Anda di halaman 1dari 10

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMIPAAN

INSTALASI AIR BERSIH


Pada Pelaksanaan Pekerjaan Pemipaan Instalasi Air Bersih, kami telah menyusun metode
pekerjaan yang akan kami terapkan apabila perusahaan kami ditunjuk sebagai pemenang
lelang.

Metode pekerjaan secara garis besar adalah sebagai berikut :


1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Fabrikasi & Instalasi
3. Pekerjaan Inspeksi & Commissioning
4. Pekerjaan Hidrotest & Finishing
5. Pekerjaan Akhir / finishing, As built drawing, Reporting, dokumentasi, monitoring HSE.
6. Pembersihan lokasi kerja dengan membuang sampah besi dan non besi keluar area
Perusaahan
7. Membuat lapoan dan berita acara ke pihak area Perusahaan
8. Pekerjaan selesai bila berita acara sudah ditandatangani oleh Perusahaan
A. PEKERJAAN PERSIAPAN
 Penyelidikan secara cermat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan lokasi pekerjaan,
problem yang mungkin timbul, selama pengadaan bahan / material, pengaruh cuaca /
musim selama pekerjaan konstruksi, pengecatan, keadaan tanah, peraturan-peraturan,
undang-undang dan hukum yang berlaku.
 Survey langsung di lokasi pekerjaan koordinasi dengan Pengawas Owner perihal perijinan,
penempatan material, peralatan kerja, direksi keet, pengukuran dan pembuatan gambar
yang disesuaikan dengan kondisi dilokasi pekerjaan tersebut, Engineer, Drafter, Surveyor,
biaya komunikasi, peralatan survei lapangan, Pembuatan detail engineering / shop
drawing sipil, mekanikal dan elektrikal ( Shop Drawing, As-Built Drawing ).

 Pembuatan dan Persetujuan Construction Drawing berdasarkan basic design dan standard
yang telah dipersiapkan oleh Pelaksana Pekerjaan dan di setujui oleh Owner
 Tenaga Kerja harus melakukan Medical Check Up
 Pembuatan ijin kerja dan ijin masuk baik untuk tenaga kerja, peralatan maupun material
dengan pihak Owner.
 Penyediaan Transportasi selama pekerjaan berjalan. yang terdiri dari Mobil pick-up,
untuk mengangkut material, barang, peralatan kerja serta mobil station, bis untuk
mengangkut karyawan.
 Pembuatan format-format laporan sebagai bahan pendukung data dalam meeting
koordinasi, progress dari seluruh tahapan pekerjaan mulai dari engineering hingga
selesainya pekerjaan konstruksi.
 Melakukan Koordinasi antara Tim Pelaksana dengan Pengawas Lapangan untuk
selanjutnya sebagai acuan kelancaran pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
 Menyiapkan HSE Plan dan memastikan HSE Plan sudah di approved oleh HSSE Owner.
 Safety talk / Meeting akan diadakan setiap hari dengan dihadiri pihak Pelaksana
Pekerjaan, Pengawas Pekerjaan, HSSE Owner sebagai langkah koordinasi kerja.
 Menyiapkan sarana dan fasilitas HSSE berupa standby safetyman, APAR, Kotak P3K, dan
peralatan safety lainnya yang diperlukan untuk menunjang kelancaran pekerjaan
tersebut.
 Menyiapkan peralatan perancah scaffolding.
 Mobilisasi peralatan kerja utama seperti Mesin las, Stang las, cutting torch, mesin gerinda,
genset, mesin bor,kabel electrical, mesin senai, dll.
 Berkoordinasi dengan Owner untuk konfirmasi persetujuan spesifikasi teknis seluruh
material dengan disertai Sertifikat, Material Data Sheet Specification, Manual Book, dan
Kelengkapan dokumen lainnya yang pastinya di-Approved oleh pihak Owner, berkualitas
baik, kondisi baru, dan dalam jumlah cukup sesuai BOQ yang dibutuhkan.
 Perlengkapan APD (Safety shoes, safety helmet, safety glove, safety goggle, safety vest,
safety sign, body harness).
 Sebelum pelaksanaan pekerjaan maka pekerja harus dilengkapi dengan APD standard dan
melengkapi rambu-rambu tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta rambu-rambu
HSSE lainnya.
 Daftar Kelengkapan APD bagi pekerja , sebagai berikut :
Rambu – Rambu dan Simbol K3
B. PEKERJAAN FABRIKASI & INSTALASI PEMIPAAN AIR BERSIH
 Pekerjaan Fabrikasi pipa atau support dilakukan terlebih dahulu sebelum install line pipa
yang akan di pasang.
 Tujuan untuk pekerjaan Fabrikasi untuk mempermudah pekerjaan yg akan di install di
atas,Sebelum Melakukan Instalasi suport pipa dipastikan sudah terpasang kuat dan aman.
 Pekerjaan instalasi pipa yang akan disambung ,bagian ujung nya harus dibersihkan atau di
bevel sebelum melakukan pengelasan SMAW/GTAW
 Pekerjaan Pemasangan accessoris Seperti:GATE VALVE / FITTING Harus sesuai dengan
diameter Pipa yg akan di pasang.
 Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik out dan inlet nya
 Pekerjaan Conection ke jalur inlet ke pump atau ke tank

C. PEKERJAAN INSPEKSI DAN COMMISSIONING

 Setelah pekerjaan Instalasi air bersih selesaikan,harus melalukan testing/ pengetesan


dengan tekanan air sebesar tekenan kerja ditambah 50% atau 10 kg/cm selama 1 jam
 Kebocoran – Kebocoran harus diperbaiki dan pekerjaan pemipaan harus di uji kembali
 Membuat laporan untuk semua hasil pengujian.
 Pelaksanaan Inspeksi dan Commissioning di seluruh lokasi kerja harus disaksikan oleh
perwakilan Owner

D. CRITICAL PATH METHOD

 Membuat time schedule pekerjaan dimana target selesainya pekerjaan dibuat lebih maju
untuk mengantisipasi kejadian yang tidak terduga.
 Membuat Critical Parth Method berdasarkan update yang cukup detail dan time schedule
sisa pelaksanan agar dapat diidentifikasi item pekerjaan yang masuk dalam kategori
pekerjaan kritis. Critical path Method adalah alat yang paling powerfull dalam membantu
mempercepat pada saat siyuasi proyek kritis.
 Memprioritaskan pekerjaan yang masuk dalam jalur pekerjaan kritis agar pekerjaan kritis
tersebut tidak delay dari yang direncanakan.
 Menyebarkan suatu rangkaian pekerjaan kritis menjadi beberapa jalur pekerjaan kritis
atau membuat jalur pekerjaan kritis yang semula berupa suatu rangkaian seri menjadi
beberapa rangkaian yang tersusun parallel. Teknik ini akan membuat total durasi akan
semakin pendek.
 Menggabungkan dua atau lebih pekerjaan yang berada di jalur kritis menjadi hanya satu
pekerjaan kritis.
 Mengurangi durasi pekerjaan yang berada pada jalur kritis sehingga total durasi
pelaksanaan menjadi lebih singkat. Contoh dari teknik ini adalah menambah resources.
 Mengurangi kuantitas pekerjaan masuk dalam jalur kritis sehingga kuantitas pekerjaan
kritis menjadi lebih kecil. Contohnya adalah pada pekerjaan plafond yang umumnya dapat
dikerjakan setelah pekerjaan intalasi elektikal selesai. Padahal untuk area yang tidak
berada pada jalur elektrikal plafond tersebut dapat dikerjakan. Dapat juga dengan
melaksanakan rangka pekerjaan plafond bersamaan dengan pekerjaan instalasi elektrikal.
Pada saat pekerjaan intalasi electrical selesai, baru dilakukan penutupan plafond.
 Menentukan target milestone pekerjaan. Hal ini untuk mengurangi kompleksitas dalam
pengendalian dan monitor waktu pelaksanaan proyek.
 Sesegera mungkin memulai suatu pekerjaan dimana lahan telah siap. Harus diingat bahwa
jalur kritis dapat berpindah-pindah sesuai perkembangan di lapangan. Suatu pekerjaan
yang tidak kritis, bisa menjadi kritis karena terlambat memulai di laksanakan.
 Memastikan pekerjaan yang tidak berada di jalur kritis selesai sesuai target. Melesetnya
realisasi waktu pelaksanaan pekerjaan dapat mengubah jalur kritis. Pekerjaan yang terkait
dengan pekerjaan yang terlambat bisa menjadi kritis.

E. TENAGA KERJA
 Mengganti tenaga kerja yang kurang produktif dengan yang lebih produktif. Durasi
pekerjaan proyek sangat tergantung pada produktifitas tenaga kerja.
 Menambah jam kerja atau lembur.
 Aktif memantau kedisiplinan tenaga kerja. Waktu yang hilang atas ketidak disiplin tenaga
kerja berdampak kemunduran rencana penyelesaian pekerjaan.
 Memperhatikan kelayakan tempat tinggal pekerja. Tempat tinggal yang tidak sehat akan
menyebabkan tingginya angka pekerja yang sakit. Hal tersebut akan menambah losstime
di proyek.
 Aktif berkomunikasi dengan tenaga kerja mengenai kesulitas pelaksanaan dalam event
meeting.
 Memberikan training secara rutin kepada seluruh pekerja agar keahlian pekerja
meningkat sehingga produktifitasnya bertambah.
 Menyediakan tempat istirahat kepada pekerja dilokasi yang berdekatan dengan tempat
kerja.
 Mengkoordinir pengadaan makanan pada saat jam istirahat.
 Tenaga kerja harus disebar pada area pekerjaan sedemikian rupa sehingga tetap dapat
dimonitor dengan baik.
 Melaksanakan pengawasan kepada semua pekerja.

F. DESAIN DAN METODE PELAKSANAAN

 Aktif menemukan metode pelaksanaan baru yang lebih effisien dan efektif daripada
metode existing.
 Aktif mengevaluasi metode pelaksanaan yang ada sehingga didapatkan metode
pelaksanaan yang paling efisien dan efektif.
 Melakukan review desain sedemikian rupa dan memberikan waktu penyelesaian yang
lebih singkat dengan kehandalan fungsi desain.
 Membuat metode pelaksanaan sedemikian dapat meminimalisir dampak cuaca buruk.
 Mempercepat pekerjaan truktur akar pekerjaan finishing dapat segera dimulai.
 Melakukan review desain sehingga volume pekerjaan berkurang.

G. KONTRAK

 Melakukan negosiasi ulang kontrak kerja apabila penyebab keterlambatan adalah karena
kontrak.
 Mencatat secara rutin harian dan mendokumentasikan hal-hal yang menjadi penyebab
keterlambatan serta menyampaikan dengan surat resmi kepada owner dimana hal-hal
tersebut secara kontraktual dapat menjadi dasar perpanjangan waktu pelaksanaan
pekerjaan / addendum waktu.
 Apabila ada pekerjaan tambah / kurang harus didasarkan pada upaya melakukan
percepatan. Diusahakan pekerjaan tambah adalah pekerjaan yang tidak berada di jalur
kritis dan memiliki durasi pekerjaan yang singkat. Demikian juga dengan pekerjaan
kurang, harus pekerjaan yang berada di jalur kritis dan memiliki durasi yang panjang
dimana aspek fungsi konstruksi masih dapat dipertahankan.

H. SITE
 Mengevaluasi site dan penataannya. Memperhatikan pada alur proses pekerjaan dan
material. Site harus dievaluasi agar menghasilkan suatu desain yang efektif.
 Mengidentifikasi adanya masalah pada site yang dapat menghalangi alur proses dan
material.
 Mengurangi genangan air akibat hujan. Genangan air akan menghambat proses lajunya
pergerakan alur proses pelaksanaan dan material.
 Lokasi site harus bersih dan rapih. Kondisi ini akan sangat membantu secara psikologis
pada pekerja yang bekerja pada proyek.
 Memastikan akses keluar masuk proyek tidak terhambat, terutama akses keluar masuk
material dan peralatan kerja.

I. FINISHING DAN PEMBERSIHAN LOKASI KERJA

 Dilanjutkan dengan pembersihan lokasi kerja hingga bersih dan diterima oleh Pengawas
Owner.
 Demobilisasi peralatan kerja.

Demikian Metode Pekerjaan ini dibuat untuk persyaratan tender dan PT. Indoteknik Tjandra
Utama berkomitmen untuk membuat strategis pelaksanaan yang lebih baik sebagai partisipasi
melaksanakan pengadaan barang dan jasa diowner

Medan, 05 April 2024


PT. Indoteknik Tjandra Utama

Anda mungkin juga menyukai