta dalam Islam seperti, Pandangan Islam
tentang Kepemilikan Harta, Fungsi Harta dalam Pandangan Islam, Konsep Islam dalam Pencarian Harta, dan
Islam Memandnag Penggunaan Harta secara Berlebihan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pandangan Islam Tentang Kepemilikan Harta


Pandangan Islam tentang kepemilikan harta didasarkan pada prinsip bahwa harta adalah 2eseha dari Allah
SWT dan manusia bertanggung jawab atas pengelolaannya. Islam mendorong umatnya untuk memperoleh harta
secara halal, mengelolanya dengan bijak, dan membagikannya kepada yang membutuhkan melalui zakat dan
sedekah. Kekayaan tidak boleh menjadi tujuan utama hidup, namun harus digunakan sebagai sarana untuk
mencapai kesejahteraan individu dan 2esehatan2 secara keseluruhan, serta mendapatkan 2eseh Allah SWT.
Konsep mengenai harta kepemilikan merupakan salah satu pokok bahasan yang penting dalam islam.
2esehatan2 dalam Bahasa Arab disebut al-maal secara Bahasa berarti condong, cenderung atau miring. Sedangkan
istilah diartikan sebagai segala sesuatu yang sangat diinginkanoleh manusia untuk menyimpan dan memilikinya.
Dalam islam kedudukan harta merupakan hal penting yang dibuktikan bahwa terdapat lima maqashid syariah
yang salah satu diantaranya adalah al-maal atau harta. Islam menyakini bahwa semua harta di dunia ini adalah
milik Allah SWT manusia hanya berhak umtuk memanfaatkannya saja. Meskipun demikian, Islam juga mengakui
hak pribadi seseorang. Untuk itu Islam mensyariatkan peraturan-peraturan mengenai muamalah seperti jual beli
sewa-menyewa, gadai menggadai, dan sebagainya serta melarang penipuan riba dan mewajibkan kepada orang
yang merusak barang orang lain untuk membayarnya, harta yang dirusak oleh anak-anak yang tidak bertanggung
jawab bahkan yang dirusak oleh 2esehata peliharaan sekalipun.
Berikut beberapa Pandangan Islam tentang Kepemilikan Harta
1. Hak Milik dan Kepemilikan
- Islam mengakui hak milik individu atas harta yang diperoleh dengan cara yang halal. Namun,
kepemilikan harta tidak bersifat absolut dan harus diiringi dengan tanggung jawab.
- Surat Al-Baqarah ayat 282: “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah dengan
hutang piutang untuk waktu yang tertentu, hendaklah kamu menuliskannya.”
2. Tanggung Jawab dan Amanah
- Harta di dunia adalah titipan Allah SWT dan manusia harus mempertanggungjawabkannya di akhirat.
- Hadits Riwayat Imam Muslim: “Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai
pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Muslim)
3. Keseimbangan dan Keadilan
- Islam menganjurkan Keseimbangan dalam kepemilikan harta. Keserakahan dan penimbunan harta
dilarang, dan zakat serta sedekah diwajibkan untuk membantu orang lain.
- Surat Al-Hasyr ayat 7: “Dan apa saja yang Allah berikan kepada Rasul-Nya dari harta rampasan perang
itu, maka itu untuk Allah, untuk Rasul, untuk kaum kerabat, untuk anak-anak yatim, untuk orang-orang
miskin, dan untuk orang-orang yang berjalan (musafir).” (QS. Al-Hasyr: 7)
4. Manfaat dan Kemaslahatan
- Harta hendaknya digunakan untuk menebar manfaat dan membantu orang lain. Pembangunan
infrastruktur, 2esehatan2, dan 2esehatan merupakan contoh penggunaan harta yang bermanfaat.
- Hadits Riwayat Imam Bukhari: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia
lainnya.” (HR. Bukhari)
5. Larangan Israf dan Riba
- Islam melarang penggunaan harta secara berlebihan (israf) dan riba. Riba adalah pengambilan bunga
pinjaman yang berlebihan dan dilarang dalam Islam.
- Surat Al-Isra’ ayat 27: “Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros.
Sesungguhnya orang-orang yang boros itu adalah saudara-saudara setan.” (QS. Al-Isra’: 27)

2.2 Fungsi Harta Dalam Pandangan Islam


Harta dalam islam memiliki peran penting dan tidak hanya dilihat sebagai alat ukur semata. Namun, dapat
menebar manfaat dan mencapai kahidupan sejahtera. Dalam pandangan Islam, harta memiliki beberapa fungsi
penting:
1. Memenuhi Kebutuhan Dasar
Fungsi utama harta adalah untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, seperti sandang, pangan dan
papan. Selain itu, Allah SWT memerintahkan hamba-NYA untuk menggunakan harta untuk memenuhi
kebutuhan diri dan keluarga.
- Surat Al-Isra’ ayat 31:
“Dan berikanlah kepada keluarga-kelurga yang dekat akan haknya, begitu pula kepada orang miskin
dan orang yang berjalan (musafir).”
2. Menebar Manfaat dan Kebaikan
Harta hendaknya digunakan untuk membantu orang lain yang membutuhkan, seperti fakir miskin,
anak yatim, dan orang yang sedang kesulitan. Islam menganjurkan umatnya untuk bersedekah, zakat, dan
wakaf sebagai bentuk kepedulian sosial.
- Hadits Riwayat Imam Bukhari:
“Setiap persendian manusia wajib bersedekah pada setiap hari di mana matahari terbit. Orang yang
mendamaikan dua orang yang berselisih adalah sedekah. Orang yang membantu seseorang untuk naik
ke atas kendaraannya atau mengangkat barang bawaannya ke atas kendaraannya adalah sedekah.
Berkata yang baik adalah sedekah. Setiap langkah yang kau tempuh untuk shalat adalah sedekah. Dan
menyingkirkan gangguan dari jalan adalah sedekah.” (HR. Bukhari)
3. Sarana Dakwah dan Jihad
Harta dapat digunakan untuk mendukung dakwah Islam dan jihad di jalan Allah. Membangun masjid,
sekolah, dan sarana dakwah lainnya merupakan contoh penggunaan harta yang bermanfaat.
- Surat At-Taubah ayat 41:
“Berperanglah di jalan Allah dengan harta dan dirimu.” (QS. At-Taubah: 41)
4. Investasi untuk Akhirat
Harta yang digunakan untuk kebaikan akan menjadi pahala dan investasi untuk akhirat. Orang yang
bersedekah dan membantu orang lain akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.
- Hadits Riwayat Imam Muslim:
"Sedekah itu tidak akan mengurangi harta." (HR. Muslim)
5. Ujian dan Tanggung Jawab
Harta adalah ujian bagi manusia dan merupakan tanggung jawab yang harus dikelola dengan bijak
sesuai dengan ajaran Islam.
6. Menggerakkan Ekonomi
Harta digunakan untuk memacu pertumbuhan ekonomi melalui investasi, perdagangan, dan
pengembangan usaha yang halal.
7. Pemberdayaan Sosial
Harta digunakan untuk memberdayakan individu dan masyarakat dengan memberikan bantuan kepada
yang membutuhkan melalui zakat, sedekah, dan infak.
8. Peningkatan Kesejahteraan
Harta dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan individu, keluarga, dan masyarakat dengan
menyediakan kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
9. Pengabdian kepada Allah
Harta juga dapat digunakan sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan
menunaikan kewajiban-kewajiban seperti zakat, haji, dan wakaf.
Dengan memahami dan mengimplementasikan fungsi-fungsi tersebut, umat Islam diharapkan dapat mencapai
keseimbangan antara kebutuhan dunia dan akhirat serta memperoleh keberkahan dalam kepemilikan harta.

2.3 Konsep Islam Dalam Pencarian Harta


Islam mengajarkan umatnya untuk mencari harta dengan cara yang baik dan halal. Harta dipandang sebagai
sarana untuk menacapai kehiduan yang baik di dunia dan di akhirat. Namun, Islam juga mmbrikan Batasan dan
pedoman dalam proses pencarian dan penggunaan harta tersebut.
Beberapa konsep utama yang terkait dengan pencarian harta dalam Islam adalah:
1. Taqwa (Ketaatan kepada Allah)
Pencarian harta harus dilakukan dengan taqwa, yaitu kesadaran akan Allah dan kepatuhan terhadap
perintah-Nya. Ini berarti menghindari segala bentuk penipuan, kecurangan, atau pelanggaran etika dalam
mencari dan mengelola harta.
2. Usaha Halal
Harta harus diperoleh melalui usaha yang halal dan tidak melanggar prinsip-prinsip syariah. Ini
termasuk menghindari sumber-sumber pendapatan yang haram seperti riba, perjudian, atau perdagangan
barang yang haram.
3. Keadilan
Dalam mencari harta, penting untuk menjaga prinsip keadilan dalam interaksi dengan orang lain. Ini
mencakup memberikan hak-hak yang adil kepada semua pihak yang terlibat dalam transaksi atau bisnis.
4. Berbagi dengan Sesama
Islam mendorong umatnya untuk tidak hanya mencari harta untuk kepentingan pribadi, tetapi juga
untuk berbagi dengan orang lain yang membutuhkan melalui zakat, sedekah, dan infak.
5. Bijak Mengelola Harta
Islam menekankan pentingnya mengelola harta dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Ini
termasuk merencanakan pengeluaran, berinvestasi secara cerdas, dan mempertimbangkan kebutuhan
jangka panjang serta kesejahteraan masyarakat.
Dengan memperhatikan konsep-konsep ini, pencarian harta dalam Islam diharapkan dapat menjadi sarana untuk
mencapai kesejahteraan dunia dan akhirat, serta mendapatkan ridha Allah SWT.

2.4 Islam Memandang Penggunaan Harta Secara Berlebihan


Harta menjadi baik apabila digunakan untuk kebermanfaatan. Begitu pun sebalikanya, apabila harta dikelola
dengan salah , akan mencelakakan pemiliknya. Selain itu, penggunaan harta secara berlebihan atau boros tidak
dianjurkan dan bahkan dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak bijaksana. Beberapa tanggapan Islam terhadap
penggunaan harta secara berlebihan adalah sebagai berikut:
1. Israf (Pemborosan)
Islam mengajarkan agar umatnya menghindari pemborosan dalam penggunaan harta. Israf dianggap
sebagai tindakan yang menyia-nyiakan nikmat Allah dan dapat menimbulkan kemudharatan bagi individu
maupun masyarakat.
2. Sikap Meremehkan Nikmat
Penggunaan harta secara berlebihan cenderung membuat seseorang meremehkan nikmat yang
diberikan oleh Allah. Islam mengajarkan agar umatnya mensyukuri setiap nikmat yang diberikan dan
menggunakan harta dengan penuh rasa tanggung jawab.
3. Keseimbangan
Islam menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan dunia dan akhirat.
Penggunaan harta secara berlebihan dapat mengalihkan perhatian dari tujuan-tujuan spiritual dan akhirat
yang lebih penting.
4. Sumber Ketidakadilan
Penggunaan harta secara berlebihan seringkali dapat berakar dari sumber-sumber yang tidak adil atau
merugikan orang lain. Islam menentang segala bentuk ketidakadilan dalam perolehan dan penggunaan
harta.
5. Pentingnya Sadaqah
Islam mendorong umatnya untuk berbagi dengan orang lain melalui sedekah atau infaq. Penggunaan
harta secara berlebihan dapat menghalangi seseorang untuk melakukan amal kebajikan dan berkontribusi
pada kesejahteraan sosial.
Dengan demikian, penggunaan harta secara berlebihan dalam pandangan Islam tidak hanya dapat berdampak
negatif secara individual, tetapi juga terhadap masyarakat secara keseluruhan. Islam mengajarkan untuk
menggunakan harta dengan bijaksana, bertanggung jawab, dan sesuai dengan ajaran agama.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang definisi, kepemilikan, fungsi, pencarian, dan penggunaan harta dalam
Islam, dapat disimpulkan bahwa:
Harta dalam Islam bukan hanya benda fisik, tetapi segala sesuatu yang bermanfaat dan memiliki nilai.
Kepemilikan harta diakui Islam, namun dengan batasan dan tanggung jawab sosial. Fungsi harta adalah untuk
memenuhi kebutuhan hidup, berbuat kebaikan, dan beribadah kepada Allah Swt. Pencarian harta harus dilakukan
dengan cara yang halal dan etis. Penggunaan harta harus bertanggung jawab, tidak berlebihan, dan sesuai dengan
syariat Islam.
Harta dalam Islam bukan tujuan akhir, tetapi sarana untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Manusia harus mensyukuri harta yang diberikan Allah Swt. dan menggunakannya dengan bijak. Harta tidak boleh
menjadi sumber kesombongan dan kemaksiatan, tetapi alat untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt.
Pemahaman tentang kedudukan harta dalam Islam ini penting untuk membantu manusia menggunakan
hartanya dengan benar dan mencapai tujuan hidup yang mulia.

DAFTAR PUSTAKA

Choirunnisak. KONSEP PENGELOLAAN KEKAYAAN DALAM ISLAM. Sekolah Tinggi Ekonomi dan Bisnis
Syariah (STEBIS) Indo Global Mandidri. ISLAMC BANKING, Vol. 3, No. 1, Agustus 2017;
Hossein Askari, Zamir Iqbal and Abbas Mirakhor (2011), Globalization and Islamic Finance: Convergence,
Prospects and Challenges. Singapore: John Wiley & Sons;
Mohd.Naaim, M.F.(2016). Fundamentals of Islamic Wealth Management. Kuala lumpur: IBFIM
Murlan, Eka. 2012.”Konsep kepemilikan harta dalam Ekonomi Islam menurut Afzalur Rahman di Buku Economic
Doctrines of Islam. “Skripsi UIN Sultan Syarif Kasim;
https://blog.nabitu.id/konsep-harta-dan-kepemilikan-islam/
https://pkebs.feb.ugm.ac.id/2018/07/02/harta-dan-kepemilikan-dalam-islam/

Anda mungkin juga menyukai