Anda di halaman 1dari 10

Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA TEMA KERAJINAN


TANGAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DI SEKOLAH DASAR

Dhena Puspita Rahmawati


PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya (dhenapuspita@gmail.com)

Supriyono
PGSD FIP Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan aktivitas guru, siswa dan hasil belajar siswa kelas III
Sekolah Dasar Negeri pada tema kerajinan tangan setelah memperoleh pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran Snowball Throwing. Jenis penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek
penelitian ini adalah siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri yang berjumlah 20 orang. Teknik pengumpulan
data pada penelitian ini menggunakan observasi, tes tertulis dan dokumentasi. Indikator keberhasilan dalam
penelitian ini ditandai dengan aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran mendapatkan skor
≥80%. Hasil belajar siswa pada tema kerajinan tangan ditandai rata-rata nilai yang dicapai ≥75 sebanyak
80% dari jumlah peserta didik. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas guru pada
siklus I sebesar 70,54% menjadi 86,61% di siklus II, aktivitas siswa meningkat dari 74,04% di siklus I
menjadi 87,50% di siklus II dan hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran Snowball
Throwing meningkat dari 73% di siklus I menjadi 84% di siklus II.
Kata Kunci: hasil belajar, tema kerajinan tangan, Snowball Throwing.

Abstract
This research was aimed to describe teacher’s activity, student’s activity and result of study among 3rd
grade students in elementary school by the handicraft theme after achieving learning activity by applying
Snowball Throwing learning method. This research is kind of class action. Subject of this research was
that 3rd grade students of elementary school consist of 20 students. Data collection technique in this
research was that using observation, written test, and documentation. Indicators success in this research
marked with the activity of teachers and students in learning activities score ≥80%. The result study of
students on the theme if handicraft marked the average value reached ≥75 as many as ≥80%of the number
of students. The research results show an increase in the activity of teacher into a cycle I of 70,54% to
86,61% in the cycle of II, the activity of students increased from 74,04% in the cycle of I to 87,50% in the
cycle of II and the result study of students after using a Snowball Throwing learning method increased
from 72,75% in the cycle of I to 83,50% in the cycle of II.
Keywords : result study, handicraft theme, Snowball Throwing.

PENDAHULUAN suatu pengalaman sebagai bentuk interaksi antara individu


Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku tersebut
adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai berupa perubahan keterampilan, kebiasaan, sikap,
hasil dari proses belajar dapat diindikasikan dalam pengetahuan, pemahaman, dan apresiasi.
berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, Belajar dan pembelajaran merupakan dua hal yang
pemahaman, sikap dan tingkah laku, kecakapan, berbeda namun memiliki keterkaitan, dimana dalam
keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek- konteks aktivitas didalam kelas, pembelajaran merupakan
aspek yang lain yang ada pada individu yang sedang upaya yang dilakukan guru untuk menciptakan kondisi
melakukan proses belajar. lingkungan yang kondusif untuk terjadinya proses belajar
Seperti yang dikemukakan oleh Kurniawan didalam diri siswa.
(2011:11), belajar adalah proses aktif internal individu Dengan demikian, dapat dilihat bahwa tujuan dari
(unsur kognitif, psikomotor dan afektif (motivasi dan proses pembelajaran adalah terjadinya proses belajar
minat), dimana melalui pengalamannya berinteraksi didalam diri siswa yang menghasilkan perubahan tingkah
dengan lingkungan menyebabkan terjadinya perubahan laku secara permanen. Agar proses pembelajaran dikatan
tingkah laku yang relatif permanen. berhasil maka guru harus menciptakan lingkungan yang
Belajar dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun kondusif agar siswa merasa nyaman dan dapat mecapai
tanpa batasan ruang dan waktu karena individu dituntut tujuan yang diinginkan dalam proses pembelajaran. Hal
untuk selalu belajar seumur hidupnya. Inti dari belajar tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan desain
adalah adanya perubahan tingkah laku karena adanya

576
JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan Menurut Suprijono (2012:111) mengungkapkan
kurikulum yang berlaku. bahwa hakikat dari pembelajaran aktif adalah untuk
Saat ini, pelaksanaan pembelajaran di SD yang mengarahkan atensi peserta didik terhadap materi yang
masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pertama dipelajarinya. Sehingga siswa dapat lebih memahami lagi
(KTSP) maupun untuk SD yang telah menggunakan tentang materi yang mereka pelajari.
Kurikulum 2013 khusus untuk kelas I-III menggunakan Menurut Munadi (2008:7) segala sesuatu yang dapat
pendekatan pembelajaran tematik dalam proses belajar menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber
mengajarnya. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar
yang didesain dengan penggabungan konsep, materi dan yang kondusif dimana penerimanya dapat melaksanakan
mata pelajaran yang disajikan pada sebuah tema. Tema proses belajar secara efisien dan efektif. Selain itu, dengan
tersebut digunakan untuk mempermudah kegiatan belajar menggunakan model pembelajaran yang aktif dan inovatif
mengajar yang dilakukan oleh guru dengan siswa. dapat membawa suasanan baru dalam pembelajaran.
Tema kerajinan tangan merupakan salah satu tema Namun, guru harus dapat memilih atau memakai
yang digunakan pada dalam pembelajaran tematik di SD model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan
Negeri Gayam Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri. disampaikan dan karakteristik siswa sehingga model
Karena konsep yang harud dipahami dan dikuasai oleh pembelajaran tersebut dapat memenuhi tujuan dari sebuah
siswa tergolong terlalu luas sehingga memerlukan suatu pembelajaran dan tidak membuat peserta didik semakin
model pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa bingung dan bosan dengan model pembelajaran yang
sehingga siswa tidak merasa jenuh dan bosan ketika digunakan oleh guru.
proses pembelajaran berlangsung. Selain itu model Model pembelajaran aktif ini juga akan membuat
pembelajran ini juga harus dapat menghubungkan antara siswa mengalami proses pemahaman dari sebuah materi
siswa dengan tema kerajinan tangan sehingga siswa dapat yang disampaikan guru akan lebih mendalam lagi dan
benar-benar paham dan mengerti tentang semua konsep jangka waktu siswa untuk memahami dan mengingat dari
yang ada dalam tema tersebut. sebuah konsep yang telah diajarkan oleh guru akan lebih
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan pada panjang dari sebelumnya. Dengan demikian, diharapkan
tanggal 10-12 Februari 2015 di SD Negeri Gayam hasil belajar siswa juga dapat meningkat dari hasil belajar
Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri, pembelajaran yang sebelumnya.
tematik yang dilakukan guru hanya menggunakan metode Berdasarkan paparan latar belakang diatas, peneliti
ceramah dalam pembelajarannya, sehingga proses mengajukan judul skripsi “Penerapan Model
pembelajaran hanya berpusat pada kegiatan guru. Selain Pembelajaran Snowball Throwing Pada Tema Kerajinan
itu dalam menyampaikan materi secara verbal dengan cara Tangan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas
dikte dan menulis dipapan tulis lalu siswa menyalinnya, III SDN Gayam Kediri.”
serta guru tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
beraktivitas secara kelompok dan diskusi. Sehingga aktivitas guru dalam pembelajaran dengan menerapkan
pengetahuan yang diberikan kepada siswa hanya dari guru model pembelajaran Snowball Throwing pada tema
saja sehingga siswa cenderung pasif dan bosan dengan kerajinan tangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. kelas III SDN Gayam Kediri, mendeskripsikan aktivitas
Hal ini menyebabkan siswa tidak memperhatikan siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan model
penjelasan dari guru, kurang aktif dalam pembelajaran, pembelajaran Snowball Throwing pada tema kerajinan
tidak berani menyampaikan pendapatnya dan pengetahuan tangan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas III
siswa terbatas pada materi yang disampaikan oleh guru SDN Gayam Kediri dan mendeskripsikan hasil belajar
saja. Hal tersebut menyebabkan hasil belajar yang siswa kelas III SDN Gayam Kediri pada tema kerajinan
diperoleh siswa rendah yaitu kurang dari KKM yang telah tangan setelah memperoleh pembelajaran dengan
ditentukan yaitu sebesar ≥75. Dari hasil ulangan formatif menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing.
pada tema kesehatan hanya 40% siswa yang mencapai Menurut Trianto (2007:3), model pembelajaran
standar ketuntasan, sedangkan 60% lainnya belum dapat adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur
mencapai standar ketuntasan. sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
Berdasarkan kondisi tersebut perlu dilakukan untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi
perbaikan dalam pembelajaran tematik kelas III SD sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para
Negeri Gayam Kediri yang berkaitan dengan model guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran.
pembelajaran yang digunakan guru yang sesuai dengan Menurut Tampubolon (2014:88), model
materi dan karakteristik siswa, selain itu model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
pembelajaran tersebut tidak membuat siswa merasa bosan melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan
selama guru memberikan materi pembelajaran. pengalaman belajar peserta didik untuk mencapai tujuan
Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat menerima belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
dan memahami materi yang disampaikan oleh guru secara perancang pembelajaran serta pendidik dalam merancang
optimal. Peneliti mengajukan solusi dengan menggunakan dan melaksanakan pembelajaran.
model pembelajaran aktif yang inovatif untuk mencapai Joyce dan Weil (dalam Rusman, 2012:133)
tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran. berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu
rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

577
Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing

membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka disiapkan oleh guru serta mengerahkan penglihatan,
panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan pendengaran, menulis dan berbicara mengenai materi
membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain. yang didiskusikan dalam kelompok, c) Dapat
Arends (dalam Trianto, 2007:3) menyeleksi enam membangkitkan keberanian murid dalam mengemukakan
macam model pengajaran yang sering dan praktis pertanyaan kepada teman lain maupun guru, d) Melatih
digunakan guru dalam mengajar, masing-masing adalah murid menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya
presentasi, pengajaran langsung (direct instruction), dengan baik, e) Merangsang murid mengemukakan
pengajaran konsep, pembelajaran kooperatif, pengajaran pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan
berdasarkan masalah (problem base instruction) dan dalam pelajaran tersebut, f) Dapat mengurangi rasa takut
diskusi kelas. murid dalam bertanya kepada teman maupun guru, g)
Secara etimilogi snowball berarti bola salju Murid akan lebih mengerti makna kerjasama dalam
sedangkan throwing artinya melempar. Jadi secara menemukan pemecahan suatu masalah, h) Murid akan
keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. memahami makna tanggung jawab, i) Murid akan lebih
Menurut Saminanto (2010:37) “Metode snowball bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial,
throwing disebut juga metode pembelajaran gelundung budaya, bakat, dan intelegensia dan j) Murid akan terus
bola salju”. Dalam pembelajaran snowball throwing, bola termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya.
salju merupakan kertas bertuliskan pertanyaan yang Menurut Rusman (2012:254), pembelajaran tematik
dibentuk seperti bola oleh siswa kemudian dilempar ke merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu
siswa lainnya untuk dijawab. (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem
Menurut Tampubolon (2014:97) menyatakan “model pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara
Snowball Throwing dilakukan dengan bola yang berisi individual maupun kelompok, aktif menggali dan
pertanyaan”. menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara
Menurut Asrori (dalam Agustina, 2013:19), holistik, bermakna dan autentik.
Snowball Throwing merupakan salah satu model Menurut Agus Suprijono (2012:128) menyatakan
pembelajaran aktif (active learning) yang dalam langkah-langkah metode Snowball Throwing (ST) adalah
pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru sebagai berikut: a) Guru menyampaikan materi yang akan
disini hanya sebagai pemberi arahan awal mengenai topik disajikan, b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan
pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap memanggil masing-masing ketua kelompok untuk
jalannya pembelajaran. memberikan penjelasan tentang materi, c)Masing-masing
Model pembelajaran Snowball Throwing melatih ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
siswa untuk lebih tanggap terhadap menerima pesan dari kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh
orang lain dan menyampaikan pesan tersebut kepada guru kepada temannya, d) Kemudian masing-masing
temannya daalm satu kelompok. Lemparan pertanyaan siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk
menggunakan kertas berisi pertanyaan yang diremas menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut
menjadi sebuah bola kertas kemudian dilemparkan kepada materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok, e)
siswa lain. Siswa yang menerima bola kertas lalu Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat
membuka dan menjawab pertanyaanya. seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang
Model pembelajaran Snowball Throwing akan lain selama ± 15 menit, f) Setelah siswa dapat satu
menimbulkan suasana kompetisi diantara kelompok yang bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa
membuat mereka semakin bersemangat dalam untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
pembelajaran. Model pembelajaran Snowball Throwing berbentuk bola tersebut secara bergantian, g) Evaluasi dan
melatih siswa untuk lebih tanggap terhadap menerima h) Penutup.
pesan dari orang lain dan menyampaikan pesan tersebut Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran
kepada temannya daalm satu kelompok. Lemparan yang menolak proses latihan atau hafalan sebagai dasar
pertanyaan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak.
diremas menjadi sebuah bola kertas kemudian Teori pembelajaran ini dimotori oleh para tokoh Psikologi
dilemparkan kepada siswa lain. Siswa yang menerima Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa
bola kertas lalu membuka dan menjawab pertanyaanya. pembelajaran itu haruslah bermakna dan berorientasi pada
Kelebihan dalam pembelajaran metode snowball kebutuhan dan perkembangan anak.
throwing menurut Suprijono (dalam Hizbullah, 2011:9) Pendekatan pembelajaran tematik lebih menekankan
diantaranya: “(1) Melatih kedisiplinan murid; dan (2) pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu
Saling memberi pengetahuan.” (learning by doing). Rusman (2012:255) juga menyatakan
Menurut Safitri (2011:19) menyatakan kelebihan bahwa landasan-landasan pembelajaran tematik di sekolah
metode snowball throwing antara lain: a) Melatih dasar meliputi landasan filosofis, landasan psikologis dan
kesiapan murid dalam merumuskan pertanyaan dengan landasan yuridis.
bersumber pada materi yang diajarkan serta saling Secara filosofis, kemunculan pembelajaran tematik
memberikan pengetahuan, b) Murid lebih memahami dan sangat dipengaruhi oleh aliran progresivisme,
mengerti secara mendalam tentang materi pelajaran yang kontruktivisme dan humanisme.
dipelajari. Hal ini disebabkan karena murid mendapat
penjelasan dari teman sebaya yang secara khusus

578
JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

Landasan psikologi terutama berkaitan dengan berguna bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa dan
psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi negara.
belajar. Untuk mencapai tujuan tersebut pendidik tidak
Landasan yuridis berkaitan dengan berbagai hanya mengutamakan aspek kognitif (pengetahuan)
kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan peserta didik saja tetapi aspek psikomotor (keterampilan)
pembelajaran tematik di sekolah dasar. Undang-Undang dan afektif (sikap) juga harus diutamakan oleh pendidik
Dasar Republik Indonesia tahun 1945, pasal 31, UU No. agar peserta didik dapat lebih menghayati serta menyadari
23 Tahun 2002 dan UU No. 20 Tahun 2003. bahwa kehidupan dalam masyarakat dan bernegara penuh
Tema kerajinan tangan merupakan salah satu tema dengan masalah, hambatan, tantangan dan pesaingan.
pembelajaran tematik yang memadukan mata pelajaran Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan
Ilmu Pengetahuan Sosial tentang mengenal jenis-jenis intelektual, sosial dan emosional peserta didik, serta
pekerjaan dan Bahasa Indonesia tentang menjawab dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari
atau mengajukan pertanyaan tentang isi teks agak panjang semua bidang studi. Pembelajaran Bahasa diharapkan
(150-200 kata) yang dibaca secara intensif. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku, budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan,
keterampilan, pengetahuan dan sikap seseorang (siswa) partisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa
dari hasil pembelajaran atau interaksi dengan tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan
lingkungannya secara permanen. analisis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.
Hasil belajar dalam proses pembelajaran merupakan Pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk
umpan balik guru dengan siswa maupun siswa dengan meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
guru. Selama ini hasil belajar merupan hal yang terpenting berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan
dan berpengaruh terhadap kehidupan siswa, guru maupun benar, baik secara lisan maupun secara tulis, serta
orang tua. Siswa akan dianggap pintar dalam lingkungan menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
masyarakat jika siswa tersebut mendapatkan hasil belajar manusia Indonesia.
yang tertinggi di jenjangnya. Secara kejiwaan, siswa
terpengaruh atau tercekam dengan hasil belajar yang METODE
mereka peroleh. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
Kingsley (dalam Kurniawan, 2011:13) membedakan adalah penelitian tindakan kelas. Menurut Trianto
hasil belajar siswa (individu) menjadi tiga jenis yaitu: (2012:16), penelitian tindakan kelas yaitu suatu kegiatan
keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan
sikap dan cita-cita. pembelajaran yang diberikan tindakan, yang secara
Menurut Bloom et al (dalam Kurniawan, 2011:13) sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan
menggolongkan hasil belajar itu menjadi tiga bagian yaitu memecahkan masalah atau meningkatkan mutu
kognitif, afektif dan psikomotor. pembelajaran di kelas tersebut. Makna kelas dalam
Hasil belajar kognitif yaitu hasil belajar yang ada konteks ini menurut Sulipan (dalam Trianto, 2012:16),
kaitannya dengan ingatan, kemampuan berfikir atau tidak terikat pada makna ruang kelas tetapi dalam makna
intelektual. Hasil belajar ranah kognitif meliputi: 1) yang lebih spesifik, yaitu kelas adalah sekelompok siswa
Pengetahuan, 2) pemahaman, 3)aplikasi, 4) analisis, 5) yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang
sintesis, 6) evaluasi, dan 7) kreatifitas. sama dari guru yang sama juga.
Hasil belajar afektif adalah hasil belajar yang berupa Bentuk penelitian tindakan kelas yang dilakuakan
kepekaan rasa atau emosi. Jenis hasil belajar ranah afektif dalam penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
terdiri dari lima jenis yang membentuk tahapan pula. kolaborasi dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
Kelima jenis ranah afektif itu meliputi: 1) Kepekaan, 2) Penelitian ini dilakukan dengan kolaborasi dengan guru
Partisispasi, 3) Penilaian dan penentuan sikap, 4) kelas. Dalam penelitian ini peneliti bersama guru yang
Organisasi dan 5) Pembentukan pola hidup. merancang perencanaan, selain itu peneliti juga bertugas
Hasil belajar psikomotor yaitu berupa kemampuan sebagai pengamat sedangkan guru sebagai pelaku
gerak tertentu. Kemampuan gerak ini juga bertingkat tindakan yang bertugas melaksanakan rancangan
mulai dari gerak sederhana yang mungkin dilakukan pembelajaran.
secara refleks hingga gerak kompleks yang terbimbing Subjek penelitian adalah siswa kelas III Sekolah
hingga gerak kreativitas. Dasar Negeri Gayam Kabupaten Kediri pada tahun ajaran
Tujuan dari Ilmu Pendidikan Sosial adalah untuk 2014/2015 dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari
mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
siswa untuk mengembangkan diri sesuai dengan bakat, Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri
minat, kemampuan dan lingkungannya, serta berbagai Gayam yang terletak di Jalan Raya Pare-Kediri Dusun
bekal bagi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang Wonokasihan Desa Gayam Kecamatan Gurah Kabupaten
yang lebih tinggi. Kediri semester II Tahun Ajaran 2014/2015. Dipilihnya
Pendidikan IPS bertujuan untuk membina anak didik kelas III sebagai objek penelitian karena peneliti
menjadi warga negara yang baik, yang memiliki mendapatkan ijin berkolaborasi dari Kepala Sekolah SD
pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang Gayam dengan guru kelas III sehingga akan memudahkan
peneliti dalam pelaksanaan penelitian.

579
Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing

Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini Penilaian untuk skala penilaian atau kriteria
adalah model PTK menurut Kemmis dan Mc Taggart penilaian yang digunakan untuk lembar observasi
yang menggunakan sistem spiral refleksi yang terdiri dari terhadap aktivitas guru adalah sebagai berikut:
beberapa siklus. 1 = Sangat tidak baik
Dalam perencanaannya, Kemmis dan Mc Taggart 2 = Tidak baik
menggunakan sistem spiral refleksi diri yang dimulai 3 = Cukup baik
dengan rencana (planning), tindakan (acting), pengamatan 4 = Baik
(observing), refleksi (reflecting), dan perencanaan 5 = Sangat baik
kembali yang merupakan asal untuk ancang-ancang
pemecahan permasalahan. Menurut Tampubolon (2014:241) untuk
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi
ini adalah data kualitatif dan kuantitatif yang terdiri dari: aktivitas guru, menggunakan persentase (%) dengan
a) Data tentang aktivitas siswa kelas III SD Negeri Gayam rumus:
Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri dalam pembelajatan
tema kerajinan tangan dengan menggunakan model Total skor( perolehan)
Nilai ( % )= x 100 % ... (1)
pembelajaran Snowball Throwing. b) Data tentang Skor maksimal
aktivitas guru kelas III SD Negeri Gayam Kecamatan
Gurah Kabupaten Kediri dalam pembelajatan tema Penilaian untuk skala penilaian dan kriterian
kerajinan tangan dengan menggunakan model penilaian yang digunakan untuk lembar observasi
pembelajaran Snowball Throwing. c) Data hasil belajar terhadap aktivitas siswa adalah sebagai berikut:
siswa kelas III SD Negeri Gayam Kecamatan Gurah
Kabupaten Kediri dalam pembelajatan tema kerajinan 1 = Tidak baik
tangan dengan menggunakan model pembelajaran 2 = Kurang baik
Snowball Throwing. 3 = Baik
Sumber data penelitian tindakan ini meliputi siswa, 4 = Sangat baik
guru, dokumen hasil pembelajaran, dan proses
pembelajaran. Adapun teknik pengumpulan data Menurut Tampubolon (2014:241) untuk
dilakukan sebagai berikut: a) Observasi, b) Test tulis dan menganalisis data yang diperoleh dari lembar observasi
c) Dokumentasi. aktivitas guru, menggunakan persentase (%) dengan
Observasi adalah suatu cara pemgumpulan data rumus:
dengan pengamatan langsung dan pencatatan secara
sistematis terhadap obyek yang akan diteliti. Observasi Total skor( perolehan) ... (2)
dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan lembar Nilai(%)= x 100 %
Skor maksimal
observasi berbentuk check list yang diisi oleh observer.
Observasi dilakukan untuk mengetahui aktivitas Teknik analisis data untuk mengetahui hasil belajar
siswa dan aktivitas guru sebelum dan sesudah proses setiap siklus dijaring dari evaluasi/posttest yang
pembelajaran tema kerajinan tangan dengan menerapkan digunakan, yaitu analisis data kuantitatif. Untuk mencari
model pembelajaran Snowball Throwing di kelas III SD persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal
Negeri Gayam Kecamatan Gurah Kabupaten Kediri digunakan rumus sebagai berikut:
dengan menggunakan instrumen aktivitas guru dan
aktivitas siswa. T ... (3)
Sebelum dilakuakn tindakan dengan menggunakan KB= x 100 %
metode pembelajaran Snowball Throwing, terlebih dahulu
T1
dilakuakn pretest untuk mengetahui kemampuan awal Keterangan:
siswa. Setelah dilakuakn tindakan kemudian dilakuakn KB = ketuntasan belajar
posttest untuk mengetahui kemampuan siswa setelah T = jumlah skor yang diperoleh siswa
mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model T1 = jumlah skor total
pembelajaran Snowball Throwing pada tema kerajinan
tangan. Data yang diperoleh adalah hasil belajar. Bentuk Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya jika
dari test tertulis ini adalah soal isian singkat dengan proporsi jawaban benar siswa ≥ 75%. (Depdiknas, dalam
jumlah soal 10 butir. Trianto, 2012:64).
Mengumpulkan semua nilai atau hasil belajar siswa
pada pembelajaran tema kerajinan tangan sebelum Menghitung nilai rata-rata kelas menurut Sudjana
maupun setelah penelitian dilakukan. (2010:109) dengan rumus:
Analisis data adalah pengelolaan data yang diperoleh
dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan
yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain
yang diambil. Pengelolaan data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan teknik analisis statistik x=
∑x ... (4)

deskriptif. N

580
JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

kelompoknya
Keterangan: 8. Mempresentasikan hasil
x = rata-rata (mean) 2,5 3,5
kerja kelompok
∑x = jumlah seluruh skor 9. Memberikan
N = banyaknya siswa tanggapan/saran pada 4 4
kelompok lain
Sedangkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan
10. Menjawab pertanyaan
penelitian tindakan kelas ini apabila indikator 3 3,5
keberhasilan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran siswa
jika mendapatkan skor lebih dari atau sama dengan 80%, 11. Memberikan evaluasi
4 4
indikator keberhasilan untuk aktivitas siswa dalam pada siswa
kegiatan pembelajaran mendapatkan skor lebih dari atau 12. Membimbing siswa
sama dengan 80% dan dapat meningkatkan hasil belajar dalam menyimpulkan 2 3,5
siswa pada tema kerajinan tangan ditandai rata-rata nilai
materi
yang dicapai diatas KKM yaitu sebesar 75 sebanyak 80%
dari jumlah peserta didik. 13. Tindak lanjut dan
2,5 3,5
memberi PR
HASIL DAN PEMBAHASAN 14. Sesuai dengan waktu
3 2
Hasil Pengamatan yang dijadwalkan.
Hasil penelitian tentang upaya meningkatkan hasil Jumlah 39,5 48,5
belajar siswa pada tema kerajinan tangan melalui
penerapan model pembelajaran Snowball Throwing pada Rata-rata 2,82 3,46
siswa kelas III SDN Gayam Kediri dapat diuraikan
berdasarkan siklus-siklus tindakan pembelajaran, dimana Persentase ketuntasan 70,54 86,61
setiap siklus terdapat tahap perencanaan, pelaksanaan, % %
pengamatan dan refleksi.
Penyajian data hasil penelitian ini berupa hasil
pengamatan aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran
berlangsung, data hasil belajar siswa diambil pada 100.00%
pertemuan kedua tiap siklus penelitian. Pelaksanaan setiap 90.00% 86.61%
siklus penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 80.00% 70.54%
70.00%
Aktivitas guru 60.00%
Tabel 1. Data Aktivitas Guru 50.00%
Siklus 40.00%
No Aspek yang diamati 30.00%
I II 20.00%
1. Membuka pembelajaran 10.00%
2 4
dan memotivasi siswa 0.00%
2. Menyampaikan Siklus I Siklus II
apersepsi dan tujuan 2,5 3 Grafik 1. Persentase Keberhasilan Aktivitas
pembelajaran Guru
3. Menyampaikan materi
3,5 3,5
yang akan disajikan
Hasil pengamatan aktivitas guru selama
4. Membentuk kelas pembelajaran menggunakan model pembelajaran
menjadi beberapa 2,5 3 Snowball Throwing pada siklus I belum mencapai
kelompok indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu ≥80%
5. Memberikan penjelasan kegiatan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik
pada masing-masing 2,5 3,5 namun pada siklus I ini masih mencapai 70,54% dan
ketua kelompok termasuk dalam kategori berkualitas.
6. Membimbing siswa Aktivitas guru yang terendah di siklus I yaitu pada
aspek 1 (membuka pembelajaran dan memotivasi siswa)
dalam mengerjakan 3 4
karena guru hanya membuka pembelajaran dengan
LKS berdo’a tanpa melakukan absensi dan memotivasi siswa
7. Membimbing siswa 2,5 3,5 dan aspek 12 (membimbing siswa dalam menyimpulkan
dalam diskusi dengan materi) karena guru langsung bertanya pada siswa

581
Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing

kesimpulan dari materi yang telah dijelaskan tanpa Jumlah 38,5 45,5
melakukan pembenaran dan penguatan. Rata-rata 2,75 3,25
Hasil pengamatan aktivitas guru selama Persentase 74,04 87,50
pembelajaran menggunakan model pembelajaran % %
Snowball Throwing pada siklus II telah mencapai
indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu ≥80%
kegiatan pembelajaran sudah terlaksana dengan baik
karena pada siklus II ini telah mencapai 86,61% dan
masuk dalam kategori sangat berkualitas. 100.00%
90.00% 87.50%
80.00% 74.04%
70.00%
60.00%
Aktivitas Siswa
50.00%
Tabel 2. Data Aktivitas Siswa 40.00%
Siklus 30.00%
No Aspek yang diamati 20.00%
I II 10.00%
1. Siswa menyiapkan 0.00%
buku dan kelengkapan 2 4 Siklus I Siklus II
pembelajaran
Grafik 2. Persentase Keberhasilan Aktivitas Siswa
2. Mendengarkan
3 3,5
penjelasan guru
3. Duduk berkelompok Hasil pengamatan aktivitas siswa selama
2,5 3 pembelajaran di siklus I sebesar 74,04% dan masuk dalam
sesuai yang ditentukan
kategori berkualitas. Persentase ini termasuk dalam
4. Secara kelompok
2,5 3 kurang dari indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu
berdiskusi sebesar ≥80%.
5. Mengerjakan LKS Aktivitas siswa yang terendah di siklus I yaitu pada
sesuai dengan petunjuk 3 4 aspek 1 (siswa menyiapkan buku dan kelengkapan
yang ada pembelajaran) karena masih banyak siswa yang tidak
6. Memperhatikan membawa buku pelajaran dan guru harus meminta mereka
penjelasan guru saat 3,5 3 untuk menyiapkan buku pelajaran terlebih dahulu sebelum
pembelajaran dimulai karena siswa tidak ada keinginan
melakukan bimbingan
untuk melakukannya dan aspek 7 (aktif bertanya jika tidak
7. Aktif bertanya jika memahami permasalahan yang diberikan) karena siswa
tidak memahami masih merasa kebingungan untuk membuat sebuah
2 3,5
permasalahan yang pertanyaan dan malu untuk bertanya ke guru.
diberikan Hasil pengamatan aktivitas siswa selama
8. Berani tampil pembelajaran disiklus II sebesar 87,50% dan masuk dalam
mempresentasikan hasil 3,5 3,5 kategori sangat berkualitas. Persentase ini lebih dari
indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu sebesar
diskusi
≥80%.
9. Memberikan
pertanyaan yang sesuai 2,5 4
Hasil Belajar
dengan materi
Tabel 3. Data Hasil Belajar Siswa
10 Menjawab pertanyaan
sesuai dengan Siklus Siklus II
3,5 3,5 No. Nama Siswa
pertanyaan yang I
diberikan
AFK
11. Berani menyampaikan 1. 50 70
3 3
pendapat AAP
12. Menghargai pendapat 2. 40 90
3,5 3,5
teman ANFLS
3. 90 90
13. Mengerjakan soal
4 4 BGF
evaluasi secara individu 4. 30 40

582
JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

DA yang tidak tuntas belajar sebanyak 8 anak. Sedangkan


5. 80 80
pada tabel 4.3 dapat diketahui presentase ketuntasan
EA belajar sebesar 72,75% dan masuk dalam kategori
6. 80 75
berkualitas, dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
ENN presentase siswa yang belum tuntas yaitu sebesar 27,25%
7. 90 90 dan rata-rata nilai yang diperoleh siswa kelas III SDN
ES Gayam Kediri adalah sebanyak 72,75.
8. 65 75
Nilai tersebut menandakan bahwa pembelajaran
FRP pada siklus I belum berhasil karena indikator keberhasilan
9. 55 80 pembelajaran yang ditentukan yaitu ≥80% siswa tuntas
GP belajar dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 75.
10. 85 100 Rendahnya rata-rata nilai yang diperoleh siswa
INA disebabkan karena masih kurangnya siswa memahami
11. 80 80 penjelasan guru dalam mengerjakan evaluasi.
MGSA Hasil pengamatan di siklus II dapat diketahui bahwa
12. 80 100 siswa yang tuntas belajar sebanyak 18 anak dan siswa
NL yang tidak tuntas belajar sebanyak 2 anak. Sedangkan
13. 100 90 pada tabel 4.6 dapat diketahui presentase ketuntasan
NP belajar sebesar 83,50% dan masuk dalam kategori sangat
14. 80 90 berkualitas, dari hal tersebut dapat diketahui bahwa
NHR presentase siswa yang belum tuntas yaitu sebesar 16,50%
15. 55 75 dan rata-rata nilai yang diperoleh siswa kelas III SDN
Gayam Kediri adalah sebanyak 83,5.
RB
16. 90 100 Nilai tersebut menandakan bahwa pembelajaran
RPL pada siklus II telah berhasil karena telah melebihi
17. 60 80 indikator keberhasilan pembelajaran yang ditentukan yaitu
YK ≥80% siswa tuntas belajar dengan Kriteria Ketuntasan
18. 70 80 Minimal (KKM) 75.
YMM
19. 100 100 Pembahasan
ZSF Peningkatan aktivitas guru selama kegiatan
20. 75 85
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
Jumlah 1455 1670 Snowball Throwing mengalami peningkatan dari siklus I
Rata-Rata 72,75 83,50 sampai siklus II. Persentase di siklus I 70,54% menjadi
86,61% di siklus II. Peningkatan ini terjadi dikarenakan
Persentase Ketuntasan 72,75
83,50% guru lebih aktif dalam membimbing siswa dalam bekerja
Belajar % kelompok dan guru memberi kesempatan yang luas bagi
siswa untuk menyampaikan pendapatnya dan mengajukan
pertanyaan.
Perbaikan-perbaikan yang dilakukan guru dalam
100.00% membimbing siswa untuk bekerja dalam kelompok pada
90.00% 83.50% setiap siklusnya dapat mendorong siswa untuk melakukan
80.00% proses belajar dengan baik. Selain itu melalui bimbingan
72.75%
guru, siswa juga mempunyai sarana untuk
70.00%
mengembangkan kemampuan berbahasa siswa terutama
60.00%
dalam penggunaan Bahasa Indonesia. Hal ini sesuai
50.00% dengan pernyataan dari Depdiknas (2006:124) bahwa
40.00% dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk
30.00% meningkatkan kemampuan peserta didik untuk
20.00% berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan
10.00% benar, baik secara lisan maupun secara tulis, serta
0.00% menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
Siklus I Siklus II manusia Indonesia. Sehingga siswa dapat menerima dan
mencerna pernyataan yang dikeluarkan oleh guru karena
Grafik 3. Persentase Keberhasilan Hasil Belajar Siswa dalam pembelajaran guru harus menggunakan Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar.
Hasil pengamatan di siklus I dapat diketahui bahwa Aktivitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I
siswa yang tuntas belajar sebanyak 12 anak dan siswa sampai siklus II. Persentase di siklus I 74,04% menjadi
87,50% disiklus II. Peningkatan ini terjadi dikarenakan

583
Penerapan Model Pembelajaran Snowball Throwing

penerapan model pembelajaran Snowball Throwing siswa dengan perangkat pembelajaran seperti kurikulum,
lebih aktif dalam belajar karena dapat membangkitkan struktur program, sarana dan prasarana pembelajaran
keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan pada (media pembelajaran), serta guru sebagai perancang
teman lain maupun guru dan merangsang siswa pembelajaran.
mengemukakan pertanyaan sesuai dengan topik yang
sedang dibicarakan dalam pembelajaran tersebut. Selain
itu dengan model pembelajaran ini siswa akan lebih
memahami dan mengerti secara mendalam tentang materi
pelajaran yang dipelajari dan siswa akan termotivasi untuk PENUTUP
meningkatkan kemampuannya karena siswa akan lebih Simpulan
mengerti makna kerjasama dalam menemukan pemecahan Aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran dengan
suatu masalah dan lebih bertanggung jawab atas tugas menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing
yang mereka dapatkan. mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus II
Hal tersebut sesuai dengan pendapat yang sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah
disampaikan oleh Sfitri (2011:11), kelebihan Snowball ditentukan, aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran
Throwing antara lain: a) Melatih kesiapan murid dalam dengan menerapkan model pembelajaran Snowball
merumuskan pertanyaan dengan bersumber pada materi Throwing mengalami peningkatan dari siklus I sampai
yang diajarkan serta saling memberikan pengetahuan. b) siklus II sesuai dengan indikator keberhasilan yang telah
Murid lebih memahami dan mengerti secara mendalam ditentukan dan peningkatan hasil belajar siswa selama
tentang materi pelajaran yang dipelajari. c) Dapat kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model
membangkitkan keberanian murid dalam mengemukakan pembelajaran Snowball Throwing mengalami peningkatan
pertanyaan kepada teman lain maupun guru. d) Melatih dari siklus I sampai siklus II. Peningkatan ini difokuskan
murid menjawab pertanyaan yang diajukan oleh temannya hanya pada peningkatan di ranah kognitif. Penerapan
dengan baik. e) Merangsang murid mengemukakan model pembelajaran Snowball Throwing membantu siswa
pertanyaan sesuai dengan topik yang sedang dibicarakan memahami materi, membuat siswa berani dalam
dalam pelajaran tersebut. f) Dapat mengurangi rasa takut mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan
murid dalam bertanya kepada teman maupun guru. g) pendapatnya, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan
Murid akan lebih mengerti makna kerjasama dalam siswa lebih termotivasi untuk meningkatkan
menemukan pemecahan suatu masalah. h) Murid akan kemampuannya.
memahami makna tanggung jawab. i) Murid akan lebih
bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial, Saran
budaya, bakat, dan intelegensia. j) Murid akan terus Dengan memperhatikan hasil yang diperoleh pada
termotivasi untuk meningkatkan kemampuannya. penelitian ini, maka disarankan pada guru kelas agar guru
sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang lebih
Hasil belajar siswa mengalami peningkatan selama
variatif dalam pembelajaran, salah satunya menggunakan
kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model
model pembelajaran Snowball Throwing. Hal ini
pembelajaran Snowball Throwing. Persentase siklus I
dikarenakan model pembelajaran Snowball Throwing
sebesar 72,75%, setelah diadakan perbaikan persentase
lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa, dapat
pada siklus II menjadi sebesar 83,50%. Hasil belajar
membuat siswa semakin termotivasi untuk meningkatkan
mengalami peningkatan dengan indikator keberhasilan
kemampuan mereka dan membuat siswa lebih berani
yang telah ditentukan.
dalam bertanya, selain itu guru sebaiknya memberikan
Hal ini dikarenakan guru memberikan motivasi banyak kesempatan pada siswa untuk menyampaikan
kepada siswa agarlebih aktif dan semangat dalam pendapat dan pertanyaan mereka agar pengetahuan siswa
pembelajaran serta lebih berani dalam mengungkapkan semakin luas dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
pendapatnya sehingga berpengaruh pada hasil belajar dan guru hendaknya selalu memberikan motivasi belajar
yang dicapai oleh siswa dan guru selalu berusaha terhadap siswa pada setiap pembelajaran, agar siswa
menumbuhkan minat siswa untuk selalu bersemangat memiliki ketertarikan dan semangat dalam proses
dalam belajar dan tidak merasa bosan. Selain itu, pembelajaran.
lingkungan disekitar siswa dibuat tetap kondusif selama Saran juga diberikan pada siswa agar siswa
pembelajaran agar siswa nyaman dalam belajar dan guru seharusnya lebih menambah pemahaman mereka tentang
selalu berusaha menggunakan media pembelajaran yang pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dan Bahasa Indonesia
sesuai dengan siswa dan materi yang sedang diajarkan dari buku-buku selain dari sekolah dan lebih berani dalam
agar siswa dapat memahami materi dengan optimal. Hal menyampaikan pendapat dan bertanya pada guru.
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Suryabrata
(dalam Aritonang, 2008:14) tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar siswa digolongkan menjadi DAFTAR PUSTAKA
tiga yaitu: faktor dalam yaitu faktor-faktor yang dapat Agustina, Entin T. 2013. Implementasi Model
mempengaruhi belajar yang berasal dari siswa yang Pembelajaran Snowball Throwing Untuk
sedang belajar, faktor luar yaitu faktor-faktor yang berasal Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat
dari luar siswa yang mempengaruhi proses dan hasil Produk Kria Kayu Dengan Peralatan Manual:
belajar dan faktor instrumen faktor yang berhubungan

584
JPGSD, Volume 03 Nomor 02 Tahun 2015

INVOTEC, (online), volume IX, No. 1,


(http://jurnal.upi.edu/pendidikan-dasar/view/177/imple
mentasi-model-pembelajaran-snowball-throwing-
untuk-meningkatkan-hasil-belajar-siswa-dalam-
membuat-produk-kria-kayu-dengan-peralatan-
manual-.html. Diunduh tanggal 3 Februari 2015.
Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran.
Jakarata: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2006. Proses Belajar Mengajar.
Bandung: Bumi Aksara.
Kurniawan, Deni. 2011. Pembelajaran Terpadu: Teori,
Praktik dan Penilaian. Bandung: Pustaka Cendikia
Utama..
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran:
Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja
Grafindo Persada.
Saminanto. 2010. Ayo Praktik PTK (Penelitian Tindak
Kelas). Semarang: Rasmail Media Group.
Sapriya. 2012. Pendidikan IPS: Konsep dan
Pembelajaram. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning: Teori &
Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar
Suprijono, dalam Hizbullah. 2013. Model Pembelajaran
Snowball Throwing. Tersedia di
http://muhammadanshari.blogspot.com/2013/10/model
-pembelajaran-snowball-throwing.html. Diakses
tanggal 3 Februari 2015.
Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindak Kelas:
Sebagai Pengembangan Profesi Pendidik dan
Keilmuan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-
Progesif. Jakarta: Kencana.
Trianto. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran
Tematik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Trianto. 2012. Panduan Lengkap Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori
dan Praktek. Jakarta: Prestasi Pustaka.

585

Anda mungkin juga menyukai