Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENCANDRAAN TUMBUHAN
Matakuliah : Struktur Perkembangan Tumbuhan II

DI SUSUN OLEH:

HERMARISKA (H0322009)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah Pencandraan Tumbuhan, dalam mata kuliah Struktur
Perkembangan Tumbuhan II, dapat tersusun hingga selesai.

Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi
maupun pemikiran dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah Pencandraan Tumbuhan, Oleh karena
itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Majene, 22 April 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Keaneakaragaman Tumbuhan.......................................................................6
B. Perawakan Tumbuhan (Habitus)...................................................................7
C. Mencandra Akar Tumbuhan.........................................................................8
D. Mencandra Batang Tumbuhan......................................................................8
E. Mencandra Daun Tumbuhan.........................................................................8
F. Mencandra Bunga Tumbuhan.......................................................................9
G. Mencandra Buah.........................................................................................10
H. Mencandra Biji............................................................................................10
I. Mencandra Alat-alat Tumbuhan Lainnya...................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................12
A. Kesimpulan.................................................................................................12
B. Saran............................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyandraan tanaman adalah usaha untuk mengetahui danmencatat
bentuk morfologi tanaman yaitu tentang tanda atau suatu ciri daritanaman.
Dalam melakukan penyandraan tanaman, kita hanya melakukandeskripsi
morfologi tanaman pada bagian luar dalam arti sempit.Pencandraan
merupakan proses awal klasifikasi, yang dilakukan dalam proses ini adalah
identifikasi makhluk hidup satu dengan makhluk yang lainnya.
Penyandraan tanaman adalah kegiatan untuk mencatat bentuk morfologi
tanaman. Penyandraan tanaman hanya melakukan deskripsimorfologi
tanaman pada bagian luar dalam arti sempit. Bentuk morfologitanaman
berupa tanda atau ciri-ciri yang ada pada tanaman tersebut. penyandraan
tanaman secara umum mengamati bentuk umum tanaman,akar, batang,
daun, bunga dan biji. Penyandraan dilakukan guna untuk mengamati
tingkah laku, bentuk morfologi, anatomi, dan fisiologi padamakhluk
hidup.

Morfologi tanaman tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan


tubuh tanaman saja, tetapi juga untuk menentukan fungsi dari masing-
masing bagian dalam kehidupan tanaman. Tanaman memiliki dua tipe
tanaman yakni tipe menualar dan tipe tegak. Perbedaan itu juga akan
membedakan bentuk morfologinya. Penyandraan tanaman ini akan
meliputi bentuk umum tanaman, Daun yang merupakan alat hara yang
hanya terletak pada batang dan tidak pernah terdapat pada bagian
lain.Daun dibagi terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk.
Batangnya, akar, daun, buah, serta biki merupakan bagian lain yang akan
di candra.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka adapun yang
menjadi rumusan masalah dalam pembuatan makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana keanekaragaman tumbuhan memengaruhi pemencaran dan
penyebaran spesies tumbuhan?
2. Apa peran perawakan tumbuhan (habitus) dalam proses pemencaran
tumbuhan?
3. Bagaimana pencandraan akar, batang, daun, bunga, buah, biji, dan
alat-alat tumbuhan lainnya mempengaruhi kemampuan tumbuhan
untuk tersebar dan berkembang biak?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yang mengacu pada
rumusan masalah yang diuraikan di atas :

1. Mengetahui hubungan antara keanekaragaman tumbuhan dengan


proses pemencaran dan penyebaran spesies tumbuhan.
2. Mengetahui peran perawakan tumbuhan (habitus) dalam mendukung
kemungkinan pemencaran dan penyebaran spesies tumbuhan.
3. Mengetahui bagaimana setiap bagian tumbuhan, mulai dari akar
hingga alat-alat reproduksi, memengaruhi kemampuan tumbuhan
untuk tersebar dan berkembang biak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Keaneakaragaman Tumbuhan
Keanekaragaman tumbuhan menjadi dasar para ahli biologi,
khususnya ahli morfologi dan taksonomi mengenali unit dan kelompok
tumbuhan dengan persamaan dan perbedaan sifat serta karakteristik yang
ada. Dengan adanya persamaan dan perbedaan karakteristik inilah dapat
ditentukan jenjang takson suatu tumbuhan tertentu. Suatu takson yang
berbeda jenjangnya akan menentukan perbedaan tata aturan dengan pola
hierartki tertentu pula. Takson yang terdiri dari banyak individu dengan
sifat yang sama berada pada suatu daerah yang sama, serta memiliki
kesamaan sifat dengan semua keturunannya dinamakan jenis. Dilihat dari
kromosomnya, umumnya setiap individu tersebut memiliki kromosom
yang sama pula. Takson inilah yang dijadikan sebagai unit dasar. Bila di
dunia ini terdapat lebih dari 500 jenis tumbuhan, maka sebenarnya kita
harus menyebut nama tumbuhan setiap jenis tersebut, meskipun yang
sering kita jumpai hanya disebut sebagai tumbuhan saja.

Jenis tumbuhan tertentu dengan persamaan sifat tertentu pula


membentuk suatu takson yang menurut hierarki ditempatkan pada
kedudukan dan jejang yang lebih tinggi yang disebut dengan istilah marga
(genus). Setiap marga diberi nama sebagaimana pada jenis. Berturut-turut
sejumlah marga dijadikan satu suku (familia), yang masing-masing diberi
nama yang berbeda-beda pula. Beberapa suku dijadikan satu ordo,
beberapa bangsa menjadi satu kelas dan seterusnya. Dalam taksonomi
tumbuhan, menurut hierarkinya dari bawah ke atas di sebut dengan istilah:
jenis (species), marga (genus), suku (familia), bangsa (ordo), kelas
(classis), dan divisi (divisio).

Mengenai jumlah urutan hierarki takson dan istilahistilah yang


digunakan untuk menyebutnya, demikian pula mengenai nama yang
diberikan kepada setiap takson tumbuhan, kita kenal istilah dan nama biasa
serta istilah dan nama ilmiah. Nama tumbuhan biasanya diberikan dalam
bahasa yang digunakan dalam komunikasi antar masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini yang dipakai adalah bahasa sehari-
hari di suatu daerah atau kelompok lokal masyarakat. Sedangkan untuk
memberikan nama tumbuhan pada kalangan ilmuan, digunakan nama
ilmiah yang bersifat universal dan berlaku serta dapat dimengerti oleh
siapa saja yang menekuni dunia ilmu pengetahuan.

Nama ilmiah yang menyangkut takson-takson tumbuhan diatur


dalam Kode Internasional Tatanama Tumbuhan (International Code
Nomenclature) sebagai kesepakatan ahli ilmu tumbuhan dunia. Kode
Internasional Tatanama Tumbuhan ini berisi ketentuan pemberian nama
tumbuhan menurut jenjang takson masing-masing dan memuat
ketentuanketentuan lain yang berhubungan dengan nama tumbuhan, yaitu
mengenai berubahan nama akibat perubahan status takson tumbuhan,
ketentuan yang menyangkut publikasi nama dan berbagai hal lainya yang
mempunyai kaitan dengan taksonomi tumbuhan. Ketentuan dalam Kode
Internasional Tatanama Tumbuhan itu ada yang bersifat sebagai
perarturan, ada yang hanya berupa anjuran atau rekomendasi (bila terjadi
pelanggaran tidak ada sanksinya).

B. Perawakan Tumbuhan (Habitus)


Apabila kita ingin mencandra tumbuhan, faktor penting sebagai
awal mencandra adalah menentukan perawakan (habitus) tumbuhan
tersebut. Habitus tersebut meliputi pohon, semak, atau herba. Setelah
itudilanjutkan dengan panjang umurnya, misalnya setahun, dua tahun, atau
tumbuhan menahun. Selanjutnya apakah ada bagian-bagian lain selain akar
yang ada dalam tanah (yang spesifik untuk tanaman ini), misalnya adanya
umbi, rimpang dan lainnya.

Mengenai tempat yang dapat bersesuaian dengan tumbuhan


tersebut juga dapat dijadikan bahan deskripsi, sebagai aspek ekologi,
misalnya hidup di rawa, tepi kali, sepanjang pantai, tanah pasir, atau tanah
kapur, tingginya tempat hidup dari permukaan air laut, iklim yang
cocokdan lainnya.

C. Mencandra Akar Tumbuhan


Untuk mencandra akar, dapat diamati dari susunan akar, yaitu akar
tanggung atau akar serabut. Akar tunggang dapat diamati ada tau tidak
akar pokoknya, percabangan akarnya, bentuk dan sifat-sifatnya lain,
misalnya warna, bau, dan rasanya. Akar cabang dapat diamati jumlahnya,
susunannya, besarnya sudut dengan akar induk. Selanjutnya seperti akar
tanggung. Demikian pula akar serabut dapat dideskripsi jumlah
susunannya, ukuran dan lainnya seperti akar tunggang di atas.

D. Mencandra Batang Tumbuhan


Mencandra batang tumbuhan dapat dimulai dengan mengamati ada
tidaknya batang pokok, jauh atau dekatnya mulai ada percabangan, adanya
akar banir, cara percabanaganya, dan lainnya. Arah tumbuh tegak batang,
misalnya berbaring, merayap, memanjat, membelit, atau lainnya. Bentuk
dan sifat-sifat lainnya, misalnya bulat, persegi, segi tiga, lunak, bekayu,
atau berair. Lalu ukuranya dan ruasruas yang ada pada batang tersebut.
Permukaanya. Adanya alatalat lain misalnya duri, rambut, sayap, rigi-rigi,
kelenjar, lentisel, bergetah atau tidak, dan lainnya. Untuk cabang dari
batang dapat dideskripsikan seperti pada desjripsi batang tumbuhan.

E. Mencandra Daun Tumbuhan


Dilihat dari susunannya, daun tumbuhan dapat terdeskripsi menjadi
beberapa sifat, yaitu daun tunggal atau majemuk. Bila tumbuhan tersebut
memiliki sifat daun majemuk, maka selanjutnya dapat diamati lagi tipe
majemuknya misalnya menjari, menyirip ganda atau tunggal, bertipe
genap atau gasal, sempurna atau tidak sempurna.

Apabila diamati dari tata letaknya, posisi daun dapat beseling,


tersebar, berkarang. Selanjutnya apabila tersebar mengikuti rumus berapa
per berapa. Sehubungan dengan alat tambahan, dapat dideskripsi dari
adanya alat-alat tambahan tersebut, yaitu daun penumpu, selaput
bumbung, dan lidahlidah. semua diuraikan bentuknya, dan lainnnya.

Khusus untuk daun tunggal dapat diberikan deskripsi berdasarkan


bagian-bagiannya, yaitu: 1) Upih daun, meliputi: bentuk, ukuran, terbuka,
memeluk batang, dan lainnya. 2)Tangkai daun, meliputi: ada atau tidak
tangkai daun, bentuk, ukuran, letaknya di pangkal atau ujung, ada atau
tidaknya sayap, alur, bersendi atau tidak, warnanya, permukaan, adanya
rambut, sisik, kelenjar, dan lainnya. 3) Helaian daun, meliputi bangunnya
(bulat, jorong, memanjang dan lainnya), ukuran, susunan tulang tulang
(menjari, menyirip, sejajar , melengkung), pangkal dan ujung daun
(tumpul, berlekuk, runcing, meruncing, rompang), tepi daun (rata, bergigi,
bergigi, berombak, berlekuk, bercangap, berbagi), sifat-sifat lain (tipis
seperti selaput, tebal berdaging, seperti berlulang, alatalat tambahan pada
helaian daun, misalnya rambut- rambut, duri, sisik-sisik dan lainnya.

F. Mencandra Bunga Tumbuhan


Keberadaan, tempat, dan susunan buah, buah tunggal atau
majemuk, letak di ujang batang atau di ketiak daun. Perantara dan cara
penyerbukan, meliputi anemofili, entomofili, ornitofili, atau lainya. Untuk
bunga tunggal dapat dideskripsikan beberapa hal sebagai berikut:

1. Tangkai bunga: bentuk, ukuran, dan ciri-ciri lainnya,


2. Daun pelindung: bentuk, ukuran, warna, dan ciri-ciri lainnya,
3. Daun-daun pembalut: susunan, jumlah, bentuk, warna dan ciri-ciri
lainnya,
4. Kelopak: jumlah dan kelopak, susunan, bentuk, dan ciri-ciri lainnya,
5. Kelopak tambahan: ada atau tidak, ada atau tidak daun pembalut, dan
ciri-ciri lainnya,
6. Mahkota bunga: seperti pada kelopak, dimungkinkan tentang warna,
berlekatan dengan tangkai-tangkai sari atau tidak, dan ciri-ciri lainnya,
7. Benang sari; jumlah, susunan, pelekatan dengan mahkota (berseling
atau berhadapan), tambahannya: heterostili, protandri, dan ciri-ciri
lainnya, Khusus benang sari dapat dideskripsikan antara lain:
8. Perlekat tangkainya, bentuknya, dan ciri-ciri lainnya,
9. Deskripsi kepala sari: bentuk, jumlah ruang, posisi duduknya pada
tangkai sari, menghadap ke dalam atau luar, cara membuka, dan ciri-
ciri lainnya.

Khusus putik dapat dideskripsikan antara lain:

1. Jumlah, susunan, bentuk, ukuran, posisi duduknya, dan ciri-ciri


lainnya.
2. Bakal buah: terdiri atas beberapa helai daun buah, duduknya, jumlah
ruang, berambut, bersisik, dan
3. sebagainya. Tangkai putik: bentuk, ukuran, dan ciri-ciri lainnya.
4. Kepala putik: jumlah, bentuk, dan ciri-ciri lainnya.
5. Diagram dan rumus bunga.

Untuk bunga majemuk dapat dideskripsikan apakah termasuk


bunga majemuk berbatas atau tidak berbatas, bentuk bunga misalnya
bunga bulir, tandan, payung atau lainya), tempatnya, ukuran dan ciri-ciri
lainnya.

G. Mencandra Buah
Deskripsi buah dapat diamati dari jenis buah, yaitu buah sejati,
buah semu, buah kering, buah berdaging, buah tunggal, buah majemuk,
buah berganda, warna buah pada saat waktu muda dan setelah masak,
termasuk buah yang dapat dikonsumsi atau tidak, rasa buah menurut
manusia, termasuk buah beracun atau tidak

H. Mencandra Biji
Perlu dihitung jumlah biji dalam buah. Jumlah biji dalam setiap
ruang. Bentuk biji, ukuran, warna, sifat lainnya. Inti biji bentuk lembaga
(tebal, tipis, bengkok, atau lurus,). Ada tidaknya putih lembaga. Sifat putih
lembaganya.
I. Mencandra Alat-alat Tumbuhan Lainnya
Untuk memberikan informasi tambahan tentang deskripsi yang
terdapat pada tumbuhan, selain yang sudah disebutkan, dapat pula
ditambahkan beberapa hal apabila ditemukan alatalat lainnya, misalnya:

1. Kuncup: tempatnya, jenisnya, keadaannya telanjang atau tertutup, dan


lainnya.
2. Alat-alat pembelit: cabang pembelit, daun pembelit, atau akar
pembelit.
3. Alat-alat memanjat lainnya: pengait, akar pelekat, duri.
4. Duri: duri tempel, duri sejati, tempatnya, dan lainnya,
5. Rambut gatal: bentuknya, tempatnya, dan lainnya.
6. Metamorfosis alat-alat mempunyai fungsi khusus: piala, gelembung
untuk menangkap serangga, alat-alat pengapung dan lainnya.

Informasi deskriptif tambahan tersebut dapat menjadikan


pencandraan lebih spesifik sebagai pembeda tumbuhan satu dengan
lainnya. Pencandraan tersebut dapat diterapkan dari segi morfologi dan
termonologi dalam kegiatan-kegiatan yang tercangkup pengamatan
morfologi tumbuhan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Keanekaragaman Tumbuhan: Keanekaragaman tumbuhan adalah
dasar bagi ahli biologi dalam mengenali dan mengklasifikasikan
tumbuhan berdasarkan persamaan dan perbedaan karakteristiknya.
Taksonomi tumbuhan mengikuti hierarki tertentu, dimulai dari tingkat
jenis (species) hingga divisi.
2. Perawakan Tumbuhan (Habitus): Perawakan tumbuhan, seperti pohon,
semak, atau herba, menjadi titik awal dalam proses pencandraan
tumbuhan. Faktor seperti panjang umur, struktur akar, dan lingkungan
tempat tumbuhan tersebut hidup juga menjadi pertimbangan penting
dalam mencandra tumbuhan.
3. Pencandraan Akar, Batang, Daun, Bunga, Buah, dan Biji: Proses
pencandraan tumbuhan melibatkan deskripsi dari berbagai bagian
tumbuhan, termasuk akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Setiap
bagian tumbuhan memiliki ciri-ciri yang khas dan dapat digunakan
untuk mengklasifikasikan tumbuhan secara lebih spesifik.

B. Saran
1. Penelitian Lanjutan: Penelitian lebih lanjut tentang keanekaragaman
tumbuhan dan perawakannya dapat membantu dalam pemahaman
yang lebih mendalam tentang ekologi dan evolusi tumbuhan.
2. Pengembangan Metode Pencandraan: Pengembangan metode
pencandraan yang lebih efektif dan efisien dapat mempercepat
identifikasi tumbuhan secara morfologis, yang penting dalam
konservasi biodiversitas dan penelitian lingkungan.
3. Pendidikan dan Pelatihan: Pendidikan dan pelatihan tentang
taksonomi tumbuhan serta proses pencandraannya perlu ditingkatkan,
terutama di kalangan mahasiswa biologi dan para ahli tumbuhan,
untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam
mengidentifikasi dan mengklasifikasikan tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Hidup, A. M. P. L. PEMANFAATAN PROTOTYPE HUTAN


PEMBELAJARAN. PENCANDRAAN TUMBUHAN, 29.

Muhfahroyin, M., & Oka, A. A. (2021). Analisis kelayakan bahan ajar


pencandraan tumbuhan berbasis prototype hutan pembelajaran untuk
pembelajaran kontekstual. BIOEDUKASI: Jurnal Pendidikan
Biologi, 12(2), 202-212.Lestari, A.

Seran, K. J. T., & Blegur, W. A. (2022). PENGEMBANGAN APLIKASI


SISTEM PENCANDRAAN TANAMAN DI KAWASAN LAHAN
KERING MENGGUNAKAN QR CODE. Jurnal Saintek Lahan
Kering, 5(1), 7-9.

Anda mungkin juga menyukai