NIM : 858866795 PRODI : FKIP_PGSD-BI MATERI : PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD
JAWABAN:
1. Paparkan pendapat anda terkait konsep pemerolehan bahasa pertama dan
kedua! Pemerolehan bahasa atau yang di sebut juga language acquisition merupakan kemampuan alami seorang anak dalam mendapatkan cara untuk berkomunikasi atau mengkomunikasikan suatu hal pada orang di sekitarnya. Pemerolehan bahasa pada anak menurut Solchan T. W dalam modul Pendidikan Bahasa Indonesia di SD memiliki karakteristik yakni; berjalan secara spontan, tanpa sadar dan tanpa beban, kemudian terjadi secara langsung dalam situasi informal, yang didorong oleh kebutuhan memahami atau dipahami orang lain yang berlangsung secara terus menerus dalam konteks berbahasa yang nyata dan bermakna, serta diperoleh secara lisan melalui tindak berbahasa menyimak/ mendengarkan dan juga berbicara. Dari karakteristik tersebut dapat kita ketahui bahwa pemerolehan bahasa merupakan suatu cara anak mendapatkan bahasanya untuk berkomunikasi dengan orang sekitarnya. Dalam linguistik di pembelajaran sastra bahasa pertama anak ini disebut mother language atau bahasa ibu yakni bahasa utama yang diajarkan pada seseorang sejak lahir atau pada masa kanak-kanak, ini adalah bahasa yang diajarkan atau dipelajari secara alami melalui interaksi dengan orang tua atau orang terdekat. Anak mulai memperoleh bahasa pertamanya saat mereka dapat melafalkan 1 atau lebih suku kata yang kemudian dapat menjadi makna. Umumnya anak mendapatkan bahasa pertamanya dengan utuh saat anak berusia sekitar 12 bulan hingga 18 bulan yang akan terus berkembang seiring waktu dan terstimulasinya interaksi dengan lingkungan sekitarnya yang mendukung dalam pemerolehan bahasa yang lebih utuh. Setelah seorang anak memperoleh bahasa pertamanya yang secara alami digunakannya baik itu 1 bahasa atau 2 bahasa yang digunakannya sekaligus karena adanya penggunaan bahasa multilingual oleh orang tuanya. Selanjutnya anak dapat belajar bahasa kedua, bahasa kedua ini merupakan bahasa yang diperoleh setelah menguasai bahasa pertama dengan cara belajar atau mempelajari suatu bahasa yang selanjutnya dapat digunakan dalam waktu bersamaan atau pencampuran bahasa. Seperti contoh seorang anak yang tinggal di sebuah desa di daerah malang dengan kedua orang tua dan keluarga yang menggunakan bahasa jawa (ngoko) dan campuran bahasa Indonesia, kemudian anak tersebut mengaji dan belajar bahasa jawa (kromo inggil). Anak tersebut terbiasa mendengar dan diajak berbicara dengan bahasa kedua orang tuanya maka bahasa pertama anak tersebut adalah bahasa jawa (ngoko) dan bahasa indonesia, sedangkan bahasa jawa kromo inggil merupakan bahasa kedua karena diperoleh bukan secara alami melainkan dengan cara mempelajarinya dari sumber lain.
2. Terdapat beberapa pandangan para ahli (nativis, behavioris dan
kognitivisme) terkait pemerolehan bahasa pertama dan kedua, silahkan kemukakan pemahaman anda terkait beberapa pandangan tersebut!
Dalam teori pemerolehan bahasa yang pertama yakni pandangan
nativistis, yang ini menyatakan bahwa kemampuan anak berbahasa merupakan bawaan sejak lahir, bukan karena pengaruh lingkungan atau kemampuan anak dalam meniru orang sekitarnya. Karena dalam berbahasa anak dapat mengatakan atau memunculkan bahasa yang bahkan tak pernah di contohkan oleh orang di lingkungan sekitarnya, sehingga nativistis beranggapan bahwa akan mustahil anak dapat memunculkan ungkapan kreatif tersebut jika tidak memiliki kemampuan bawaan sejak lahir, dengan kerumitan komponen serta aturan dalam bahasa dan waktu yang sangat singkat yakni hanya sekitar 4 tahunan saja anak dapat mengembangkan kemampuan berbahasa yang sangat baik dan pesat. Teori yang di populerkan oleh Noam Chomsky ini menyebut kemampuan bawaan anak dalam berbahasa yakni disebut LAD atau languange acquisition device pada otak anak yang secara genetis tertanam, dan siap untuk berkembang ketika anak tersebut lahir. Kemudian berkembang dengan bantuan bahasa dari orang tuanya yang diproses dalam otak LAD dan selanjutnya menjadi sebuah kata yang diucapkan oleh anak atau menjadi sebuah bahasa. Selanjutnya behavioristis, berbeda dengan nativistis pendangan ini menyatakan bahwa pemerolehan bahasa dipengaruhi oleh rangsangan lingkungan dan stimulus eksternal, yang menekankan pentingnya penguatan dan pengulangan dalam pembelajaran bahasa, karena anak tidak berperan aktif melainkan hanya sebagai penerima pasif dari pembelajaran berbahasa. Dari pandangan kognitif, penguasaan atau pemerolehan bahasa anak ini ditentukan oleh daya kognitifnya, yakni anak berperan aktif dalam lingkungannya agar penguasaan bahasanya dapat berkembang dengan baik, seperti pemrosesan informasi dalam memahami struktur bahasa atau membuat hubungan antar kata dan konsep. Meskipun teori ini menekankan pada kognitif anak, namun interaksi sosial dianggap penting dalam pemerolehan bahasa karena berinteraksi dengan lingkungan akan memberikan kesempatan bagi anak untuk menggunakan bahasa, mendapatkan umpan balik dari bahasa yang disampaikannya, serta dapat memperluas pemahamannya tentang bahasa.