Anda di halaman 1dari 6

TUGAS KLIPING ARTIKEL/BERITA

PENDIDIKAN ANTI KORUPSI


“Ganjar Dilaporkan Ke KPK soal Dugaan Suap Perusahaan
Asuransi, TPN: Ini Gerakan Politik ”

Dosen Pengampu : M.Ahyani, S.Fil, l., M.AP

Di Susun Oleh :
Nama : Diah
NPM : 2022235
No. Absen : 08
Lokal : 4E Reguler

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI PUBLIK


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI AMUNTAI
2024
Ganjar Dilaporkan Ke KPK soal Dugaan Suap Perusahaan
Asuransi, TPN: Ini Gerakan Politik
Kompas.com - 05/03/2024, 16:07 WIB

Nicholas Ryan Aditya, Ihsanuddin Tim Redaksi Nicholas Ryan Aditya Penulis Ihsanuddin
Editor 27 Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo ditemui di Rumah Aspirasi Relawan
Ganjar-Mahfud, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/2/2024).

Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo ditemui di Rumah Aspirasi Relawan Ganjar-

Mahfud, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (23/2/2024). JAKARTA,

KOMPAS.com

Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Chico Hakim

menuding laporan terhadap calon presiden nomor urut 3 sekaligus mantan Gubernur Jawa

Tengah, Ganjar Pranowo ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait dugaan suap berupa

cashback dari perusahaan asuransi, adalah sebuah gerakan politik. "Kami melihat ini suatu

gerakan politik, ya bukan suatu murni gerakan yang menegakkan keadilan," kata Chico kepada

wartawan, Selasa (5/3/2024).


Ganjar Pranowo Dilaporkan ke KPK atas Dugaan Gratifikasi Chico menduga, gerakan politik

itu menandakan ketidaksukaan pihak-pihak tertentu kepada sosok Ganjar. Sebab, Ganjar adalah

sosok yang pertama kali menggulirkan rencana hak angket untuk menyelidiki dugaan

kecurangan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. "Kita melihat, kita tahu sekarang dengan adanya

masa-masa pemilu yang belum berakhir, dan terkait banyak hal yang terjadi, seperti disinyalir

banyaknya pelanggaran pemilu, dalam kampanye kecurangan-kecurangan," ucapnya. "Dan

penilaian dari kami ini, dugaan kami ini adalah adanya ketidaksukaan dari berbagai pihak

dengan kemudian mendorong untuk melakukan gerakan politik dengan melaporkan Bank

Jateng dan kemudian berimbasnya suatu magnetifitas dengan Pak Ganjar," nilai politikus PDI-P

ini.

Lebih jauh, Chico juga menilai laporan itu terlihat sangat dipaksakan. Chico mengaku sudah

melihat dan memeriksa situs resmi Indonesia Police Watch (IPW) sebagai pihak pelapor

Ganjar. "Kalau kita lihat dari laman resmi IPW, fungsi-fungsinya dia beberkan di sana. Kami

tidak melihat ada fungsi melaporkan sesuatu yang tidak berhubungan dengan Polri ke KPK,"

ungkapnya. "Dan ini terlihat dalam tanda kutip sangat kebetulan ketika Pak Ganjar orang

pertama yang melontarkan untuk menggulirkan hak angket, kemudian terjadilah laporan seperti

ini," pungkas Chico.

Sebelumnya diberitakan, IPW melaporkan Ganjar Pranowo dan eks Direktur Utama Bank

Jateng berinisial S ke KPK. Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mengatakan, Ganjar dan S

dilaporkan atas dugaan penerimaan gratifikasi dan atau suap berupa cashback dari perusahaan

asuransi. "IPW melaporkan adanya dugaan penerimaan gratifikasi dan atau suap yang diterima
oleh Direksi Bank Jateng dari perusahaan-perusahaan asuransi," kata Sugeng saat dikonfirmasi,

Selasa. Sugeng mengatakan, perusahaan asuransi itu memberikan pertanggungan jaminan kredit

kepada kreditur Bank Jateng yang dipahami sebagai cashback. Adapun nilai dugaan gratifikasi

atau suap itu mencapai lebih dari Rp 100 miliar. Angka tersebut senilai dengan 5,5 persen

cashback yang diberikan perusahaan asuransi. "Lebih dari 100 miliar. Direktur Bank Jateng S. S

ini mengundurkan diri tahun 2023 sesaat sebelum pilpres ya," kata Sugeng.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ganjar Dilaporkan Ke KPK soal Dugaan
Suap Perusahaan Asuransi, TPN: Ini Gerakan Politik", Klik untuk baca:
https://nasional.kompas.com/read/2024/03/05/16073671/ganjar-dilaporkan-ke-kpk-soal-
dugaan-suap-perusahaan-asuransi-tpn-ini.
Komentar Dari Saya :

Indonesia merupakan negara hukum yang mengedepankan demokrasi, tidak terasa


sebentar lagi, Bangsa Indonesia akan dihadapkan dengan Pemilihan Umum Serentak untuk
memilih Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi, dan DPRD
Kabupaten/Kota pada tahun 2024 nanti. Penyelenggaraan pemilu di Indonesia menggunakan
sistem demokrasi. Sistem demokrasi yang berlaku di Indonesia saat ini adalah demokrasi
pancasila. Hal ini dapat terlihat melalui salah satu ciri negara demokrasi yaitu kedaulatan yang
berada ditangan rakyat sehingga pelaksanaannya berdasarkan pada musyawarah untuk mufakat
dengan tujuan kesejahteraan rakyat itu sendiri, pelaksanaan sistem demokrasi ini harus sesuai
dengan Undang-Undang Dasar 1945. Oleh karena itu, dalam pemilu maka untuk menentukan
siapa yang akan menjabat berikutnya ditentukan oleh rakyat Indonesia sendiri melalui jumlah
pemilih terbanyak (voting) yang mana terhadap rakyat yang sudah memiliki Kartu Tanda
Penduduk diwajibkan untuk memberikan suaranya kepada salah satu calon atau pasangan calon
yang dipercayai.
Namun, dalam kenyataan yang dihadapi, ternyata tidaklah sesederhana itu. Pemilu di
Indonesia dapat dikatakan gagal, karena ditemukannya permainan kotor yang terjadi dibelakang
layar. Permainan kotor ini disebut dengan politik uang (Money Politic). Politik Uang
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pasangan calon atau pihak kubu atau tim sukses
pasangan calon untuk mempengaruhi masyarakat agar memilih mereka dengan imbalan yang
diterima bisa berupa uang maupun barang yang tidak sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan. Sehingga sudah tidak menjadi hal yang rahasia lagi, praktek ini telah mendarah
daging bahkan sudah tidak familiar karena sudah membudaya bagi rakyat Indonesia. Politik
uang ini merupakan fenomena yang menghancurkan subtansi demokrasi yang menjadi cita-cita
dari adanya sistem demokrasi itu sendiri.
Politik uang menjadi salah satu tantangan besar bagi Bangsa Indonesia. Dengan
banyaknya kasus yang melanggar Pasal 523 ayat (1), (2), dan (3) seperti yang disebutkan di atas
menunjukkan bahwa peristiwa tersebut termasuk pada tindak pidana korupsi, yaitu tindakan
suap menyuap. Berdasarkan definisinya suap-menyuap merupakan tindakan yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang untuk memberi atau menjanjikan sesuatu kepada
oranglain dengan maksud agar urusan dan keinginannya dapat terpenuhi, walau melanggar
prosedur. Suap-menyuap ini terjadi apabila ada transaksi atau kesepakatan antara kedua belah
pihak. Hal ini memiliki kesuaian dengan bunyi dari Pasal 523 ayat (1) dan (2) tersebut yaitu
“Setiap Pelaksana, peserta, dan/atau tim Kampanye Pemilu yang dengan sengaja menjanjikan
atau memberikan uang atau materi lainnya sebagai imbalan kepada peserta kampanye pemilu
secara langsung ataupun tidak langsung…”
Langkah untuk mengatasi politik uang dalam pemilu adalah dengan melawan oligarki
melalui konstitusi dan penegakannya dengan memasukkan isi perundang-undangan agar
terdapat ketentuan yang membatasi akses kelompok kaya atau kekuasaan pengendali sistem,
misalnnya terkait pemangku jabatan dalam politik. Ketentuan dalam undang-undang ini harus
diperdalam dan perlu penegakan hukum yang tegas. Seingga oknum-oknum yang berusaha
menguasai kekuasaan tidak bisa berlaku semena-menanya. Karena salah satu faktor utama
oligarki masih ada di Indonesia itu adalah karena aspek penegakan hukum untuk membatasi
gerak mereka masih sangat lemah.
Selain itu, upaya yang wajib untuk dilakukan pemerintah adalah memperketat
pengawasan terhadap penyelenggaraan pemilu dengan meningkatkan kinerja Bawaslu sebagai
lembaga yang diberikan fungsi salah satunya adalah melakukan pencegahan pelanggaran untuk
memaksimalkan strategi pencegahan permainan kotor politik uang yang terjadi tersebut. Salah
satu cara yang dapat dilakukan Bawaslu adalah dengan mengirimkan detektif untuk bergabung
dalam setiap kampanye atau sosialisasi yang dilakukan oleh masing-masing pihak pasangan
calon.
Selanjutnya, sebelum terselenggaranya Pemilu, sebaiknya pemerintah melakukan
kegiatan untuk mencerdaskan masyarakat dengan memberikan sosialisasi secara menyeluruh
kepada masyarakat di setiap wilayah Indonesia, agar masyarakat paham bahwa tindakan
menerima suap itu termasuk perbuatan yang salah dan melanggar hukum. Pemerintah juga
sebaiknya memperketat peraturan perundang-undangan agar penerima imbalan akan dikenakan
sanksi, sehingga masyarakat tidak mudah lagi menerima janji-janji manis para pelaku politik
uang tersebut.
Perlu dipahami lagi bahwa politik uang merupakan racun demokrasi yang akan
merusak sistem demokrasi di Indonesia apabila terus berkembang. Politik uang tidak hanya
merusak demokrasi akan tetapi bisa berimplikasi dengan lahirnya pemilu yang jauh dari asas
jujur dan adil seperti apa yang dicita-citakan. Apalagi praktek politik uang ini termasuk pada
tindak pidana korupsi karena adanya aktivitas suap-menyuap Berkembangnya politik uang yang
ini memiliki Hubungan yang terjadi pada zaman dahulu karena masih mempunyai peran dalam
perpolitikan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai