Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PANCASILA

PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI
SOSIAL DI INDONESIA

Dosen Pengampu:
Ibu Linawati Handayani, S.E.,MM
Disusun Oleh:
Cindy Arianti 029PA22008

PRODI DIII KEPERAWATAN


POLTEKES YAPKESBI
Judul Tugas: Perkembangan Antropologi di Indonesia Sesuai Kebudayaan, Adat
Istiadat, atau watak di daerah Masing-masing

Proses Perkembangan Antropologi di Indonesia


Mengutip jurnal berjudul Perkembangan Antropologi Indonesia yang disusun oleh Afif
Futaqi, antropologi di Indonesia diawali dengan berbagai macam metode penelitian.
Umumnya, perkembangan antropologi, baik di barat maupun di Indonesia saling berkaitan
satu sama lain terhadap sejarah kolonialisme. Namun, berbeda dengan masa kolonial di masa
pascakemerdekaan antropologi lebih dimaksudkan menjadi semacam alat bagi kita untuk
belajar melihat dan mengenal diri sendiri.
Antropologi menjadi indonesia menjadi alat penting untuk nasionalisme. Selain itu,
antropologi juga sebagai ilmu untuk menggali “mentalitas budaya Indonesia” yang akan
dijadikan modal sosial untuk menyokong pembangunan.
Antropologi di Indonesia mempunyai ciri khas yang berbeda-beda. Apa maksud ciri khas
tersebut? Maksudnya, antropologi terfokus pada mengenali diri sendiri, yakni masyarakat
Indonesia yang sangat majemuk.
Ragam Kebudayaan, Adat Istiadat, atau Watak di Daerah Masing-masing
 Adat Istiadat dan Kebudayaan Masyarakat
1. Adat Pernikahan

Suku jawa memiliki sistem kekerabatan bilateral atau parental. Pada masyarakat Jawa
dilarang adanya perkawinan antara saudara kandung, sedangkan perkawinan yang
termasuk nggenteni karang wulu atau perkawinan sororat, yaitu perkawinan seorang
duda dengan adik atau kakak mendiang istrinya dipebolehkan. Selain itu, di
masyarakat Jawa juga terkenal adanya poligami. Adapun adat istiadat pernikahan
masyarakat Jawa yaitu, malam sebelum akad, pengantin harus melakukan siraman dan
midodareni. Selain itu, ada pula adat seserahan dimana calon pengantin pria
memberikan barang-barang kepada pengantin wanita. Setelah prosesi akad, terdapat
tradisi balangan suruh (lempar daun sirih), panggih (pertemuan kedua mempelai),
dhahar klimah (saling menyuapi), dan sungkeman
2. Tingkeban atau tujuh bulan

Kebiasaan adat ini diadakan saat seorang ibu yang sedang mengandung tujuh bulan.
Acara ini merupakan sebuah doa agar pertolongan datang pada seorang ibu yang
sedang mengandung. Selain itu acara ini juga disertai doa agar kelak si anak menjadi
pribadi yang baik dan berbakti.
3. Tedak siten

Tedak siten dalam bahasa Indonesia berarti turun ke tanah. Upacara ini dilakukan
sebagai selamatan ketika seorang bayi suah mulai berjalan. Tujuan diadakannya acara
tedak siten adalah sebagai bentuk rasa syukur karena sang bayi diberikan kesehatan.
Dalam ritual ini, terdapat ritual bayi dimasukkan ke dalam kurungan ayam dan diberi
beberapa barang seperti alat tulis, uang, dll.
4. Nyuguh

Nyuguh adalah prosesi yang digelar sejak dahulu secara turun-temurun sebagai
bentuk rasa syukur masyarakat kampung adat kuta kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
melimpahnya hasil bumi. Puncak tradisi ini adalah mengarak dongdang atau tandu
yang berisikan makanan dan dilanjutkan dengan makan bersama di ujung jalan
kampung. Dan pada kegiatan tersebut seluruh masyarakat saling berbagi satu sama
lain.
 Watak (Kepercayaan Masyarakat Terhadap Mitos Yang Berkaitan Dengan
Kesehatan)
1. Mitos tangan berkeringat adalah gejala sakit jantung

Mitos itu telah diyakini oleh seluruh masyarakat. Namun, faktanya penyakit jantung
adalah rasa dada sesak yang serasa ditekan. Rasa itu muncul ketika banyak melakukan
kegiatan. Sedangkan, tangan berkeringat diakibatkan karena kondisi sebuah syaraf
yang telah melampaui sensitif atau hipersensitif.
2. Mitos kerokan bisa menyembuhkan masuk angin

Kerokan berujung pada rasa ketagihan seseorang. Akan tetapi kerokan juga cukup
berbahaya sebab dapat membuka pori-pori dan mengakibatkan luka pada kulit. Pori-
pori kulit yang telah terbuka, dan rusak tersebut akan menjadi lebih mudah untuk
masuk angin lagi. Kedokteran di luar negeri tidak mengenal istilah masuk angin,
tetapi kedinginan. Ketika dingin, daya tahan tubuh seseorang menjadi menurun, dan
berbagai infeksi dapat berpotensi terjadi. Kerokan justru memudahkan seseorang
untuk merasakan kondisi seperti itu. Jika mengalami masuk angin lebih baik dipijat
saja guna mengurangi rasa masuk angin tersebut.
3. Berselimut tebal bisa menurunkan demam

Mitos tersebut telah berkembang hingga saat ini. Pada zaman dulu, masyarakat
menyelimuti tubuh mereka supaya berkeringat, dan suhu panas ketika mengalami
demam menjadi turun. Tetapi, sebuah penelitian terbaru mengatakan bahwa seseorang
yang sedang demam tidak baik untuk menggunakan selimut tebal. Hal itu dikarenakan
racun atau infeksi pada kulit seseorang akan sulit keluar dari tubuh. Menggunakan
selimut tebal tersebut dikhawatirkan bisa membawa dampak bagi organ-organ tubuh
menjadi meradang. Sehingga ketika demam, tidk diperbolehkan untuk menyelimuti
tubuh.
4. Mitos tidur siang bisa mengakibatkan gemuk

Mitos ini sudah ada sejak dulu dan masih ada sampai kini. Akan tetapi, faktanya
seseorang bisa menjadi gemuk diakibatkan karena kurangnya melakukan aktivitas
atau kegiatan, dan sering makan melampaui batas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidur siang tidak dapat mengakibatkan gemuk.
5. Mitos lebam pada bagian tubuh karena dijilat oleh setan

Mitos itu telah diyakini, dan telah ada di masyarakat hingga saat ini. Namun,
realitanya lebam umumnya terjadi akibat adanya pembuluh darah yang pecah.
Bahkan, bisa jadi terjadinya suatu gangguan pendarahan atau pembekuan darah.
Sehingga sebaiknya, segera mengecek, dan memeriksa ke dokter tentang pembekuan
darah, dan juga pembuluh darah.
6. Bulu kuduk berdiri bukan karena ada setan

Tubuh merinding dan bulu kuduk berdiri seringkali menjadi indikasi akan keberadaan
mahluk gaib. Namun, fenomena ini sebenarnya dapat dijelaskan melalui penjelasan
yang logis secara ilmiah. Data National Geographic menyebutkan kalau merinding
saat dingin itu adalah salah satu cara tubuh untuk mencegah menghilangnya panas.
Piloerection, tegaknya rambut-rambut halus (bulu kuduk) pada kulit. Rambut yang
berdiri ini akan memerangkap udara dan menjaga panas agar tak hilang dari tubuh.
 Watak (Kepercayaan Masyarakat Terhadap Mitos Yang Berkaitan Dengan
Keseharian)
1. Mitos kupu-kupu masuk rumah tandanya akan ada tamu

Kupu-kupu merupakan salah satu hewan yang mudah sekali ditemukan disekitar.
Terlebih jika suatu rumah mempunyai pekarangan yang ditumbuhi berbagai jenis
tanaman/bunga. Maka tidak menutup kemungkinan kupu-kupu itu akan masuk ke
dalam rumah. Bagi orang jawa kupu-kupu yang masuk ke dalam rumah ini dianap
sebagai sebuah pertanda bahwa akan ada tamu yang datang berkunjung. Maksud dari
mitos ini adalah agar pemilik rumah bersiap menyambut tamu yang akan datang.
2. Siulan di malam hari bisa memanggil setan

Bersiul sering dilakukan untuk menghilangkan rasa bosan atau untuk memanggil
teman. Namun, aktivitas tersebut dipercaya dapat memanggil setan. Terlebih jika
dilakukan pada malam hari. Terlepas benar atau tidaknya mitos ini, bersiul di malam
hari dapat mengganggu waktu istirahat dan kenyamanan masyarakat sekitar. Apalagi
siulan tersebut terdengar nyaring.
3. Pamali makan memakai tutup panci
Bagi orang jawa, pamali makan pakai tutup panci karena dapat mendatangkan hal
buruk. Mitos ini juga menasehati kita agar menggunakan barang sesuai fungsinya.
Jika hendak makan, gunakan peralatan makan secara tepat.
4. Bulu mata jatuh

Setiap bulu mata jatuh dipercaya bahwa ada yang sedang kangen dengan kita.
Faktanya, bulu mata memang akan jatuh atau lepas setiap 3 bulan sekali, dan
kemudian akan tumbuh rambut baru lagi.
5. Dilarang potong kuku di malam hari

Menurut mitos yang beredar potong kuku di malam hari bisa mendatangkan
keburukan. Namun ternyata larangan tersebut ada penjelasan ilmiahnya yaitu hak
tersebut dilarang bukan karena ada unsur mistis melainkan pada zaman dahuu belum
adalistrik, dan hanya ada lampu templok atau lilin. Memotong kuku dengan
penerangan yang kurang tentunya sangat berbahaya, tangan bisa saja terluka.

Anda mungkin juga menyukai