Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL 1

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP

NAMA : YUYUN YUNARI


NIM 857469639
PROGRAM STUDI : S1-PGSD
POKJAR/KELAS : SINDANGKASIH /B

UPBJJ BANDUNG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2022
Silahkan Kerjakan Latihan ini dengan benar!

No Soal Skor
1. Jelaskan secara singkat alasan-alasan mengapa pembelajaran kelas rangkap perlu 27
dipelajari di era digital ini? Berikan contoh kasus yang dapat Saudara ambil di berita
untuk menjelaskan salah satu alasan tersebut!
2. Jelaskan prinsip-prinsip yang mendasari Pembelajaran Kelas Rangkap dan berikan 20
contohnya!
3. Jelaskan model pembelajaran kelas rangkap 221 dan 222 beserta contoh penerapannya 14
disesuaikan dengan tema dalam pembelajaran kurikulum 2013!
Skor Total 61

JAWANBAN

1. Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan suatu bentuk pembelajaran yang


mempersyaratkan guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dalam waktu yang sama serta
menghadapi dua atau lebih tingkat kelasyang berbeda. PKR juga berarti bahwasannya guru
mengajar dan menghadapi murid dengan kemampuan belajar yang berbeda. Mengapa PKR
diperlukan pada era digital ini ? banyak sekali alasan pentingnya PKR pada era digital ini,
diantaranya :
Alasan Geografis, lokasi pembelajaran yang sulit dijangkau, terbatasnya sarana transportasi
serta pemukiman yang jaraknya berjauhan bisa dibantu dijangkau melalui daring
Alasan Demografis, PKR menjadi pendekatan yang tepat serta praktis ketika mengajar murid
dengan jumlah yang kecil atau murid yang tinggal di pemukiman yang jarang penduduknya
Kekurangan Guru, meskipun jumlah guru secara keseluruhan terbilang banyak, namun pada
kenyataannya pendistribusian jumlah guru mengalami selisih yang jomplang antara perkotaan
dan pedesaan
Keterbatasan Ruang Kelas, infrastruktur yang belum terbangun dengan merata hingga
bangunan-bangunan sekolah yang masih belum memadai di beberapa daerah menyebbakan
terbatasnya ruang kelas. Artinya, era digital ini menyuguhkan manusia dengan canggihnya
teknologi dalam jaringan hingga hampir semua aspekdapat ditembus secara daring. Bahkan,
masa pandemi ini pendidikanpun dapat dilakukan secara daring. PKR akan terfasilitasi dengan
baik dengan canggihnya teknologi.

2. Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) seperti pada umumnya memiliki prinsip-prinsip umum
baik yang bersifat psikologis-pedagogis maupun didaktik-metodik. Psikologis-pedagogis
berkenaan dengan perubahan perilaku siswa, sedangkan didaktik-metodik berkenaan dengan
strategi atau prosedur pembelajaran.
Prinsip umum psikologis-pedagogis antara lain:

1. Perbedaan individual anak dalam perkembangan kognitif, sikap, dan perilakunya


menuntut perlakuan pembelajaran yang cocok dengan tingkatannya. Misalnya
perilaku terhadap siswa kelas I tentu berbeda dengan perlakuan terhadap siswa kelas
V
dikarenakan pada tingkat usia kelas I proses berpikir konkret lebih dominan, sedangkan
siswa kelas V sudah mulai dapat berpikir abstrak. (Piaget dalam Bell-Gredler:1986).
2. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar baik yang datang dari dalam diri siswa
(motivasi instrinsik) maupun yang datang dari luar diri siswa (motivasi instrumental).
Oleh karena itu pembelajaran harus diawali dengan menumbuhkan motivasi siswa agar
merasa butuh dan mau belajar.
3. Belajar sebagai proses akademis dalam diri individu untuk membangun pengetahuan,
sikap, dan keterampilan melalui transformasi pengalaman. Proses tersebut dapat
dipandang sebagai suatu siklus proses pengalaman konkret (concrete experience),
pengamatan mendalam (reflective observation), pemikiran abstrak (abstract
conseptualization), dan percobaan atau penerapan secara aktif (active experimentation).
(Kolb: 1986).
4. Belajar dari teman seusia (peer group) terutama mengenai sikap dan keterampilan sosial
dapat berhasil dengan baik melalui interaksi sosial yang sengaja dirancang.
5. Pencapaian dampak instruksional (instuructional effects) dan dampak pengiring
(nurturant effect) menuntut lingkungan dan suasana belajar yang memungkinkan sisswa
dapat melakukan kegiatan belajar yang dirancang dengan baik oleh guru dan terciptanya
suasana belajar secara kontekstual.

Menurut Djalil dan Wardani (1997) serta Rake Joni (1998) PKR memiliki beberapa prinsip
khusus seperti berikut :
a. Keserempakan kegiatan belajar-mengajar. Dalam PKR seorang guru dalam waktu yang
bersamaan misalnya dari pukul 08.00-09.20 (2 jam pelajaran) menangani pembelajaran
IPA untuk kelas V dan IPS kelas VI. Pada saat itu siswa kelas V dan kelas VI dalam
satu atau dua ruangan secara serempak belajar di bawah bimbingan seorang guru.
Dengan prinsip ini pemanfaatan sumber daya dalam hal ini guru dan waktu yang
tersedia dapat lebih optimal.
b. Kadar tinggi waktu keaktifan akademik. Yang dimaksud dengan waktu keaktifan
akademik (WKA) adalah waktu yang benar-benar digunakan oleh siswa untuk belajar
(membaca, menyimak, menulis, berlatih keterampilan, berdiskusi). Misalnya dalam
dua jam pelajaran tersedia 2 x 40‟ = 80‟. Selama 15‟ digunakan oleh guru untuk
mengabsen, mengatur kelompok, 65‟ sisanya digunakan oleh siswa untuk berbagai
kegiatan belajar. Dalam 65‟ itulah siswa benar-benar melakukan kegaitan belajar atau
sering disebut juga “on-task” (Flander:1972). Bila selama 65‟ itu ternyata ada sebagian
waktu yang digunakan untuk „ngobrol‟ selain materi pelajaran atau mungkin melamun
misalnya selama 10‟ maka yang benar-benar dipakai belajar hanya 55‟ on-task. Selama
10‟ tersebut para siswa tidak belajar atau sering sering disebut „off-task‟ (Flander:
1972). Dengan menerapkan PKR seorang guru dapat mengurangi lama waktu kosong
karena dua kelas ditangani secara serempak sehinggawaktu keaktifan akademik
menjadi semakin tinggi.
c. Kontak psikologis guru-murid yang berkelanjutan. Dengan menerapkanPKR interaksi
guru-murid baik yang berupa perhatian, pengarahan, bimbingan pembelajaran, dan
monitoring menjadi suatu proses akan berlangsung secara bervariasi dan terus menerus
terutama PKR dengan satu ruangan. Bila PKR diterapkan dalam dua atau tiga ruangan
memang ada sebagian perhatian misalnya kontak pandang guru-murid yang terputus.
Kontak psikologis guru-murid yang bervariasi ini sangat penting untuk dibangun dan
dipelihara, bila tidak maka pembinaan disiplin siswa akan berkurang.
d. Pemanfaatan sumber belajar yang efisien. Kita menyadari bahwa di sekolah dasar
terutama di pedesaan sumber belajar tertulis dirasakan sangat kurang. Banyak sekali
SD yang tidak memiliki perpustakaan sekolah. Malah dalam beberapa kasus hanya
terdapat satu eksemplar buku pelajaran untuk satu kelas. Dengan menerapkan PKR
sumber belajar tertulis yang jumlahnya terbatas dapat digunakan secara bersama-sama.

3. Model-model Pembelajaran Kelas Rangkap :


a. Model PKR 221 yaitu dua kelas, dua mata pelajaran, satu ruangan. Model PKR 221
merupakan model PKR Murni karena prinsip keserempakan terpenuhi tanpa batas fisik.
Perhatian tatap muka sebagai wahana pedagogis kontrol guru terhadap kelas dapat
berlangsung terus menerus. Model ini sangat dianjurkan untuk digunakan karena paling
efektif diantara model PKR lainnya. Namun, model ini hanya mungkin diterapkan jika
jumlah siswa tidak terlampau banyak ( 15 – 20 orang ).
Pada model PKR 221 ini, seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas 5 dan kelas
6, dengan dua mata pelajaran IPS dan IPA, dalam satu ruangan. Langkah-langkah
pembelajaran pada model ini, dapat diperhatikan matrik berikut ini.

Kegiatan/Waktu Kelas V (IPS) Kelas VI (IPA)


1. Pendahuluan (10 menit) Pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan;
penjelasan skenario dan hasil belajar
2. Kegiatan Inti 1 (20 menit) Tugas Individual Kerja Kelompok
3. Kegiatan Inti 2 ( 20 menit) Kerja Kelompok Ceramah, Tanya jawab
4. Kegiatan Inti 3 (20 menit) Ceramah, kerja
Diskusi, Tanya jawab
kelompok
5. Penutup (10 menit) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut.
Persiapan kegiatan belajar berikutnya.

b. Model PKR 222 yaitu dua kelas, dua mata pelajaran, dua ruangan. Model PKR 222
merupakan model PKR Modifikasi untuk kondisi jumlah siswa lebih dari 20 orang, yang
tidak mungkin ditampung dalam satu ruangan. Waktu tunggu tentunya lebih lama karena
guru harus berpindah – pindah diantara 2 ruangan.
Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya
kelas 5 dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran matematika di kelas 5 dan IPA di
kelas 6. Topik yang diajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses pembelajaran
berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang berhubungan dengan pintu. Langkah-
langkah pembelajaran dapat diperhatikan matrik berikut ini.
Kegiatan/Waktu Kelas V (Matematika) Kelas VI (IPA)
Pengantar dan pengarahan umum diberikan secara
1. Pendahuluan (10 menit) bersama dalam dua ruangan yang berhubungan,
penjelasan scenario dan hasil belajar
2. Kegiatan Inti 1 (15 menit) Penjelasan guru Kegiatan individual
3. Kegiatan Inti 2 (15 menit) Tanya jawab Kegiatan individual
4. Kegiatan Inti 3 (15 menit) Kerja individual Tanya jawab
5. Kegiatan Inti 4 (15 menit) Kerja individual Tanya jawab
Reviuw umum, pergantian, penguatan, tindak lanjut,
6. Penutup (10 menit)
tugas. Pengantar jam pelajaran berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai