Modul - 3 - 4 - Kelompok 2 Perspektif Pendidikan SD
Modul - 3 - 4 - Kelompok 2 Perspektif Pendidikan SD
dan Kebudayaan
Undang-undang No. 4 Tahun 1950 tentang Dasar-dasar Pendidikan, Pengajaran,
dan Kebudayaan di seluruh RI
4.Keputusan Presiden No 145 Tahun 1965 tentang perumusan Tujuan
pendidikan sesuai dengan Manipol-USDEK
5.Ketetapan MPRS No.XXVII/MPRS/1996 tentang Agama, Pendidikan, dan
Kebudayaan, yang mengganti rumusan tujuan Pendidikan nasional menurut
Keputusan Presiden No.145 Tahun 1965 tentang perumusan Tujuan Pendidikan
sesuai dengan Manipol-USDEK
6.Undang-undang No.22 Tahun 1961 khusus mengatur tentang Perguruan Tinggi
Undang-undang No.2 Tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
7.
Kebijakan Strategi artinya kebijakan atau
keputusan manajemen / politik yang bersifat
mendasar dan menyeluruh dari sebuah
organisasi
Mencakup kurikulum dan perangkat
pendidikan lainnya serta pengelolaan
pendidikan secara keseluruhan
1. Daerah terpencil secara geografis karena letaknya
berjauhan dengan daerah lain dan komunukasi yang
sulit
2. Daerah dengan penduduk yang padat
3. Daerah Normal
SD biasa yang memiliki tempat belajar
atau gedung rata-rata enam ruangan ,
satu ruang guru, satu ruang perpustakaan
, kamar mandi/wc, serta fasilitas lainnya
yang pada umumnya dibangun dengan
biaya Pemerintah melalui Program Inpres
Proses Pembelajaran : Pagi, Siang, dan
Sore
Beban belajar setiap tingkat kelas 33 jam
per minggu, dan hari efektif
240-245 hari per tahun
Pendidikan formal setingkat SD yang dalam
proses pendidikannya mengajarkan bidang studi
agama islam dengan beban belajar lebih banyak
dari SD biasa
Program Pendidikan SD kolaborasi
dengan masyrakat
1. Program pendidikan luar sekolah
yang bermakna bekerja sambil belajar
(Kejar)
2. Peserta anak usia SD yang putus
Sekolah Dasar
Lembaga pendidikan yang di peruntukkan bagi
anak tuna netra(SLB A), anak tuna rungu ( SLB
B), anak terbelakang ( SLB C ), anak tuna daksa (
SLB D ) dan anak tuna laras ( SLB E )
Lembaga pendidikan yang bersifat
inklusif yakni pendidikan yang
menggabungkan anak yang normal dan
mengalami ketunaan untuk belajar secara
bersamaan dan gurunya terdiri atas guru
biasa dan guru pembimbing khusus untuk
anak yang memiliki ketunaan tersebut
MODUL 3
KEGIATAN BELAJAR 2
A. Ketentuan Perundang-Undangan
Terkait Pendidikan SD
Dalam KB pertama, bahwa tumbangnya
rezim pemerintahan Orde Baru yang ditandai
dengan mundurnya Presiden Soeharto dan
dilantiknya BJ.Habibie, yang pada saat itu
berkedudukan sebagai Wakil Presiden RI.
➢ Tanggal 21 Mei 1998, merupakan tonggak
sejarah dimulainya suatu era dalam sejarah
politik
kontemporer Indonesia.
➢ Sejak saat itulah sebagai simbol dimulainya
gerakan-gerakan reformasi nasional menyeluruh,
dikenal sebagai era Reformasi.
➢ Perkembangan pendidikan nasional pada era
Reformasi tidaklah bisa dipisahkan dari
perkembangan pendidikan nasional pada era
orde baru.
➢ Perundang-Undanngan yang mengatur
Sistem Pendidikan Nasional pada Era
Reformasi adalah Pasal 31 UUD 1945 .
➢ Sebelum dan sesudah UUD 1945 di
amandemen dijabarkan secara legal /formal
dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1998
➢ Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), mengatur pendidikan
nasional dari tahun 2003 sampai dengan saat ini.
➢ Peraturan Pemerinta RI No.19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (SNP) sebagai salah satu ketentuan
perundang-undangan turunannya
➢ Paradigma sentralisasi pendidikan yang ditandai dengan
peran Pemerintah Pusat yang sangat besar,
sekarang menjadi paradigma desentralisasi pendidikan
yang menekankan pada otonomi daerah, yang ditandai
dengan peran pemerintah daerah (kabupaten/kota) yang
sangat besar.
➢ Pendidikan pada era Reformasi adalah lanjutan
Pembangunan Jangka Panjang Kedua ( PJP II ) awal
Repelita VI (1994/1995-1998-1999) yang merupakan
kelanjutan dari repelita I sampai dengan Repalita V
era Orde Baru.
➢ Pada awal era Reformasi secara nasional
dilaksanakan berdasarkan pada Garis Besar Haluan
Negara( GBHN ) sebagaimana tertuang dalam
Ketetapan Majelis Permusyawaratan rakyat ( Tap
MPR ) Nomor II/MPR/1998.
➢ Sasaran nasional pendidikan dalam kurun waktu 1998-
2003, ditetapkan Kebijakkan Nasional Pembangunan
Ketujuh, atau Pelita VII.
➢ Secara singkat dapat dikemukaan bahwa
pendidikan nasional :
❖ Metode Bermain
❖ Metode Karyawisata
❖ Metode Demonstrasi