Anda di halaman 1dari 15

FONOLOGI SEBAGAI KAJIAN DARI ILMU LUGHAH

Disusun Oleh:
Abdurrahman Afif
Muhammad Rafif Irfan
Muhammad Fatih Assiddiqi

Dosen Pembimbing :
Ade Muhammad Ritonga, M. Pd

Prodi Pendidikan Bahasa Arab


Semester VII A

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AS-SUNNAH


DELI SERDANG
T.A 2023/2024 M
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang telah melimpahkan rahmat


serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas pada mata kuliah Linguistik, dengan judul: “Fonologi Sebagai Kajian
Dari Ilmu Lughah ”. Shalawat bertabur salam, semoga senantiasa tercurahkan kepada
Nabi Muhammad Shallallahu’alaaihiwasallam beserta para keluarga, sahabat, dan
orang-orang yang senantiasa berjalan di atas sunnahnya sampai hari kiamat kelak.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang dengan baik memberikan dukungan, saran dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. Dan ucapan terima kasih yang tak terhingga
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca demi
penyempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat diambil manfaatnya oleh penulis sendiri dan pihak
yang membaca makalah kami.

Deli Serdang, 18 September 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I ................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2

C. Tujuan Penyusunan Makalah ............................................................................. 2

BAB II............................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3

A. Definisi Fonologi ..................................................................................................... 3

B. Identifikasi Fonem Secara Umum ............................................................................ 5

C. Identifikasi Fonem Secara Bahasa Arab .................................................................. 5

BAB III ........................................................................................................................... 11

PENUTUP ...................................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ............................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa, sebagai fokus penelitian dalam bidang linguistik, memegang
peran yang signifikan dalam kehidupan manusia. Hubungan erat antara bahasa
dan kehidupan adalah fenomena yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Kebutuhan manusia terhadap bahasa memiliki tingkat kepentingan yang sangat
tinggi dalam pemenuhan serta kelangsungan interaksi antar individu.

Penting untuk diketahui bahwa dalam konteks tulisan ini, bahasa mengacu
pada sistem bunyi yang diucapkan atau dinyatakan oleh manusia. Pada dasarnya,
bahasa adalah rangkaian bunyi yang diucapkan oleh manusia. Bunyi-bunyi ini
berlaku untuk semua bahasa yang digunakan oleh manusia, termasuk bahasa Arab.
Setiap bunyi yang dikenal atau diidentifikasi oleh seseorang kemudian disusun
menjadi ujaran yang memiliki makna.

Dengan kata lain, bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang


digunakan manusia untuk menyampaikan pesan, berinteraksi, dan berbagi
informasi. Bahasa juga memainkan peran kunci dalam memenuhi kebutuhan
sehari-hari dan mempertahankan interaksi sosial antara individu-individu. Oleh
karena itu, bahasa merupakan elemen integral dalam kehidupan manusia yang tak
terpisahkan dari budaya dan keberlangsungan masyarakat.

Bahasa adalah suatu sistem lambang yang menggunakan bunyi-bunyi


yang bersifat manasuka, digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi satu sama
lain. Sebagai suatu sistem, bahasa memiliki sifat yang teratur dan terstruktur, serta
memiliki subsistem yang mencakup aspek fonologi, tata bahasa, dan kosakata.
Ketiga aspek ini, menurut Yayat Sudaryat, saling terkait dalam studi bunyi
(fonologi) dan makna (semantik). Oleh karena itu, bunyi dan makna menjadi titik
temu ketiga subsistem tersebut.1 Dalam tulisan ini, kita akan mengulas dengan
rinci mengenai studi bunyi atau fonologi.

1
Yayat Sudaryat, Makna Dalam Wacana (Bandung: CV. Yrama Widya, 2008), h. 2.

1
Salah satu area studi dalam ilmu linguistik adalah fonologi. Area ini
berfokus pada segala hal yang berkaitan dengan bunyi-bunyi dalam bahasa. Untuk
para pembelajar bahasa, terutama bahasa Arab, penting untuk memahami terlebih
dahulu bunyi-bunyi yang ada dalam bahasa tersebut sebelum mempelajari struktur
bahasa dan maknanya. Perlu ditekankan bahwa bunyi dan suara adalah dua konsep
yang berbeda. Bunyi bisa muncul melalui berbagai jenis getaran, baik dari benda
maupun alat suara manusia. Kridalaksana menjelaskan bahwa bunyi adalah kesan
yang dirasakan oleh pusat syaraf sebagai akibat dari getaran gendang telinga yang
merespons perubahan dalam tekanan udara.2 Dengan definisi tersebut, jelas bahwa
dalam konteks bahasa, bunyi merujuk pada suara yang dihasilkan oleh alat ucap
manusia.

Semua suara yang bukan dihasilkan oleh alat ucap manusia tidak termasuk
dalam kategori bunyi bahasa. Terdapat beberapa suara yang dihasilkan oleh alat
ucap manusia, tetapi tidak memiliki makna yang dapat dipahami, sehingga tidak
dapat digolongkan sebagai bunyi bahasa. Contoh dari suara-suara ini termasuk
batuk, bersin, dan lain sebagainya, yang tidak masuk ke dalam sistem bunyi
bahasa. Untuk lebih jelasnya, bunyi bahasa dapat diidentifikasi sebagai bunyi
ujaran, yaitu unit bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dikenal
sebagai fonem dalam bidang fonetik dan fonem dalam bidang fonemik.3 Dalam
tulisan ini, akan dibahas topik fonologi bahasa Arab, dengan fokus pada aspek
fonemnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dari fonologi?
2. Bagaimana mengidentifikasi fonem secara umum?
3. Bagaimana mengidentifikasi fonem bahasa arab?

C. Tujuan Penyusunan Makalah


1. Memahami pengertian dari fonologi.
2. Dapat mengidentifikasi fonem secara umum
3. Dapat mengidentifikasi fonem bahasa arab.

2
Harimurti Kridalaksana, Kamus Linguistik, 4th ed. (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 27.
3
Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2012).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Fonologi
Kata fonologi (bahasa Indonesia) diserap dari bahasa Inggris, yaitu
“phonology” yang artinya sama dengan arti yang terdapat dalam bahasa Indonesia,
yaitu “Bidang ilmu linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut
fungsinya.”4

Sedangkan menurut Brog sebagaimana dikutip Umar bahwa fonologi


adalah:

5
‫ذلك الفرع من علم اللغة الذي يعالج الظواهر الصوتية من ناحية وظيفتها اللغوية‬

Terdapat pula definisi fonologi yang lain, menurut Verhaar, fonologi adalah
“Bidang khusus dalam linguistik yang mengamati bunyi-bunyi suatu bahasa
tertentu menurut fungsinya untuk membedakan makna leksikal dalam bahasa
tersebut.”6

Pakar linguistik membedakan antara istilah fonetik dan dan fonemik. Dimana yang
pertama berarti ilmu yang menyelidiki sistem bunyi tanpa memerhatikan,
membedakan arti atau tidak. Sementara yang kedua adalah sebaliknya; ilmu yang
menyelidiki sistem bunyi suatu bahasa serta memperhatikan perbedaan arti atau
makna yang ditimbulkan oleh perbedaan bunyi dimaksud.

Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa penyelidikan terhadap


bunyi-bunyi dalam bahasa ada dua; (1) Penyelidikan bunyi-bunyi yang berfungsi
membedakan makna atau semantik kata dan (2) Penyelidikan bunyi-bunyi bahasa
yang tidak membedakan makna atau semantik kata. Nomor satu adalah fonologi

4
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 5th ed. (Jakarta:
Balai Pustaka, 2016), h. 948.
5
Ahmad Mukhtar Umar, Dirasat Al-Shout Al-Lughawiy (Kairo: ’Alam al-Kutub, 1997), h. 68.
6
Sahkholid Nasution, Pengantar Liguistik Bahasa Arab (Sidoarjo: CV. Lisan Arabi, 2017), h. 92.

3
atau fonemik. Sedangkan nomor dua adalah fonetik sebagaimana penjelasan
Sakholid di dalam buku Beliau7

Dalam bahasa Arab ilmu bunyi atau fonologi ini dikenal dengan nama ilmu
al-Aswat. ilmu al-Aswat yaitu ilmu yang membahas tentang pembentukan,
perpindahan dan penerimaan bunyi bahasa.8

Istilah fonemik dapat didefinisikan sebagai satuan bahasa terkecil yang


bersifat fungsional, artinya satuan fonem memiliki fungsi untuk membedakan
makna.9

Untuk memudahkan pemahaman pembaca terkait fonologi atau fonemik,


ada baiknya kami memaparkan pengertian komponen fonologi yaitu fonem
menurut beberapa ahli.

Menurut Umar, fonem adalah:

10
‫الوحدة املتميز الصغرئ اليت ميكن جتزئ سلسلة التعبري إليها‬

Menurut Gorys Keraf dalam Rahlina Musykar (1999) fonem adalah


kesatuan yang terkecil yang terjadi dari bunyi-bunyi ujaran yang dapat
membedakan makna.11

Adapun menurut Samsuri mengatakan, bahwa fonem adalah bunyi-bunyi


yang membedakan arti atau pengertian.12

7
Ibid, h. 93.
8
Ali Al-Khouli, Mu’jam Ilmu Al-Aswat (Riyadh: Riyadh University, 1982),h. 112.
9
Saida Gani and Berti Arsyad, “Kajian Teoritis Struktur Internal Bahasa,” ’A Jamiy, Jurnal
Bahasa Dan Sastra Arab, 2018, h. 5.
10
Umar, Dirasat Al-Shout Al-Lughawi, h. 161y.
11
Rahlina Musykar Nasution, Fonologi (Medan: Universitas Sumatera Utara, 1999), h. 57.
12
Samsuri, Analisis Bahasa (Jakarta: Erlangga, 1991), h. 124.

4
B. Identifikasi Fonem Secara Umum
Identifikasi fonem merupakan usaha atau langkah-langkah untuk
menentukan apakah suatu suara termasuk dalam kategori fonem atau tidak.
Pendekatan ini melibatkan pencarian unit bahasa, seperti kata, yang memiliki suara
tertentu, dan membandingkannya dengan unit bahasa lain yang memiliki kesamaan
suara. Jika suara-suara tersebut menghasilkan perbedaan makna, maka dapat
disimpulkan bahwa suara tersebut adalah fonem.

Contohnya, dalam bahasa Indonesia, kata 'larang' dibandingkan dengan


'lalang'. Keduanya memiliki kesamaan bunyi dan jumlah bunyi yang sama (6
bunyi). Perbedaan antara keduanya terletak pada bunyi /r/ pada kata pertama dan
bunyi /l/ pada kata kedua. Perbedaan bunyi ini ternyata dapat mempengaruhi makna
kata. Karena perbedaan bunyi tersebut dapat membedakan makna, maka dalam
bahasa Indonesia, /r/ dan /l/ dianggap sebagai fonem karena memiliki peran dalam
membedakan makna.

Perlu dicatat bahwa identifikasi fonem hanya relevan dalam konteks bahasa
tertentu. Sebagai contoh, dalam bahasa Mandarin (Cina), terdapat fonem /t/ dan
fonem /th/ karena ada minimal pasangan kata, seperti kata /tin/ yang berarti 'paku',
dan kata /thin/ yang berarti 'mendengar'.13

C. Identifikasi Fonem Secara Bahasa Arab


Beberapa fonem dalam bahasa Arab yang diduga memiliki kesamaan atau
kemiripan adalah sebagai berikut:

1. Fonem Vokal

1) Vokal --ِ-/i/ dan ‫ ﻲـِـ‬/î/distribusinya sebagai berikut :

di awal : ‫ سن‬/sinnun/ ‘umum, gigi.

: ‫ سين‬/sîn/ ‘huruf

13
Chaer, Linguistik Umum, h. 126.

5
2) Vokal --َ- /a/ dan ‫ ﺎـ َ ـ‬/â/. Distribusinya sebagai berikut :

di awal : ‫ نصر‬/naşara/ ‘dia telah, menolong.

: ‫ نﺎصر‬/nâşara/ ‘saling menolong

3) Vokal -ُ-- /û/ dan ‫ ﻮ ُ ـ‬/û/. Distribusinya sebagai berikut :

di awal : ‫ نصر‬/nûşira/ ‘dia telah, menolong’.

: ‫ نوصر‬/nūşira/ ‘saling menolong’.

4) Vokal --ِ- /i/ dan --َ- /a/. Distribusinya sebagai berikut:

di awal : ‫ من‬/min/ ‘dari’.

‫ من‬/man/ ‘siapa’

5) Vokal --ِ- /i/ dan --ُ-- /u/ Distribusinya sebagai berikut :

di awal : ‫ بر‬/birrun/ ‘kebaikan’

‫ بر‬/burrun/ ‘gandum

6) Vokal --َ- /a/ dan --ُ-- /u/. Distribusinya sebagai berikut :

di awal : ‫ بر‬/barrun/ ‘daratan’

‫ بر‬/burrun/ ‘gandum’14

7)

2.Fonem Konsonan

1) Konsonan “‫ ”ت‬/t/ dan “‫ ”ط‬/t/ distribusi sebagai berikut:

di awal : ‫ تين‬/tîn/ ‘buah tin’

: ‫ طين‬/thîn/ ‘tanah’

14
Nasution, Pengantar Liguistik Bahasa Arab, h. 95-96.

6
di tengah : ‫ فﺎتر‬/fâtir/ ‘yang hangat-hangat kuku’

: ‫ فﺎطر‬/fâthir/ ‘yang menciptakan’

di akhir : ‫ سبت‬/sabtun/ ‘bakul, keranjang’

: ‫ سبط‬/sabthun/ ‘yang tidak keriting’

Huruf “‫ ”ت‬/t/ dan “‫ ”ط‬/t/ dalam bahasa Arab adalah dua buah fonem
yang berbeda, namun dapat membedakan makna.

2) Konsonan “‫”ت‬/t/ dan “‫”ﺩ‬/d/ distribusi sebagai berikut:

di awal : ‫ تب‬/tabba/ ‘celaka, binasa’

: ‫ ﺩب‬/dabba/ ‘merangkak, merayap

di tengah : ‫ ختم‬/khatama/ ‘selesai, menurut’

: ‫ خﺩم‬/khadama/ ‘melayani’

di akhir : ‫ مواﺩ‬/mawadun/ ‘barang-barang’

: ‫ موات‬/mawatun/ ‘yang tiada bernyawa’

Huruf “‫ ”ت‬/t/ dan “‫ ”ﺩ‬/d/ dalam bahasa Arab adalah dua buah fonem
yang berbeda, namun dapat membedakan makna.

3) Konsonan “‫ ”ك‬/k/ dan “‫ ”ق‬/q/ distribusinya sebagai berikut

Di awal: ‫ كلب‬/kalbun/ ‘anjing’

‫ قلب‬/ qalbun/ ‘hati’

Diakhir: ‫ حلك‬/halaka/ ‘yang hitam pekat’

‫ حلق‬/halaqa/ ‘mencukur’

Dapat diidentifikasi bahwa konsonan” ‫ ”ك‬dan “‫ ”ق‬dalam bahasa Arab


adalah dua fonem yang berbeda dan menghasilkan makna yang berbeda

7
4) Konsonan “‫ ”ﺩ‬dan “‫ ”ض‬distribusinya yaitu:

Diawal: ‫ ﺩل‬/dalla/ ‘Menunjuk’

‫ ضل‬/Dhalla/ ‘Sesat’

Kedua huruf ini merupakan fonem yang berbeda dan dapat membedakan
makna dalam penggunaannya.

5) Konsonan “‫ ”ث‬dan “‫ ”ذ‬dengan contoh sebagai berikut:

Diawal: ‫ ثم‬/tsamma/ ‘disana’

‫ ذم‬/dzamma/ ‘mencela’15

6) Konsonan “‫ ”ذ‬dan “‫”ظ‬dengan distribusi sebagai berikut:

Di tengah: ‫ إذالل‬/izlaal/ ‘penghinaan’


‫ إظالل‬/izhlaal/ ‘naungan’

7) Konsonan “‫ ”س‬dan “‫ ”ص‬dengan contoh sebagai berikut:

Diawal: ‫ سﺎر‬/saara/ ‘berjalan’

‫ صﺎر‬/ shaara/ ‘berubah menjadi’

Diakhir: ‫ حرس‬/harasa/ ‘menjaga’

‫ حرص‬/harasha/ ‘rakus’

8) Konsonan “‫ ”س‬dan “‫ ”ش‬dengan contoh sebagai berikut:

Diawal: ‫ سر‬/sarra/ ‘membuat senang’

‫ شر‬/syarra/ ‘buruk’

9) Konsonan “‫ ”ح‬dan “‫ ”ه‬dengan contoh sebagai berikut:

15
Ibid, h. 96-98.

8
Di tengah: ‫ نحر‬/nahara/ ‘menyembelih’

‫ نهر‬/nahara/ ‘membentak’

10) Konsonan “‫ ”ح‬dan “‫ ”ع‬dengan contoh sebagai berikut

Di tengah: ‫ نحل‬/nahlun/ ‘lebah’

‫ نحل‬/na’lun/ ‘sendal’

11) Konsonan "‫ "ء‬dan “‫ ”ه‬dengan contoh sebagai berikut:

Di Tengah: ‫ سأل‬/sa’ala/ ‘bertanya’

‫ سهل‬/sahula/ ‘gampang’16

12) Konsonan “‫ ”ء‬dan “‫ ”ع‬dengan contoh sebagai berikut:

Di akhir: ‫ بﺩأ‬/bada a/ ‘memulai’

‫ بﺩع‬/bada’a/ ‘merekayasa’

13) Konsonan “‫ ”ك‬dan “‫ ”خ‬dengan contoh sebagai berikut

Di awal: ‫ كليل‬/kalilun/ ‘yang tumpul’

‫ خليل‬/khalilun/ ‘kekasih’

14) Konsonan “‫ ”خ‬dan “‫ ”غ‬dengan contoh sebagai berikut:

Di awal: ‫ خﺎن‬/khana/ ‘berkhianat’

‫ غﺎن‬/gana/ ‘menjadi kaya’

15) Konsonan “‫ ”ث‬dan “‫ ”س‬dengan contoh sebagai berikut

Di awal: ‫ ثلج‬/tsaljun/ ‘air es’

‫ سلج‬/saljun/ ‘pemberian’

16
Ibid, h. 98-99.

9
16) Konsonan “‫ ”ز‬dan “‫ ”ج‬dengan contoh sebagai berikut

Di awal: ‫ زار‬/zaara/ ‘berkunjung’

‫ جﺎر‬/jaara/ ‘bertindak zalim’17

Sementara itu, bunyi-bunyi konsonan yang tidak termasuk pada penjelasan


di atas, yaitu ‫ ب‬/b/, ‫ر‬/r/, ‫ﻑ‬/f/, ‫ل‬/l/, ‫م‬/m/, ‫ن‬/n/, ‫و‬/w/, dan ‫ﻱ‬/y/ langsung menjadi fonem,
karena tidak terdapat di dalam titik artikulasi dan cara artikulasi yang sama, atau
bukan merupakan pasangan-pasangan bunyi yang dicurigai kesamaannya.18

17
Ibid, h. 99-101.
18
Nasution, Fonolog, h. 49i.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Fonologi adalah bidang ilmu linguistik yang menyelidiki bunyi-bunyi suatu
bahasa tertentu menurut fungsinya untuk membedakan makna kata tersebut. Fonem
adalah kesatuan yang terjadi dari bunyi-bunyi ujaran yang dapat membedakan
makna.

Identifikasi fonem merupakan usaha atau langkah-langkah untuk


menetukan apakah suatu suara termasuk dalam kategori fonem atau tidak. Jika
suara-suara tersebut menghasilkan perbedaan makna, maka dapat disimpulkan
bahwa suara tersebut adalah fonem. Identifikasi fonem hanya relevan dalam
konteks bahasa tertentu

11
DAFTAR PUSTAKA

Al-Khouli, Ali. Mu’jam Ilmu Al-Aswat. Riyadh: Riyadh University, 1982.

Chaer, Abdul. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.

Gani, Saida, and Berti Arsyad. “Kajian Teoritis Struktur Internal Bahasa.” ’A
Jamiy, Jurnal Bahasa Dan Sastra Arab, 2018.

Kebudayaan, Departemen Pendidikan dan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. 5th


ed. Jakarta: Balai Pustaka, 2016.

Kridalaksana, Harimurti. Kamus Linguistik. 4th ed. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama, 2013.

Nasution, Rahlina Musykar. Fonologi. Medan: Universitas Sumatera Utara, 1999.

Nasution, Sahkholid. Pengantar Liguistik Bahasa Arab. Sidoarjo: CV. Lisan


Arabi, 2017.

Samsuri. Analisis Bahasa. Jakarta: Erlangga, 1991.

Sudaryat, Yayat. Makna Dalam Wacana. Bandung: CV. Yrama Widya, 2008.

Umar, Ahmad Mukhtar. Dirasat Al-Shout Al-Lughawiy. Kairo: ’Alam al-Kutub,


1997.

12

Anda mungkin juga menyukai