Clostridium
Clostridium
Clostridium tetani
NI’MATUL MURTAFI’AH
KLASIFIKASI BAKTERI
CLOSTRIDIUM TETANI
Bakteri Clostridium Tetani Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Bakteri
Filum : Firmicutes
Kelas : Clostridia
Ordo : Clostridiales
Keluarga : Clostridiaceae
Genus : Clostridium
Spesies : C. tetani
Nama binomial
Clostridium tetani
Sejarah
Tetanus dikenal orang-orang kuno, yang mengakui hubungan
antara luka dan kejang otot. Pada tahun 1884, Arthur Nicolaier
mengisolasi strychnine -seperti toksin tetanus, bakteri tanah
anaerob. Etiologi penyakit ini lebih lanjut dijelaskan pada tahun
1890 oleh Antonie Carl dan Giorgio Rattone , yang menunjukkan
transmissibility tetanus untuk pertama kalinya. Mereka
menghasilkan tetanus pada kelinci dengan menyuntikkan saraf
siatik dengan nanah dari kasus tetanus manusia dalam tahun
yang sama.
Fermentasi
Karakteristik
Obligate anaerobe
Suhu optimal 37 c PH 7.4
Pertumbuhan optimal pada darah & serum
Tumbuh dengan baik dalam media cair di mana
02 telah dihilangkan dengan cara mendidihkan
dan mengautoklafkan
media cair dengan zat pereduksi Cysteine,
Thioglycollate, Ironic iron, Disodium sulphide,
Sodium askorbat,
Spora C.tetani ditemukan di mana-mana
• Spora C. tetani ditemukan di tanah
Spora sangat tahan terhadap kekerasan
kondisi
• panas
• radiasi
• bahan kimia
• pengeringan
Masuknya C. tetani ke
dalam tubuh biasanya
melibatkan implantasi
spora mll luka
Setelah masuk, spora C.
tetani dapat bertahan
dalam tubuh selama
berbulan-bulan,
menunggu oksigen
rendah
kondisi efektif untuk
berkembang
SIKLUS HIDUP
Proses Patogenesis
Bakteri Clostridium tetani ini banyak ditemukan di alam,
tanah, kotoran manusia dan hewan terutama kuda
peliharaan dan di daerah pertanian. Tempat masuknya
kuman penyakit ini bisa berupa luka yang dalam yang
berhubungan dengan kerusakan jaringan lokal,
tertanamnya benda asing, lecet yang dangkal dan kecil
atau luka yang terkontaminasi tanah, trauma pada jari
tangan atau jari kaki yang berhubungan dengan patah
tulang jari dan luka pada pembedahan, (Indirasari, 2014).
Clostridium tetani masuk ke dalam tubuh manusia biasanya
melalui luka dalam bentuk spora. Penyakit akan muncul bila
spora tumbuh menjadi bentuk vegetatif yang menghasilkan
tetanospasmin pada keadaan tekanan oksigen rendah,
nekrosis jaringan atau berkurangnya potensi oksigen. Masa
inkubasi dan beratnya penyakit terutama ditentukan oleh
kondisi luka. Beratnya penyakit terutama berhubungan
dengan jumlah dan kecepatan produksi toksin serta jumlah
toksin yang mencapai susunan saraf pusat (Indirasari, 2014).
C.tetani produces
toxigenic Diseas
Spora C. tetani masuk ke tubuh lingkungan
oksigen rendah Spora biasanya masuk ke
dalam tubuh melalui luka tusukan yang dalam
atau lukaBakteri kemudian menghasilkan
racun tetanus yang menyebar keseluruh
tubuh
Salah satunya Toksin memblok implus saraf
yang mempengaruhi kerja otot (releksasi
otot). Racun ini bertanggung jawab untuk
menyebaban penyakit tetanus
Toksin yang diproduksi:
- Toksin tetanus atau tetanospasmin
- Eksotoksin yaitu tetanolysin— fungsi tidak diketahui.
Toxin
Tetanus neonatal:
Bentuk tetanus menyeluruh yang terjadi pada bayi baru lahir
terlahir tanpa perlindungan pasif karena imunitas ibu tidak
kebal.
Biasanya terjadi melalui infeksi pada pusar yang tidak sembuh
Methods of diagnosis
KULTUR
Medium solid
- Pertumbuhan lambat
- Medium NA Bergranular (butiran)
- Agar darah berdiameter 4-6 mm, datar,
berwarna abu-abu bening dengan permukaan
matt, beta hemolisis, Marjin rizoid tidak teratur
- Medium selektif polymycin B
UJI BIOKIMIA
Pengobatan Pemberian
Pemberian Antibiotik Antikolvusan
Diberikan parenteral Peniciline . Bila Penyebab utama kematian
sensitif terhadap peniciline, obat pada tetanus neonatorum
dapat diganti dengan preparat lain adalah kejang kronik yang
seperti tetrasiklin. Antibiotika ini hebat, muscular dan
hanya bertujuan membunuh bentuk laryngeal spasm beserta
vegetatif dari C. tetani, bukan untuk komplikaisnya. Dengan
toksin yang dihasilkannya. penggunaan obat – obatan
sedasi/muscle relaxans,
diharapkan kejang dapat
Pemberian diatasi.
Antitoksin
Antitoksin dapat digunakan Human Tetanus
Immunoglobulin (TIG) dengan dosis 3000-6000 U, satu
kali pemberian saja, secara IM tidak boleh diberikan
secara intravena karena TIG mengandung "anti
complementary aggregates of globulin ", yang mana
ini dapat mencetuskan reaksi allergi yang serius
Pencegahan
Pencegahan merupakan tindakan paling penting, yang
dapat dilakukan dengan cara :
1. Imunisasi aktif dengan toksoid
2. Perawatan luka menurut cara yang tepat
3. Penggunaan antitoksi profilaksis