Anda di halaman 1dari 13

ORGANISME YANG DILINDUNGI DI MALUKU

STUDI KASUS JENIS IKAN DAN EKOSISTEM PADA AREA KONSERVASI

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konservasi dan Rehabilitasi
Ekosistem Laut dan PPK
Dosen Pengampuh: Dr. J. A. B. Mamesah, M.Si

Di Susun Oleh

Kelompok 4

Daniela M. Polynaya (1369923012)


Eda Salampessy (1369923008)
Ricko Hendriks (13699230010)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA


KELAUTAN DAN PULAU-PULAU KECIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS PATTIMURA
AMBON
2023
KATA PENGANTAR

Selamat datang dalam makalah ini yang berjudul "Organisme yang Dilindungi di
Maluku: Studi Kasus Jenis Ikan dan Ekosistem pada Area Konservasi yang Efisien." Makalah
ini merupakan hasil dari upaya kolaboratif untuk menjelajahi dan memahami peran penting
konservasi dalam mempertahankan keanekaragaman hayati laut di wilayah Maluku. Maluku
adalah salah satu dari sedikit tempat di dunia yang kaya akan keindahan alam bawah laut dan
ekosistem yang memikat. Keunikan ini menjadikan Maluku sebagai tempat yang strategis
untuk menjaga dan melindungi organisme yang secara alami berdiam di dalamnya.
Keanekaragaman hayati laut memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan
ekosistem global dan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia. Namun, berbagai
ancaman seperti perburuan ikan yang berlebihan, kerusakan habitat, dan perubahan iklim
mengancam keberlangsungan organisme laut di Maluku. Oleh karena itu, makalah ini
berfokus pada upaya-upaya konservasi yang telah diterapkan dalam rangka melindungi jenis
ikan dan ekosistem di Maluku dengan cara yang efisien.
Kami berharap bahwa makalah ini akan memberikan pemahaman yang lebih baik
tentang tantangan dan peluang dalam konservasi organisme di Maluku, serta menjadi sumber
inspirasi bagi para pembaca yang peduli terhadap kelestarian sumber daya alam laut. Kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung penelitian ini dan
berkontribusi dalam menjaga keanekaragaman hayati laut yang begitu berharga di Maluku.

Selamat membaca.

[Penulis Makalah]
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Maluku, sebuah provinsi yang terletak di bagian timur Indonesia, adalah salah satu
daerah yang kaya akan biodiversitas. Kepulauan ini memiliki berbagai jenis organisme yang
unik dan langka, termasuk ikan-ikan yang dilindungi. Salah satu pendekatan yang telah
diambil oleh pemerintah adalah mendirikan area konservasi untuk melindungi spesies-spesies
ini dan ekosistemnya. Konservasi ekosistem merupakan upaya penting untuk melindungi,
melestarikan, dan memanfaatkan fungsi ekosistem sebagai habitat penyangga kehidupan
biota perairan.Salah satu pendekatan yang diambil oleh pemerintah untuk memenuhi
tantangan konservasi di wilayah ini adalah pendirian Kawasan Pelestarian Alam (KPA). KPA
adalah kawasan yang memiliki ciri khas tersendiri, baik di darat maupun di perairan, yang
memiliki peran vital dalam melindungi sistem penyangga ekosistem. Di wilayah Maluku,
terdapat beberapa KPA yang sangat penting dalam memelihara keanekaragaman hayati dan
ekosistem yang unik.
KPA bukan hanya merupakan tanda komitmen terhadap pelestarian alam, tetapi juga
sebuah upaya nyata dalam melindungi dan memanfaatkan fungsi ekosistem sebagai habitat
penting bagi berbagai biota perairan. Ini mencakup perlindungan terhadap spesies-spesies
ikan langka, terumbu karang yang beragam, dan ekosistem laut lainnya yang menjadi dasar
penting bagi mata pencaharian nelayan lokal. Upaya ini adalah langkah penting dalam
menjaga keberlanjutan ekosistem laut yang memainkan peran penting dalam menjaga
kelangsungan hidup spesies ikan dan ekosistem yang menjadi aset berharga bagi masyarakat
lokal dan dunia pada umumnya.
Keanekaragaman hayati di wilayah Maluku, Indonesia, memiliki peranan penting
dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan memberikan manfaat ekonomi serta ekologi
bagi masyarakat setempat. Salah satu aspek penting dalam pelestarian keanekaragaman
hayati adalah perlindungan terhadap organisme tertentu dan ekosistem yang menjadi rumah
bagi organisme-organisme tersebut. Oleh karena itu, kami melakukan studi kasus tentang
jenis ikan dan ekosistem yang dilindungi di Maluku, dengan fokus pada area konservasi.
Penjelasan mengenai mengapa kami membuat makalah ini sebagai berikut:
1. Melestarikan Keanekaragaman Hayati: Keanekaragaman hayati adalah salah satu
aset berharga bagi Maluku dan dunia. Melalui penelitian ini, kami ingin memahami
bagaimana jenis ikan dan ekosistem di Maluku berkontribusi terhadap keanekaragaman
hayati. Hal ini penting untuk melestarikan berbagai jenis organisme yang menjadi bagian
penting dari ekosistem ini.
2. Pemahaman tentang Ancaman: Mengidentifikasi jenis ikan dan ekosistem yang
dilindungi di Maluku juga membantu kita memahami ancaman yang dihadapi oleh organisme
dan ekosistem tersebut. Dengan mengetahui ancaman-ancaman ini, kita dapat mengambil
langkah-langkah perlindungan yang lebih efektif.
3. Pengelolaan Sumber Daya: Pengetahuan mengenai jenis ikan dan ekosistem yang
dilindungi di area konservasi akan membantu pemerintah dan masyarakat setempat dalam
mengelola sumber daya hayati dengan bijak. Ini termasuk pengaturan perikanan dan aktivitas
ekonomi lainnya yang berhubungan dengan ekosistem tersebut.
4. Pemberian Edukasi: Studi kasus ini juga bertujuan untuk memberikan edukasi
kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem dan organisme yang dilindungi di
Maluku. Dengan pemahaman yang lebih baik, diharapkan masyarakat dapat berperan aktif
dalam pelestarian lingkungan.
5. Kontribusi terhadap Pembangunan Berkelanjutan: Penelitian ini sejalan dengan
upaya global untuk mencapai pembangunan berkelanjutan, yang mencakup pelestarian alam
dan sumber daya alam. Melindungi jenis ikan dan ekosistem yang terancam di Maluku adalah
langkah menuju pembangunan yang berkelanjutan.
Dengan latar belakang ini, kami berharap bahwa makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih baik tentang jenis ikan dan ekosistem yang dilindungi di Maluku, serta
menggugah kesadaran tentang perlunya melindungi dan menjaga keanekaragaman hayati di
wilayah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, rumusan masalah yang akan dihadapi
dalam penelitian ini adalah:
1. Apa jenis-jenis ikan dan ekosistem yang dilindungi di wilayah konservasi di
Maluku?
2. Apa ancaman yang dihadapi oleh jenis ikan dan ekosistem yang dilindungi
tersebut?
3. Bagaimana pengelolaan sumber daya dan kebijakan pelestarian berperan dalam
melindungi jenis ikan dan ekosistem di Maluku?

C. TUJUAN MASALAH
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi dan mendokumentasikan jenis ikan dan ekosistem yang
dilindungi di wilayah konservasi di Maluku.
2. Menganalisis ancaman yang dihadapi oleh jenis ikan dan ekosistem tersebut,
termasuk perubahan iklim, overfishing, dan kerusakan habitat.
3. Menganalisis peran pengelolaan sumber daya dan kebijakan pelestarian dalam
menjaga keberlanjutan jenis ikan dan ekosistem yang dilindungi.
4. Memberikan rekomendasi untuk tindakan konservasi yang lebih efektif dan
berkelanjutan yang dapat diimplementasikan oleh pemerintah dan pihak terkait di
Maluku.
Dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, kami berharap dapat memberikan
kontribusi penting dalam menjaga keanekaragaman hayati dan pelestarian alam di Maluku,
serta membantu dalam pengembangan strategi perlindungan yang lebih efektif untuk jenis
ikan dan ekosistem yang dilindungi di wilayah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Konservasi Ekosistem
Konservasi ekosistem adalah upaya untuk melindungi dan mempertahankan
ekosistem alami serta keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Hal ini dilakukan untuk
menjaga keseimbangan ekosistem, melindungi spesies endemik, dan mempertahankan fungsi
ekosistem sebagai habitat pendukung kehidupan. Konservasi ekosistem juga melibatkan
upaya perlindungan terhadap spesies yang terancam punah, pemulihan habitat yang
terdegradasi, serta pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan.
B. Kenapa Organisme di Maluku Perlu Dilindungi
Organisme di Maluku perlu dilindungi karena wilayah ini memiliki keanekaragaman
hayati yang tinggi, termasuk spesies ikan yang endemik. Maluku merupakan salah satu
daerah di Indonesia yang memiliki jumlah spesies ikan yang sangat beragam dan unik.
Keanekaragaman hayati ini tidak hanya memiliki nilai ekologis, tetapi juga memiliki nilai
ekonomi dan sosial yang penting bagi masyarakat setempat.
Selain itu, ekosistem di Maluku juga berperan sebagai habitat penting bagi berbagai
spesies ikan dan organisme lainnya. Ekosistem ini memberikan dukungan kehidupan bagi
organisme-organisme tersebut, termasuk sebagai tempat berkembang biak, mencari makanan,
dan melindungi diri dari predator. Jika ekosistem ini terganggu atau rusak, maka spesies-
spesies ikan dan organisme lainnya yang bergantung pada ekosistem tersebut juga akan
terancam.
Oleh karena itu, perlindungan organisme di Maluku menjadi penting untuk
memastikan kelangsungan hidup spesies-spesies ikan yang endemik dan mempertahankan
keanekaragaman hayati di wilayah ini. Upaya konservasi seperti pendidikan, penegakan
hukum, dan restorasi habitat perlu dilakukan untuk melindungi organisme-organisme ini dan
menjaga keberlanjutan ekosistem di Maluku.

1. Jenis-jenis Ikan yang Dilindungi:


Ancaman terhadap jenis ikan dan ekosistem yang dilindungi di wilayah konservasi di
Maluku sangat bervariasi dan bisa melibatkan sejumlah faktor seperti perubahan iklim,
perburuan liar, polusi, dan pengrusakan habitat.
1. Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus): Ikan ini sering dilindungi karena populasi
mereka yang menurun akibat penangkapan berlebihan (Sadovy.y,Dkk) 2013.
2. Ikan Hiu Paus (Rhincodon typus): Hiu paus, yang termasuk spesies terbesar di
dunia, sering dilindungi karena mereka terancam punah Dulvy, N.K., et al. (2018).
2. Ekosistem yang Dilindungi:
1. Terumbu Karang: Terumbu karang adalah ekosistem laut yang sangat penting di
Maluku dan umumnya dilindungi untuk menjaga keanekaragaman hayati dan keseimbangan
ekosistem (Moberg, F,1999).
2. Hutan Mangrove: Hutan mangrove yang melindungi garis pantai dan menyediakan
tempat berlindung bagi ikan dan berbagai organisme pesisir sering dilindungi untuk
mencegah kerusakan. Alongi, D. M. (2008).
3. Taman Nasional dan Kawasan Konservasi Laut: Taman nasional dan kawasan
konservasi laut di Maluku melindungi beragam ekosistem laut dan darat Allen, G. R. (2008) .
4. Hutan dan Ekosistem Darat: Hutan hujan tropis, savana, dan ekosistem darat
lainnya juga mendukung keanekaragaman hayati dan seringkali dilindungi untuk menjaga
keberlanjutan lingkungan Laurance, W. F., et al. (2011).

3. Ancaman terhadap Jenis Ikan:


1. Penangkapan Berlebihan (Overfishing): Penangkapan ikan secara berlebihan dapat
menyebabkan penurunan populasi ikan dan bahkan kehancuran spesies tertentu Worm, B., et
al. (2009).
2. Perubahan Iklim: Pemanasan global dan perubahan suhu laut dapat mengganggu
habitat ikan dan ekosistem laut Cheung, W. W., et al. (2009).

4. Ancaman terhadap Ekosistem:


1. Pencemaran: Pencemaran air laut oleh limbah industri, pertanian, dan limbah
lainnya dapat merusak terumbu karang dan ekosistem laut Doney, S. C., et al. (2012).
2. Perubahan Habitat: Pembangunan pesisir, seperti pelabuhan dan pemukiman, dapat
mengubah habitat hutan mangrove dan mengancam keberlanjutan ekosistem tersebut Alongi,
D. M. (2002).
3. Polusi Laut: Polusi dari minyak bumi, plastik, dan bahan kimia beracun dapat
merusak ekosistem laut dan organisme yang tinggal di dalamnya Gall, S. C.(2015).

5. Pengelolaan sumber daya dan pelestarian ekosistem


Pengelolaan sumber daya dan kebijakan pelestarian memainkan peran kunci dalam
melindungi jenis ikan dan ekosistem di Maluku. Berikut adalah beberapa cara di mana
pengelolaan sumber daya dan kebijakan pelestarian berperan dalam pelestarian lingkungan
tersebut:
1. Penetapan Kawasan Konservasi: Pengelolaan sumber daya melibatkan penetapan
kawasan konservasi laut dan darat yang melindungi jenis ikan dan ekosistem tertentu. Ini
dapat mencakup taman nasional, kawasan lindung laut, dan resolusi lain yang membatasi
aktivitas manusia yang merusak lingkungan Christie, P., et al. (2017).
2. Penegakan Hukum: Keberhasilan pengelolaan sumber daya dan kebijakan
pelestarian bergantung pada penegakan hukum yang efektif untuk melindungi jenis ikan dan
ekosistem. Ini melibatkan patroli laut, inspeksi, dan sanksi bagi mereka yang melanggar
hukum pelestarian White, A. T., et al. (2014).
3. Pengaturan Perikanan: Pengelolaan perikanan yang bijaksana termasuk pengaturan
musim penangkapan, ukuran minimum ikan yang dapat ditangkap, kuota penangkapan, dan
metode penangkapan yang berkelanjutan Sumaila, U. R., et al. (2019).
4. Pendidikan dan Kesadaran Masyarakat: Kebijakan pelestarian juga mencakup
upaya edukasi dan kesadaran masyarakat untuk mempromosikan perilaku berkelanjutan dan
menjaga keberlanjutan ekosistem Ardoin, N. M,(2019).
5. Manajemen Ekosistem Darat: Pengelolaan ekosistem darat, seperti hutan dan hutan
mangrove, juga penting untuk melindungi keseimbangan ekosistem laut Ellison, A. M., et al.
(2005).

C. Taman Nasional Manusela


Deskripsi dan Keunikan Ekosistem Taman Nasional Manusela terletak di Provinsi
Maluku, Indonesia. Taman nasional ini meliputi wilayah seluas 189.000 hektar dan
mencakup pulau-pulau seperti Seram, Ambon, dan pulau-pulau sekitarnya. Ekosistem di
Taman Nasional Manusela sangat beragam dan kaya akan keanekaragaman hayati.
Salah satu keunikan ekosistem di Taman Nasional Manusela adalah keberadaan hutan
hujan tropis yang luas. Hutan ini menyediakan habitat yang penting bagi berbagai spesies
flora dan fauna, termasuk ikan-ikan yang dilindungi. Ekosistem hutan hujan tropis juga
berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekologi dan siklus air di wilayah tersebut.
Perlindungan Spesies Ikan di Taman Nasional Manusela Taman Nasional Manusela
memiliki peran penting dalam perlindungan spesies ikan yang langka dan endemik. Beberapa
spesies ikan yang dilindungi di Taman Nasional Manusela antara lain ikan kakatua
(Paracheilinus paineorum), ikan koi (Cyprinus rubrofuscus), dan ikan hias seperti ikan kuda
(Hippocampus spp.).
Perlindungan spesies ikan dilakukan melalui pengaturan dan pengawasan ketat
terhadap aktivitas manusia di dalam taman nasional. Perburuan, penangkapan, dan
perdagangan ikan-ikan yang dilindungi dilarang keras. Selain itu, upaya pemulihan habitat
juga dilakukan untuk menjaga kualitas ekosistem yang diperlukan oleh spesies ikan yang
dilindungi.
D. Kawasan Konservasi Laut Teluk Ambon
Deskripsi dan Keunikan Ekosistem Kawasan Konservasi Laut Teluk Ambon terletak
di Provinsi Maluku, Indonesia, dan merupakan salah satu ekosistem laut yang kaya akan
keanekaragaman hayati. Teluk Ambon dikenal dengan keindahan alam bawah lautnya yang
memikat, terdiri dari terumbu karang yang indah, gugus karang, dan padang lamun yang luas.
Ekosistem Teluk Ambon memiliki keunikan yang menarik, dengan berbagai spesies
ikan yang hidup di dalamnya. Terumbu karang yang sehat dan padang lamun yang subur
menjadi tempat hidup bagi berbagai jenis ikan karang, seperti ikan kupang, ikan badut, ikan
pari, ikan kuda laut, dan masih banyak lagi. Selain itu, terdapat juga spesies ikan yang
endemik di kawasan ini, yang berarti mereka hanya dapat ditemukan di Teluk Ambon dan
tidak di tempat lain.
Perlindungan Spesies Ikan di Kawasan Konservasi Laut Teluk Ambon Kawasan
Konservasi Laut Teluk Ambon memiliki peran penting dalam perlindungan spesies ikan yang
ada di dalamnya. Berbagai upaya dilakukan untuk menjaga keberlanjutan populasi ikan,
melindungi habitat mereka, dan mengurangi ancaman terhadap keberadaan mereka.
Salah satu langkah yang diambil adalah dengan meningkatkan pemahaman dan
kesadaran masyarakat lokal tentang pentingnya konservasi laut. Edukasi tentang pentingnya
menjaga ekosistem dan mengurangi praktik penangkapan ikan yang merusak dilakukan
melalui program-program sosialisasi dan pelatihan.
Selain itu, penegakan hukum juga menjadi hal yang penting dalam perlindungan
spesies ikan di kawasan ini. Melalui patroli laut dan pengawasan yang ketat, aktivitas
penangkapan ikan yang ilegal dan merusak lingkungan dapat dikurangi, sehingga populasi
ikan dapat pulih dan berkembang dengan baik.
Selanjutnya, restorasi habitat juga menjadi bagian dari upaya perlindungan spesies
ikan di kawasan ini. Dengan melakukan pemulihan terumbu karang yang rusak dan
rehabilitasi padang lamun yang terganggu, ekosistem laut dapat pulih dan menjadi
lingkungan yang lebih baik bagi ikan dan organisme lainnya.
Dengan upaya perlindungan yang komprehensif, diharapkan populasi spesies ikan di
Kawasan Konservasi Laut Teluk Ambon dapat terjaga dengan baik, mempertahankan
keanekaragaman hayati dan keindahan alam bawah laut yang luar biasa.

E. Kawasan Konservasi Laut Teluk Saleh


Kawasan Konservasi Laut Teluk Saleh (KKLTS) terletak di Provinsi Maluku,
Indonesia. Teluk Saleh adalah sebuah teluk yang terbentuk oleh pulau-pulau kecil dan
terkenal karena keindahan alam bawah lautnya. Ekosistem di KKLTS sangat kaya dan
beragam, dengan terumbu karang yang subur, padang lamun, dan hutan mangrove yang luas.
Keunikan ekosistem di KKLTS terletak pada keanekaragaman hayati yang tinggi.
Kawasan ini menjadi rumah bagi berbagai spesies ikan endemik yang hanya ditemukan di
perairan Maluku, seperti ikan kima (Naso unicornis), ikan kakap merah (Lutjanus
erythropterus), dan ikan kerapu (Epinephelus sp.). Selain itu, KKLTS juga menjadi habitat
penting bagi spesies ikan yang dilindungi, seperti pari manta (Manta birostris) dan hiu paus
(Rhincodon typus).
Perlindungan spesies ikan di Kawasan Konservasi Laut Teluk Saleh dilakukan dengan
berbagai langkah konservasi. Salah satu langkah penting adalah pembentukan zona-zona
larangan penangkapan ikan untuk melindungi habitat dan keberadaan spesies ikan yang
rentan. Zona-zona ini ditetapkan berdasarkan penelitian ilmiah tentang distribusi dan
kebutuhan ekologi spesies ikan di kawasan tersebut.
Selain itu, pengawasan dan patroli rutin dilakukan untuk mencegah aktivitas
penangkapan ikan ilegal dan merusak. Upaya pemantauan dilakukan oleh pihak terkait,
seperti Balai Taman Nasional dan pihak kepolisian perairan. Sanksi tegas diberlakukan
terhadap pelaku yang melanggar aturan perlindungan ikan di KKLTS.
Pendidikan dan kesadaran masyarakat juga penting dalam perlindungan spesies ikan
di KKLTS. Melalui program edukasi dan partisipasi masyarakat, diharapkan masyarakat
setempat dapat menjadi pelaku konservasi yang aktif dan memahami pentingnya menjaga
keanekaragaman hayati laut.
F. Program Konservasi Spesies Ikan
Konservasi spesies ikan menjadi salah satu fokus utama KSDAE (Konservasi Sumber
Daya Alam dan Ekosistem) dalam menjaga keberlanjutan ekosistem di Maluku. Untuk itu,
mereka telah meluncurkan berbagai program konservasi spesies ikan yang bertujuan untuk
melindungi dan memulihkan populasi ikan endemik yang terancam punah.
Program-program ini melibatkan pemantauan dan penelitian terhadap populasi ikan,
pemulihan habitat ikan, serta pembangunan fasilitas pemeliharaan dan pembiakan ikan.
KSDAE juga bekerja sama dengan lembaga penelitian dan universitas untuk mengidentifikasi
spesies ikan yang rentan dan merancang strategi konservasi yang efektif.
G. Penegakan Hukum dan Pengawasan
Selain program konservasi spesies ikan, KSDAE juga menjalankan upaya penegakan
hukum dan pengawasan untuk melindungi ikan dan ekosistem di Maluku. Mereka bekerja
sama dengan pihak kepolisian dan otoritas maritim setempat dalam melakukan patroli dan
penindakan terhadap kegiatan ilegal seperti penangkapan ikan ilegal, penggunaan bahan
peledak, dan merusak habitat ikan.
Selain itu, KSDAE juga melakukan pengawasan terhadap kegiatan eksploitasi sumber
daya ikan secara berlebihan dan tidak berkelanjutan. Mereka melakukan pemantauan
terhadap aktivitas nelayan dan perusahaan perikanan, serta memberlakukan sanksi tegas
terhadap pelanggaran yang terdeteksi.

H. Kerjasama dengan Masyarakat Lokal


KSDAE menyadari bahwa keterlibatan masyarakat lokal sangat penting dalam upaya
konservasi. Untuk itu, mereka menjalin kerjasama dengan masyarakat lokal dalam berbagai
bentuk, seperti program edukasi dan kesadaran lingkungan, pelatihan pengelolaan sumber
daya ikan yang berkelanjutan, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui kegiatan
ekowisata dan pengembangan budidaya ikan yang ramah lingkungan.
KSDAE juga mengadakan pertemuan rutin dengan perwakilan masyarakat lokal
untuk mendengarkan masukan dan pendapat mereka mengenai upaya konservasi yang
dilakukan. Melalui kerjasama ini, diharapkan masyarakat lokal dapat menjadi mitra dalam
menjaga keberlanjutan ekosistem dan merasakan manfaat nyata dari upaya konservasi yang
dilakukan.
Dengan program konservasi spesies ikan, penegakan hukum yang ketat, dan
kerjasama dengan masyarakat lokal, KSDAE berupaya menjaga keberlanjutan ekosistem di
Maluku dan melindungi kehidupan ikan yang ada di dalamnya. Upaya-upaya ini merupakan
langkah penting dalam melindungi keanekaragaman hayati dan memastikan kelangsungan
spesies ikan endemik yang unik dan berharga di wilayah ini.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Studi kasus ini menyoroti pentingnya menjaga keanekaragaman hayati dan
keberlanjutan ekosistem di wilayah konservasi Maluku. Wilayah ini menawarkan
keanekaragaman yang luar biasa, dari jenis ikan yang dilindungi hingga ekosistem pesisir
yang rentan. Ancaman yang dihadapi, seperti penangkapan berlebihan dan perubahan iklim,
menunjukkan perlunya pengelolaan sumber daya dan kebijakan pelestarian yang kuat.
Pengelolaan ini mencakup pendirian kawasan konservasi, penegakan hukum yang ketat, serta
pendidikan dan kesadaran masyarakat. Kerja sama antara pemerintah, LSM, lembaga
penelitian, dan masyarakat lokal adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan sumber daya
alam yang sangat berharga di Maluku.
Melalui upaya bersama ini, kita dapat memastikan bahwa ekosistem laut dan darat di
Maluku terus berperan dalam menjaga keanekaragaman hayati global dan memelihara
lingkungan yang kritis bagi wilayah ini. Dengan menjalankan tindakan pelestarian yang
bijak, kita akan dapat mewariskan kekayaan alam ini kepada generasi mendatang,
memastikan keberlanjutan sumber daya laut, dan melestarikan ekosistem alam yang
memainkan peran kunci dalam keseimbangan ekologi.
SARAN
Untuk menjaga dan meningkatkan efektivitas pelestarian jenis ikan dan ekosistem di
Maluku, sejumlah saran penting dapat diterapkan. Diperlukan penguatan pengawasan dan
penegakan hukum yang ketat untuk melindungi kawasan konservasi dari penangkapan ikan
ilegal. Selain itu, penting juga untuk menerapkan pengelolaan sumber daya perikanan yang
bijaksana dengan mengatur kuota penangkapan, ukuran minimum ikan yang dapat ditangkap,
dan musim penangkapan yang berkelanjutan. Pengembangan program pendidikan dan
kesadaran masyarakat akan memberdayakan masyarakat setempat untuk turut serta dalam
upaya pelestarian. Kerja sama dengan LSM dan lembaga penelitian akan memberikan
wawasan tambahan dan sumber daya untuk memperkuat program pelestarian. Studi lanjutan
dan pemantauan lingkungan yang berkelanjutan akan memastikan pemahaman yang lebih
baik tentang perubahan lingkungan dan populasi ikan. Keterlibatan aktif masyarakat dalam
pengambilan keputusan pelestarian sangat penting. Terakhir, kerja sama regional dan
internasional harus ditingkatkan karena banyak spesies ikan adalah migran dan tantangan
lingkungan bersifat lintas batas. Melalui kolaborasi ini, kita dapat menjaga keberlanjutan
jenis ikan dan ekosistem di Maluku, melindungi sumber daya alam yang berharga ini untuk
generasi mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Alongi, D. M. (2002). Present state and future of the world’s mangrove forests.
Environmental Conservation, 29(3), 331-349.
Alongi, D. M. (2008). Mangrove forests: resilience, protection from tsunamis, and
responses to global climate change. Estuarine, Coastal and Shelf Science,
76(1), 1-13.
Ardoin, N. M., & Waters, J. K. (2019). Environmental education outcomes for
conservation: A systematic review. Journal of Environmental Education,
50(1), 32-46.
Cheung, W. W., et al. (2009). Projecting global marine biodiversity impacts under
climate change scenarios. Fish and Fisheries, 10(3), 235-251.
Christie, P., et al. (2017). A review of marine conservation agreements for the
establishment of marine protected areas in the Philippines. Marine Policy, 81,
253-261.
Doney, S. C., et al. (2012). Climate Change Impacts on Marine Ecosystems. Annual
Review of Marine Science, 4, 11-37.
Dulvy, N.K., et al. (2018). Rhincodon typus. The IUCN Red List of Threatened
Species 2018.
Ellison, A. M., et al. (2005). Loss of foundation species: consequences for the
structure and dynamics of forested ecosystems. Frontiers in Ecology and the
Environment, 3(9), 479-486.
Gall, S. C., & Thompson, R. C. (2015). The impact of debris on marine life. Marine
Pollution Bulletin, 92(1-2), 170-179.
Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) 2014-2019
Laurance, W. F., et al. (2011). The 10 Australian ecosystems most vulnerable to
tipping points. Biological Conservation, 144(5), 1472-1480.
McKenna, S. A., & Allen, G. R. (2008). Marine biodiversity hotspots and
conservation priorities for tropical reefs. Aquatic Conservation: Marine and
Freshwater Ecosystems, 18(5), 541-556.
Moberg, F., & Folke, C. (1999). Ecological goods and services of coral reef
ecosystems. Ecological Economics, 29(2), 215-233.
Sadovy, Y., Craig, M.T., Cornish, A. & Carpenter, K.E. (2013). Cheilinus
undulatus. The IUCN Red List of Threatened Species 2013.
Sumaila, U. R., et al. (2019). Benefits of rebuilding global marine fisheries
outweigh costs. PLoS ONE, 14(9), 222-288.
White, A. T., et al. (2014). Aligning marine species-based management and climate
adaptation for coral reefs. Ocean & Coastal Management, 92, 116-127.
Worm, B., et al. (2009). Rebuilding Global Fisheries. Science, 325(5940), 578-585.

Anda mungkin juga menyukai